Anda di halaman 1dari 20

KEWIRAUSAHAAN

PENERAPAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0


OLEH PENGUSAHA SUKSES

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampuh:
Syarifuddin, ST., MT
NIP. 19740526 200501 1 001

Disusun Oleh
Arif Agung Permana
(160130104)

TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir. Tidak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada Bapak Syarifuddin, ST., MT selaku dosen pembimbing
Kewirausahaan yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah dengan tema “Penerapan Revolusi Industri
4.0 Oleh Pengusaha Sukses”.
Makalah ini penulis susun sebagai bahan bacaan dan diskusi bagi
mahasiswa, diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan menjadi acuan untuk
mendukung proses pembelajaran Kewirausahaan secara sederhana.
Dalam makalah ini, berisi ringkasan materi tentang definisi revolusi
industry 4.0, perjalanan karir pengusaha dalam merintis perusahaannya, dan
penerapan revolusi industru 4.0 dalam perusahaan tersebut. Semuanya akan di
bahas dalam pokok pembahasan makalah. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan
saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Lhokseumawe, 28 November 2018

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Industri 4.0.................................................................. 3
2.2 Tahapan Revolusi Industri............................................................ 6
2.2.1 Revolusi Industri I.............................................................. 6
2.2.2 Revolusi Industri I.............................................................. 6
2.2.3 Revolusi Industri I.............................................................. 7
2.2.4 Revolusi Industri I.............................................................. 8
2.3 Perjalanan Karir Pengusaha.......................................................... 9
2.3.1 Nadiem Makariem.............................................................. 9
2.3.2 Achmad Zaky...................................................................... 12
2.4 Peran Industri 4.0 dalam Perkembangan Rantai Pasokan............ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundamental
akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain.
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua
bidang. Hal ini yang mendasari bagaimana membentuk Revolusi Industri keempat
(Industri 4.0) yang dimulai ada permulaan abad ini. Suatu teknologi dan
pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan
cara yang fundamental akan mengubah umat manusia.
Revolusi industri pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air dan
kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. Revolusi industri kedua yang
dimulai tahun 1870 menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi
masal. Sedangkan revolusi industri ketiga yang dimulai tahun 1969 menggunakan
kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi proses produksi.
Saat ini dunia telah memasuki era baru revolusi industri keempat, dimana
kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad ini, revolusi
indsutri ini ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat
suatu area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan
biologi (Tjandrawinata, 2016).
Industri 4.0 merupakan sebuah konsep baru dari Jerman untuk mengubah
proses manufaktur dengan mengintegrasikan informasi dalam sebuah mata rantai
produksi mulai dari awal sampai disain, produksi, pelayanan, hingga perbaikan.
Industri 4.0 bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pabrikan dengan
mengurangi waktu pemasaran dan menekan biaya keseluruhan (Maskur, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


1
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan industri 4.0?
2. Bagaimana tahapan revolusi industry?
3. Bagaimana penerapan industri 4.0 terhadap perkembangan perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan industri 4.0
2. Bagaimana tahapan revolusi industry
3. Mengetahui penerapan industri 4.0 terhadap perkembangan perusahaan

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Industri 4.0
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri saat ini sedang
dalam titik puncak ekonomi global yang membawa perubahan dari era digital
menuju ke era informasi global. Era perubahan ini dinamakan era industri 4.0
yang memungkinkan otomatisasi ke semua bidang untuk tercapainya
produktivitas yang efektif dan efisien. Menurut pendapat Menteri Perindustrian
dan Perdagangan Kabinet Kerja (Airlangga Hartarto) dikutip dari Glienmourinsie
(2016), Industri 4.0 menjadikan proses produksi berjalan dengan internet sebagai
penopang utama. Semua obyek dilengkapi perangkat teknologi yang dibantu
sensor dan mampu berkomunikasi sendiri dengan sistem teknologi informasi
(Sadiyoko, 2017).
McKinsey mendefinisikan Industri 4.0 sebagai proses digitalisasi sektor
manufaktur, dengan berbagai macam sensor tertanam di hampir semua komponen
produk dan peralatan manufaktur yang terlibat, sistem siber-fisik (CPS, Cyber-
Physical Systems) di mana-mana, dengan kemampuan analisis dari semua data
yang berhubungan dengan proses yang ada (Sadiyoko, 2017). Dalam CPS,
komponen fisik dan komponen software terkait sangat erat, masing-masing
beroperasi pada dimensi ruang dan waktu yang berbeda, melakukan beberapa
pekerjaan yang secara sifat berbeda, secara simultan, namun tetap berinteraksi
satu sama lainnya dalam berbagai cara yang berubah-ubah sesuai dengan konteks
prosesnya(Sadiyoko, 2017). Jika istilah Revolusi Industri lebih mengarah pada
penunjukkan sebuah rentang waktu (era), maka istilah Industry 4.0 lebih
dikhususkan pada kejadian di sektor manufaktur saja. Industri 4.0 berfokus pada
penciptaan suatu produk, prosedur dan proses manufaktur yang cerdas.
Industri 4.0 didorong oleh empat kelompok teknologi yang juga sedang
berkembang saat ini. Kelompok pertama terdiri dari data, daya komputasi, dan
konektivitas. Kelompok kedua adalah kelompok teknologi analisis data dan
intelijen. Kelompok ketiga adalah interaksi manusia-mesin, misalnya teknologi
antarmuka dan augmented reality. Kelompok yang keempat adalah konversi
digital ke fisik. Sistem robotika yang canggih serta teknologi pencetakan 3

3
dimensi (additive manufacturing) adalah contoh teknologi yang ada pada
kelompok keempat ini. Jika keempat teknologi enabler ini disatukan, maka
terbentuklah sebuah era baru dalam teknologi proses manufaktur. Ciri khas yang
akan muncul dalam era baru ini adalah munculnya "pabrik-pabrik cerdas" (smart
factories) yang memungkinkan sebuah pabrik tetap dapat memenuhi permintaan
khusus dari seorang pelanggan dengan tetap menjaga tingkat keuntungannya
(Sadiyoko, 2017).

Gambar 1. Empat kelompok teknologi pembangun Industri 4.0.


(Sumber: Sadiyoko, 2017)
Dalam Industri 4.0, proses bisnis dan teknik bergerak sangat dinamis
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan proses, bahkan hingga saat-saat
akhir sebuah proses produksi. Sistem ini juga memiliki kemampuan untuk
merespon terjadinya gangguan dan kegagalan secara fleksibel, misalnya gangguan
akibat terlambatnya pasokan dari supplier. Transparansi proses dari awal hingg
akhir tersedia selama proses manufaktur, sehingga dapat memfasilitasi proses
pengambilan keputusan secara optimal. Industry 4.0 juga akan menghasilkan cara-
cara baru untuk menciptakan nilai dan model bisnis baru. Secara khusus, hal ini
akan menciptakan banyak usaha start-up dan usaha kecil dengan kesempatan
untuk mengembangkan dan menyediakanlayanan di sisi hilir produksi (Sadiyoko,
2017).

4
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
awal abad 20 telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang
dikendalikan secara otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga
manusia tetapi menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) atau sistem
otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi menjadi semakin
murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera
yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin berkembangnya industri
kreatif di dunia musik dengan ditemukannya musik digital.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi
digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi
industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam
semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya
menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis
bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas
manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat.
Berkembangnya teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone,
aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi semakin menegaskan
bahwa dunia dan kehidupan manusia telah berubah secara fundamental.

Gambar 2. Revolusi Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)

2.2 Tahapan Revolusi Industri

5
Revolusi industri terdiri dari beberapa tahapan yang telah terjadi dari sejak
penemuan mesin tenun mekanik hingga era Internet of Things saat ini.

2.2.1 Revolusi Industri I


Revolusi industri pertama dimulai di Inggris pada tahun 1784, ketika
Edmund Cartwright menciptakan mesin tenun mekanik bertenaga uap. Walaupun
mesin uap diciptakan pertama kalinya oleh James Watt pada tahun 1781, namun
aplikasi mesin ini untuk menggerakkan mesin tenun inilah yang dianggap
memulai tahapan industri baru. Banyak sekali perubahan yang terjadi akibat
penemuan ini, termasuk perubahan metode produksi dari manual menjadi proses
produksi menggunakan mesin, tumbuhnya industri kimia dan proses produksi
besi, meningkatnya efisiensi tenaga air, meningkatnya penggunaan tenaga uap,
pengembangan peralatan mesin dan munculnya sistem pabrik (Sadiyoko, 2017)

Gambar 3. Suasana pabrik tekstil di tahun 1835.


(Sumber : Sadiyoko, 2017)

2.2.2 Revolusi Industri II


Revolusi Industri Kedua, atau yang dikenal juga sebagai Revolusi
Teknologi, adalah fase industrialisasi yang pesat di sepertiga akhir abad ke-19
(1870) hingga awal abad ke-20 (1914). Ciri khas tahap revolusi industri kedua ini

6
adalah dimulainya penggunaan mesin-mesin elektrik pada proses produksi massal
berdasar sistem pembagian tenaga kerja. Revolusi Industri Kedua terjadi di
Amerika Serikat dengan ditandai oleh penggunaan energi listrik sebagai energi
utama motor penggerak mesin-mesin di industri. Munculnya teknologi listrik dan
telekomunikasi, memicu munculnya proses pembangunan infrastruktur
telekomunikasi (telegraf) serta teknologi lainnya yang berbasis energi listrik.

2.2.3 Revolusi Industri III


Revolusi industri ketiga adalah era dimana komponen elektronika dan
teknologi informatika digunakan secara masif di industri, terutama untuk otomasi
proses produksi. era ini dimulai dengan digunakannya PLC (Programmable Logic
Controller) di industri pada tahun 1970. PLC sendiri merupakan sebuah perangkat
pengendali universal yang dirancang khusus untuk digunakan di lingkungan
pabrik. Pada era Revolusi Industri III ini juga muncul teknologi robotika, dimana
jenis robot berlengan (articulated robot) mulai diimplementasikan di beberapa
industri manufaktur (Sadiyoko, 2017).

Gambar 4. Teknologi robotika pada industri manufaktur


(Sumber : Sadiyoko, 2017)

2.2.4 Revolusi Industri IV


Era revolusi industri keempat dapat dipastikan dimulai sejak istilah
"Internet of Things (IoT)" dikenalkan oleh Kevin Ashton pada tahun 2002. Ashton

7
adalah seorang ilmuwan di MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang
pada saat itu sedang mengembangkan infrastruktur RFID (Radio-frequency
Identification). RFID adalah sebuah sistem identifikasi benda dengan
memanfaatkan gelombang elektromagnetik (frekuensi radio). Revolusi Industri
keempat adalah era dimana teknologi internet, teknologi informatika serta
teknologi otomasi produksi digunakan secara terintegrasi membentuk sebuah
sistem yang disebut CyberPhysical Systems (CPS). Sebuah sistem dimana sebuah
entitas ataupun mekanisme fisik diawasi dan dikendalikan oleh algoritma berbasis
komputer, terintegrasi dengan internet dan penggunanya (Sadiyoko, 2017).
Penjabaran tahapan revolusi industri dari yang pertama hingga keempat
digambarkan secara lebih sederhana dapat diamati pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 5. Tahapan revolusi industri.


(Sumber : Sadiyoko, 2017)

2.3 Perjalanan Karir Pengusaha


2.3.1 Nadiem Makariem
2.3.1.1 Biografi Nadiem Makariem
8
Nadiem Makarim lahir 4 juli 1984. Di ketahui bahwa Nadiem Makarim
mulai bersekolah SD di Jakarta, kemudian ia lulus SMA di Singapura, dari
Singapura ia kemudian melanjutkan pendidikannya di jurusan International
Relations di Brown University, Amerika Serikat. dan selama setahun ia mengikuti
program foreign exchange di London School of Economics. Ia juga melanjutkan
studinya di Harvard Business School, Harvard University dan lulus dengan
menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration).

Gambar 6. Nadiem Nakariem Sang Pendiri GOJEK

Nadiem Makarim diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan


Mckinsey & Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan menghabiskan
masa selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula ia pernah bekerja sebagai
Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia kemudian menjadi Chief
Innovation officer kartuku. Berbekal banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem
Makarim kemudian memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan
mendirikan perusahaan GO-JEK pada tahun 2011.

2.3.1.2 Kisah Sukses Nadiem Makarim sang Pendiri Gojek


Nadiem lebih memilih menggunakan ojek saat pulang atau pergi ke kantor
ketimbang mengunakan mobil pribadi karena merasa lebih aman, tingkat
kecelakaan pada pengguna ojek sangat kecil. Bahkan ia hampir 5 kali sehari naik
ojek. Selama menggunakan jasa ojek, ia tidak pernah mengalami kecelakaan tidak

9
seperti saat ia menggunakan taksi, dirinya pernah dua kali kecelakaan, kendaraan
pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali kecelakaan.
Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol
dengan para tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya, ia
mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk
mangkal dan menunggu penumpang. Saat di pangkalan ojek, biasanya tukang ojek
bergiliran dengan tukang ojek lainnya. Sudah giliran, kadang penumpang sepi.
Sementara itu, dari sisi pengguna jasa, keamanan dan kenyamanan ojek beum
terjamin 100 persen.
Dari hasil riset itulah ia mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana
orang bisa dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke
pangkalan ojek, jadi orang yang jauh dengan pangkalan ojekpun dapat
menikmatinya. Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal. Bagi penumpang,
menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar.
Ide Nadiem ini juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika
mengambil master di Harvard Business School. Saat awal merintis bisnis, ia
hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek.

2.3.1.3 Merintis Gojek


Kecintaannya terhadap jasa tukang ojek berhasil mengantarkannya
menjadi pengusaha. Pada 2011, saat masih bekerja sebagai seorang pegawai,
Nadiem perlahan merintis GO-JEK. Namun masih menggunakan sistem
sederhana alias manual. Saat itu, penumpang masih menggunakan manual melalui
telepon dan kirim pesan via ponsel pintar atau smartphone. Tiga tahun kemudian,
dia memutuskan keluar dari perusahaannya. Padahal saat itu jabatan Nadiem
cukup strategis, sebagai direktur e-commerce.
Dalam perjalanan, Sopir ojek Go-Jek di lapangan sempat ada gesekan
dengan Sopir ojek lokal. Para tukang ojek lokal/tradisional merasa kehadiran
Gojek mengurangi pendapatan mereka. Kini Nadiem Makarim sebagai CEO dan
pendiri Go-Jek. Kini, sudah ada 10 ribu sopir ojek yang tergabung dalam Go-Jek.
Pertumbuhan 10 ribu Sopir ojek sangat cepat tahun ini. Padahal di awal Januari
10
2015 saja, mitra Sopir ojek masih 1.000. Aplikasi mobile Go-Jek juga sudah
diunduh sebanyak 400 ribu.
Kedepan, Nadiem Makarim ingin memperluas jangkauan Go-Jek ke
seluruh Nusantara. Layanannya pun kini tak terbatas pada mengantarkan
penumpang, namun juga bisa sebagai kurir atau pengantar makanan. Skema bagi
hasil untuk Sopir ojek adalah 80% dari jumlah transaksi yang didapatkan dari
penumpang. Go-Jek hanya membekali Sopir ojek dengan jaket, helm dan HP
Android.

2.3.1.4 Cara menggunakan Gojek


Dengan menggunakan GO-JEK app; Anda dapat memesan GO-JEK
Driver untuk mengakses semua layanan GO-JEK. Masukan alamat untuk
mengetahui biaya penggunaan layanan. Gunakan layanan ‘Use my location’ untuk
mengarahkan Driver ke tempat anda berada. Setelah anda mengkonfirmasi
pesanan, teknologi location-based GO-JEK akan mencarikan mencarikan Driver
yang posisinya paling dekat dengan anda. Setelah seorang Driver ditugaskan dapat
melihat foto Driver, mengirimkan sms dan juga meneleponnya.

2.3.2 Achmad Zaky


2.3.2.1 Biografi Achmad Zaky
Achmad Zaky lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Indonesia.
Beliau adalah lulusan teknik informatika dari Institut Teknologi Bandung pada
tahun 2004. Saat ini Achmad Zaky berprofesi sebagai pimpinan Bukalapak.com.
Achmad Zaky mulai mengenal dunia teknologi sejak usia bangku sekolah dasar.
Berawal pada tahun 1997, Achmad Zaky mendapat sebuah komputer dan buku-
buku pemrograman computer dari salah seorang pamannya. Tak disangka Achmad
Zaky memiliki minta atau passion dengan komputer dan pemrograman komputer.

11
Gambar 6. Achmad Zaky owner Bukalapak.com

Ketertarikannya dengan dunia informatika, ternyata berlanjut hingga


pendidikan bangku SMA. Achmad Zaky berkesempatan menjadi wakil SMA
Negeri 1 Solo, memenangkan ajang olimpiade sains nasional (OSN) bidang
komputer. Kemudian tahun 2004 Zaky melanjutkan studinya di jurusan Teknik
Informatika, Institut Teknologi Bandung. Selama berkuliah, Achmad Zaky sering
menjuarai kompetisi-kompetisi teknologi informatika tingkat nasional. Achmad
Zaky pernah menjadi juara II kejuaraan Indosat Wireless Innovation Contest tahun
2007. Ia membuat software (perangkat lunak) MobiSurveyor yang digunakan
untuk perhitungan cepat survei pemilihan umum. Achmad Zaky juga pernah
mendapatkan Merit Awardpada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) pada
tahun 2008. Prestasinya yang gemilang di bidang pendidikan, mengantarkan
Achmad Zaky meraih beasiswa studi ke Oregon State University dari pemerintah
Amerika Serikat. Pendidikan tersebut dilangsungkan selama dua bulan pada tahun
2008.

2.3.2.2 Berdirinya Bukalapak.com


Setelah lulus dari ITB, Achmad Zaky mendirikan perusahaan jasa
konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Zaky membuat sebuah website yang
menjadi proyek internal perusahaan. Proyek tersebutlah yang menjadi asal
kesuksesan Achmad Zaky pendiri bukalapak.com. Tepatnya bukalapak.com
dimulai pada tahun 2010.

12
Bukalapak.com memiliki visi untuk mengubah hidup banyak orang
dengan memajukan UMKM lewat internet. Fase pengembangan Bukalapak.com
dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan. Setelah selesai tahap pengembangan,
Achmad Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di
Bukalapak.com. Sayangnya respon yang diberikan para pedagang di mall sangat
rendah. Respon positif justru datang dari pedagang kecil. Sejak itu, Achmad Zaky
dan tim Bukalapak.com fokus mengajak para pelaku UMKM. Di tahun 2011,
Bukalapak.com telah memiliki 10.000 pedagang yang bergabung dan jumlah
tersebut terus bertambah.
Bukalapak.com pada awalnya lahir dari kantong pribadi para pendirinya.
Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan berasal dari beberapa
investor. Beberapa investor yang tertarik mendanai bukalapak.com adalah 500
Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan juga Elang Mahkota Teknologi
Tbk (EMTEK Group)

2.4 Peran Industri 4.0 dalam Perkembangan Rantai Pasokan


Memasuki ambang era industri 4.0, perkembangan rantai pasokan (supply
chain) mengalami perubahan dalam rantai suplai itu sendiri serta evolusi, metode
proses dan alat-alat yang mengelolanya dalam era baru. Era ini adalah jalan
menuju Digital Supply Chain (DSC), kombinasi dari metodologi proses, alat dan
pilihan pengiriman untuk memandu perusahaan untuk hasil mereka dengan cepat
sebagai kompleksitas dan kecepatan meningkatkan rantai pasokan karena efek
dari persaingan global, fluktuasi harga yang cepat, siklus hidup produk
pendek, spesialisasi diperluas, kelangkaan terpantau, dan area semuanya dapat
dimonitor dari tempat manapun (Tritularsih dan Sutopo, 2017).

13
Gambar 6. Perbandingan rantai pasokan secara tradisional dan digital.
(Sumber: Tritularsih dan Sutopo, 2017)

Industri 4.0 dalam rantai pasokan digital sebagai dicontohkan perusahaan


yang berorientasi pada pelanggan misalnya e-commerce, pemasaran digital, media
sosial, dan pelayanan kepuasan pelanggan. Pada akhirnya, hampir setiap aspek
bisnis akan ditransformasikan melalui system yang terintegrasi dalam
pengembangan manufaktur, pemasaran dan penjualan, operasi internal lainnya,
serta model bisnis baru berdasarkan kemajuan ini. Akibatnya, kita berkembang
menuju ekosistem digital lengkap. Ekosistem ini akan didasarkan pada
implementasi penuh berbagai teknologi Digital-Cloud, Big Data, Interne of
Things, 3D printing, dan sebagainya. Sehingga ekosistem ini memungkinkan
model bisnis baru, yaitu digitalisasi produk dan layanan, digitalisasi dan
integrasi setiap tautan dalam rantai nilai perusahaan seperti area bekerja digital,
pengembangan produk dan inovasi, teknik dan manufaktur, distribusi, dan
sistem penjualan digital dan manajemen dalam hubungannya dengan pelanggan
(Tritularsih dan Sutopo, 2017).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. McKinsey mendefinisikan Industri 4.0 sebagai proses digitalisasi sektor
manufaktur, dengan berbagai macam sensor tertanam di hampir semua
komponen produk dan peralatan manufaktur yang terlibat, sistem siber-
fisik (CPS, Cyber-Physical Systems) di mana-mana, dengan kemampuan
analisis dari semua data yang berhubungan dengan proses yang ada.
2. Revolusi industri telah mengalami 4 tahapan yaitu revolusi industri I
dimulai ketika Edmund Cartwright menciptakan mesin tenun mekanik
bertenaga uap, revolusi industri II yaitu dimulainya penggunaan mesin-
mesin elektrik pada proses produksi massal berdasar sistem pembagian
tenaga kerja, revolusi industri III yaitu adalah era dimana komponen
elektronika dan teknologi informatika digunakan secara masif di industri,

15
terutama untuk otomasi proses produksi, revolusi industri IV dimulai sejak
istilah "Internet of Things (IoT)" dikenalkan oleh Kevin Ashton pada tahun
2002.
3. Industri 4.0 dalam rantai pasokan digital sebagai dicontohkan perusahaan
yang berorientasi pada pelanggan misalnya e-commerce, pemasaran
digital, media sosial, dan pelayanan kepuasan pelanggan.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Pemerintah perlu memberikan subsidi kepada industry kecil agar tetap
bertahan dalam menghadapi revolusi industry 4.0.

2. Meningkatkan dunia pendidikan agar lebih terbuka dan memberikan ilmu


yang lebih inovatif mengenai hardskill, penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan teknis yang disusun sesuai dengan perkembangan teknologi
dan usia.

3. Pelatih yang dilibatkan dalam pelatihan harus dipastikan memiliki


sertifikasi resmi dan tambahan pelatihan dari kalangan industri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Maskur, Fatkul. 2015. Industri 4.0 Ubah Proses Manufaktur. (Online).


http://industri.bisnis.com/read/20150226/257/406743/industrie-4.0-ubah-
proses-manufaktur. Diakses pada 06 November 2017.
Sadiyoko, Ali. 2017. Industry 4.0: Ancaman, Tantangan atau Kesempatan? Sebuah
Introspeksi Menyambut Kemajuan Teknologi Saat Ini. Oratio Dies XXIV FTI
UNPAR. Bandung: Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik
Parahyangan.
Tjandrawinata, R. 2016. Industri 4.0: Revolusi Industri Abad ini dan
Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Dexa Laboratories
of Biomolecular Sciences (DLBS) Dexa Medica Group.
Tritularsih, Y., dan Sutopo, W. 2017. Peran Keilmuan Teknik Industri dalam
Perkembangan Rantai Pasokan Menuju Era Industri 4.0. Seminar dan
Konferensi Nasional IDEC 2017: 507-517.

17

Anda mungkin juga menyukai