Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

NAMA DOSEN : Dr. LA ODE SAIDI, M.Kom

KELOMPOK 1 :

ADLIYAH SAFRUDIN ( F1A216001 )


ARNIATI ( F1A2160
HARNAWATI HASIM ( F1A2160
L.M. RISMAN DWI JUMANSYAH ( F1A216034 )
SANDORA (F1A2160

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, yaitu makalah yang berjudul Gambaran
Umum Sistem Informasi Manajemen.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Diantaranya:

1. Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Bapak Dr. La Ode Saidi, M.Kom.
2. Orang tua yang selalu memotivasi untuk selalu bersemangat menghadapi kesulitan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) pertama kali muncul pada
pertengahan tahun 1960, ada optimisme yang belum terbukti bahwa Sistem Informasi
Manajemen akan menyediakan informasi untuk memenuhi kebutuhan semua manajer
perusahaan. Berbagai kegagalan awal menjadi sinyal yang jelas bahwa optimisme itu tidak
berdasar. Sistem informasi perusahaan (enterprise information system) menjadi populer
sejak tahun 1990, para analis memberikan berbagai alasan kepopuleran tersebut
dikarenakan kebutuhan dari informasi umum dan mencakup seluruh perusahaan.
SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga
kata pembentuknya, yaitu sistem, informasi, dan manajemen. Sistem merupakan
kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan
dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem adalah departemen-
departemen internal, seperti persediaan barang mentah, produksi, persediaan barang jadi,
promosi, penjualan, keuangan, personalia; serta pihak eksternal seperti supplier dan
konsumen yang saling terkait satu sama lain dan membentuk satu kesatuan usaha.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem
tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan
yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang
ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan),
mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan
sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung
operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Sistem ini menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman,
model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base.
Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi manajemen tanpa
komputer, tetapi adalah kemampuan komputer yang membuat SIM terwujud. Persoalannya
bukan dipakai atau tidaknya komputer dalam sebuah sistem informasi manajemen, tetapi
adalah sejauh mana berbagai proses akan dikomputerkan. Gagasan suatu sistem
informasi/keputusan berdasarkan komputer berarti automatisasi total. Konsep sistem
manusia/mesin menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia,
dan lainnya lebih baik dilakukan oleh mesin. Dalam sebagian terbesar persoalan, manusia
dan mesin membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui
serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.
Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti bahwa para
perancang harus memilih pengetahuan cukup mengenai komputer dan penggunaannya
dalam pengolahan informasi. Konsep manusia/mesin bahwa perancang sebuah sistem
informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi
dan perilaku manusia dalam mengambil keputusan.
Ada beberapa definisi dari Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) menurut para ahli, di
antaranya :
1) SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif
dalam organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
2) SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa.
Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai
apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa
yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk
laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi
digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat
keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995)
3) SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat
waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan
dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara
efektif dan pengendalian (Stoner, 1996)
2.2 Evolusi/Perkembangan Sistem Informasi Manajemen
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya komputer.
Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian
komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi
akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - masih
mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis
komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE).
Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang
menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk
mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep
sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk
menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer
mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi
manajemen.
Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan
institusi pemerintah dengan skala besar seperti departemen Keuangan khususnya untuk
menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. Namun demikian,
para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awal menyadari bahwa penghalang terbesar
justru datang dari para lapisan manajemen tingkat menengah
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami
kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya:
kekurangpahaman para pemakai tentang komputer,
kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran
manajemen,
relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta
terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem
informasi secara lengkap sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer.

Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen dari
Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems - DSS). DSS adalah sistem yang
menghasilkan informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau
keputusan yang harus dibuat oleh manajer.
Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor
(office automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan
produktivitas para manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan ektronik.
Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence
(AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk melakukan proses
lojik menyerupai otak manusia.
Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah Expert Systems (ES),
yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Semua
konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan
informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam area bisnis terfokus pada data.
Kemudian muncul penekanan pada informasi dan pendukung keputusan. Sekarang,
komunikasi dan konsultasi mendapat perhatian yang paling besar.

1) Fokus Awal pada Data

Selama paruh pertama abad 20, saat punched card dan keydriven bookkeeping
machines berada dalam masa jayanya, perusahaan-perusahaan umumnya mengabaikan
kebutuhan informasi para manajemen. Praktek ini diteruskan dengan komputer generasi
pertama yang terbatas hanya untuk aplikasi akutansi.
Nama yang diberikan ntuk aolikasi akutansi berbasis komputer awal ini adalah
pengolahan data elektronik (electronic data processing) atau EDP. Istilah EDP tidak lagi
populer, dan telah disingkat menjadi data processing (DP). Kita menggunakan istilah
Sistem Informasi Akutansi-SIA (accounting information system) untuk menggambarkan
sistem yang memproses alikasi pengolahan data perusahaan. SIA menghasilkan beberapa
informasi, sebagai produk sampingan dari proses akutansi.

2) Fokus Baru pada Informasi

Pada tahun 1964, diperkenalkan satu generas baru alat penghitung yang
mempengaruhi cara penggunaan komputer. Komputer baru ini menggunakan sirkuit
kepingan silikon yang memungkinkan daya pemrosesan yang lebih banyak dtiap
rupiahnya. Konsep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen atau SIM
dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tersebut.
Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama
menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh banyak perusahaan
besar.
Jalan yang ditempuh oleh para perintis ini tidaklah mulus.Hasil aktual jarang sesuai
dengan yang dibayangkan semula. Ada beberapa penyebab kekurangan ini, yaitu :
kurangnya pengetahuan tentang komputer diantara para pemakai
kurangnya pengertian bisnis dan keawaman spesialis standar sekarang

Tetapi satu kesalahan secara khusus menjadi ciri sistem yang mula-mula. Sistem
tersebut terlalu ambisius. Perusahaan-perusahaan mengira mereka dapat membangun
sistem informasi raksasa untuk mendukung semua manajer. Rancangan-rancangan sistem
menjadi membengkak, dan tugas tersebut menjadi tidak mungkin terkelola. Sebagian
perusahaan menyingkirkannya, menginvestasikan lebih banyak sumber daya, dan
akhirnya mengembangkan sistem yang dapat bekerja. Perusahaan yang lain memutuskan
untuk membauang seluruh ide SIM dan kembali ke DP.

3) Fokus Revisi pada Pendukung Keputusan

Sementara banyak orang hanya mengamati dari pinggir saat perusahaan-perusahaan


berjuang dengan SIM raksasa mereka, sejumlah ilmuan informasi pada Massachusetts
Institute of Technology (MIT) memformulasikan pendekatan yang berbeda. Ilmuan ini
adalah Michael S. Scott Morton. G. Anthony Gorry, dan Peter G. W. Keen, dan konsep
mereka disebut sistem pendukung keputusan (decision support system), atau DSS. DSS
adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang
harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer. Manajer
tersebut dapat berada di bagian mana pun dalam organisasi-pada tingkat manapun
dalam era bisnis apa pun.

Pada tahun-tahun awal era DSS, terdapat banyak argumen mengenai DSS dan SIM.
Apakah DSS menawarkan pedekatan baru pada pengguna komputer dan jika memang
demikian, bagaimana ? Argumen ini tidak pernah benar-benar terselesaikan, akan tetapi
maslah ini tampaknya tidak begitu kritis lagi sekarang, dibandingkan pada masa lalu.

Dalam pembahasan ini berpegang pada pandangan bahwa SIM adalah suatu sumber
daya organisasional. SIM dimaksudkan untuk menyediakan informasi pemecahan
masalah bagi sekelompok manajer secara umum, sedangkan DSS dimaksudkan untuk
mendukung satu orang manajer secara khusus. Kita memandang Sistem Informasi
Manajemen (SIM) sebagai suat sistem penghasil informasi yang mendukung sekelompok
manajer yang mewakili suatu unit organisasi seoerti suatu tingkat manajemen atau suatu
area bisnis.

4) Fokus Sekarang pada Komunikasi

Pada saat DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada aplikasi komputer yang
lain-Otomatisasi Kantor (Office Automation), atau OA. OA memudahkan komunikasi dan
meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui
penggunaan alat-alat elektronik.
OA dimulai tahun 1964 saat IBM mengumumkan produknya. Magnetic
Tape/Selectric Typerwrite (MT/ST), yaitu mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang
telah terekam dalam pita magnetik. Operasi pengeikan otomatis ini mengarah pada
aplikasi OA yang disebut pengolaha kata (word processing).
Otomatisasi kantor telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi
jarak jauh (teconferencing), voice mail, surat elektronik (electronic mail), electronic
calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. Kita menggunakan istilah
kantor maya (virtual office) untuk menggambarkan semua aplikasi otomatisasi kantor.
Semua aplikasi ini dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi.

5) Fokus Potensial pada Konsultasi


Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama
seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (Artifical
Intellegence), atau AI. Bagian khusus dari AI yaitu sistem pakar (expert system) atau ES,
mendapatkan paling banyak perhatian. Sistem pakar adaah suatu sistem yang berfungsi
sebagai seorang spesialis dalam suatu area. Misalnya, sistem pakar dapat menyadiakan
bagi seseorang manajer sebagai bantuan yang sama seperti yang diberikan oeleh seorang
konsultan manajemen. Satu keterbatasan sistem pakar adalah kecerdasannya tidak
berkembang seiring waktu. Satu cara untuk mengatasi keterbatasan ini adalah dengan
menggunakan jaringan saraf (neural networks) yang merupakan analaog matematik dan
elektronik dari otak manusia. Kita menggunakan istilah sistem berbasis pengetahuan
(knowledge-based system) untuk menggambarkan segala macam sistem yang
menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah.
Selama tahun 1990-an sejumlah perusahaan entah melakukan investasi besar dalam
sitem berbasis pengetahuan, dan melaporkan hasil yang dramatis. Namun, laporan baru-
baru ini mengenai ungkapan bahwa pencapaian tersebut mungkin tidak sedramatis
seperti yang diperkirakan semula. Masa depan sistem berbasis pengetahuan dibidang
bisnis tetap belum jelas.

2.3 Konsep Pokok Sistem Informasi Manajemen

Sebuah sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi yang selain
melakukan semua pengolahan transaksi atau kejadian yang perlu untuk sebuah organisasi,
juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan
pengambilan keputusannya. Sebuah sistem informasi berdasarkan komputer itu berbeda
sekali dengan sistem yang diolah secara manual.
Selain kita harus mengetahui definisi dari SIM, kita juga harus mengetahui dan
memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan informasi, pemakaian informasi, dan
nilai informasi.
Dibawah ini adalah pembahasan singkat tentang konsep-konsep pokok sistem
informasi manajemen.
Konsep Informasi
Informasi menambahkan sesuatu pada penyajian yaitu sehubungan dengan
waktu dan mutu.
Konsep Manusia sebagai Pengolah Informasi
Kemampuan manusia sebagai pengolah informasi menentukan keterbatasan
dalam sistem informasi dan mengesankan dasar-dasar rancangan mereka.
Konsep Sistem
Karena sistem informas manajemen adalah sebuah sistem, maka konsep
sistem perlu untuk memahami dan merancang ancangan pada pengembangan
sistem informasi.
Konsep Organisasi dan Manajemen
Sistem informasi berada di dalam sebuah organisasi dan dirancang untuk
mendukung fungsi manajemen. Informasi adalah penentu yang penting dalam
bentuk keorganisasian.
Konsep Pengambilan Keputusan
Rancangan SIM bukan hanya harus mencerminkan anacangan rasional
terhadap optimasi, tetapi juga teori keperilakuan pengambilan keputusan dalam
organisasi.
Konsep Nilai Informasi
Informasi mengubah keputusan, perubahan dalam nilai hasil akan
menentukan nilai informasi.

Sistem informasi dalam perusahaan juga merupakan sistem terbuka, dimana terjadi
arus sumber daya dengan lingkungannya. Dalam informasi, data input diperoleh dari
lingkungan, misalnya informasi kenaikan pajak yang diumumkan pemerintah, dan perubahan
kurs mata uang. Semua data dari luar tersebut mengalir masuk ke dalam sistem.
Oleh karena itu, sitem informasi membantu para manajer dan pimpinan perusahaan
untuk mendapatkan gambaran mengenai perusahaan. Informasi yang didapat merupakan
bahan masukan penting bagi manajer dalam pengambilan keputusan.

2.4 Profesional Sistem Informasi Manajemen


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/11/makalah-sistem-informasi-manajemen.htmL
http://totomugiono.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-sim.html\
http://hanihohoy.blogspot.co.id/2012/11/konsep-konsep-pokok-sistem-informasi.html
http://wikariani14212.blogspot.co.id/2016/09/evolusi-sistem-informasi-manajemen.html
http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/perkembangan-sistem-informasi-manajemen.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen
MAKALAH
KONSEP DASAR SISTEM DAN SISTEM INFORMASI

NAMA DOSEN : Dr. LA ODE SAIDI, M.Kom

KELOMPOK 1 :

ADLIYAH SAFRUDIN ( F1A216001 )


ARNIATI ( F1A2160
HARNAWATI HASIM ( F1A2160
L.M. RISMAN DWI JUMANSYAH ( F1A216034 )
SANDORA (F1A2160

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, yaitu makalah yang berjudul Konsep
Dasar Sistem dan Sistem Informasi.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Diantaranya:

1. Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Bapak Dr. La Ode Saidi, M.Kom.
2. Orang tua yang selalu memotivasi untuk selalu bersemangat menghadapi kesulitan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Oktober 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep Dasar Sistem Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci
lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu :
Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Konsep Dasar Informasi Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil
dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan
untuk pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.
Konsep Dasar Sistem adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk
dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut
kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan
mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau
peralatan sistem lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem dan Subsistem
Sebuah sistem adalah suatu susunan dari bagian-bagian yg teratur yg saling
berkaitan yg beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya apabila satu unit didalam suatu perusahaan mengalami
gangguan, maka unit yang lainnya pun akan terganggu dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Suatu sistem merupakan totalitas yang kompleks dan terorganisasi serta utuh. Suatu
sistem sebenarnya mencakup suatu spectrum yang sangat luas dari suatu paham. Sistem
dapat berupa abstrak dan fisik. Sistem abstrak adalah suatu susunan atas suatu gagasan
yang saling bergantung satu dengan yang lainnya. Sedangkan sistem fisik adalah susunan
teratur dari unsur-unsur yang saling berkesinambungan.
Suatu sistem terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan dan beroperasi
secara bersama utuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi jelas bahwa sistem bukan
merupakan suatu unsur yang tersusun secara tidak beraturan melainkan suatu unsur-unsur
yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Definisi sistem menurut para ahli :
a. Ludwig Von Bartalanfy
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi
diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
b. Anatol Raporot
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
c. L. Ackof
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari
bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
d. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.
e. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
f. C.W. Churchman
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan
untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
g. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
h. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling
berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling
pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, ini berarti bahwa
sistem berada pada lebih dari satu tingkat. Sebagai contoh perusahaan perbankan besar
semisal Bank Mandiri, sebagai suatu sistem, Bank Mandiri di suatu kota pastilah memiliki
kantor cabang di tiap kecamatan dan kantor cabang memiliki subsistem, diantaranya bagian
keuangan, bagian frontliner, dan lain sebagainya.
1. Pengunsuran
Konsep sebuah sistem menuntut perancangnya untuk mempertimbangkan
sistem sebagai suatu keseluruhan. Tetapi sistem mungkin terlalu besar, oleh
karena itu diuraikan menjadi subsistem. Boundary dan interface (penghubung)
ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan antar subsistem
didefinisikan secara jelas. Proses pengunsuran membagi sistem menjadi
subsistem yg lebih kecil sehingga mencapai ukuran yg dapat ditangani.
2. Penyederhanaan atau Simplikasi
Setiap sistem atau subsistem memiliki masukan, keluaran, dan interface
dengan subsistem-subsistem lainnya, sehingga akan menyebabkan banyak
interface yg harus didefinisikan. Contoh, 4 subsistem berinteraksi akan memiliki 6
interface, 20 subsistem akan memiliki 190 interface. Rumusnya adalah
n (n-1) n= banyaknya subsistem. Setiap jalinan adalah inteface yg berpotensi
untuk komunikasi antar subsistem dan mengandung jalur informasi. Proses
penyederhanaan dapat dilakukan dengan :
a. Gugus (cluster) subsistem ditentukan mana yg berinteraksi dg lainya
kemudian dibuat sebuah jalur interface dari gugus menuju subsistem
lainnya.
b. Metode untuk sistem pemisahan (decuopling) diadakan agar tidak
memerlukan analisis interaksi yg tepat.
3. Decoupling (pemisahan)
Dua subsistem yg berhubungan sangat erat membutuhkan koordinasi yg
ketat. Contoh, seandainya bahan baku langsung diproduksi pada saat ia tiba di
pabrik, maka dikatakan sistem bahan baku digandeng erat dg sistem produksi.
Pengaturan waktunya harus tepat untuk menghindari penundaan dalam produksi
atau terlalu cepat kedatangan sehingga tidak ada tempat untuk penyimpanan.
Proses produksi dapat mengalami penundaan tak terduga atau tak terencana.
Pemecahannya adalah dengan memisahkan atau mengendorkan hubungan
tersebut sehingga kedua sistem tersebut dapat beroperasi sejenak secara bebas.
4. Pengendalian dalam Sistem
Umpan balik yg bertujuan melunakkan dan mengurangi penyimpangan
terhadap standar disebut umpan balik negatif (negative feedback). Sedangkan
umpan balik positif (positive feedback) menambah kekuatatn arah gerak sistem.
Jadi umpan balik positif menyebabkan sistem mengulangi atau memperbesar
penyesuaian atau kegiatan.
2.2 Jenis-jenis sistem
A. Sistem Determinatik dan Sistem Probabilistik
Sebuah sistem deterministik beroperasi dengan cara yg dapat diramalkan secara
tepat. Interaksi antar bagian diketahui dengan pasti. Contoh program komputer.
Sistem probabilistik adalah sesuatu yg mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas
ramalan terhadap jalannya sistem. Contoh stok barang.
B. Sistem tertutup dan system terbuka
Sistem tertutup dalam fisika didefinisikan sebagai sebuah sistem yg mandiri ( self
contained ). Sistem ini tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan
lingkungannya. Contoh reaksi kimia dalam sebuah tabung.
Sistem terbuka mengadakan pertukaran informasi, materi atau energi dengan
lingkungannya, sistem penawaran.
C. Sistem manusia atau mesin
Sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat deterministik yg relatif tertutup.
Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan tepat seperti seharusnya. Dalam sistem
informasi, unsur mesin seperti komputer dan program komputer relatif tertutup dan
deterministik. Sedang unsur manusia adalah sistem terbuka dan probabilistik.
2.3 Pengendalian Sistem
Sistem informasi yang baik adalah sistem informasi yang dapat memberikan hasil
sebagaimana yang diharapkan oleh perancang dan pemiliknya. Sistem informasi yang baik
tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus dirancang dan dikembangkan
dengan baik. Cara merancang dan mengembangkan sistem yang baik harus dimulai dari
perencanaan yang matang, perancangan dengan baik, dan implementasi sistem dengan
memperhatikan berbagai factor yang menyebabkan sukses dan gagalnya sistem.
Di dunia saat ini, makin banyak perusahaan yang bergantung pada teknologi
informasi (TI) untuk memproses informasi bisnisnya secara elektronis. Organisasi
menggunakan TI untuk menjalankan bisnisnya, produksinya, dan melaksanakan
pelayanannya. Perusahaan tidak dapat lagi membangun penghalang di sekeliling sistem
informasinya serta mengunci semua orang di luar. Sebaliknya, mereka harus berbagi
informasi dan menggunakan TI untuk menghubungkan sistem informasinya dengan pihak-
pihak yang sering berinteraksi denganmereka, yaitu: pelanggan, vendor, pegawai, mitra
bisnis, pemegang saham, dan lembaga pemerintah. Peningkatan hubungan ini membuat
sistem informasi lebih rentan terhadap masalah.
Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya informasi
organisasi, harus menjadi prioritas pihak manajemen puncak. Oleh karena sistem informasi
berkembang,begitu pula dengan sistem pengendalian internal. Ketika bisnis bergeser dari
sistem manualke sistem komputer utama, pengendalian baru harus dikembangkan untuk
menurunkan atau mengendalikan risiko yang dibawa oleh sistem informasi berdasarkan
komputer yang baruini. Oleh karena adanya pergeseran ke lingkungan e-commerce
berdasarkan Internet, pengendalian baru perlu dikembangkan untuk mengendalikan
munculnya risiko-risiko baru. Untungnya, perkembangan dalam sistem informasi dan dalam
TI juga memberikan kesempatan bagi organisasi untuk meningkatkan pengendalian
internalnya.
Ada 4 prinsip secara umum untuk menetapkan apakah suatu sistem andal atau tidak,
yaitu:
1. Ketersediaan (availability). Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan
digunakan dengan mencantumkannya pada pernyataan atau perjanjian tingkat
pelayanan.
2. Keamanan (security). Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak
memiliki otorisasi. Hal ini akan membantu mencegah: a) penggunaan yang tidak
sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan
software, serta, b) pencurian sumber daya sistem.
3. Dapat dipelihara (maintainability). Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa
mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem. Hanya perubahan
dokumen yang memiliki otorisasi dan teruji sajalah yang termasuk dalam sistem
dan data terkait. Bagi seluruh perubahan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan, harus tersedia sumber daya yang mengelola, menjadwalkan,
mendokumentasikan, dan mengkomunikasikan perubahan ke pihak manajemen
dan para pemakai yang memiliki otorisasi.
4. Integritas (integrity). Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu
dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat
melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara
keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi
maupun yang tidak disengaja.

Bagi setiap prinsip keandalan di atas, tiga kriteria berikut ini dikembangkan untuk
mengevaluasi pencapaian prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1. Entitas memiliki tujuan kinerja (performance objective), kebijakan, dan standar yang
telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan telah memenuhi tiap
prinsip keandalan. Tujuan Kinerja didefinisikan sebagai tujuan umum yang ingin
dicapai entitas. Kebijakan adalah peraturan-peraturan yang memberikan arah formal
untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja. Standar merupakan prosedur yang
dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan.
2. Entitas menggunakan prosedur, sumber daya manusia, software, data dan
infrastruktur untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada
kebijakan dan standar yang telah ditetapkan.
3. Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian
dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.

Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu:


perencanaan strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan
melaksanakan dokumentasi.

Ancaman Terhadap Sistem

1. Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana
alam dan politik, seperti :
Kebakaran atau panas yang berlebihan
Banjir, gempa bumi
Badai angin, dan peran.
2. Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software dan tidak
berfungsinya peralatan, seperti
Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software,
Kegagalan sistem operasi,
Gangguan dan fluktuasi listrik.
Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
3. Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak disengaja, seperti;
Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
Kesalahan tidak disengaja karen teledor
Kehilangan atau salah meletakkan
Kesalahan logika
Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan
4. Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah tindakan disengaja, seperti:
Sabotasi
Penipuan computer
Penggelapan
5. Beberapa ancaman (threats) lainnya adalah :
Merekrut karyawan yang tidak kualified Hiring of unqualified
Pelanggaran hukum oleh karyawan (Violation of employment law)
Perubahan yang tidak diotorisasi opada file induk pembayaran (master
payroll file)
Ketidakakuratan data waktu (Inaccurate time data)
Ketidakakuratan proses pembayaran
Pencurian atau kecurangan pendistribusian pembayaran
Kehilangan atau tidak terotorisasi data pembayaran
Performansi jelek

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :


a. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
b. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
c. Struktur organisasional
d. Badan audit dewan komisaris
e. Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
g. Pengaruh-pengaruh eksternal

Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan karyawan agar karyawan
dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer. Aktivitas yang terkait dengan pelaporan
keuangan. Meliputi: Perancangan dokumen yang baik dan penggunaan dokumen bernomor
urut tercetak; Pemisahan tugas; Otorisasi atas transaksi; Pengamanan yang memadai; Cek
independen atas kinerja rekan sekerja; Penilaian (valuation) atas jumlah yang mesti dicatat
yang tepat.
Aktivitas yang terkait dengan pemrosesan informasi, meliputi pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi. Aktivitas ini membantu memastikan reliabilitas dan integritas
sistem informasi yang memproses informasi keuangan maupun informasi non keuangan.
Aktivitas pengendalian yang lain yang relevan dengan pelaporan keuangan adalah review
atas kinerja, yang meliputi :
a. Membandingkan anggaran dan nilai aktual
b. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif
c. Review atas kinerja fungsional atau area tertentu
d. Aktivitas Pengendalian

Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori
berikut ini
Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Pemisahan tugas
Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Penjagaan aset dan catatan yang memadai
Pemeriksaan independen atas kinerja
Aktivitas pengendalian dapat berupa:
Otorisasi semestinya terhadap transaksi
Dokumen dan catatan
Pengecekan independen
Pemisahan tugas
Pengendalian fisik
Review terhadap kinerja

Teknik Pengendalian Sistem

Pengendalian adalah cara, upaya dan alat yang digunakan untuk melindungi
perusahaan dari kerugian. Sistem informasi menghadapi banyak resiko dan ancaman,
sehingga harus dilindungi. Perlindungan terhadap sistem tidak hanya dilakukan sesaat,
tetapi terus menerus, karena serangan terhadap sistem informasi juga dapat terjadi setiap
saat.
Menurut Wing wahyu Winarno (2006: 11.10) terdapat beberapa metode
pengendalian sistem, antara lain :
a. Pengendalian Akses
b. Firewall
c. Kriptografi
d. Pembuatan backup
e. Disaster Recovery Plan
a. Pengendalian Akses
Pembatasan akses dapat dilakukan secara fisik maupun logik.
Pembatasan secara fisik dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut :
1. Peralatan komputer harus diletakan sedemikian rupa sehingga terlihat oleh
orang lain.
2. Peralatan komputer harus diletakkan di ruang khusun, terutama untuk
komputer yang digunakan untuk keperluan tertentu.
3. Penggunaan kartu juga diperlukan untuk membatasi akses.
Pembatasan secara logik dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut :
1. Pembatasan waktu penggunaan
2. Penggunaan user id dan password
3. Penggunaan data biometrik
4. Pembatasan program aplikasi yang digunakan oleh masing-masing pemakai
5. Pembatasan data yang boleh diakses dan dimodifikasi oleh masing-masing
pemakai dan manajemen.
b. Firewall
Firewall adalah fasilitas perlindungan yang ditetapkan pada sebuah
komputer untuk mencegah serangan dari pihak luar. Firewall dapat berupa
program dan dapat juga berupa alat. Firewall juga dapat dipasang di komputer
pribadi (agar ketika mengakses internet tidak dapat mudah diserang dari luar).
Fungsi firewall adalah mendeteksi komputer dari luar yang akan mengakses
fasilitas komputer di dalam perusahaan. Meskipun demikian, firewall tetap tidak
dapat menjamin komputer perusahaan terbebas dari serangan pihak luar, karena
bagaimanapun juga, firewall adalah sebuah program komputer, firewall yang
berupa hardware, dalamnya juga berisi program komputer,
c. Kriptografi
Kriptografi adalah pengubahan data dengan cara sistematk sehingga tidak
mudah dibaca oleh orang yang tidak berhak. Pada kriptografi pengacakan data
dilakukan dengan rumus yang sangat rumit, sehingga sulit dipecahkan dengan cara
manual. Dengan digunakannya komputer, kriptografi ini sekarang sudah lebih
canggih lagi. Salah satu metode yang banyak digunakan perusahaan dalam
mengamankan jaringan komputernya adalah dengan menerapkan SSL (Socket
Security Layer) yang sudah mencapai 128 bit. Dengan teknologi ini, bila seseorang
akan memecahkan password secara ilegal, diperlukan waktu hingga 128 tahu.
d. Pembuatan backup
Pembuatan data cadangan (backup) harus dilakukan secara berkala dan
rutin. Frekuensi pembuatan data tergantung banyak sedikitnya data. Apabila data
tidak begitu banyak, misalnya pada toko penjualan mobil, pembuatan cadangan
tiap dua minggu tidak akan menjadi masalah. Pembuatan cadangan pada
perusahaan biro perjalanan (yang menjual ratusan tiket pesawat terbang tiap hari),
pembuatan banckup data harus dilakukan tiap hari.
Data backup tidak harus disimpan semuanya, tetapi cukup beberapa
backup terakhir saja. Misalnya, toko penjual kendaraan yang membuat backup tiap
dua minggu, mungkin hanya cukup membuat backup hingga minggu ke-6 (berarti
sudah ada tiga backup). Pada saat memasuki minggu ke-8 (backup ke-4),
perusahaan dapat menghapus backup yang pertama. Karena sudah terlalu tua,
sehingga relatif tidak berguna. Pembuatan backup ini sering disebut dengan
metode grandfather father son atau kakek ayah anak.
e. Disater Recovery Plan
Disaster recovery planning (DRP) adalah perencanaan untuk pengelolaan
secara rasional dan cost-effective bencana terhadap sistem informasi yang akan
dan telah terjadi. Di dalamnya terdapat aspek catastrophe in information systems.
Seperti halnya polis asuransi, suatu perencanaan preventif terhadap bencana pada
sistem informasi dan pemulihan pasca bencana yang efektif harus dirasakan
manfaatnya walaupun bencana tak pernah akan terjadi justru karena efektivitas
sistem informasi tersebut. Namun runtuhnya sistem informasi itu sendiri
merupakan bencana, terhentinya kegiatan sehari-hari hari karena kehilangan
informasi.
Tujuan disaster recovery planning (DRP) adalah meminimumkan risiko dan
optimalisasi kesinambungan entitas dalam menghadapi risiko bencana. Apabila
manajemen tak mampu merumuskan manfaat DRP, atau menyimpulkan bahwa
manfaat DRP lebih kecil dari biaya DRP, maka program DRP tak akan dilaksanakan.
DRP merupakan strategi sedia payung sebelum hujan, seringkali upaya dan
belanja sumberdaya kecil-kecil berkesinambungan dan tak terasa, dibandingkan
besaran bencana. DRP merupakan kesediaan untuk menabung untuk bencana tak
terduga.
DRP administrasi dan akuntansi adalah perencanaan penghindaran-
pengurangan-pemulihan bencana yang meliputi kegiatan back up data, restorasi
data, teknik menjalan kegiatan normal walau sedang mengalami kesusahan-
bencana, perlindungan catatan tentang pihak ketiga (hutang-piutang),
perlindungan catatan harta, perlindungan LAN, proteksi dan restorasi kerusakan
perangkat keras, daftar karyawan kunci untuk DRP, Administrasi DRP, Backup
powersource dan daftar perangkat lunak yang dibutuhkan untuk DRP. Diantara itu
Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Hubungannya dengan Tingkat Manajemen
Organisasi

Banyaknya informasi yang diperlukan bagi kegiatan manajemen, mengakibatkan kegiatan


pengolahan informasi dilakukan oleh manusia dan mesin (komputer). Komputer hanyalah sebagai
alat bantu manusia dalam pengolahan data. Oleh karena itu untuk melaksanakan SIM sebaiknya
seseorang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai komputer dan penggunaannya dalam
pengolahan informasi. Pengolahan informasi oleh manusia, biasanya digunakan sistem file. Dahulu
umumnya sistem file dilakukan oleh masing-masing bagian organisasi, sehingga sering terdapat
duplikasi informasi yang menimbulkan inefisiensi dalam pengolahan maupun pengendaliannya. Oleh
karena timbul sistem informasi manajemen yang merupakan sistem informasi yang terpadu, dimana
data diintegrasikan melalui sistem database (data yang tersimpan dalam media penyimpanan
komputer).

Seseorang yang memiliki tugas mengambil keputusan tidak cukup hanya menerima data saja.
Mereka juga memerlukan cara pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Semua ini akan terpadu dalam penggunaan SIM. Berikut ini beberapa keuntungan
digunakannya sistem informasi manajemen dalam organisasi:

1. Keuntungan bagi proses planning, adalah setiap anggota organisasi bisa mendapatkan informasi
secara cepat, sehingga memungkinkan keterlibatan banyak orang dalam proses perencanaan.

2. Keuntungan bagi proses organizing adalah penggunaan SIM dapat meningkatkan koordinasi antar
anggota organisasi.

3. Keutungan bagi proses leading adalah penggunaan SIM dapat meningkatkan komunikasi antara
stakeholder.

4. Keuntungan bagi proses controlling adalah penggunaan SIM memungkinkan untuk melakukan
pengukuran unjuk kerja secara lebih intensif.

Beberapa pengguna SIM dan contoh penggunaannya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Petugas administrasi, untuk mengerjakan transaksi dan mengolah data.

2. Manajer tingkat bawah, untuk mendapatkan data operasi, membantu ), penyusunan jadwal,
mengetahui situasi yang tidak terkendali, dan mengambil keputusan.

3. Staf ahli, untuk mendapatkan informasi bagi analisisnya, membantu menganalisisnya, dan
membuat perencanaan dan pelaporan.

4. Manajemen, untuk laporan tetap, permintaan infoarmasi khusus, laporan khusus mengenai
problem dan peluan yang ada, dan untuk pengambilan keputusan.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi

Di dalam organisasi bisnis, terdapat fungsi-fungsi operasional dimana sistem informasi manajemen
dapat diterapkan dalam pengoperasiannya. Fungsi-fungsi operasi perusahaan serta contoh
penerapan sistem informasi manajemen didalamnya adalah sebagai berikut:

a. Pemasaran. Contoh: ramalan penjualan, perencanaan penjualan, analisa pelanggan dan penjualan.

b. Produksi. Contoh: perencanaan dan penjadwalan produksi, pengendalian biaya, analisis biaya.

c. Logistik. Contoh: perencanaan dan pengendalian pembelian, persediaan barang dan distribusi.

d. Personalia. Contoh: perencanaan kebutuhan personalia, penganalisa prestasi, administrasi gaji.

c. Keuangan dan Akuntansi. Contoh: analisa keuangan, analisis biaya, perencanaan kebutuhan
modal, perhitungan pendapatan.

CONTOH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Penerapan Sistem Informasi Manajemen atau yang disingkat SIM bisa dalam berbagai bidang.
Berikut ini saya akan memeberikan contoh penereapan SIM di bidang Rumah Sakit.

PENGERTIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

1. SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan memberikan
umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari
suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
2. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang menyediakan
informasi untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di
dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak
komputer, dan prosedur-prosedur manual;model-model untuk analisis, perencanaan,
pengawasan, dan pengambilan keputusan; dan suatu database (Gordon B.Davis dan
Margareth H.Olson).
3. Management Information System is a spesifically designed communication system in which
data are gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to manager (Rakich-Longest-
Darr).

Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem
informasi rumah sakit umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi
yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.
TUJUAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT ITU SENDIRI :

1. lebih menigkatkan pelayanan rumah sakit


2. agar data-data yang ada dalam rumah sakit tersusun rapih.
3. kemudahan dalam pencarian data obat, pasien dll yang berhubungan dengan rumah sakit.
4. meningktakan citra pelayanan rumah sakit.

MEKANISME KONTROL :

mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis, pemanfaatam


dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program, menyederhanakan pelayanan,
penilaian klinis, sistem ini berguna untuk menunjang proses fungsi fungsi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit.

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi


informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan
keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna
menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik.

Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 5
komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai
kebutuhan:

1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)


2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan
sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data
diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)

Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai
strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama
sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.

Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen
untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong Indonesia Sehat.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat
teraplikasikan dengan sukses :

1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari
survei awal hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya
faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua
bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan
dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka
waktu tidak terbatas.
2. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan
membuat sistem berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti
redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan
pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan
pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang
tenga medis.
3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan
berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun
sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah
berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah sakit
(kesehatan).
4. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam
pembangunan, komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras
(Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :

Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.


Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi
menangani proses maupun penampungan data.
Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan
pengembangan di masa yang akan datang.
Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor maupun
pasar.

Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa depan tentunya.

Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan
beberapa pendekatan, seperti:

1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem


informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan
lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran
keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic
planning level), yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan
informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data,
prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan
pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi
bagian modul-modul yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat
dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami
dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu
beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang,
sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.

Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit,

1. Rumah Sakit Vertikal


2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist

Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah


sejauh mana tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-
modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical
maupun swasta.

Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:

1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan
berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada
proses migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan
kekacaun pada data transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
8. dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai