Kelas : MTI B
Mata Kuliah : Decision Support Systems
Dosen : Dr. Handoyo WN, M.T.I
Tipe-tipe Keputusan:
Mengumpulkan informasi yang relevan dan terkait dengan masalah atau tujuan.
2. Gambar 1 dalam Model Konseptual DSS menyajikan hubungan antara komponen-komponen DSS
sebagai berikut:
Data Management (Manajemen Data) Komponen ini berfokus pada pengumpulan,
penyimpanan, pemrosesan, dan pengelolaan data yang digunakan dalam DSS. Data
Management melibatkan pengumpulan data internal dan eksternal dari berbagai sumber,
seperti basis data internal organisasi, data historis, data pasar, dan sumber data eksternal
lainnya. Data tersebut kemudian diolah dan disimpan dalam format yang dapat digunakan
oleh komponen lain dari DSS.
Model Management (Manajemen Model) Komponen ini melibatkan pengembangan,
implementasi, dan pemeliharaan model analitis yang digunakan dalam DSS. Model-model
ini dapat berupa model matematika, simulasi, atau pemodelan berbasis aturan yang
digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan informasi yang relevan bagi
pengguna DSS. Model Management juga melibatkan pemrosesan data menggunakan
model-model tersebut untuk menghasilkan hasil yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan.
Communication (Komunikasi) Komponen ini mencakup interaksi antara pengguna DSS
(manajer) dengan sistem DSS. Melalui komponen ini, pengguna dapat mengakses data,
menjalankan analisis, dan menerima hasil dari sistem DSS. Komunikasi dalam DSS dapat
berupa input data, permintaan analisis, pengaturan parameter, dan penerimaan hasil dari
sistem. Interaksi ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan DSS
dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan) Komponen ini melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, dan pemanfaatan pengetahuan yang relevan dalam DSS.
Pengetahuan ini dapat berupa pengetahuan eksplisit (dokumen, panduan, aturan) dan
pengetahuan taktis (pengalaman dan intuisi). Knowledge Management memastikan bahwa
pengetahuan yang ada dapat diakses, digunakan, dan diterapkan dalam proses pengambilan
keputusan. Pengetahuan ini dapat membantu DSS dalam memberikan solusi yang lebih
baik untuk masalah yang kompleks dalam manajemen.
3. Metode ini diolah dengan menggunakan permodelan Sistem Pendukung Keputusan memakai
metode Simple Additive Weighting (SAW). Sistem Pendukung Keputusan juga dapat dikatakan
dengan sistem yang bertujuan untuk mendukung kinerja manajemen dalam mengambil
keputusan. Maka sistem yang akan kita buat harus memenuhi kriteria berikut: sederhana, mudah
untuk dipahami, serta detail dalam fitur dan informasi.
Langkah-langkah untuk menentukan metode SAW adalah menentukan kriteria (Ci) yang bisa
dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Langkah berikutnya adalah
menetapkan rating kecocokan pada setiap alternatif yang ada pada setiap kriteria. Selanjutnya,
membuat keputusan otomatis yang berdasarkan kriteria (Ci), dilanjutkan dengan melakukan
penormalan matrik didasari dengan persamaan yang disesuaikan dengan semacam atribut (baik
atribut untuk keuntungan ataupun atribut dengan biaya) sehingga matrik ternormalisasi R.
Kemudian hasil akhir diperoleh dengan proses perankingan yaitu perjumlahan dari perkalian
matrik ternormalisasi R dengan vektor bobot preferensi sehingga dapat diperoleh nilai paling
besar yang dipilih sebagai alternatif terbaik misalnya (A1).
Intelligence Phase Pada fase yang pertama ini, DSS akan melaksanakan kegiatan yang
berfokus pada identifikasi dari sebuah situasi, peluang, serta masalah yang ada.
Sejumlah hal yang termasuk ke dalam fase ini yaitu pengidentifikasian masalah ataupun
peluang, mengklasifikasikan masalah, dan menentukan kepemilikan dari sebuah
masalah maupun situasi.
Design Phase Fase atau tahap yang kedua dinamakan dengan fase desain. Pada fase ini,
sistem akan melaksanakan proses penemuan dan juga pengembangan, serta analisis
tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan. Tidak hanya itu saja, di tahap ini terdapat
pula interpretasi terkait masalah, serta menilai solusi ataupun keputusan yang diyakini
mampu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Choice Phase Fase selanjutnya yaitu fase pilihan, yang dimana sistem akan
melaksanakan aktivitas terkait pengambilan keputusan dengan lebih tajam. Pada tahap
ini juga, organisasi atau perusahaan akan menghasilkan sebuah keputusan konkret dan
mengambil komitmen untuk mengikuti sebuah tindakan tertentu. Ada juga beberapa
tindakan pada fase satu ini, seperti, evaluasi, pencarian, dan pemberian saran terhadap
solusi yang diyakini lebih sesuai sebagai modelnya..
Implementation Tahap yang terakhir pada sistem pendukung keputusan, yakni fase
implementasi atau penerapan. Fase ini dilakukan untuk menetapkan bahwa solusi yang
telah dipilih dan digunakan dapat berjalan sesuai dengan harapan, tanpa memerlukan
implementasi dari sebuah sistem komputer. Perlu diingat, fase ini memiliki susunan atau
rangkaian proses yang cukup panjang, serta melibatkan beberapa batasan yang tidak
jelas. Itulah pembahasan mengenai Decision Support System, mulai dari pengertian,
jenis, karakteristik, tujuan, hingga komponen yang ada di dalamnya.
Perbedaan utama antara MSI dan DSS adalah bahwa MSI lebih berfokus pada
pengumpulan, pengolahan, dan penyediaan informasi dalam organisasi secara umum,
sedangkan DSS memiliki fokus yang lebih khusus pada dukungan pengambilan keputusan
dengan menyediakan alat analisis yang kuat. DSS juga sering kali menggunakan data dari
sistem transaksi atau MSI sebagai sumber informasi untuk analisis dan pengambilan
keputusan.