1. Pengertian Prilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan arti yang
sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum
perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik
maupun non fisik.
Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi
yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :
2. Pengertian Konsumen
Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu perusahaan
atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia-sia barang yang diperdagangkan.
Oleh karena itu agar dapat memahami konsumen maka harus mengerti Konsumen itu dan
siapa konsumen itu. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of
Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang
atau jasa untuk dikonsumsi pribadi
b. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
3. Jenis-jenis konsumen
Setiap manusia pasti berbeda, begitu pula dengan konsumen. Agar dapat memahami
konsumen maka harus mengerti dulu jenis-jenis konsumen itu sendiri. Jenis-jenis konsumen
adalah sebagai berikut:
a. Pelanggan/konsumen menurut UU Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau
jasa yang tersedia dimasyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
b. Konsumen trend setter. Tipikal konsumen ini selalu suka akan sesuatu yang baru, dan dia
mendedikasikan dirinya untuk menjadi bagian dari gelombang pertama yang memiliki atau
memanfaatkan teknologi terbaru
c. Berikutnya adalah jenis konsumen yang mudah dipengaruhi, terutama oleh konsumen tren
setter, sehingga disebut sebagai follower atau pengikut. Kelompok ini sangat signifikan,
karena membentuk persentase terbesar, kelompok ini disebut konsumen Follower. Konsumen
ini adalah orang follower. orang yang terimbas efek dari konsumen trend setter.
d. Sedangkan jenis konsumen yang terakhir (Value seeker), adalah mereka yang memiliki
pertimbangan dan pendirian sendiri. Kelompok ini jumlahnya lebih besar dari kelompok
pertama, sehingga patut pula diberi perhatian khusus. atau yang disebut konsumen value
seeker. Jenis konsumen ini relatif sulit untuk dipengaruhi, karena mereka lebih mendasarkan
kebutuhan mereka terhadap alasan-alasan yang rasional.
e. Konsumen pemula, Jenis konsumen pemula cirinya adalah pelanggan yang datang banyak
bertanya. Dan konsumen pemula merupakan calon pelanggan dimasa yang akan datang.
f. Konsumen curiga, ada konsumen yang datang dengan rasa curiga bahwa Anda menjual
barang gelap dengan harga gelap dan untung Anda berlipat. Jadi dia akan menawar di bawah
harga kepantasan.
g. Konsumen pengadu domba, ada jenis konsumen lain lagi, yaitu yang suka mengadu
domba. Mungkin karena menganggap anda adalah domba yang layak diadu-adu. Konsumen
jenis ini suka mengatakan bahwa harga di tempat lain lebih murah daripada barang yang
Anda tawarkan.
h. Konsumen pengutil, Ada lagi jenis konsumen yang suka mengutil. Dia sering bertanya apa
saja, yang pada intinya bertujuan agar Anda bingung dan linglung, dan pada akhirnya setelah
konsumen tersebut pergi, Anda mendapatkan ada barang yang hilang.
Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli
barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa
sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Ambillah contoh
produk yang sederhana seperti, mesin fax pribadi. Para peneliti konsumen ingin mengetahui
konsumen mana yang membeli mesin fax untuk digunakan di rumah. Keistimewan apa yang
mereka cari ? Manfaat apa yang mereka cari ? Jenis dokumen apa yang mereka fax dan untuk
alasa apa ? Berapa besar kemungkinannya mereka akan mengganti yang lama jika model
baru tersedianya keistimewaan tambahan d dalamnya ? Jawaban atas semua pertanyaan ini
dapat memberikan masukan yang penting kepada produsen mesin fax untuk penjadwalan
produk, modifikasi desain, dan strategi promosi.
5. Pasar Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau
mendapatkan barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
Sedangkan Perilaku Pembelian Konsumen adalah Perilaku pembelian Konsumen akhir (
individu dan rumah tangga ) yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.
(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh
kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila
memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini sebanding atau
lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa
produk yang lain;
(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam
menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok
masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.
Perilaku konsumen jasa tidak berbeda dengan perilaku konsumen barang karena pembeli
atau pengguna barang dan jasa hanya merupakan suatu sasaran untuk memenuhi kebutuhan.
Teori yang mempelajari tentang berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
membeli barang atau jasa inilah yang disebut sebagai model perilaku konsumen.
Assael dalam Sudarmiatin (2009) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam membuat keputusan pembelian yaitu konsumen individu, lingkungan dan
penerapan strategi pemasaran. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Model-model perilaku konsumen
(1) Model Henry Assael, yang memfokuskan pada perilaku pembuatan keputusan pembelian
konsumen berdasarkan pengaruh-pengaruh individu, lingkungan dan stimuli
pemasaran.Dalam penelitian ini, akan coba digali tentang model perilaku konsumen Henry
Assael, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang didasarkan pada aspek-aspek
individu konsumen, aspek lingkungan dan stimulus pemasaran, terhadap laptop yang dibeli
oleh konsumen.
(2) Model Kotler (Terjemahan, 2001:195), perilaku membeli konsumen atau consumer
buyying behaviour merujuk pada perilaku membeli yang dilakukan oleh konsumen akhir atau
individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi secara pribadi.
Kotler (Terjemahan, 2001: 219) menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe perilaku membeli
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek, yaitu :
- pentingnya pembelian
- sifat kepribadian status keuangan batas waktu (mendesak tidaknya)
- faktor sosial dan organisasi
- kelas sosial
- kebudayaan
Menurut Howard dan Sheth ada 3 model dlm pengambilan keputusan, yaitu:
Model ini lebih menitik beratkan pada pembelian ulang dan menggambarkan dinamika
perilaku pembelian selama satu periode. Menurut model ini seseorang mempunyai motif,
pandangan, dan dapat mengambil keputusan melakui proses belajar. Dengan melakukan
pembelian ulang maka proses pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana.
(4) Model Engel, Kollat dan Blackwell
Model ini menggambarkan dengan jelas bagaimana seseorang melakukan pembelian, mulai
timbulnya kebutuhan sampai akhir pembelian yaitu penilaian setelah pembelian. Model ini
didasarkan pada proses pengambilan keputusan konsumen.
Tahap dasar dari proses pembelian menurut model ini adalah: (1) motivasi, (2) pengamatan,
(3) proses belajar. Kemudian diteruskan dengan pengaruh dari kepribadian, sikap dan
perubahan sikap bekerja bersama pengaruh aspek sosial dan kebudayaan setelah itu
samapailah pada tahap proses pengambilakan keputusan konsumen.
Enggel, Kollat dan Black Well mengatakan bahwa mempelajari perilaku konsumen adalah
hampir sama dengan mempelajari perilaku manusia.
Jadi valensi positif bersifat menarik dan velensi negatif bersifat menolak.
Maslow menggunakan hirarkhi kebutuhan ini sebagai dasar penelitian untuk menentukan
bagaiman tingkatan kebutuhan ini berkaitan dengan perilaku manusia. Intinya seseorang akan
melakukan pembelian untuk memenuhi suatu kebutuhannya kalau kebutuhannya yang lebih
rendah telah terpenuhi. Dengan kata lain orang tidak akan membeli produk untuk pemenuhan
kebutuahan akan keselamatan kalau kebutuahan fisiologis/kebutuhan pokoknya terpenuhi.
Untuk memberi gambaran model Markov, kita ambil contoh ada tiga merek disuatu pasar
(merek A, B, dan C) dan ketiga merek tersebut adalah merek-merek yang dibeli pada
pembelian yang terakhir.
(10) Model Perilaku Pembelian Industri
Perusahaan yang menghasilkan barang industri perlu mengetahu bagaimana perilaku
pembelian industri. Keberhasilan kegiatan pemasaran industrial sering kali tergantung pada
masalah seberapa jauh pemasar dapat memahami proses pembelian, termasuk didalamnya
adalah :
(a) identifikasi wewenang dalam pembelian
(b) penyusunan kriteria keputusan
(c) penyusunan prosedur untuk evaluasi dan pemilihan supplier
proses pembelian barang industri jauh lebih kompleks dari pada barang konsumsi, hal ini
disebabkan karena banyaknya aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian
maupun sifat dari barang industri itu sendiri yang biasanya secara teknis lelebihih kompleks.
Produk sehari-hari (Convenience goods) Dibeli secara rutin, cepat dan dengan usaha
minimum. Contohnya termasuk sabun, koran, dan samphoo.
Produk shopping (Shopping goods) Barang-barang konsumen dimana proses
pemilihan dan pembelian biasanya dibandingkan atas dasar kecocokannya, kualitas,
harga, dan gaya (style). Contohnya funiture, pakaian, mobil yang dipakai dan alat-alat
utama.
Produk spesial (Speciality goods) Memiliki karakteristik unik atau identifikasi merek
dimana jumlah pembeli bersedia membeli dengan usaha-usaha tertentu. Speciality
goods tidak membuat perbandingan, pembeli menginvestasikan waktu hanya untuk
mencapai dealer yang menyediakan produk yang diinginkan. Dealer tidak butuh
lokasi yang nyaman namun mereka harus membiarkan pembeli potensial mengetahui
lokasi mereka.
Produk yang tidak dicari (unsought goods) Konsumen tidak tahu atau tidak pernah
terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, dan peti mati.
Unsought good membutuhkan iklan dan dukungan personal selling.
1. Budaya
Budaya yang digunakan dalam perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan,artefak dan
simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi,
melakukan penafsiran serta evaluasi yang terjadi didalam masyarakat. Pemasaran dipandang
sebagai saluran dimana terjadinya transfer makna budaya kepada konsumen fantasic
inflatable water park.
Menurut Philip Kotler dan AB. Susanto, menyatakan bahwa Faktor budaya dipengaruhi oleh :
a. Budaya
Yaitu budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak
mendapatkan kumpulan nilai, persepsi,preferensi dan perilaku dari keluarganya serta
lembaga-lembaga penting lain.
b. Subbudaya
Masing-masing budaya terdiri atas subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih
banyak ciri dan sosialisasi khusu bagi anggota-anggotanya.Subbudaya terdiri atas
kebangsaaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak subbudaya membentuk
segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuha konsumen (Rangkuti, 2002 :98)
2. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat berdasarkan kelas sosial yang terdiri dari
individu yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama. Konsumen dibedakan atas
perbedaan sosial ekonomi yang didasarkan pada tingkat yang paling rendah hingga paling
tinggi. Status sosual menghasilkan perilaku konsumen yang didasarkan pada produk yang
dikonsumsi, misalnya kendaraan yang dipakai, merk pakaian yang dipakai,dsbnya blow up
jumpers.
Kelas sosial dan stratifikasi sosial terbentuk karena sistem kasya yang berbeda yang
dibesarkan dalam peran tertnetu dan tidak dapat mengubah kasta mereka.Stratifikasi tersebut
sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang
bersifat relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya
menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. (Rangkuti, 2002 : 98)
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain, seperti
pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara
berbicara, preferensi rekreasi dan ciri-ciri lain.
3. Pengaruh pribadi
Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh orang-orang yang berada disekitar
kita. Konsumen dipengaruhi oleh pendapat pribadi dari orang-orang yang berada
disekitarnya, bahkan peran opinion leader yang memberikan nasihat, saran dan masukan
kepada konsumen berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses pembelian.
4. Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,
dan telah menjadi penelitian yang luas.Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
kerap menjadi unit pengambilan keputusan yang utama. Anggota keluarga merupakan
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga yang terdiri atas ayah,ibu dan
saudara kandung mendapatkan orientasi atas agama, politik dan ekonomi serta ambisi
pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan, jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam
dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli tetap signifikan. Pengaruh
yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu
pasangan dan anak-anak. (Rangkuti, 2002 :100).
5. Situasi
Perilaku konsumen dapat berubah, kadangkala perubahan ini bisa tidak menentu dan tidak
dapat diramalkan, sehingga perubahan ini dapat diprediksi dengan menggunakan penelitian
dan dimanfaatkan sebagai strategi. Misalnya Pembelian pakaian akan meningkat pada hari
raya Idul Fitri,Natal,dsbnya.