Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT NSL

DOSEN PENGAJAR :
Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

DISUSUN OLEH :
Nisha Nur Aini (43219110183)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA

1
ABSTRAK

Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas manusia yang
menggunakan teknologi informasi itu sendiri demi mendukung operasi dan manajemen. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi sering digunakan untuk merujuk interaksi antara
manusia, proses algoritmik, data, dan teknologi. Salah satu yang termasuk sistem informasi
yaitu Decision support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung keputusan
adalah sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk membantu manajer dalam
pengambilan keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi yang dihasilkan dari
berbagai sistem informasi terkait yang terlibat dalam proses bisnis organisasi, seperti sistem
automatis kantor, sistem pemrosesan transaksi, dan lain-lain
DSS menggunakan ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren menggunakan model
analisis. Sistem pendukung keputusan membantu dalam pembuatan keputusan namun tidak
harus memberikan keputusan itu sendiri. Para pengambil keputusan mengumpulkan informasi
yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan / atau model bisnis untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

BAB I
Pendahuluan

Peran manajer dalam membuat banyak keputusan bertujuan untuk mengatasi masalah.
Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka
berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti
pendeketan sistem untuk menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.
Ke empat elemen dasar Proses pemecahan masalah tersebut terdiri atas:

1. Standar,
2. Informasi,
3. Batasan, dan
4. Solusi alternatif.

Jika ke-empat proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai
melalui analisis logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.
Masalah memiliki struktur yang beragam dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat
terprogram maupun tidak terprogram. Konsep sistem pendukung pengambilan keputusan
(decision support system-DSS) awalnya ditujukan pada masalah-masalah yang setengah
terstruktur. Output DSS yang pertama terdiri atas laporan dan output dari model matematika.
Kemudian, kapabilitas pemecahan masalah kelompok ditambahkan, diikuti dengan kecerdasan
buatan (artifical intellgence) dan pemrosesan analitis oniline (on-line analytical processing-
OLAP).
Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya
disebut simulasi. Lembar kerja elektronik (spreadsheet) merupakan alat yang baik untuk

2
membuat model matematika. Lembar kerja ini dapat digunakan baik untuk model statik dan
dinamik dan membuat manajer dapat memainkan permainan “bagaimana jika” (what-if- game).

Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS. Dengan menambahkan
basis pengetahuan dan mesin inferensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada
manajer.
Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-GDSS). GDSS dapat
diletakkan di beberapa tempat yang berbeda agar kondusif terhadap pemecahan masalah
kelompok.
Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer
(termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga
dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil
keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Menurut Moore and Chang, SPK atau DSS dapat digambarkan sebagai sistem yang
berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat tidak biasa.

Tahapan DSS:
 Definisi masalah
 Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan
 Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan
 Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase) Tujuan dari DSS:
 Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
 Mendukung manajer dalam mengambil keputusan suatu masalah
 Meningkatkan efektivitas bukan efisiensi pengambilan keputusan
Dalam pemrosesannya, DSS dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial
Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.

BAB II
Literatur Teori

Penulis menggunakan metode literatur didalam melakukan analisis terkait persoalan


artikel ini. Penulis menggunakan beraneka variasi sumber pustaka baik dari modul yang telah
diberikan dan juga dari artikel secara online, yang membeberkan seputar sistem pengambilan
keputusan. Untuk memperoleh data/isu penulis mengolah data dari beraneka variasi sumber isu
iternet. Berbagai macam variasi dan sumber rujukan yang tersedia menciptakan penulisan
artikel ilmiah ini berjalan dengan baik.

3
BAB III
Pembahasan

Pengertian Penagambilan Keputusan

Sebelum mulai dengan mengemukakan definisi pengambilan keputusan, maka perlu


disampaikan lebih dulu tentang apa pengertian keputusan itu.

1. Menurut Ralp C. Davis


Keputusan adalah hasil pemecahan yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat
menyimpang dari rencana semula.
2. Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila suatu fakta dapat
diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati
hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang
tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3. Menurut James A.F.Stoner
Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif- alternatif:
a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.
c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan
tersebut.
4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH
Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah
atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi
masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa


keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan
melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif (Hasan, 2002: 9).
Setelah mengetahui definisi dari keputusan maka selanjutnya akan dikemukakan definisi dari
pengambilan keputusan.
1. Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
2. Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap perhitungan
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat
3. Menurut Jemes A.F Stoner
Pengambilan Keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.

4
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Beberapa karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatan manajemen, mulai dari
tingkat manajemen puncak hingga ke tingkat manajemen yang paling bawah dan para
pegawai lainnya.
3. DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan proses pengambilan keputusan yang
harus dilakukan.
4. DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapat menambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menata kembali elemen-elemen dasar.
5. Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yang besar, dan dirancang
agar dapat interaktif sehingga mudah untuk digunakan.
6. DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada
keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya dalam
proses pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruh langkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
8. Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yang sederhana oleh
mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebih besar, biasanya dapat dibangun
dengan dukungan dari spesialis sistem informasi.
9. DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasipengambilan keputusan
yang mudah untuk dioperasikan oleh pengguna.

Model DSS

Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus
dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons terhadap
permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke
dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS).

Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan beserta kemampuan untuk
terlibat dalam OLAP.
1. Pemodelan Matematika
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Model mewakili suatu objek atau aktivitas, yang
disebut entitas (entity). Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang
harus diselesaikan. Objek atau aktivitas yang menyebabkan masalah disebut dengan
entitas.
2. Jenis Model

5
Terdapat empat jenis dasar model, yaitu :
a. Model Fisik (Physical model)
Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya. Model fisik yang digunakan di dunia
bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
Model fisik dibuat untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh benda
sesungguhnya. Sebagai contoh, model fisik memungkinkan desainer untuk
mengevaluasi desain objek, seperti pesawat terbang, dan membuat perubahan-
perubahan sebelum konstruksi sesungguhnya. Ini akan menghemat waktu dan uang.
b. Model Naratif
Salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari adalah model naratif
(narrative model) yang menggambarkan entitas dengan kata-kata yang terucap atau
tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entitas tersebut dari naratifnya.
Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga membuat model naratif jenis
model yang paling populer.
c. Model Grafis
Jenis model lain yang terus digunakan adalah model grafis. Model grafis (graphic
model) menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, simbol, atau bentuk.
Jumlah pemesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah jumlah
optimum penambahan stok yang harus dipesan dari pemasok. EOQ menyeimbangkan
biaya pembelian stok dan biaya untuk menyimpannya hingga stok tersebut digunakan
atau dijual.
Model grafis juga digunakan dalam desain sistem informasi. Kebanyakan perangkat
yang digunakan oleh pengembang sistem bersifat grafis. Diagram relasi entitas,
diagram kelas, dan diagram aliran data merupakan beberapa contoh.
d. Model Matematis
Setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis (mathematical
model). Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama
kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ.

Jenis Keputusan dan Proses Pengambilan Keputusan

Jenis Keputusan

Keputusan diklasifikasikan sebagai keputusan terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.


1. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang mengambil keputusannya harus
memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya. Setiap
keputusan ini adalah baru, penting, dan tidak rutin, serta tidak ada pengertian yang
dipahami benar atau prosedur yang disetujui bersama dalam pengambilannya.
2. Keputusan Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah kebalikan dari keputusan tidak terstruktur yaitu
sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya,
sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-akan masih bari. Banyak keputusan memiliki
elemen-elemen dari kedua jenis keputusan ini.
3. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang hanya sebagian masalahnya

6
mempunyai jawaban yang jelas tersedia dengan prosedur yang disetujui bersama.

Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan banyak langkah, Simon (1960)
menyatakan ada empat tahapan berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu: kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Tahapan pengambilan keputusan diantaranya :
kecerdasan, rancangan, pilihan, dan implementasi

1. Kecerdasan
Kecerdasan terdiri atas menemukan, mengidentifikasi, dan memahami masalah yang
terjadi pada organisasi- mengapa maslah itu terjadi, dimana, dan akibat apa yang dialami.
2. Rancangan
Rancangan melibatkan identifikasi dan pecarian berbagai solusi masalah.
3. Pilihan
Pilihan adalah tentang memilih alternatif solusi yang ada.
4. Implementasi
Implementasi dalah tentang membuat alternatif yang dipilih dapat bekerja, dan tetap
mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

Tipe dan Komponen DSS

Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-driven DSS.

1. Model-driven DSS
Merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi
secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing
pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan
analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan
kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah
untuk digunakan.
2. Data-driven DSS
Menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi
organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan
memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data
yang tersimpan di dalam database yang besar. Decision Support Systems meliputi
berbagai komponen yang termuat di dalam sistem pendukung ini, yaitu:
1. DSS database
Kumpulan data berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi yang digunakan untuk
menanyakan dan menganalisis data. Database ini dapat berupa PC database atau
massive database.
2. DSS software system
Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-
Line Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools. Model ini dapat berupa
model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawat terbang), model

7
perhitungan matematika (seperti: persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga
kredit), atau model verbal (seperti: deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu
perintah kerja/order).

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok

Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari fakta ini,
para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara
kelompok.
1. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-
GDSS) adalah “sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan
tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan
bersama.” Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi
informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain sistem pendukung kelompok
(group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer (computer-supported
cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi (computerized
collaborative work support), dan sistem pertemuan elektronik (electronic meeting system-
EMS). Peranti lunak yang digunakan dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.
2. GDSS berkontribusi memecahkan masalah
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS
berkontribusi memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang
mendukung komunikasi.
3. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu pemecahan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang kondusif
untuk komunikasi. Pada tiap lokasi, para anggota kelompok dapat bertemu dalam waktu
yang bersamaan atau waktu yang berbeda. Jika para anggota bertemu pada saat yang
bersamaan, maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron (synchronous exchange). Salah
satu contoh adalah pertemuan komite. Jika para anggota bertemu pada waktu yang
berbeda-beda, maka lokasi ini disebut pertukaran asinkron (asynchronous exchange).
Salah satu contoh adalah saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
4. Jaringan Keputusan Wilayah Lokal
Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu langsung, maka
para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang anggota dapat memasukkan
komentar ke dalam komputer dan melihat komentar yang diberikan anggota lain di layar.

Kemiripan Antara GDSS dan DSS

Berikut adalah beberapa kemiripan yang ada pada GDSS dan DSS:

 Keduanya menggunakan model, data dan perangkat lunak yang user-friendly


 Keduanya interaktif dengan “bagaimana-jika” kemampuan
 Keduanya menggunakan data internal dan eksternal
 Keduanya memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil peran aktif
 Keduanya memiliki sistem fleksibel

8
 Keduanya memiliki output grafis
Penerapan Sistem DSS Pada PT NSL

Apabila konsep pengambilan keputusan diterapkan pada perusahaan tempat saya bekerja,
saya rasa akan berjalan dengan efektif. Mengingat pengertian dari DSS (Decision Support
System) sendiri yaitu diartikan sebagai sistem pendukung keputusan yang merupakan bagian dari
sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mendukung bisnis atau kegiatan
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengambilan keputusan ini menjadi alternatif
yang tepat dalam memecahkan solusi yang terjadi pada perusahaan karena DSS bermanfaat
untuk melayani manajemen, operasi, tingkat perencanaan organisasi, meningkatkan efektifitas
dalam pengambilan keputusan dan membantu orang membuat keputusan tentang masalah yang
mungkin berubah dengan cepat dan tidak mudah untuk diselesaikan. Sehingga pemanfaatan
teknologi dalam pengambilan keputusan ini menjadi solusi yang tepat terutama di perusahaan
tempat saya bekerja. Karena dengan teknologi pengambilan keputusan seperti ini akan
meningkatkan efektifitas dan produktivitas dalam meningkatkan kualitas perusahaan
kedepannya.

BAB IV
Penutup

Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
alam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif
pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur.
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
dalam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-alternatif
pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai sebagai pengambil
keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. Keterbatasan sistem
pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan program yang
ditanamkan, tidak dengan hal yang tak terduga seperti manusia.

9
Daftar Isi

 Anggraini, D. (2019). The Effect Accounting Conservatism, Firm Size And Dividend
Policy On Earning Response Coefficient. EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research, 4(4), 281-293
 Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
 Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573
 Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 , (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
 Kharisma, M., & Faisol, D. A. (2019). Effect of Corporate Social Responsibility and
Company Transparency on Tax Avoidance with Profitability as Moderating Variables
(In Manufacturing Companies That Are Listing on The Idx 2015-2017 Period). Scholar
Bulletin, 5(8), 439-443
 Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and
Islamic Banking Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st
AnnuaScl Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1
(11), http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290773
 Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
 Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
 Soelton, M., Ramli, Y., Anggraini, D., & Khosasi, D. (2020). Implementing Good
Corporate Governance to Engage Corporate Social Rerponsibility in Financial
Performance. European Research Studies, 23(1), 239.
 Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Arlita, D. P., & Purba, R. M. (2019). Analysis of Non-
Financial Determinants of Company Value In Manufacturing Companies in Indonesia.
Jurnal Akuntansi, 23(2), 230-252.
 Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi).

10
EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.

Tugas ini juga diupload di :

 https://www.researchgate.net/publication/346453193_TUGAS_SISTEM_INFORMASI
_MANAJEMEN_SISTEM_PENGAMBILAN_KEPUTUSAN_PADA_PT_NSL_DOSE
N_PENGAJAR
 http://43219110183.blog.mercubuana.ac.id/2020/11/29/implementasi-aplikasi-sistem-
pengambilan-keputusan-pada-pt-nsl/

11

Anda mungkin juga menyukai