Anda di halaman 1dari 132

PERTEMUAN 1

PENDAHULUAN
Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan adalah evaluasi posisi keuangan


serta kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan
laporan keuangan.

Analisis Laporan Keuangan adalah mencakup penerapan


metode dan tehnik analisis atas laporan keuangan dan data
lainnya untuk melihat ukuran dan hubungan tertentu yang
berguna dalam pengambilan keputusan(Bernstein;1983)

Analisa Laporan Keuangan adalah alat yang dapat dipergunakan


dalam memahami masalah serta peluang yang terdapat pada
laporan keuangan( Halfert;1982)
Arti Penting Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui gambaran


tentang posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-
hasil yang telah diperoleh perusahaan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses


akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
data keuangan antara pengelola perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data
tersebut.
Kegunaan Analisa Laporan Keuangan

Kegunaan dari ALK adalah:


1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas dari pada
laporan biasa.
2. Dapat mengetahui kesalahan dari laporan keuangan
3. Mengetahui sifat hubungan dan dapat melahirkan model
atau teori yang terdapat dilapangan seperti prediksi atau
peningkatan usaha
4. Dapat mengetahui atau membongkar kesalahan yang
terdapat dalam laporan keuangan dalam hubungannya
dengan fihak internal maupun eksternal
Tujuan Analisa Laporan Keuangan

1. Membantu dalam menilai posisi dan kinerja


perusahaan
2. Membandingkan posisi dan kinerja keuangan
perusahaan dengan posisi dan kinerja
keuangan perusahaan yang bersangkutan di
masa lalu, perusahaan lain dan industri
3. Membantu pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan
Fihak Yang Terlibat Terhadap laporan
Keuangan

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data


keuangan perusahaan antara lain:
1. Pemilik perusahaan/Komisaris
2. Manager perusahaan/Direktur
3. Para investor/Penanam Modal
4. Pemerintah/Kantor Pajak
5. Serikat Pekerja perusahaan
6. Kreditor/Pemberi pinjaman dan
7. Kurator/Fihak yang diberi kuasa saat pailit
Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan kemajuan secara
periodik yang dibuat oleh manajemen mempunyai sifat
historis dan menyeluruh dengan data-data yang berasal
dari kombinasi :
1. Fakta yang telah dicatat
2.Prinsip-prinsip dan kebiasaan kebiasaan dlm
Akuntansi
3. Pendapat pribadi
Keterbatasan Laporan Keuangan
Lap. Keuangan dibuat secara periodik bersifat interim/
sementara report dan bukan laporan yang bersifat final.

Lap. Keuangan menunjukkan angka rupiah yang


kelihatannya pasti dan tepat tetapi sebenarnya
penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin
berbeda atau berubah-rubah.

Lap. Keuangan disusun berdasar catatan transaksi


keuangan dengan nilai rupiah waktu atau tanggal lalu
tanpa memperhatikan daya beli uang yang semakin
menurun

Lap. Keuangan tidak memcerminkan berbagai faktor yang


tidak dapat diyatakan dengan uang tetapi mempengaruhi
posisi dan keadaan perusahaan,seperti prestasi dan
reputasi perusahaan.
Perlunya Pemeriksaan oleh Akuntan Publik

1. Laporan keuangan adalah ringkasan transaksi


keuangan sehingga datanya tidak terperinci bahkan
mungkin tidak asli lagi karena sudah diolah sedemikian
rupa sehingga kelihatan baik karena itu perlu
pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang akuntan
umum yang independent agar dapat dipercaya
keasliannya
2. Laporan keuangan supaya wajar dan tidak terjadi
kesalahan seharusnya dilakukan audit yang
independen terutama bagi perusahaan terbuka (Tbk)
atau perusahaan yang sudah go publik
PERTEMUAN II

BENTUK LAPORAN
KEUANGAN
Bentuk Laporan Keuangan

1. Neraca/Balance Sheet
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang Aktiva,
Hutang serta Modal dari suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu.
Pengertian Aktiva, Hutang dan Modal
Aktiva : Kekayaan perusahaan, baik yang mempunyai
wujud maupun tidak berwujud, pengeluaran-pengeluaran
yang belum dialokasikan serta yang harus dialokasikan.
Aktiva lancar/current assets
Aktiva
(Assets) Aktiva tidak lancar/tetap/fixed
assets
Rekening Neraca

Macam-Macam Aktiva
Aktiva Lancar Aktiva Tetap
Kas Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap Berwujud
Piutang Dagang Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Piutang Wesel Beban Yang Ditangguhkan
Persediaan Aktiva Lainnya
Piutang Penghasilan Good will
Biaya Dibayar Dimuka Hak Paten
Macam-Macam Hutang
Hutang Lancar Hutang Jangka Panjang
Hutang Dagang/Niaga Hutang Obligasi
Hutang Pajak Hutan Hipotik
Hutang Wesel Pinjaman Jangka Panjang
Lainnya
Biaya Yang Masih Harus
Dibayar
Hutang Jangka Panjang
yang Sudah Jatuh
Tempo
Penghasilan yang
Diterima Dimuka
Hutang Gaji
BENTUK NERACA
1. Skontro (Account Form) : Aktiva tercatat sebelah kiri
(debet) dan hutang serta modal tercantum di sebelah
kanan (Kredit)
2. Vertikal (Report Form) : Semua aktiva nampak di
bagian atas diikuti kelompok Hutang kemudian
kelompok modal

Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau


posisi keuangan perusahaan
Hutang/Liability
Hutang adalah Kewajiban keuangan perusahaan kepada
pihak lain yang belum terpenuhi
Hutang Lancar/current liability
Hutang
Hutang Jangka Panjang/Hipotik

Modal/Equity
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan

Modal dapat berupa saham, laba ditahan setoran modal


serta akumulasi depresiasi
Bentuk Sconto
PT. BSI
NERACA
31 Desember 20XX
----------------------------------------------------------------------------------------------
AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR
Kas xxx Hutang Dagang xxx
Hutang Dagang xxx Hutang Wesel xxx
Hutang Wesel xxx Hutang Pajak xxx
Hutang Pajak xxx Total Hutang Lancar xxx
Surat Berharga xxx
Piutang Wesel xxx HUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Dagang xxx Hutang Obligasi xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx Hutang Hipotik xxx
Total Aktiva Lancar xxx Total Hutang Jk Panjang xxx

AKTIVA TETAP MODAL


Tanah xxx Modal Saham xxx
Gedung xxx Laba Ditahan xxx
Mesin xxx Total Modal xxx
Kendaraan xxx
Inventaris xxx
Total Aktiva Tetap xxx
TOTAL AKTIVA xxx Total Hutang dan Modal xxx
Bentuk Vertikal/Stefel
PT. BSI
NERACA
31 Desember 20XX
AKTIVA LANCAR
Kas xxx
Surat Berharga xxx
Piutang Wesel xxx
Piutang Dagang xxx
Persediaan Barang Dagangan xxx
Total Aktiva Lancar xxx
AKTIVA TETAP
Tanah xxx
Gedung xxx
Mesin xxx
Kendaraan xxx
Inventaris xxx
Total Aktiva Tetap xxx
TOTAL AKTIVA xxx
Laporan Laba-Rugi/Income Statement

Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang


sistematik tentang penghasilan, Biaya-biaya,serta
laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu

Isi laporan Laba Rugi


1. Pendapatan atau penghasilan
2. Biaya Operasional
3. Pendapatan Non Operasional
4. Posisi laba atau rugi
Bentuk Laporan Rugi Laba
1. Single Step: dengan menggabungkan semua penghasilan
menjadi satu kelompok dan biaya-biaya dalam satu kelompok
sehingga untuk menghitung laba-rugi hanya mengurangi total
penghasilan dengan total biaya.
2. Multiple Step : bentuk ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
 Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh
dari usaha pokok perusahaan diikuti oleh Harga pokok
penjualan sehingga didapat laba kotor
 Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasi sehingga
laba kotor dikurang total biaya operasi disebut laba-rugi
operasi
 Bagian tiga menunjukkan pendapatan dan biaya-biaya
diluar operasi pokok perusahaan
 Bagian empat menunjukan Laba-rugi perusahaan
Bentuk Single Steep
PT. BSI
LAPORAN LABA RUGI
TAHUN 20XX

Penghasilan Operasi xxx


Penghasilan Non Operasi xxx
Total Penghasilan xxx

Harga Pokok Penjualan xxx


Biaya Operasional xxx
Biaya non Operasional xxx
Total Biaya xxx
Laba (Rugi) xxx
Bentuk Multiple Steep
PT. BSI
LAPORAN LABA RUGI
TAHUN 20XX
Penjualan kotor xxx
Potongan Penjualan xxx
Penjualan Bersih xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor xxx
Biaya-Biaya Operasi:
Biaya Pemasaran xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Total Biaya Operasi xxx
Laba Bersih Operasi xxx
Penghasilan dan Biaya non Operasi:
Penghasilan non operasi xxx
Biaya non operasi xxx
xxx
Laba (Rugi) xxx
PERTEMUAN III
ANALISA PEMBANDING LAPORAN
KEUANGAN
ANALISA PEMBANDING LAPORAN
KEUANGAN
Tujuan Analisa :
Menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan
perusahaan
Faktor-faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian oleh penganalisa adalah :
1.Likuiditas: Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan,
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban pada saat ditagih/kuwajiban jangka pendek
( kurang dari satu tahun )
Jenis kewajiban
Jenis kewajiban keuangan tersebut adalah berhubungan:
a. Dengan pihak luar atau kreditor
b. Dengan proses produksi (pihak intern)

Aktiva Lancar
Likuiditas = ---------------------- x 100%
Hutang Lancar

Hasil Perhitungan:
a. Likuid  Likuiditas > 100%
b. Illikuid  Likuiditas < 100%
Jenis Rasio
2. Solvabilitas: Menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
Total Aktiva
Solvabilitas = ------------------- x 100%
Total Hutang

Hasil Perhitungan:
a. Solvabel  Solvabiltas > 100%
b. Insolvabel  Solvabilitas < 100%
Jenis Rasio (Lanjutan)
3.Rentabilitas:Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba saham periode tertentu.
Laba
Rentabilitas = --------------- x 100%
Modal
Macam – Macam Rentabilitas
a. Rentabilitas Ekonomi
Merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
laba dengan semua modal yang bekerja di dalamnya baik
modal sendiri maupun modal asing
EBIT
RE = ----------------------------------------- x 100%
Modal Sendiri + Modal Asing
Macam- macam rentabilitas (lanjutan)

b. Rentabilitas Modal Sendiri


Merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
laba dengan hanya modal sendiri yang bekerja didalamnya

EAT
RE = ------------------------ x 100%
Modal Sendiri
Susunan L/R
Struktur Laporan Rugi Laba
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor xxx
Biaya Operasi xxx
Earning Before Intersest & Tax xxx  EBIT
Bunga xxx
Earning Before Tax xxx  EBT
Bunga xxx
Earning After Tax xxx  EAT

Keterangan:
EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak
EBT = Laba sebelum Pajak
EAT = Laba Setelah pajak
Contoh:
PT. BSI mempunyai data keuangan sebagai berikut:
Neraca per 31 Desember 2012
----------------------------------------------------------------------------------------------
Kas 20.000 Hutang Dagang 75.000
Efek 60.000 Hutang Pajak 15.000
Piutang Dagang 80.000
Persediaan Brg Dag 65.000 Hutang Jk Pjg 130.000

Aktiva Tetap 275.000 Modal saham 280.000


Total Aktiva 500.000 Total Pasiva 500.000

Hitunglah:
Berapakah besarnya/tingkat likuiditas,solvabilitas serta rentabilitas jika:
Penjualan tahun 2012 sebesar Rp 750.000.000,-, besarnya HPP 75%
biaya operasi sebesar Rp 135.000.000,- dan bunga 10% dari hutang
jangka panjang, dan pajak 15%
Pertanyaan:
Hitunglah:
HitungBerapakah tingkat likuiditas,solvabilitas serta
rentabilitas jika:
Penjualan tahun 2012 sebesar Rp 750.000.000,-, besarnya
HPP 75% ,biaya operasi sebesar Rp 135.000.000,- dan bunga
10% dari hutang jangka panjang, dan pajak 15%

4.Stabilitas Usaha: Menunjukkan kemampuan perusahaan


untuk melakukan usahanya dan stabil
Prosedur Analisis
Dimulai dengan memahami laporan keuangan karena
bentuk dan isi laporan keuangan antara perusahaan
akan berbeda-beda.

Mengadakan analisa dan interprestasi dengan metode


dan teknik analisa yang tepat untuk tujuan analisa.

Metode & Teknik Analisa


a.Digunakan untuk menentukan dan mengatur
hubungan pos-pos yang ada dalam laporan.
b.Bertujuan untuk menyederhanakan data sehingga
dapat lebih dimengerti
Metode dan Teknik Analisa
1. Metode analisa :
a. Analisa Horizontal : Membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan
diketahui perkembangannya ( Dinamis )
b. Analisa Vertikal : Laporan yang dianalisa hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja ( Statis )

2. Teknik Analisa yang biasa digunakan


a. Analisa pembanding laporan keuangan
b. Trend dan kemajuan keuangan perusahaan
c. Laporan dengan prosentase per komponen
d. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
e. Analisa sumber dan penggunaan kas
f. Analisa ratio
Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Dilakukan dengan cara melakukan pembandingan neraca
untuk dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi.

Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau


pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang besar
akan terlihat dengan jelas dan dapat segera diadakan
penyelidikan atau analisa lebih lanjut

Tujuannya adalah untuk mengetahui perkembangan


keuangan perusahaan dari tahun ke tahun
Prosedur
Sebelum mengadakan analisa, penganalisa harus:
• 1. Benar-benar memahami laporan keuangan ybs
• 2. Dapat menggambarkan aktivitas perush dalam LK
• 3. Mempunyai kemampuan/ kebijakan dalam pengambilan
• kesimpulan
4. Memperhatikan perubahan-perubahan kondisi perusahaan

Tehnik Analisa
• Analisas Perbandingan laporan keuangan yaitu teknik yang
membandingkan dua laporan keuangan atau lebih
– 1. Data Absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
– 2. Kenaikan atau penurunan dalam rupiah
– 3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
– 4. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
– 5. Prosentase dari total
Tahun Pembanding
Jika dua periode yang dibandingkan maka tahun awal
sebagai tahun pembanding

Jika lebih dari dua periode maka dapat digunakan cara


sebagai berikut:
1. Tahun paling awal digunakan sebagai tahun
pembanding
2. Perbandingan dapat dilakukan dg data keuangan dari
tahun sebelumnya
3. Dasar pembanding adalah rata-rata dari jumlah
kumulatif seluruh periode yang bersangkutan
Trend atau tendensi

Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan yang


dinyatakan dalam prosentase

Laporan dengan prosentase per komponen atau common


size statement.
1. Analisa sumber dan penggunakan kas
2. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
3. Analisa Ratio
4. Analisa Break Even
5. Analisa Laba Kotor
Analisi Laporan Keuangan

Analisis Pembanding Laporan Keuangan

Dengan pembandingan LK akan diperoleh data tentang


perkembangan perusahaan, yang mungkin disebabkan:
1. Laba atau rugi operasional atau insidentil
2. Diperolehnya aktiva baru atau perubahan bentuk aktiva
3. Timbulnya atau lunasnya hutang
4. Adanya penambahan atau pengurangan modal
Contoh:

31 Desember Kenaikan dan % dari total


Pos-pos penurunan Ratio
Neraca
2011 (Rp) 2012 Rp % 2011 2012
(Rp)
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (F)
Kas 8.000 16.000 8.000 100 2,0 3 6
Brg Dagangan 40.000 30.000 10.000* 25* 0,75 17 11
Piutang 20.000 5.000 15.000* 75* 0,25 9 2
Tanah 75.000 90.000 15.000 20 1,20 32 34
Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 1,50 22 28
Aktiva tetap 40.000 50.000 10.000 25 1,25 17 19
lain
Jumlah aktiva 233.000 266.000 33.000 14 1,14 100 100
Keterangan:

C = Perubahan yang terjadi dalam absolutnya (dalam rupiah)


D = Perubahan atau pengurangan yang dinyatakan dalam %
E = Dihitung dg membagi jumlah rupiah, tiap pos dari tahun
yang dibandingkan dengan tahun pembanding
F = % dari total dihitung dengan membagi masing-masing pos
aktiva dengan jumlah aktiva
PERTEMUAN IV

ANALISA PEMBANDING LAPORAN


KEUANGAN LANJUTAN
TREND DALAM PROSENTASE

Jika Analis akan melakukan pembandingan


laporan keuangan yang lebih dari 3 tahun
lebih baik jika menggunakan angka index
Semua data keuangan yang dianalisa
dihubungkan dg angka index dalam bentuk
prosentase
Dengan menganalisa lebih dari 3 tahun maka
akan diketahui kecenderungan atau trend dari
posisi keuangan apakah meningkat, tetap
atau menurun
Contoh

Pos-pos 31 Des 20XX (000) Tren dalam prosentase


2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
Rp Rp Rp Rp Rp % % % %
Aktiva Lancar
Kas 100 120 130 90 140 120 130 90 140

Piutang neto 860 880 790 860 840 102 92 100 98


Persediaan 620 760 900 1000 1060 123 145 161 171
Aktiva lcr lainnya 20 30 10 10 20
Jumlah aktiva lcr 1600 1790 1830 1960 2060 112 114 123 129

Aktiva tdk lcr neto 2780 2780 2830 2890 2910 100 102 104 105

Jumlah aktiva 4380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
Lanjutan
Pos-pos 31 Des 20XX (000) Tren dalam prosentase

2008 2009 2010 2011 2012 2009 201 2011 201


0 2
Rp Rp Rp Rp Rp % % % %
Hutang lancar 460 480 500 520 510 104 109 113 111
Htg jk panjang 250 250 250 250 100 100 100 100 100
Jumlah hutang 710 730 750 770 760 103 106 108 107

Modal saham 2800 3000 3000 3000 3000 107 107 107 107
Laba di tahan 870 840 910 1080 1210 99 105 124 139

Jumlah modal 3670 3840 3910 4080 4210 105 107 111 115

Jumlah pasiva 4380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
Lanjutan
Pos-pos 31 Des 20xx(000) Tren dalam prosentase

2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012

Rp Rp Rp Rp Rp % % % %
Penjualan netto 2800 2860 3310 3740 4260 102 118 134 152
HPP 1940 1970 2200 2550 2830 102 113 131 146

Laba penjualan 860 890 1110 1190 1430 103 129 138 166

Biaya penjualan 430 430 460 500 550 100 107 116 128

Bi. Administrasi 190 200 230 250 260 105 121 132 137
Biaya operasi 620 630 690 750 810 101 111 121 131

Laba operasi 240 260 420 440 620 108 175 183 258

Pendapatan lain 50 60 70 100 70


Pendapatan 290 320 490 540 690 110 169 186 238
neto
Keterangan
Untuk menghitung trend perlu ditetapkan tahun dasar sebagai
dasar penilaian (dlm contoh tahun dasar 2008
Cara penghitungan trend kas tahun 2009 adalah:
Kas tahun dasar (2008) adalah 100.000 dengan angka
index 100, sedang saldo kas tahun 2009 sebesar 120.000,
maka indexnya adalah 120.000/100.000 x 100% = 120 %
ini berarti :
a,. Kas tersedia tahun 2009 adalah 120 % dari uang
kas tahun 2008
b. Kas tahun 2009 naik 20 % dari kas th 2008
c. Uang kas ’2009 20% lebih besar dari uang kas 2008
Trend dapat diperbandingkan apabila memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Prinsip-prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten dlm
pencatatan akuntansi pd. periode bersangkutan
2. Tidak terjadi perubahan nilai uang dan harga yang berbeda
(I/D)
Laporan Dengan Prosentase Per Komponen
Laporan yg disajikan dalam persentase seperti persentase dari
masing-masing pos aktiva, terhadap total aktivanya masing-
masing pos. pasiva thd total pasiva serta pos-pos laba rugi
terhadap total penjualan nettonya, sehingga diperoleh dasar atau
ukuran umum sebagai pembanding disebut laporan dengan
persentase per komponen.
Pembuatan persentase tsb dpt dilakukan :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva serta total penjualan netto
masing-masing dan 100 %
2. Hitung ratio dari tiap-tiap pos dg cara membagi jumlah rupiah
masing-masing pos aktiva dg total aktivanya, jumlah rupiah
pos-pos pasiva dan total pasivanya, dan masing-masing pos
laba/rugi dg total penjualan nettonya dikalikan 100 %
Contoh :
Saldo piutang 31 Des’77 Rp. 1.324.200, total aktiva 31 Des’77
Rp. 5.488.400 maka persentase = 1.324.200/5.488.400 x 100
% = 24 %
Evaluasi terhadap Common Size
Statement
Laporan dengan persentase per komponen dari total aktiva
yg telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis
aktiva, dengan membandingkan persentase tersebut dg
persentase rata-rata industri akan diketahui apakah
investasi kita telah kurang/melebihi batas-batas yang
umum berlaku.
Laporan dg cara ini menunjukkan sumber-sumber dari mana
dana yang diinvestasikan dlm aktiva tsb.
persentase perkomponen hanya menunjukkan trend dan
tidak menunjukkan ada tidaknya perubahan secara
absolut.
PERTEMUAN V

ANALISA RATIO
ANALISA RATIO
• Analisa Ratio : menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan antara
jumlah tertentu dengan jumlah yang
lainnya.
• Analisa ratio dapat menjelaskan kepada
penganalisa tentang baik dan buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama jika dibandingkan
dengan ratio pembanding standar
Dasar pembanding angka ratio
• Untuk menentukan baik buruknya angka ratio Likuiditas,
Solvabilitas dan Rentabilitas suatu perusahaan diperlukan alat
pembanding yaitu ratio standar

• Ratio Standar : Ratio rata-rata dari seluruh perusahaan yang


ada pada industri
• Jika ratio standar tidak ada dalam bentuk yang tetap maka
ratio standar dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
– Mengumpulkan Lap. Keuangan dari perusahaan-
perusahaan yang ada pada industri kemudian menghitung
angka Ratio masing-masing perusahaan
– Menyusun angka ratio itu dari yang tertinggi sampai yang
terendah dan menghapus ratio yang extrem (terlalu rendah
atau tinggi )kemudian menghitung ratio rata-ratanya dan
ratio ini yang digunakan sebagai ratio standar
• Standar ratio bukan merupakan angka pembanding yang pasti
tetapi dapat digunakan sebagai pedoman bagi penganalisa
Penggolongan Angka Ratio
• Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio dapat
digolongkan menjadi :
– Ratio-ratio Neraca semua datanya dari neraca
– Ratio-ratio Laba-rugi Semua datanya dari laba-
rugi
– Ratio-ratio antar laporan  datanya berasal dari
neraca dan laporan laba-rugi
• Dilihat dari tujuan penganalisa pada umumnya, angka
ratio dapat dibedakan :
– Ratio-ratio Likuiditas
– Ratio-ratio Solvabilitas
– Ratio-ratio Rentabilitas
Ratio modal kerja atau Likuiditas
• Ratio modal kerja digunakan untuk menganalisa dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek
• Bagi manajemen perusahaan dapat digunakan untuk
mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam
perusahaan
• Bagi pemegang saham dan kreditor jangka panjang
digunakan untuk mengetahui prospek deviden dan
pembayaran bunga masa datang
• Kriteria perusahaan yang mempunyai posisi keuangan
yang kuat adalah :
– Dapat memenuhi kewajibannya tepat waktu
– Dapat memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi
yang normal
– Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan
– Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan
Ratio-Ratio Likuiditas
• Current Ratio
– Digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu
perusahaan
Aktiva lancar
Current ratio : x 100%
Hutang Lancar
– Curent ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor
jangka pendek atau kemampuan untuk membayar hutang
jangka pendek
– Curren ratio yang tinggi menunjukkan kelebihan uang atau
aktiva lancar lainnya dibandingkan kebutuhan sekarang,
dan jika current ratio rendah kondisinya sebaliknya
Acid Test Ratio

• sering juga disebut Quick ratio yaitu kemampuan


perusahaan memenuhi kewajiban tanpa
memperhitungkan persediaaan
Aktiva lancar - persediaan
• Acid test ratio : X 100 %
Hutang lancar
Perputaran Piutang
• Piutang yang dimiliki perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan penjualan kredit ( piutang berasal dari
penjualan kredit)
• Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulan dapat
dimulai dengan menghitung tingkat perputaran piutang

Total penjualan kredit


• Tingkat perputaran piutang : X100%
Rata-rata Piutang

• Rata-rata piutang (Bln) : Saldo piutang tiap akhir tahun


dibagi Dua belas
Perputaran Piutang (Lanjutan)

• Rata-rata piutang (tahunan) : Saldo piutang awal tahun


ditambah saldo akhir tahun dibagi dua
• Makin tinggi ratio ini menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah dan keadaan
sebaliknya jika ratio ini rendah
• Waktu rata-rata pengumpulan piutang = jumlah hari
dalam satu tahun (360 hari) dibagi dengan tingkat
perputaran piutang
Perputaran persediaan
Harga pokok penjualan
• Perputaran persediaan : X 100%
Rata-rata persediaan
Rata-rata persediaan : persediaan awal tahun ditambah
persediaan akhir tahun dibagi dua
Perputaran persediaan menujukkan berapa kali jumlah
persediaan barang dagangan diganti atau dijual dalan
satu tahun
• Rata-rata persediaan tersimpan digudang dapat dihitung
dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun (360 hari)
dengan perputaran persediaan
Perputaran Modal Kerja

• Menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan


penjualan dan juga menunjukkan banyaknya penjualan
yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah modal
kerja

Total penjualan
• Perputaran modal kerja : X100%
Modal kerja rata-rata
PERTEMUAN 6

RATIO SOLVABILITAS, RENTABILITAS DAN


RATIO LAIN-LAIN
RATIO SOLVABILITAS
• Para kreditor jangka panjang atau pemegang saham
walaupun berminat terhadap posisi keuangan jangka
pendek tetapi mereka lebih berminat dengan kondisi
jangka panjang karena kondisi yang baik dalam jangka
pendek tidak menjamin adanya kondisi yang baik pula
untuk jangka panjang karena itu perlu diadakan analisa
ratio solvabilitas
• Ratio-ratio solvabilitas terdiri dari :
Ratio Modal Sendiri Dengan Total Aktiva
I Modal sendiri
• Rumus : x 100%
Total aktiva
• Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan yang dimiliki
kreditor, makin tinggi ratio ini berarti semakin kecil
jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk
membiayai aktiva perusahaan
• Ratio ini disebut juga Preprietory ratio atau
Stockholder’s equity ratio
Ratio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap
Modal sendiri
• Rumus : x 100%
Total aktiva tetap
• Jika ratio ini lebih besar dari 100% berarti aktiva
tetap dibiayai seluruhnya oleh pemilik
perusahaan dan sebagian aktiva lancar juga
dibiayai oleh pemilik
• Jika ratio ini dibawah 100% berarti aktiva
tetapnya sebagian dibiayai oleh pinjaman dan
seluruh aktiva lancar dibiayai dengan pinjaman
Ratio Aktiva Tetap Dengan Hutang Tetap
Total aktiva tetap
• Rumus : x100%
Total hutang jangka panjang

• Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan yang dimiliki


kreditor jangka panjang karena itu semakin tinggi ratio
ini berarti semakin besar jaminan dan keamanan
memberikan pinjaman kepada perusahaan
• Ratio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva
tetap
RATIO RENTABILITAS
• Rasio-rasio Rentabilitas digunakan untuk mengukur
profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan
untuk operasi perusahaan atau mengukur kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan

• Rasio Rentabilitas terdiri dari :


Ratio Operating Income
Dengan Operating Assets
• Ratio ini menghubungkan antara keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan (Operating
Income) dengan kekayaan yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan (operating assets)

Laba usaha (Operating income)


• Rumus = x100%
Aktiva Usaha ( Operating assets)

– Operating assets = Semua aktiva kecuali investasi jk


panjang dan aktiva lain yang tidak digunakan dalam
kegiatan usaha untuk memperoleh penghasilan
Dengan Operating Assets (Lanjutan)

• Jika ratio ini rendah menunjukkan adanya kemungkinan :


– Adanya Over investment dalam aktiva operasi
– Merupakan cermin rendahnya volume penjualan
dibanding ongkos-ongkos yang diperlukan
– Adanya inefisiensi
– Adanya kegiatan ekonomi yang menurun
Turn Over dari Operating Asssets
Penjualan
Rumus =
Operating assets
• Ratio ini menunjukkan berapakali Operating assets
berputar dalam satu periode yang biasanya selama
satu tahun
• Dalam menganalisa ratio ini sebaiknya
diperbandingkan selama beberapa tahun sehingga
diketahui trend dari penggunaan operating assets ,
jika trend ini cendrung naik berarti perusahaaan
semakin efisien
Return on Investment (ROI)
• Ratio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari
keseluruhan operasi perusahaan yaitu dengan
mengukur kemampuan perusahaan dengan semua
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan
untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan laba

• Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :


– Turn over dari operating assets (Tingkat perputaran
aktiva yang digunakan untuk operasi)
– Profit Margin (Besarnya keuntungan operasi
dibanding jumlah penjualan yang diyatakan dalam
prosentase)
Return on Investment (ROI) lanjutan
• Rumus = Operating assets turn over x Profit
margin

Penjualan Laba Usaha


atau : x
Operating assets Penjualan

• Kegunaan ROI
– Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal
yang bekerja, efisiensi produksi, efisiensi bagian
penjualan
– Dapat mengukur efisiensi dari tindakan yang
diambil oleh bagian atau devisi
– Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas
masing-masing produk yang dihasilkan
– Dapat digunakan untuk keperluan perencanaan
Return on Investment (ROI) lanjutan

• Kelemaham ROI
– Sukar untuk membandingkan ROI antar
perusahan satu dgn yang lain karena kadang
terdapat perbedaan praktek akuntansi
– Metode ini tidak memperhatikan nilai waktu uang
atau fluktuasi dari nilai uang
– Tidak dapat digunakan untuk membandingkan
dua perusahaan atau lebih.
Ratio Lain-lain
• Disamping ratio likuiditas,solvabilitas dan
rentabilitas masih ada ratio lain yaitu:
– Ratio Laba Kotor
• Ratio ini menggambarkan laba kotor yang
dapat dicapai setiap rupiah penjualan dan
apabila ratio ini dikurangi dengan 100% maka
akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk
menutup biaya operasi dan laba bersih
Penjualan - HPP
– Rumus = x100%
Penjualan

Laba kotor
atau = x100 %
Penjualan
Operating Ratio
Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi
perusahaan dan ratio yang tinggi menunjukkan
keadaan yang kurang baik karena setiap rupiah
penjualan, yang terserap dalam biaya juga tinggi
HPP + Biaya Operasi
Rumus = x 100 %
Penjualan bersih
Perputaran
• Perputaran Hutang Dagang

Pembelian
– Rumus =
Rata-rata hutang dagang

• Rata-rata Hutang = Hutang dagang awal


tahun ditambah hutang dagang akhir tahun
dibagi dua
• Periode rata-rata pembayaran hutang = 360
hari dibagi tingkat perputaran piutang
PERTEMUAN 9
LATIHAN SOAL
Analisa Ratio
PERTEMUAN 10
Analisa Ratio
Lap. Keuangan Proyeksi
Contoh kasus
Soal
• PT. XYZ selama lima tahun terakhir rata-rata penjualan per tahun
Rp 75.000.000 dan perusahaan merencanakan bahwa penjualan
tahun 2003 tetap sama
• Angka-angka ratio rata-rata masa lampau yang ingin
dipertahankan adalah:
1. Perputaran kas = 25 kali
2. Perputaran Piutang = 25 kali
3. Perputaran Persediaan = 12,5 kali
4. Perputaran aktiva = 4 kali
5. Ratio hutang jk panjang dgn Aktiva = 33,333 %
6. Ratio modal dengan aktiva tetap = 200 %
7. Ratio biaya penjualan dgn Penjualan = 5%
8. Operating Ratio = 92 %
9. Pajak Pendapatan = 92 %
10. Gross profit = 30 %
Neraca
• Neraca awal tahun 2003 adalah:

PT. XYZ
Neraca per 1 Januari 1979
Kas 1.500.000 Hutang lancar 1.500.000
Pihutang 1.500.000 5% Obligasi 4.500.000
Persediaan 4.500.000 Modal 9.000.000
Aktiva tetap 7.500.000 Total 15.000.000
Jumlah 15.000.000

Buatlah Neraca Laporan keuangan proyeksi


Jawab

• Perputaran kas 25 x ; Kas awal tahun 1.500.000


Kas rata-rata = 1/25 x 75.000.000 = 3.000.000
= (1.500.000 + X) / 2 = 3.000.000
X = 6.000.000 – 1.500.000
Kas akhir tahun = 4.500.000
• Perputaran piutang = 25 x ; Piutang awal tahun
1.500.000
Piutang rata-rata = 1/25 x 75.000.000 = 3.000.000
= (1.500.000 + X) / 2 = 3.000.000
X = 6.000.000 – 1.500.000
Piutang akhir tahun = 4.500.000
Jawab (lanjutan)
• Perputaran persediaan = 25 x ; Piutang awal tahun
1.500.000
Persediaan rata-rata = 1/12,5 x 75.000.000 = 6.000.000
= (4.500.000 + X) / 2 = 6.000.000
X = 12.000.000 – 4.500.000
Persediaan akhir tahun = 7.500.000

• Perputaran Total Aktiva = 4 x ; Aktiva awal tahun


15.000.000
Aktiva rata-rata = 1/4 x 75.000.000 = 18.750.000
= (15.000.000 + X) / 2 = 18.750.000
X = 37.500.000 – 15.000.000
Aktiva akhir tahun = 22.500.000
Jawab (lanjutan)
• Aktiva tetap = 22.500.000 – (4.500.000 + 4.500.000
+ 7.500.000 )
= 22.500.000 – 16.500.000
= 6.000.000

• Ratio antara Hutang jk panjang dgn Aktiva = 33,333 %


Hutang jk panjang = 1/3 x 22.500.000 => 7.500.000

• Ratio Modal dgn Aktiva Tetap = 200%


Modal = 2 x 6.000.000 = 12.000.000

• Hutang Lancar = 22.500.000 – (7.500.000 – 12.000.000)


= 3.000.000
Neraca
PT. XYZ

Neraca per 31 Desember 1979

Kas 4.500.000 Hutang lancar 3.000.000

Pihutang 4.500.000 5% Obligasi 7.500.000


Persediaan 7.500.000 Modal 12.000.000
Aktiva tetap 6.500.000 Total 22.500.000
Jumlah 22.500.000
Rasio
• Gross profit margin = 30 %
Laba Kotor = 30% x 75.000.000
= 22.500.000
• Harga pokok penjualan
= 75.000.000 – 22.500.000 = 52.500.000

• Operating ratio = 92 %
Operating ratio = (HPP + Bi. Operasi ) / Penjualan
= (52.000.000 + B. Operasi )/ 92 % x 75.000.000
Biaya operasi = 69.000.000 – 52.500.000
= 16.500.000
Rasio
• Ratio biaya penjualan dengan penjualan = 5 %
Biaya penjualan = 5% x 75.000.000 = 3.750.000

• Biaya Administrasi dan umum = 16.500.000 -3.750.000


= 12.750.000

• Pajak Pendapatan = 50 % x Laba bersih


= 50% x ( laba kotor – biaya operasi)
= 50% x ( 22.500.000 – 16.500.000)
= 3.000.000
PT. XYZ
Laporan Laba-Rugi Proyeksi
Per 31 Des 2003
Penjualan 75.000.000
HPP 52.500.000
Laba kotor 22.500.000
Biaya operasi:
Biaya penjualan 3.750.000
Biaya Administrasi umum 12.750.000
16.500.000
Laba Bersih 6.000.000
Pajak Pendapatan 50 % 3.000.000
Laba setelah pajak pendapatan 3.000.000
PERTEMUAN 11
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN
MODAL KERJA
Pengertian Sumber Dan Penggunaan
Modal Kerja
• Laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca, laba-rugi,
dan perubahan modal, tetapi perusahaan ada yang
menyusun laporan sumber dan penggunaan dana karena
dengan laporan ini akan diketahui bagaimana perusahaan
mengelola dan menggunakan dana yang dimilikinya.

• Ada tiga pengertian dari dana atau fund yaitu :


– Dana sama dengan “modal kerja” sehingga laporan
sumber dan penggunaan dana menggambarkan suatu
ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja dan
perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode
yang bersangkutan.
pengertian dari dana atau fund (lanjutan)

– Dana sama dengan “Kas” sehingga laporan sumber


dan penggunaan modal kerja menggambarkan
sumber dan penggunaan kas selama periode yang
bersangkutan.
– Dana sebagai “net monetary assets” yaitu kas dan
aktiva lain yang mempunyai sifat yang sama dengan
kas
Definisi Modal Kerja

Ada tiga konsep atau definisi dari modal kerja yaitu :


• Konsep Kuantitatif
– Konsep ini menitik beratkan pada jumlah yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai
operasinya yang bersifat rutin sehingga dengan konsep ini
modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital)
• Konsep Kualitatif
– Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam
konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva
lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital)
Definisi Modal Kerja (lanjutan)

• Konsep fungsionil
– konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang
dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan
dari usaha pokok
• Dalam uraian berikutnya istilah “modal kerja” adalah
net working capital atau kelebihan aktiva lancar atas
hutang lancar sedang modal kerja sebagai aktiva
lancar digunakan gross working capital (modal kerja
bruto)
Pentingnya Modal Kerja
• Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus
cukup membiayai pengeluaran-pengeluaran atau
operasi perusahaan sehari-hari karena dengan modal
kerja yang cukup dapat menguntungkan bagi
perusahaan disamping perusahaan dapat beroperasi
dengan ekonomis dan efisien

• Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja


yang cukup bagi perusahaan adalah :
– Sifat dan type perusahaan
– Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang yang akan dijual serta harga per
satuan barang tersebut
– Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
– Syarat penjualan
– Tingkat perputaran persediaan
Sumber Modal Kerja

• Pada dasarnya modal kerja terbagi dua yaitu :


– Bagian yang tetap yaitu jumlah minimum yang
harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan
dengan lancar tanpa kesulitan keuangan
– Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya
tergantung aktivitas musiman dan kebutuhan-
kebutuhan diluar aktivitas biasa.
• Catatan :Kebutuhan modal kerja permanen atau
tetap sebaiknya dibiayai oleh pemilik
perusahaan/pemegang saham atau bisa juga
berasal dari hutang jangka panjang tetapi harus
diperhatikan jatuh temponya.
Sumber Modal Kerja (lanjutan)

• Modal kerja perusahaan pada umumnya berasal dari :


– Hasil operasi perusahaan ditambah depresiasi dan
amortisasi
– Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
dari investasi jangka pendek
– Penjualan aktiva tidak lancar
– Penjualan saham atau obligasi
Penggunaan Modal Kerja
• Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan
bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan tetapi penggunaan aktiva lancar
tidak selalu diikuti berubahnya atau turunnya modal kerja
• Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya
modal kerja adalah :
– pembayaran biaya biaya operasi perusahaan
– kerugian-kerugian karena adanya penjualan surat berharga
ataupun kerugian insidentil lainnya.
– Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar
untuk tujuan jk panjang
– Adanya pembelian aktiva tetap,investasi jk panjang atau
aktiva tidak lancar lainnya
– Pembayaran hutang-hutang jk panjang
– Pengambilan prive oleh pemilik
Penggunaan Modal Kerja (lanjutan)

• Penggunaan aktiva lancar yang tidak mengakibatkan


berkurangnya modal kerja adalah :
– pembelian surat-surat berharga (marketable
securities)
– pembelian barang dagangan atau bahan-bahan
secara tunai
– perubahan bentuk piutang ke bentuk piutang yang
lain
Laporan Sumber dan penggunaan
modal kerja
• Laporan sumber dan penggunaan modal kerja harus
menunjukkan dua hal yaitu :
– Bagian pertama menunjukkan perubahan yang
terjadi untuk setiap jenis/elemen modal kerja dan
perubahan modal kerja secara total
– Bagian kedua menunjukkan sumber dan
penggunaan modal kerja atau sebab-sebab terjadi
perubahan modal kerja.
contoh ilustrasi
PT. INDIRASARI
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 Desember 1977, 1978
Rekening 31 Desember Naik atau
1977 1978 Turun *
Kas 545.500 919.700 374.200
Pihutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang wesel 500.000 250.000 *250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Tanah 200.000 200.000
Gedung 1.600.000 2.000.000 400.000
Alat Kantor 700.000 850.000 150.000
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN (lanjutan)
Rekening 31 Desember Naik atau
1977 1978 Turun *
Cad. Penyusutan 225.000 261.000 35.500
Gedung
Cad. Peny. Alt Kantor 153.000 201.000 48.000
Hutang Dagang 655.000 552.200 *102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 *25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
Hutang Obligasi 600.000 450.000 *150.000
Modal Saham 2.000.000 2.600.000 600.000
Laba yang ditahan 1.771.400 2.293.300 521.900
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
Jawaban
PT. INDIRASARI
Laporan Perubahan Modal Kerja
Untuk tahun 1978
31 Desember Modal Kerja
1977 1978 Naik Turun
Kas 545.500 919.700 374.200
Piutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang Wesel 500.000 250.000 250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Hutang Dagang 655.000 552.200 102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
895.900 390.500
Kenaikan Modal Kerja 505.400
895.900 895.900
Jawaban (lanjutan)
• Sumber Modal Kerja :
– Hasil Operasi : Laba 521.900
Depresiasi 83.500
605.400
– Penjualan Saham 600.000
1.205.400
• Penggunaan Modal Kerja:
– Pembelian Gedung 400.000
– Pembelian Alat-alat Kantor 150.000
– Pembayaran Hutang Obligasi 150.000
700.000
• Kenaikan Modal kerja 505.400
PERTEMUAN 12

ANALISA SUMBER DAN


PENGGUNAAN KAS
Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
• Laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut
dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan-penggunaannya
• Laporan sumber dan penggunaan kas sifatnya lebih luas
dari laporan laba-rugi baik yang berdasarkan cash basis
maupun accrual basis.
• Laporan sumber dan penggunaan modal dapat digunakan
sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas masa yang
akan datang
Sumber dan Penggunaan Kas

• Sumber penerimaan kas perusahaan pada umumnya


dapat berasal dari :
– Hasil penjualan investasi jangka panjang, Aktiva tetap
baik berwujud maupun tidak berwujud
– Penjualan atau emisi saham atau adanya
penambahan modal oleh pemilik
– Pengeluaran tanda bukti hutang baik jangka pendek
maupun jangka panjang, serta bertambahnya hutang
yang diimbangi penerimaan kas
– Adanya penurunan atau pengurangan aktiva lancar
selain kas yang diimbangi dengan penerimaan kas
– Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau
deviden, sumbangan atau hadiah
Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas (lanjutan)

• Sedang pengeluaran kas dapat terjadi disebabkan


oleh :
– Pembelian saham atau obligasi untuk investasi
jk pendek maupun panjang, pembelian aktiva
tetap lainnya
– Penarikan kembali saham yang beredar
maupun pengambilan kas oleh pemilik
– Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
jk pendek atau jk panjang
– Pembelian barang dagangan secara tunai dan
pembayaran biaya operasi perusahaan
– Pengeluaran kas untuk membayar deviden
Laporan Sumber dan
Penggunaan Kas

• Bagi external analis penyusunan laporan sumber dan


penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis
perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang
diperbandingkan antar dua periode serta informasi
informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan-
perubahan tersebut.
contoh kasus
PT. INDIRASARI
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN
31 Desember 1977, 1978
Rekening 31 Desember Naik atau
1977 1978 Turun *
Kas 545.500 919.700 374.200
Pihutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang wesel 500.000 250.000 *250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Tanah 200.000 200.000
Gedung 1.600.000 2.000.000 400.000
Alat Kantor 700.000 850.000 150.000
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
NERACA YANG DIPERBANDINGKAN (lanjutan)

Rekening 31 Desember Naik atau


1977 1978 Turun *
Cad. Penyusutan Gedung 225.000 261.000 35.500
Cad. Peny. Alt Kantor 153.000 201.000 48.000
Hutang Dagang 655.000 552.200 *102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 *25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
Hutang Obligasi 600.000 450.000 *150.000
Modal Saham 2.000.000 2.600.000 600.000
Laba yang ditahan 1.771.400 2.293.300 521.900
Jumlah 5.826.900 6.926.000 1.059.100
Jawaban
PT. INDIRASARI
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Periode yang berakhir 31 Desember 1978

Sumber kas dari :


1. Hasil Operasi selama Th 1978
laba bersih 521.900
Ditambah dengan :
penurunan piutang wesel 250.000
Penurunan persekot biaya 9.000
Kenaikan hutang gaji 131.500
Depresiasi Aktiva tetap 83.500
474.000
995.900
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas (lanjutan)
Pindahan hal sebelumnya 995.900

Dikurangi dengan :
Kenaikan pihutang dagang 288.600

kenaikan persediaan 105.300

penurunan hutang dagang 102.800


penurunan hutang wesel 25.000
521.700
474.200
2. Penjualan modal saham 600.000
1.074.200
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas (lanjutan)

Pindahan hal sebelumnya 1.074.200

Penggunaan kas untuk :


1. Pembelian gedung 400.000
2. Pembelian alat kantor 150.000

3. Pembayaran hutang obligasi 150.000


700.000
Kenaikan Kas 374.200
PERTEMUAN 13

ANALISA BREAK EVEN


Pendahuluan
• Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapat
laba, dan besar kecilnya laba adalah ukuran kesuksesan
sebuah pengelola perusahaan, Karena itu menejemen
harus mampu merencanakan sekaligus mencapai laba
yang besar
• Perencanaaan perusahaan dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya dengan membuat budget
• Untuk mencapai laba yang besar perusahaan dapat
melakukan beberapa langkah yaitu:
– Menekan biaya produksi serendah mungkin
dengan mempertahankan harga jual dan volume
penjualan
– Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai lab
yang dikehendaki
– Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin
Pendahuluan (lanjutan)
• Ketiga langkah diatas tidak dapat dilaksanakan secara
terpisah pisah karena ketiga faktor tersebut saling
berhubungan karena itu penggunaan budget akan lebih
baik jika disertai teknik analisa lain seperti analisa break
even point
• Break even point dapat diartikan suatu keadaan dimana
dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi
• Analisa break even tidak hanya semata-mata untuk
mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja
tetapi analisa break even mampu memberikan informasi
kepada pimpinan mengenai berbagai tingkat volume
penjualan serta hubungannya dengan kemungkinan
memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
Penentuan Tingkat Break Even

• Untuk menentukan tingkat break even biaya harus dibagi


dua yaitu:
– Biaya Tetap : Biaya yang jumlah totalnya tetap tidak
berubah dalam range output tertentu, tetapi untuk setiap
satuan produksi akan berubah-rubah sesuai perubahan
hasil produksi
– Biaya Variabel : biaya yang jumlah totalnya akan naik-
turun sebanding dengan hasil produksi atau volume
kegiatan tetapi untuk setiap satuan produksi akan tetap
• Untuk memudahkanTingkat
Penentuan penjelasan diberikan
Break data-data
Even sebagai
(lanjutan)
berikut :
• Kapasitas produksi 240.000 satuan
Firma “ NURVIATI & Co”
Budget Rugi-LabaTahun 1979
Budget Penjualan (200.000 satuan @ 250) 50.000.000
Budget Biaya Tetap Variabel
Bahan Langsung -- 9.000.000
Tenaga Kerja -- 10.000.000
Overhead pabrik 7.000.000 3.000.000
Biaya Administrasi 6.000.000 1.000.000
Biaya Distribusi 5.000.000 3.000.000
Jumlah 18.000.000 26.000.000 44.000.000
Laba yg dibudgetkan 6.000.000
Rumus
Biaya Tetap
Break Even (dlm Satuan) =
Margin per satuan barang

Atau

Biaya Tetap
Harga jual per satuan - Biaya variabel per satuan

Jadi Break even=


18.000.000/ (250 -130) = 150.000 Satuan
Rumus (lanjutan)
Biaya Tetap
Break Even (dlm Rupiah) =
Margin Income Ratio(MIR)

Hasil penjualan - Biaya variabel


• MIR
Hasil Penjualan

Hasil Penjualan Biaya Variabel


Hasil Penjualan Hasil Penjualan

= 1 - Biaya variabel
Hasil Penjualan
Biaya tetap
Break even =
(dlm Rupiah) 1 – Biaya variabel
Penjualan
Contoh
Contoh Pembuatan Grafik Break Even Point

Volume Hasil Biaya Biaya Jumlah Laba(Rugi


Penjualan Penjualan Tetap Variabel Biaya )
Rp Rp Rp Rp Rp
(Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan) (Ribuan)
10 2.500 18.000 1.300 19.300 (16.800)
20 5.000 18.000 2.600 20.600 (15.600 )
30 7.500 18.000 3.900 21.900 (14.400 )
40 10.000 18.000 5.200 23.200 (13.200 )
50 12.500 18.000 6.500 24.500 (12.000 )
60 15.000 18.000 7.800 25.800 (10.800 )
70 17.500 18.000 9.100 27.100 (9.600 )
80 20.000 18.000 10.400 28.400 (8.400 )
90 22.500 18.000 11.700 29.700 (7.200 )
100 25.000 18.000 13.000 31.000 (6.000 )
Pembuatan Grafik Break Even Point (lanjutan)

Volume Hasil Biaya Biaya Jumlah Laba(Rugi)


Penjualan Penjualan Tetap Variabel Biaya

Rp (Ribuan) Rp Rp (Ribuan) Rp (Ribuan) Rp


(Ribuan) (Ribuan)

110 27.500 18.000 14.300 32.300 (4.800)


120 30.000 18.000 15.600 33.600 (3.600 )
130 32.500 18.000 16.900 34.900 (2.400 )
140 35.000 18.000 18.200 36.200 (1.200 )
150 37.500 18.000 19.500 37.500 0
160 40.000 18.000 20.800 38.800 1.200
170 42.500 18.000 22.100 40.100 2.400
180 45.000 18.000 23.400 41.400 3.600
190 47.500 18.000 24.700 42.700 4.800
200 50.000 18.000 26.000 44.000 6.000
Grafik Break Even point

60000
Titik Break even
50000 Daerah Laba

40000
Daerah Rugi
Hasil penjualan
Bi. Variabel
30000 Biaya tetap
Jumlah Biaya
20000

10000 Biaya Tetap

0
10
30
50
70
90

0
0
0
0
0
11
13
15
17
19
Anggapan-Anggapan dan Keterbatasan
Analisa Break Even Point
• Umumnya anggapan dasar yang digunakan dalam Analisa
break even adalah sebagai berikut:
a. Biaya harus dapat dipisahkan menjadi dua yaitu Biaya
tetap dan variabel
b. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai
kapasitas penuh, dan biaya ini akan tetap ada
walaupun perusahaan berhenti operasi.
c. Biaya Variabel akan berubah secara proporsional
dengan perubahan volume penjualan dan adanya
sinkronisasi antara produksi dengan penjualan.
d. Harga jual persatuan tidak akan berubah berapapun
unit yang dijual atau tidak ada perubahan harga
secara umum
Anggapan-Anggapan dan Keterbatasan
Analisa Break Even Point (lanjutan)

e. Hanya ada satu macam barang yang diproduksi


dan dijual jika lebih dari satu macam maka
komposisi penjualannya akan konstan.
• Dengan anggapan diatas maka garis-garis jumlah
penjualan dan jumlah biaya semua nampak lurus
karena semua perubahan dianggap proporsional
terhadap Volume penjualan
• Analisa Break Even baik dengan rumus matematika
maupun Grafik tidak dapat menunjukan kepada
penganalisa tentang penjualan yang optimum atau
tingkat penjualan yang dapat memperoleh keuntungan
terbesar
Margin of Safety (MoS)
• Hubungan atau selisih antara penjualan yang
dibudget atau tingkat penjualan tertentu dengan
penjualan pada tingkat break even disebut tingkat
keamanan (Margin of safety) bagi perusahaan
dalam melakukan penurunan penjualan.

Penjualan per budget


%
Penjualan per break even

Penjualan Per Budget - Penjualan Per Break even


%
Penjualan per Budget
Contoh
• Dari contoh soal Firma NURVIA & Co dapat dihitung
1. (50.000.000/37.500.000) X 100 % => 133,33%
2. ((50.000.000 – 37.500.000)/ 50.000.000) X 100% =
25%
Kesimpulan:
• Tingkat penjualan perusahaan tidak boleh turun lebih
dari 25% dari penjualan yang direncanakan atau
33,33% dari tingkat penjualan break even yang telah
ditentukan agar tidak mengalami kerugian
• MoS penjualan tersebut dapat dinyatrakan dalam
hasil penjualan atau jumlah satuan penjualan untuk
tahun 1979 adalah :
33,33% x 37.500.000 =12.500.000 atau 50.000 satuan
25 % x 50.000.000 = 12.500.000 atau 50.000 satuan
PERTEMUAN 14

ANALISA BREAK EVEN 2


Akibat Perubahan Berbagai Faktor

• Salah satu aspek penting dalam analisa break even


alah bahwa adanya perubahan dalam satu faktor atau
lebih yang mempengaruhi analisa dapat diadakan
penilaian atau evaluasi.
• Faktor-faktor yang dapat berubah dalamhubungannya
dengan analisa break even point adalah
1. Perubahan biaya tetap
2. Kenaikan biaya Variabel
3. Kenaikan Harga
4. Perubahan komposisi penjualan
Perubahan Biaya tetap
• Perubahan biaya tetap akan menyebabkan perubahan
jumlah biaya secara keseluruhan pada berbagai tingkat
penjualan akan berubah juga, dengan berubahnya biaya
maka tingkat penjualan break even juga berubah juga
• Dengan contoh soal Firma Nurvia & Co jika manajemen
dapat menekan biaya tetap sebesar 10% maka

Biaya tetap x 90 %
Break even =
(dlm Rupiah) 1 – Biaya variabel
Penjualan = 18.000.000 x 90 %
1 – 26.000.000
50.000.000

33.750.000 atau 135.000 satuan


Kenaikan Biaya Variabel

• Dengan berubahnya biaya Variabel maka tingkat


penjualan break even juga berubah juga
• Dengan contoh soal Firma Nurvia & Co jika manajemen
Memperkirakan biaya Variabel naik sebesar 10% maka:

Biaya tetap
Break even =
(dlm Rupiah) 1 – Biaya variabel x 110%
Penjualan
= 18.000.000
1 – 26.000.000 x 110 %
50.000.000

42.056.075 atau 168.225 satuan


Kenaikan Harga
• Peningkatan keuntungan dapat dilakukan dengan
menaikan harga jual tetapi perlu dilakukan penelitian
pasar apakah kenaikan harga tersebut dapat
menyebabkan penurunan penjualan yang pada akhirnya
juga akan mempengaruhi tingkat break even point
• Misalnya Firma Nurviati & Co menaikan harga jual
sebesar 10 % dan akibatnya volume penjualan turun 5
% maka break even yang baru adalah:
Biaya tetap = 18.000.000
= 1 – 26.000.000 x 95%
1 – Biaya variabel x 95% 50.000.000x 95% x 110%
Penjualan x 95 % x 110 % 34.137.950 atau 124.138 satuan
Perubahan Komposisi Penjualan

• Apabila perusahaan memproduksi dan menjual lebih


dari satu macam barang, analisa break even dapat pula
ditetapkan untuk seluruh barang yang diproduksi dan
dijual perusahaan. syaratnya Komposisi antara barang
barang tersebut harus tetap sama baik penjualan
maupun produksi.
• Break even keseluruhan tidak harus setiap produk
mencapai break even tetapi ada kemungkinan satu
barang merugi tetapi barang lain laba. Apabila
komposisinya berubah maka break even secara total
juga berubah.
Contoh

Barang A Barang B Total


Unit yang terjual 100.000 unit 200.000 unit 300.000 unit
Hasil penjualan 40.000.000 50.000.000 90.000.000
Biaya tetap 10.000.000 20.000.000 30.000.000
Biaya variabel 29.000.000 25.000.000 54.000.000
Laba 1.000.000 5.000.000 6.000.000

Komposisi produksi A : B = 1 : 2 yaitu 100.00 : 200.000


Komposisi penjualan A : B = 4 : 5 yaitu 40.000.000 : 50.000.000

30.000.000 10.000.000
BEP total = BEP A =
1 – 54.000.000 1 –29.000.000
90.000.000 40.000.000
= 75.000.000 = 36.363.363,36
perhitungan
20.000.000
BEP B =
1 – 25.000.000
50.000.000
= 40.000.000

• Dari perhitungan diatas diketahui jumlah BEP A + B tidak


sama dengan BEP total Untuk menentukan besarnya
penjualan masing-masing barang agar tercapai BEP total
adalah Sbb:
– Komposisi penjualan = 4 : 5
– Penjualan barang A = 4/9 x 75.000.000 =
33.333.333,33
– Penjualan Barang B = 5/9 x 75.000.000 = 41.666.666,67
Kuantitas
• Jika ingin mengetahui kuantitas penjualan masing-
masing barang dapat ditentukan :
– Komposisi Produksi 1 : 2
– Kuantitas barang A = 33.333.333,33 / 400 = 83.333,33 satuan
– Kuantitas barang B = 41.666.666,67 / 250 = 166.666,67 satuan
– Komposisi tetap 1 : 2 yaitu 83.333,33 / 166.666,67

Anda mungkin juga menyukai