Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Dosen Pengampu : Ir. Sri Endang Anjarwani, M.Kom

Disusun Oleh :
1. RAFLI (F1D022022)
2. MOHAMMAD KLISMAN REYNALDY (F1D022063)
3. MUHAMMAD FAJAR MAULANA(F1D022072)
4. TRI SHANDY ANANTA AXELL S. (F1D022099)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keputusan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam proses menghadapi
alternatif yang dipilih Pada masa ini pengambilan suatu keputusan sudah tidak lagi hanya
dengan akal manusia. Keterbatasan manusia dalam berpikir untuk memecahkan suatu
permasalahan kini dapat dibantu dengan suatu sistem komputer yang telah diciptakan
oleh manusia itu sendiri. Perkembangan Teknologi Informasi telah memungkinkan
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat. Penggunaan
komputer telah berkembang dari sekadar pengolahan data maupun penyajian informasi
menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan sebagai pendukung pengambil
keputusan. Sebuah teknologi sistem komputer disebut sistem pendukung keputusan atau
yang disingkat SPK. SPK merupakan suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan
untuk membantu pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu
untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur, yaitu pencarian sokasi
yang melibatkan intuisi manusia dalam membuat keputusan yang tepat sasaran dan betul-
betul berguna bagi organisasi. Dengan penuntiatan yang tepat, SPK akan sangat berguna
untuk pencarian solusi terbaik. Sistem ini mempunyai banyak kelebihan, namun
kekurangan-kekurangan juga tetap dimiliki oleh sistem ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masaah diatas dapat ditentukan permasalahan yang akan dibahas,
yaitu, Apa itu Sistem Pendukung Keputusan? Bagaimana cara proses pengambilan
keputusan? Apa Arti dari Definisi Sistem Pendukung Keputusan? Apa saja Karakteristik
pada SPK? Apa saja jenis-jenis SPK itu? Bagaimana Komponen/subsistem SPKnya?
Apa Perbedaan antara SIM, SPK dan Sistem Pakar? Bagaimana Pengapikasianya dari
SPK?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini merupakan wujud dari keingintahuan kami sebagai
mahasiswa terhadap salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi,
yaitu untuk mengetahui apa itu Sstem Pengambil Keputusan untuk mengetahui
bagaimana sebuah perangkat lunak menyelesaikan masalah dengan cara Sistem
pendukung keputusan ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan


i. Pengertian sistem
Secara umum, Sistem adalah suatu kumpulan objek atau unsur-unsur atau bagian-
bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling memiliki hubungan, saling
berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain serta memiliki keterikatan pada
rencana atau plane yang sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu pada lingkungan
yang kompleks.
Secara terminologi, sistem dipakai dalam berbagai macam cara yang luas sehingga
sangat sulit untuk mendefinisikan atau mengartikannya sebagai suatu pernyataan yang
merangkum seluruh penggunaannya dan yang cukup ringkas untuk dapat memenuhi apa
yang menjadi maksudnya. Hal tersebut disebabkan bahwa pengertian sistem itu
bergantung dari latar belakang mengenai cara pandang orang yang mencoba untuk
mendefinisikannya. Semisal, menurut hukum bahwa Sistem dipandang sebagai suatu
kumpulan aturan-aturan yang membatasi, baik dari kapasitas sistem itu sendiri maupun
lingkungan dimana sistem itu sedang berada untuk memberikan jaminan keadilan dan
keserasian
ii. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Definisi ini memiliki tiga kunci elemen. Pertama,
pengambilan keputusan melibatkan membuat pilihan dari sejumlah pilihan. Kedua,
pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan lebih dari sekedar pilihan akhir
dari antara alternatif. Ketiga, "hasil yang diinginkan" yang disebutkan dalam definisi
melibatkan tujuan atau target yang dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat
keputusan terlibat dalam mencapai keputusan akhir.
Selain itu, pengambilan keputusan adalah proses yang dapat memilih pilihan yang
lebih disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi
yang diberikan. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pengambilan keputusan bisa
disimpulkan bahwa suatu proses pemilihan dari antara alternatif untuk mencapai suatu
hasil serta pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan,
melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi
mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan
untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat.
iii. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK), adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen
dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur
dengan menggunakan data dan model. Tujuan adanya SPK, untuk mendukung pengambil
keputusan memilih alternatif hasil pengolahan informasi dengan model-model pengambil
keputusan serta untuk menyelesaikan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak
terstruktur.
SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah.
SPK dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan
mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang
tinggi dan bersifat alternatif, serta SPK dirancang dengan menekankan pada aspek
kemampuan adaptasi yang tinggi. Selain itu pengertian SPK menurut beberapa ahli:
Menurut Michael S. Scott Morton dan Peter G.W. Keen, Adalah bahwa sistem
pendukung keputusan meruapakan sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu
masalah yang harus dibuat oleh manajer.
Menurut Raymond McLeod, Jr, Mendefenisikan sistem pendukung keputusan
sebagai suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan
suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan
melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan
rancangan model.
B. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
i. SPK menyediakan dukungan untuk mengambil keputusan utamanya pada keadaan
semi terstruktur dan tidak erstruktur dengan menggabungkan penilaian manusia dan
informasi komputerisasi.
ii. SPK, menaikan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketepatan waktu dan
kualitas bukan pada biaya pembuata keputusan atau biaya pemakaian komputer.
iii. Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif sampai
manajer.
iv. Sistem pendukung keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam
proses pembuatan keputusan inteligence, design, choice dan impelementasi.
v. Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik
dalam hal ketepatan waktu dan kualitas bukan pada biaya pembuatan keputusan atau
biaya pemakaian waktu komputer.
C. Jenis-Jenis Sistem Pendukung Keputusan
i. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time,
internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas.
Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan
pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan lembur,
mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
ii. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real
time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan
pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
iii. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan
berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada
manajemen tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal.
Contoh: Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan
lain, perekrutan eksekutif.
D. Komponen/Subsistem Sistem Pendukung Keputusan
Sistem berpendukung keputusan dapat terdiri dari beberapa subsistem, yang
diantaranya
i. Pengelolaan Data (Data Management), Pengelolaan data termasuk database, dimana
berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh software yang disebut DBMS
(Database Management System).
ii. Pengelolaan Model (Model Management), Paket Software dimana termasuk financial,
statistic, management science, atau model kuantitif lainnya, dimana menyediakan
kemampuan analitis sistem dan software menejemen yang cocok.
iii. Komunikasi (Subsistem Dialog), Pemakai dapat mengkomunikasikan dan
memerintahkan sehingga untuk itu diperlukan suatu antar muka pemakai (Use
Interface).
iv. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management), Subsistem yang dapat dipilih
untuk dapat mendukung setiap subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang
berdiri sendiri.
v. Pemakai (User), Pemakai yang mengaplikasikan pengetahuan ataupun sebagai
pengguna dari sistem.
E. Kelebihan dan kekurangan SPK
i. Kelebihan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
 Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses
data/informasi untuk pengambilan keputusan.
 Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
 Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
 Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan,
meskipun seandainya Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tidak mampu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat
digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
 Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang
diambilnya.
 Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan
penghematan waktu, tenaga dan biaya.
ii. Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
 Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terbatas untuk memberikan alternatif dari
pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar)
pada waktu perancangan program tersebut.
 Proses-proses yang dapat dilakukan oleh Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
 Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan
keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut selalu up to date.
 Bagaimanapun juga harus diingat bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan
mengolah informasi dan data yang diperlukan dan bukan untuk mengambil alih
pengambilan keputusan.
BAB III
METODE PEMECAHAN MASALAH

A. Tahapan dalam Penerapan Sistem Pendukung Keputusan


Ada beragam metode yang kerap digunakan oleh para pengambil keputusan untuk
menentukan sebuah solusi dalam sebuah sistem pengambilan keputusan. Adapun macam-
macam metode sistem pendukung keputusan tersebut antara lain yaitu: Metode Technique for
Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), Analytic Hierarchy Process
(AHP), Simple Additive Weighting (SAW), Wighted Product (WP) dan masih banyak lagi
metode lainnya. Pada postingan kali ini saya akan membahas beberapa metode sistem
pendukung keputusan beserta definisi singkatnya. Adapun metode-metode sistem pendukung
keputusan tersebut yaitu sebagai berikut :
i. Metode TOPSIS
Technique for Order Performance by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria. Metode TOPSIS
pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip
bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif
dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif untuk menentukan kedekatan
relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif adalah jumlah dari
seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-
ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. Metode
TOPSIS digunakan sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan multiple
criteria decision making. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah
dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja
relatif dari alternatif-alternatif keputusan.
ii. Metode AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan
keputusan yang pertama kali dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty yang
merupakan ahli matematika dari Wharton School of Business. Metode AHP pertama kali
dikembangkan pada tahun 1970 dan dipublikasikan pada tahun 1980. Analytical
Hirarchy Process (AHP) adalah sebuah hirarki fungsional dalam pengambilan keputusan
dengan input utamanya adalah persepsi manusia. AHP adalah prosedur yang berbasis
matematis yang sangat baik dan sesuai untuk evaluasi atribut – atribut kualitatif. Atribut
– atribut tersebut secara matematik di kuantitatif dalam satu set perbandingan
berpasangan, yang kemudian digunakan untuk mengembangkan prioritas – prioritas
secara keseluruhan untuk penyusunan alternatif – alternatif pada urutan rangking atau
prioritas.
iii. Metode SAW
Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja
pada setiap alternatif pada semua kriteria. Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan
semua rating alternatif yang ada. Metode SAW harus memiliki beberapa Alternatif (A),
Kriteria (C), dan Berat (Weight/W) yang mempunyai bobot ketentuan. Metode SAW
mengenal adanya 2 (dua) kriteria yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya
(cost).
Metode SAW termasuk salah satu metode sistem pendukung keputusan yang banyak
digunakan, terutama dalam menghadapi Multiple Attribute Decision Making (MADM).
MADM yang dimaksud di sini adalah metode yang digunakan untuk mencari alternatif
optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria-kriteria tertentu.
Metode SAW sangat cocok diimplementasikan di kehidupan masyarakat, seperti
pemilihan siswa berprestasi, rekomendasi pencari kerja terbaik, penilaian suatu pekerja
atau karyawan di suatu perusahaan dan lainnya. Dengan metode ini, diharapkan
pengambil keputusan mendapatkan hasil yang efisien dan mengurangi subyektifitas.
iv. Metode WP
Metode Wighted Product (WP) pertama kali disebutkan oleh Bridgman dalam
sebuah artikel. Metode WP merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan
yang berguna untuk memecahkan persoalan dengan menggunakan perkalian untuk
menghubungkan rating atribut, di mana rating harus dipangkatkan terlebih dahulu
dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini juga disebut sebagai proses
normalisasi.
v. Metode MAUT
Multi-Attribute Utility Theory (MAUT) adalah adalah skema evaluasi yang sangat
populer untuk mengevaluasi produk bagi pengguna. MAUT digunakan untuk
mengidentifikasi dan menggali informasi tentang preferensi pengguna dalam konteks
personal. Keseluruhan informasi tentang tingkah laku pengguna yang bersifat
multidimensional dibagi menjadi beberapa bagian yang bersifat unidimensional untuk
kemudian diberikan ukuran dan bobot. Pengukuran dan pembobotan dilakukan dengan
mempertimbangkan setiap jenis konteks sebagai salah satu atribut item. Pengunaan
pendekatan MAUT memungkinkan untuk penyaringan informasi sesuai preferensi
pengguna dengan cara mengidentifikasi pengaruh dari beberapa atribut
Dalam metode MAUT digunakan untuk merubah dari beberapa kepentingan ke
dalam nilai numerik dengan skala 0-1, 0 mewakili pilihan terburuk dan 1 terbaik. Hal ini
memungkinkan perbandingan langsung beragam ukuran, yaitu dengan alat yang tepat.
Hasil akhirnya adalah urutan peringkat dari evaluasi alternatif yang menggambarkan
pilihan dari para pembuat keputusan. Untuk contoh perhitungan metode maut dapat
dilihat pada postingan tentang: Rumus Perhitungan Metode MAUT (Metode Multi
Attribute Utility Theory)
vi. Metode MOORA
Multi-Objective Optimization on the basis of Ratio Analysis (MOORA) merupakan
metode multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau lebih attribut yang saling
bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah
dengan perhitungan matematika yang kompleks. Keunggulan metode MOORA sendiri
telah diamati bahwa metode ini sangat sederhana, stabil, dan kuat, bahkan metode ini
tidak membutuhkan seorang ahli di bidang matematika untuk menggunakannya serta
membutuhkan perhitungan matematis yang sederhana. Selain itu juga metode ini juga
memiliki hasil yang lebih akurat dan tepat sasaran dalam membantu pengambilan
keputusan.
vii. Metode WASPAS
WASPAS (Weight Aggregated Sum Product Assesment) merupakan metode yang
dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau mengoptimalkan dalam penaksiran untuk
pemililahan nilai tertinggi dan terendah. Penerapan metode WASPAS adalah mencari
prioritas pilihan lokasi yang paling sesuai dengan menggunakan pembobotan kombinasi
unik dua sumur dikenal sebagai MCDMapproaches, WMM dan model produk berat
(WPM) pada awalnya memerlukan normalisasi linier dari elemen hasil. Dengan metode
WASPAS, kriteria kombinasi optimum dicari berdasarkan dua kriteria optimum. Kriteria
pertama yang optimal, kriteria keberhasilan rata-rata tertimbang sama dengan metode
WSM. Ini adalah pendekatan yang populer dan diadopsi untuk MCDM untuk
mengevaluasi beberapa alternatif dalam beberapa kriteria keputusan.
viii. Metode VIKOR
Metode VIšekriterijumsko Kompromisno Rangiranje (VIKOR) merupakan salah
satu metode MADM yang melihat solusi/alternatif terdekat sebagai pendekatankepada
solusi ideal dalam perangkingan. Vikor merupakan metode analisis pengambilan
keputusan dengan multi atribut decision making yang dikembangkan oleh Serafim
Opricovic untuk memecahkan permasalahan keputusan dengan kriteria yang saing
bertentangan dan dari unit yang berbeda, dengan asumsi bahwa kompromi dapat diterima
sebagai resolusi dari konflik yang ada. Pengambil keputusan menginginkan solusi yang
mendekati ideal dan setiap alternatif dievaluasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Vikor melakukan perangkingan terhadap alternatif dan menentukan solusi
yang mendekati solusi kompromi ideal.
ix. Metode SMART
SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) merupakan metode
pengambilan keputusan yang multi-atribut yang dikembangkan oleh Edward pada tahun
1971 (sumber: Filho 2005). Teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan
pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai
dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting ia
dibandingkan dengan kriteria lain. Pembobotan ini digunakan untuk menilai setiap
alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. SMART menggunakan linear additive model
untuk meramal nilai setiap alternatif. SMART merupakan metode pengambilan
keputusan yang fleksibel. SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaanya
dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisa
yang terlibat adalah transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah
yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pendukung keputusan dirancang memiliki sifat yang dinamis dan fleksibel
alam perusahaan. Sistem pendukung keputusan membantu memberikan alternatif-
alternatif pada proses pengambilan keputusan, tetapi tidak menggantikan pemakai
sebagai pengambil keputusan. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis
komputer yang membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. SPK
dapat digambarkan sebagai sistem yang memiliki kemampuan dalam mendukung
analisis ad hoc data dan pemodelan keputusan yang berorientasi kepada perencanaan
masa depan. SPK bertujuan menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi,
serta mengarahkan opsi solusi kepada pengguna informasi agar dapat melakukan
pengambilan keputusan dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai