Dosen Pengampuh:
Syarifuddin, ST., MT
NIP. 19740526 200501 1 001
Disusun Oleh
Arif Agung Permana
(160130104)
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir. Tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Syarifuddin, ST., MT selaku dosen pembimbing
Kewirausahaan yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah dengan tema “Penerapan Revolusi Industri
4.0 Oleh Pengusaha Sukses”.
Makalah ini penulis susun sebagai bahan bacaan dan diskusi bagi
mahasiswa, diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan menjadi acuan untuk
mendukung proses pembelajaran Kewirausahaan secara sederhana.
Dalam makalah ini, berisi ringkasan materi tentang definisi revolusi
industry 4.0, perjalanan karir pengusaha dalam merintis perusahaannya, dan
penerapan revolusi industru 4.0 dalam perusahaan tersebut. Semuanya akan di
bahas dalam pokok pembahasan makalah. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan
saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri 4.0.................................................................. 3
2.2 Tahapan Revolusi Industri............................................................ 6
2.2.1 Revolusi Industri I.............................................................. 6
2.2.2 Revolusi Industri I.............................................................. 6
2.2.3 Revolusi Industri I.............................................................. 7
2.2.4 Revolusi Industri I.............................................................. 8
2.3 Perjalanan Karir Pengusaha.......................................................... 9
2.3.1 Nadiem Makariem.............................................................. 9
2.3.2 Achmad Zaky...................................................................... 12
2.4 Peran Industri 4.0 dalam Perkembangan Rantai Pasokan............ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundamental
akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain.
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua
bidang. Hal ini yang mendasari bagaimana membentuk Revolusi Industri keempat
(Industri 4.0) yang dimulai ada permulaan abad ini. Suatu teknologi dan
pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan
cara yang fundamental akan mengubah umat manusia.
Revolusi industri pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air dan
kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. Revolusi industri kedua yang
dimulai tahun 1870 menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi
masal. Sedangkan revolusi industri ketiga yang dimulai tahun 1969 menggunakan
kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi proses produksi.
Saat ini dunia telah memasuki era baru revolusi industri keempat, dimana
kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad ini, revolusi
indsutri ini ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat
suatu area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan
biologi (Tjandrawinata, 2016).
Industri 4.0 merupakan sebuah konsep baru dari Jerman untuk mengubah
proses manufaktur dengan mengintegrasikan informasi dalam sebuah mata rantai
produksi mulai dari awal sampai disain, produksi, pelayanan, hingga perbaikan.
Industri 4.0 bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pabrikan dengan
mengurangi waktu pemasaran dan menekan biaya keseluruhan (Maskur, 2015).
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Industri 4.0
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri saat ini sedang
dalam titik puncak ekonomi global yang membawa perubahan dari era digital
menuju ke era informasi global. Era perubahan ini dinamakan era industri 4.0
yang memungkinkan otomatisasi ke semua bidang untuk tercapainya
produktivitas yang efektif dan efisien. Menurut pendapat Menteri Perindustrian
dan Perdagangan Kabinet Kerja (Airlangga Hartarto) dikutip dari Glienmourinsie
(2016), Industri 4.0 menjadikan proses produksi berjalan dengan internet sebagai
penopang utama. Semua obyek dilengkapi perangkat teknologi yang dibantu
sensor dan mampu berkomunikasi sendiri dengan sistem teknologi informasi
(Sadiyoko, 2017).
McKinsey mendefinisikan Industri 4.0 sebagai proses digitalisasi sektor
manufaktur, dengan berbagai macam sensor tertanam di hampir semua komponen
produk dan peralatan manufaktur yang terlibat, sistem siber-fisik (CPS, Cyber-
Physical Systems) di mana-mana, dengan kemampuan analisis dari semua data
yang berhubungan dengan proses yang ada (Sadiyoko, 2017). Dalam CPS,
komponen fisik dan komponen software terkait sangat erat, masing-masing
beroperasi pada dimensi ruang dan waktu yang berbeda, melakukan beberapa
pekerjaan yang secara sifat berbeda, secara simultan, namun tetap berinteraksi
satu sama lainnya dalam berbagai cara yang berubah-ubah sesuai dengan konteks
prosesnya(Sadiyoko, 2017). Jika istilah Revolusi Industri lebih mengarah pada
penunjukkan sebuah rentang waktu (era), maka istilah Industry 4.0 lebih
dikhususkan pada kejadian di sektor manufaktur saja. Industri 4.0 berfokus pada
penciptaan suatu produk, prosedur dan proses manufaktur yang cerdas.
Industri 4.0 didorong oleh empat kelompok teknologi yang juga sedang
berkembang saat ini. Kelompok pertama terdiri dari data, daya komputasi, dan
konektivitas. Kelompok kedua adalah kelompok teknologi analisis data dan
intelijen. Kelompok ketiga adalah interaksi manusia-mesin, misalnya teknologi
antarmuka dan augmented reality. Kelompok yang keempat adalah konversi
digital ke fisik. Sistem robotika yang canggih serta teknologi pencetakan 3
3
dimensi (additive manufacturing) adalah contoh teknologi yang ada pada
kelompok keempat ini. Jika keempat teknologi enabler ini disatukan, maka
terbentuklah sebuah era baru dalam teknologi proses manufaktur. Ciri khas yang
akan muncul dalam era baru ini adalah munculnya "pabrik-pabrik cerdas" (smart
factories) yang memungkinkan sebuah pabrik tetap dapat memenuhi permintaan
khusus dari seorang pelanggan dengan tetap menjaga tingkat keuntungannya
(Sadiyoko, 2017).
4
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang
dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga
manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem
otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin
murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera
yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri
kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi
digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi
industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam
semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya
menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis
bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas
manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat.
Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone,
aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan
bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.
5
Revolusi industri terdiri dari beberapa tahapan yang telah terjadi dari sejak
penemuan mesin tenun mekanik hingga era Internet of Things saat ini.
6
adalah dimulainya penggunaan mesin-mesin elektrik pada proses produksi massal
berdasar sistem pembagian tenaga kerja. Revolusi Industri Kedua terjadi di
Amerika Serikat dengan ditandai oleh penggunaan energi listrik sebagai energi
utama motor penggerak mesin-mesin di industri. Munculnya teknologi listrik dan
telekomunikasi, memicu munculnya proses pembangunan infrastruktur
telekomunikasi (telegraf) serta teknologi lainnya yang berbasis energi listrik.
7
adalah seorang ilmuwan di MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang
pada saat itu sedang mengembangkan infrastruktur RFID (Radio-frequency
Identification). RFID adalah sebuah sistem identifikasi benda dengan
memanfaatkan gelombang elektromagnetik (frekuensi radio). Revolusi Industri
keempat adalah era dimana teknologi internet, teknologi informatika serta
teknologi otomasi produksi digunakan secara terintegrasi membentuk sebuah
sistem yang disebut CyberPhysical Systems (CPS). Sebuah sistem dimana sebuah
entitas ataupun mekanisme fisik diawasi dan dikendalikan oleh algoritma berbasis
komputer, terintegrasi dengan internet dan penggunanya (Sadiyoko, 2017).
Penjabaran tahapan revolusi industri dari yang pertama hingga keempat
digambarkan secara lebih sederhana dapat diamati pada Gambar 3 berikut ini.
9
seperti saat ia menggunakan taksi, dirinya pernah dua kali kecelakaan, kendaraan
pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali kecelakaan.
Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol
dengan para tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya, ia
mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk
mangkal dan menunggu penumpang. Saat di pangkalan ojek, biasanya tukang ojek
bergiliran dengan tukang ojek lainnya. Sudah giliran, kadang penumpang sepi.
Sementara itu, dari sisi pengguna jasa, keamanan dan kenyamanan ojek beum
terjamin 100 persen.
Dari hasil riset itulah ia mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana
orang bisa dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke
pangkalan ojek, jadi orang yang jauh dengan pangkalan ojekpun dapat
menikmatinya. Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal. Bagi penumpang,
menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar.
Ide Nadiem ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika
mengambil master di Harvard Business School. Saat awal merintis bisnis, ia
hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.
11
Gambar 6. Achmad Zaky owner Bukalapak.com
12
Bukalapak.com memiliki visi untuk mengubah hidup banyak orang
dengan memajukan UMKM lewat internet. Fase pengembangan Bukalapak.com
dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan. Setelah selesai tahap pengembangan,
Achmad Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di
Bukalapak.com. Sayangnya respon yang diberikan para pedagang di mall sangat
rendah. Respon positif justru datang dari pedagang kecil. Sejak itu, Achmad Zaky
dan tim Bukalapak.com fokus mengajak para pelaku UMKM. Di tahun 2011,
Bukalapak.com telah memiliki 10.000 pedagang yang bergabung dan jumlah
tersebut terus bertambah.
Bukalapak.com pada awalnya lahir dari kantong pribadi para pendirinya.
Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan berasal dari beberapa
investor. Beberapa investor yang tertarik mendanai bukalapak.com adalah 500
Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi
Tbk (EMTEK Group)
13
Gambar 6. Perbandingan rantai pasokan secara tradisional dan digital.
(Sumber: Tritularsih dan Sutopo, 2017)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. McKinsey mendefinisikan Industri 4.0 sebagai proses digitalisasi sektor
manufaktur, dengan berbagai macam sensor tertanam di hampir semua
komponen produk dan peralatan manufaktur yang terlibat, sistem siber-
fisik (CPS, Cyber-Physical Systems) di mana-mana, dengan kemampuan
analisis dari semua data yang berhubungan dengan proses yang ada.
2. Revolusi industri telah mengalami 4 tahapan yaitu revolusi industri I
dimulai ketika Edmund Cartwright menciptakan mesin tenun mekanik
bertenaga uap, revolusi industri II yaitu dimulainya penggunaan mesin-
mesin elektrik pada proses produksi massal berdasar sistem pembagian
tenaga kerja, revolusi industri III yaitu adalah era dimana komponen
elektronika dan teknologi informatika digunakan secara masif di industri,
15
terutama untuk otomasi proses produksi, revolusi industri IV dimulai sejak
istilah "Internet of Things (IoT)" dikenalkan oleh Kevin Ashton pada tahun
2002.
3. Industri 4.0 dalam rantai pasokan digital sebagai dicontohkan perusahaan
yang berorientasi pada pelanggan misalnya e-commerce, pemasaran
digital, media sosial, dan pelayanan kepuasan pelanggan.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Pemerintah perlu memberikan subsidi kepada industry kecil agar tetap
bertahan dalam menghadapi revolusi industry 4.0.
16
DAFTAR PUSTAKA
17