Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di


perusahaan yang dicapai melalui pengalaman (knowldege). Tetapi, dengan
semakin bertumbuhnya tingkat kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat
proses pengambilan keputusan tersebut menjadi lebih sulit. Hal itu disebabkan
semakin banyaknya alternatif keputusan yang ada, semakin besar pengaruh
sebuah keputusan di dalam perusahaan dan semakin tidak tentunya perubahan
yang mungkin terjadi di lingkungan perusahaan. Butuh suatu sistem
pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat memberikan informasi
mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang didapatkan.
Tidak seperti pengambilan keputusan, sistem berbasis pengetahuan
memiliki potensi untuk memperluas kemampuan pemecahan masalah manajer
melebihi kemampuan normalnya. Bentuk sistem berbasis pengetahuan yang
popular adalah sistem pakar. Sistem pakar menawarkan keunggulan untuk
perusahaan dan manajer yang menggunakannya, tapi sistem pakar ini
memiliki keterbatasan yang besar. Penelitian yang terus menerus seperti yang
melibatkan jaringan staff diharapkan akan meningkatkan kemampuan sistem
berbasis pengetahuan di masa depan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendukung pengambilan keputusan?
2. Bagaimana sistem berbasis pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan


1. Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis
komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap
data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan
keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi
interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung
manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam
situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.
DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai
analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
a. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan
yang cepat.
b. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan
dan keluaran.
c. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram
profesional.
d. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang
solusinya tak dapat ditentukan di depan.
e. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang
canggih.
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan
tingkatan perangkat keras maupun lunak. Masing masing tingkatan
berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan tingkat
teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
2. Fungsi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Secara global dapat dikatakan bahwa fungsi dari Sistem pendukung
keputusan (SPK) adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil
keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih
banyak atau lebih baik, sehingga dapat membantu untuk merumuskan
masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian sistem pendukung
keputusan (SPK) dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah
dikatakan secara singkat bahwa tujuan sistem penunjang keputusan adalah
untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the
things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian
penekanan dari suatu sistem penunjang keputusan (SPK) adalah pada
peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.
3. Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga
komponen besar yaitu database management, model base dan software
system/user interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti
gambar di bawah ini.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis
data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat
berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK,
diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan melalui simulasi.
b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan
kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai
dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan
dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan
yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base
memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan
mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.
c. User Interfase / Pengelolaan Dialog
Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan
antara dua komponen sebelumnya yaitu database management dan model
base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah
sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti
computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan
menerima masukan dari pemakai kedalam sistem pendukung keputusan.1
4. Metode Pengambilan Keputusan
Cara mendekati analisis pengambilan keputusan memang sangat
bervariasi. Setidaknya ada empat metode pengambilan keputusan yang
dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan
organisasional sebagaimana keterangan berikut ini:
a. Metode rasional adalah metode klasik yang secara tersirat mencakup
metode birokratik dari pengambilan keputusan.
b. Metode tawar-menawar adalah metode yang paling mendasar dalam
aktivitas politik yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Metode
ini sangat kompromis karena dimungkinkan pengambilan keputusan
dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang mempunyai
dampak jangka panjang dan juga keputusan-keputusan dengan ruang
lingkup terbatas.
c. Metode agrigatif metode ini menggunakan konsultan dan tim-tim staf
yang bekerja keras dalam merumuskan kebijakan politik.
d. Metode keranjang sampah metode ini lebih banyak menampilkan
karakter dalam pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-
macam dari peserta pengambilan keputusan dan pada masalah yang
timbul saat ini.2
5. Tahapan Pengambilan Keputusan
Adapun tahap pengambilan keputusan Menurut Simon (1960) ada 4
tahapan yakni :
a. Tahap Pemahaman berupa penyelidikan lingkungan untuk kondisi-
kondisi yang memerlukan keputusan. Pemahaman sama dengan
pengenalan masalah.
b. Tahap perancangan adalah penemuan, pengembangan, dan
penganalisaan arah tindakan yang mungkin.

1
http://spk-2112r0536-septialutfi.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sistem-pendukung-
keputusan.html diakses tanggal 15/11/2016 pukul 19.10 WIB
2
M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S, SIMDA, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004, hal. 90
c. Tahap pemilihan mengandung pemilihan arah tindakan dan
pelaksanaannya.
d. Tahap penerapan adalah tahap melaksanakan keputusan dan
melaporkan hasilnya.
Dari 4 tahapan ini kita jadi mengetahui bahwa dalam mengambil
keputusan paling tidak ada 4 tahapan yang harus kita lakukan sebelum
pengambilan keputusan dilakukan. Pengambilan keputusan ini sangatlah
penting dalam suatu manajemen, ini dikarenakan manajemen yang baiklah
yang mampu bertanggung jawab atas setiap keputusan-keputusan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, agar perusahaan atau
organisasi tersebut mampu menjalankan proses dan fungsinya sesuai
dengan tujuan awal perusahaan itu didirikan.3
6. Cara Pengambilan Keputusan
Dalam rangka memahami bagaimana cara-cara pengambilan
keputusan, maka berikut ini dikemukakan beberapa cara pengambilan
keputusan yang lazim digunakan oleh suatu kelompok atau organisasi.
a. Keputusan consensus atau mufakat.
b. Keputusan lewat pemungutan suara mayoritas.
c. Keputusan oleh minoritas.
d. Keputusan dengan mengambil rata-rata pendapat perorangan.
e. Keputusan oleh anggota ahli.
f. Keputusan oleh otoritas sesudah mendengarkan hasil diskusi
kelompok.
g. Keputusan oleh otoritas tanpa mendengarkan hasil diskusi kelompok.
7. Keuntungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang
kompleks.
b. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan
dalam konsisi yang berubah-ubah.

3
Moekijat, Pengantar Informasi Manajemen, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994, hal. 125.
c. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
d. Pandangan dan pembelajaran baru.
e. Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
f. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
g. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
h. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
i. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat
bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.4

B. Sistem Berbasis Pengetahuan


1. Definisi Sistem Berbasis Pengetahuan
Sistem Berbasis Pengetahuan diturunkan dari istilah knowledge
based expert system. Sistem ini merupakan sistem yang menggunakan
pengetahuan manusia yang telah disimpan dalam komputer untuk
menyelesaikan permasalahan yang memerlukan kepakaran seorang ahli
Sistem berbasis pengetahuan atau sistem pakar merupakan salah
satu cabang dari AI dimana dalam dunia komersial disebut dengan sistem
yang dapat secara efektif dan efisien melaksanakan tugas yang tidak
terlalu memerlukan pakar. Sistem berbasis pengetahuan dikenal juga
dengan sistem penasihat, sistem pengetahuan, sistem bantuan kerja cerdas
atau sistem operasional.5 AI sedang diterapkan di bidang bisnis dalam
bentuk sistem berbasis pengetahuan yang menggunakan pengetahuan
manusia untuk memecahkan masalah. Jenis sistem berbasis pengetahuan
paling popular adalah sistem pakar. Sistem pakar adalah program
komputer yang mencoba untuk mewakili pengetahuan dari pakar manusia
dalam bentuk heuristic (menemukan).6

4
http://kujpalupi.blogspot.co.id/2016/03/sistem-pendukung-pengambilan-keputusan.html diakses
tanggal 15/11/2016 pukul 10.00 WIB.
5
http://informatika.web.id/sistem-berbasis-pengetahuan.htm diakses tanggal 15/11/2016 pukul
18.30 WIB.
6
Raymond McLeod. Sistem Informasi Manajemen Jilid 2. Jakarta : PT PrenHallindo. 1996, hlm.
390.
Sistem Pakar berasal dari dua kata yaitu sistem dan pakar. Sistem
adalah beberapa elemen yang di tekankan adalah efektifitas (untuk
mencapai suatu tujuan). Pakar adalah seseorang yang ahli pada suatu
bidang. Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang
berusaha mengambil alih pengetahuan manusia ke komputer, agar
komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh
para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain
dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu
untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.
Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah
tertentu baik sedikit rumit ataupun rumit sekalipun tanpa bantuan para
ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat
digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
2. Tujuan Pengembangan Sistem Pakar adalah :
a. Mempermudah kerja tenaga ahli
b. Mengganti tenaga ahli
c. Menggabungkan kempampuan tenaga ahli
d. Training tenaga ahli
e. Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya
f. Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan kering
3. Ciri- Ciri Sistem Pakar
a. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
b. Memiliki fasilitas informasi yang handal
c. Terbatas pada bidang yang spesifik
d. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu
e. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran
f. Output tergantung dari dialog dengan user
g. Mudah dimodifikasi7

7
http://circuitspoofer.blogspot.co.id/2012/10/makalah-sistem-berbasis-pengetahuan_1194.html
diakses tanggal 16/11/2016 pukul 14.00 WIB
4. Konsep dasar sistem pakar
Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung beberapa
hal yang di antaranya:
a. Keahlian
Merupakan suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu
yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh
bentuk pengetahuan ; Strategi-strategi global untuk menyelesaikan
masalah
b. Ahli (Pakar)
Merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan, penilaian,
pengalaman, metode tertentu, serta mampu menerapkan keahlian
dalam memberikan advise untuk pemecahan persoalan, serta mampu
menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik
permasalahan, mengenali & merumuskan permasalahan, menyusun
kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-aturan
jika dibutuhkan, dan mampu menentukan relevan tidaknya keahlian
mereka.
c. Pengalihan Keahlian
Merupakan pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk
kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, dimana
pengetahuan yang disimpan di komputer ini disebut dengan nama basis
pengetahuan. Ada 2 tipe pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur
(biasanya berupa aturan).
d. Inferensi
Kemampuan untuk melakukan penalaran dengan menggunakan
pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil
akhir. dengan menggunakan motor interafe yang merupakan
permodelan proses berfikir dan bernalar layaknya manusia.
Sistem Pakar melakukan inferensi dengan :
1) Forward Chaining, yaitu pencocokan fakta atau pernyataan dimulai
daru bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran
dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran
hipotesis.
2) Backward Chaining, yaitu pencocokan fakta atau pernyataan
dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN) dulu. Dengan kata lain,
penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan unuk menguji
kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada
dalam basis pengetahuan.
e. Aturan
Sebagian besar sistem pakar dibuat dalam bentuk rule-based system,
dimana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan yang
biasanya berbentuk IF-THEN
f. Kemampuan Menjelaskan
Kemampuan untuk menjelaskan dan merekomendasi, yang
membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional.8
5. Keuntungan dan kelemahan yang dapat diperoleh dengan mengembangkan
sistem pakar
a. Keuntungan :
1) Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di
dalam bidang tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar
2) Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi
pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja
3) Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks
4) Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang
kompleks dan berulang-ulang
5) Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada
batas waktu

8
http://universitaspendidikan.com/contoh-makalah-sistem-pakar-pengertian-prinsip-dasar-dan-
ciri-cirinya/ diakses tanggal 16/11/2016 pukul 15.00 WIB
6) Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari
berbagai pakar untuk dikombinasikan.
b. Kelemahan :
1) Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena
semuanya dilakukan secara otomatis oleh system.
2) Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit
dibandingkan dengan perangkat lunak konvensional.9
6. Diagram Struktur Sistem Pakar

Struktur sistem pakar bisa dijelaskan seperti berikut :


Basis pengetahuan : Berupa pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan
untuk memahami, memformulasi, dan memecahkan masalah. Dalam basis
pengetahuan tersusun atas 2 elemen dasar, yaitu
1. Fakta, misalnya: situasi, kondisi, dan kenyataan dari permasalahan
yang ada, serta teori dalam bidang itu.
2. Aturan, yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk
memecahkan masalah yang spesifik dalam bidang yang khusus
Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum
digunakan, yaitu:

9
http://circuitspoofer.blogspot.co.id/2012/10/makalah-sistem-berbasis-pengetahuan_1194.html
diakses tanggal 16/11/2016 pukul 14.00 WIB
1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) : pengetahuan
direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN.
2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning) dimana pada
penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi
yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi
untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini
digunakan apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi
pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga
digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus
tertentu dalam basis pengetahuan.
Mesin inferensi: Merupakan otak dari Sistem Pakar yang juga
dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Komponen ini berupa
program komputer yang menyediakan suatu metodologi untuk memikirkan
(reasoning) dan memformulasi kesimpulan.
Kerja mesin inferensi meliputi: Menentukan aturan mana yang
akan dipakai, Menyajikan pertanyaan kepada pemakai, ketika diperlukan.
Menambahkan jawaban ke dalam memori Sistem Pakar. Menyimpulkan
fakta baru dari sebuah aturan dan Menambahkan fakta tadi ke dalam
memori.
Blackboard : Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk
merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan
sementara.
Antarmuka pengguna : Media komunikasi antara user dan
program, Pertanyaan jawaban, Menu, formulir, grafik.10

10
http://universitaspendidikan.com/contoh-makalah-sistem-pakar-pengertian-prinsip-dasar-dan-
ciri-cirinya/ diakses tanggal 16/11/2016 pukul 15.00 WIB
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Sistem pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbasis
komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses terhadap
data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan
keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi
terstruktur dan tidak terstruktur. Sistem pakar (expert system) secara
umum adalah sistem yang berusaha mengambil alih pengetahuan manusia
ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam
dapat menyelesaikan masalah tertentu baik sedikit rumit ataupun rumit
sekalipun tanpa bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi
para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman.
Sistem pakar sangat serupa dengan DSS karena keduanya
dimaksudkan untuk menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat
tinggi untuk pemakainya namun kedua sistem ini berbeda dalam dua cara
utama. Pertama, DSS terdiri dari routines yang mencerminkan cara yang
diyakini manajer untuk memecahkan masalah, seperti halnya gaya dan
kemampuan manajer. Sistem pakar, sebaliknya, menawarkan kesempatan
untuk membuat keputusan yang melebihi kemampuan manajer.
Contohnya, seorang pejabat investasi baru suatu bank dapat menggunakan
sistem pakar yang dirancang oleh seorang pakar investasi terkemuka, dan
saat menggunakannya, menyatukan pengetahuan pakar itu ke dalam
keputusan investasinya.
Perbedaan kedua sistem ini, antara sistem pakar dan DSS adalah
kemampuan sistem pakar untuk menjelaskan alur penalarannya dalam
mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering, penjelasan mengenai
cara pemecahan diperoleh lebih berharga dari pemecahan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

M. Khoirul Anwar dan Asianti Oetojo S. 2004. SIMDA. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

Moekijat. 1994. Pengantar Informasi Manajemen. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Raymond McLeod. 1996. Sistem Informasi Manajemen Jilid 2. Jakarta : PT


PrenHallindo

http://kujpalupi.blogspot.co.id/2016/03/sistem-pendukung-pengambilan-
keputusan.html diakses tanggal 15/11/2016 pukul 10.00 WIB.

http://informatika.web.id/sistem-berbasis-pengetahuan.htm diakses tanggal


15/11/2016 pukul 18.30 WIB.

http://circuitspoofer.blogspot.co.id/2012/10/makalah-sistem-berbasis-
pengetahuan_1194.html diakses tanggal 16/11/2016 pukul 14.00 WIB

http://universitaspendidikan.com/contoh-makalah-sistem-pakar-pengertian-
prinsip-dasar-dan-ciri-cirinya/ diakses tanggal 16/11/2016 pukul 15.00
WIB

http://spk-2112r0536-septialutfi.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sistem-
pendukung-keputusan.html diakses tanggal 15/11/2016 pukul 19.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai