Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS BIAYA PENGGILINGAN PADI

OLEH

KELOMPOK VIII

ANGGOTA

1. NOVI KHARISMA (1014071045)


2. REGI HAIDIR (1014071047)
3. RODIYANTI (1014071048)
4. SUHARYADI (1014071050)

JURUSAN TEHNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMUNG
2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “Analisis Biaya Penggilingan
Padi” dapat diselesaikan. Makalah merupakan salah satu tugas yang harus
dipenuhi dalam mata kuliah Ekonomi Tehnik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terkait yang telah membantu dalam proses pelaksanaan dan penyusunan makalah
ini. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Bandar Lampung , 26 November 2011

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1

1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................

III. METODELOGI ..........................................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan ...............................................................................

4.2 Hasil Perhitungan ................................................................................

4.3 Pembahasan ........................................................................................


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................

5.2 Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian menjadi bagian integral dari pembangunan


nasional yang telah mendapat tempat dan peranan strategis. Sasaran
pembangunan sektor pertanian adalah meningkatkan hasil pertanian untuk
mendukung industri yang kuat. Usaha untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas hasil pertanian, terutama tanaman pangan harus terus dilakukan.
Salah satu tanaman penting adalah padi ( oryza sativa L ) adalah salah satu
makanan pokok yang hampir sebagian besar masyarakat indonesia
mengomsumsinya dan merupakan komoditi strategis yang tetap mendapat
prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian.

Setelah melalui proses penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan.Proses


selanjutnya yang perlu kita pikirkan adalah proses pengolahan padi hasil
panen tersebut. Kita harus mengolah padi ini menjadi beras agar bisa di
konsumsi , untuk mengubah padi menjadi beras kita perlu melakukan
proses penggilingan padi , dengan menggunakan mesin-mesin penggiling
padi, misalnya mesin pemecah kulit , mesin pemoles dan mesin pemutih
yang memiliki berbagai jenis dan tipe .

Saat akan melakukan proses penggilingan kita perlu menganalisis biaya


yang di butuhkan untuk proses tersebut . Agar kita dapat memperkirakan
biaya yang akan di keluarkan persatuan beratnya. Dari analisis biaya
penggilingan padi ini kita juga bisa mendapatkan manfaat lainnya selain
mengetahui total biayanya yaitu kita bisa mengambil keputusanyang tepat
dalam pemilihan alat atau mesin yang akan digunakan , apabila
penggilingan padi dalam skala besar maka kita dapaat menentukan apakah
kita akan menyewa mesin penggiling tersebut atau membelinya.
Dalam analisis biaya penggilingan padi ada dua komponen biaya yang
dihitung yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap . Biaya tetap adalah jenis
biaya yang selama satu periode kerja jumlahnya tetap tidak tergantung
pada jumlah produk ynag dihasilkan . Biaya tidak tetap adalah biaya yang
dikeluarkan pada saatalat atau mesin beroperasi besarnya terantung pada
jumlah jam kerja pemakaian.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari analisis biaya ini adalah sebagai berikut :


a. Mengetahui cara menghitung biaya pokok untuk proses
penggilingan padi.
b. Mengetahui biaya pokok untuk proses penggilingan padi .

1.2.2 Manfaat

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari pembuatan makalah


ini adalah sebagai berikut:

a. Melalui pembuatan makalah ini penulis dapat meningkatkan


pengamatan, kepekaan , ketelitian, pemberian solusi dalam
menyelesaikan masalah sosial yang ditemui di kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat.
b. Penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu mahasisiwa
lainnya untuk memperoleh informasi-informasi yang
dibutuhkan yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalam
makalah ini.
c. Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pemerintah dan pihak terkait dalam
menentukan pemilihan alat atau mesin penggilingan padi
sesuai dengan biaya pokok na, atau sebagai bahan
pertimbangan untuk memilik seniri atau menyewa alat atau
mesin pertanian tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Teknik pascapanen padi sangat penting diketahui oleh petani sebelum mereka
menjual hasil panennya kepada KUD ataupun lembaga tata niaga lainnya.
Pengertian pascapanen padi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh petani
dan juga oleh lembaga tata niaga atau swasta, setelah padi dipanen sampai
dipasarkan kepada konsumen dalam bentuk beras. Kegiatan penanganan
pascapanan ini meliputi pemanenan (harvesting), perontokan (threshing),
pengangkutan (transportasi), pembersihan (cleaning), pengeringan (drying),
penyimpanan (storage), penggilingan (hulling or polishing) dan pemasaran
(marketing).

Proses pengeringan gabah bertujuan untuk menurunkan kadar air gabah agar
dicapai tingkat kadar air yang aman untuk disimpan atau penggilingan. Kadar air
yang baik penyimpanan adalah 14%. Pengeringan gabah biasanya masih
dilakukan dengan penjemuran. Alat-alat pengering yang biasa digunakan adalah
flat bet dryer, recirculating dryer, cross flow dryer, in bin dryer (aerasi), LSU
dryer dan fluidized bed dryer.Pengeringan biasanya dilakukan 2 tahap yaitu pre
drying (menurunkan kadar air gabah dari 22% sampai 18%) dan drying
(menurunkan kadar air gabah dari 18% sampai 14%).(Hasbullah et al , 2004 ).

Setelah dikeringkan gabah dapat langsung digiling atau terlebih dahulu disimpan.
Gabah kering giling (GKG) biasanya disimpan di gudang KUD atau penggilingan
swasta. Untuk mencegah tumbuhnya jamur atau serangga, maka dilakukan
furnigasi atau insektisida secara periodik. Penyimpanan dapat berupa karungan
yang disimpan digudang, curah pada silo, atau kemas hampa yang dapat di simpan
diruang terbuka. (Surajit K.De Datta,1981).

Penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen padi yang terdiri dari
rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi.
Gabah yang dimasukkan pada proses penggilingan padi adalah gabah kering
giling (GKG) yaitu gabah yang memiliki kadar air 13-15% dan hasilnya berupa
beras sosoh berwarna putih yang siap tanak.Dari bentuk gabah kering giling
sampai menjadi beras sosoh, berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit
selama proses penggilingan akibat dari pengupasan dan penyosohan. Bagian-
bagian yang tidak berguna akan dipisahkan sedangkan bagian yang utama yang
berupa beras akan dipertahankan. Namun tidak dapat dihindarkan sebagian butir
beras akan patah selama mengalami proses penggilingan. Operasi penggilingan
yang baik akan menghasilkan kualitas beras yang baik, susut rendah dan biaya
pengolahan yang rendah pula ( Esmay et al, 1979).

Peranan penggilingan padi sangat strategis, karena sebenarnya mereka dekat


dengan petani. Penggilingan padi menentukan harga beras di tingkat
penggilingan, termasuk juga menentukan kualitas beras, sekaligus berperan
sebagai mitra petani. Pada gilirannya penggilingan padi seharusnya juga dapat
membantu program pemerintah.

Pada umumnya sistem penggilingan padi terdiri dari 3 (tiga) bagian pokok, yaitu
husker separator dan polisher. Bagian lainnya hanya merupakan pendukung agar
dapat memperoleh hasil akhir yang lebih baik. Berdasarkan tingkat teknologi,
penggilingan padi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu (i) penggilingan padi
sederhana, (ii) penggilingan padi kecil, (iii) penggilingan padi besar, (iv)
penggilingan padi terpadu, (v) country elevator.
1. Pengilinggan padi sederhana (PPS) adalah unit peralatan teknik yang
berfungsi sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras, baik merupakan
gabungan dari beberapa mesin, dimana proses satu dengan yang lain
dihubungkan oleh proses pemindahan bahan dengan menggunakan tenaga
manusia.
2. Penggilingan padi kecil (PPK) adalah unit peralatan teknik yang merupakan
gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh yang berfungsi
sebagai pengolahan gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih kecil dari 2
(dua) ton GKG per jam.
3. Penggilingan padi besar (PPB) adalah unit peralatan teknik yang merupakan
gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh yang berfungsi
sebagai pengolahan gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih besar dari 2
(dua) ton GKG per jam.
4. Penggilingan padi terpadu (PPT) adalah unit peralatan teknik yang
merupakan gabungan dari unit proses pembersihan awal,pengeringan,
penyimpanan,penggilingan, pengepakan yang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan elevator serta memiliki kapasitas besar.
5. Country elevator (CE) adalah penggilingan padi terpadu yang berlokasi di
tengah sentra produksi padi serta terintegrasi dengan areal persawahan skala
besar sehingga hasil panen padi langsung dibawa ke tempat pengolahan
tersebut (patiwiri, 2006).
III. METODELOGI

Penulisan makalah ini mempergunakan metode analisis dan kepustakaan. Pada


metode kepustakaan penulismembaca buku-buku yang berkaitan dengan analisis
biaya penggilinga padi, data-data atau informasi yang ada dalam makalah ini ada
selain diperoleh dari referensi buku juga diperoleh dari artikel, internet ataupun
dari referensi lainnya. Sedangkan pada metode analisis penulis melakukan
tahapan- tahapan proses mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan informasi,
perhitungan, penyelesaian masalah dan penentuan hasil.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Parameter Nilai Satuan

Harga Awal Rp6.000.000,00

Harga Akhir Rp600.000,00

Daya 60 HP

Jumlah Jam Kerja 2000 Jam

Umur Ekonomis 5 Tahun

Tingkat Suku Bunga 10% /Tahun

Pajak 2% /Tahun

Garasi 0,60% /Tahun

Upah Operator Rp3.000,00 /Jam

Fc 0,11 l/HP/Jam

Fp Rp4.500,00 /Liter

Oc 0,0054 l/HP/Jam

Op Rp25.000,00 /Liter

S 10%

K 180 Kg/Jam
X 2
Y 15
A/P,10%,5 0,2638
A/F.10%,5 0,163797481
F/P,10%,0 1,1
V1 Rp3.600.000,00
V0 Rp6.000.000,00

4.2 Hasil Perhitungan

Dua komponen biaya yang di hitung dalam analisis baya penggilingan padi
adalah biaya tetap dan biaya tidak tetap.Hasil dari aplikasi rumus untuk
menghitung dua komponen biaya tersebut dapat dilihat pada uraian
dibawah ini.

4.2.1 Biaya Tetap

1. Biaya Penyusutan
1.1 Metode Garis Lurus
P−S
D= N

Keterangan :
D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
S = Harga akhir (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (Tahun)
1.2 Metode Penjumlahan Angka Tahun
N−n
D= (P-S)
Y

Keterangan :
D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
S = Harga akhir (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (Tahun)
n = lama pemakaian pada tahun yang bersangkutan
(tahun)
Y = Penjumlahan angka tahun (tahun)

1.3 Metode Kesetimbangan Menurun Berganda


D = Vn−1 – Vn
Dimana:
X
Vn = P (1- N)n
X n−1
Vn−1 = P(1- )
N

Keterangan :
D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
Vn = nilai akhir mesin pada tahun ke-n (Rp)
N = perkiraan umur ekonomis (tahun)
x = nilai tetapan anatara 1-2
(untuk alat/mesin pertanian digunakan x=2)
n = tahun ke-n (tahun)

1.4 Metode Sinking Fund


Dn = (P-S)(A/F, i %, N)(F/P, i %, n-1)
Keterangan :
Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
S = Harga akhir (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n = Tahun ke-n
i = Tingkat bunga modal (%/tahun)
2. Biaya Bunga Modal dan Asuransi
iP (N+1)
I= 2N

Keterangan :
I = Total bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
i = Total bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
N = Umur ekonomis alat/mesin

3. Pajak
Besarnya sekitar 2% dari harga awal pertahun

4. Biaya Bangunan / Garasi


Besarnya sekitar 0,60% dari harga awal pertahun

Jumlah Biaya Tetap :


BT = D + I + Pajak + Biaya bangunan/garasi

4.2.2 Biaya Tidak Tetap

1. Biaya Bahan Bakar


BB = FC x Pm x Fp x Wt
Keterangan :
BB = Biaya bahan bakar (Rp/tahun)
FC = Konsumsi bahan bakar
Bensin/solar (l/Hp/jam)
Listrik (Kwh)
Pm = Daya motor (Hp)
Fp = Harga bahan bakar
Bensin/solar (Rp/l)
Listrik (Rp/Kwh)
Wt = jam kerja pertahun (jam/tahun)
2. Biaya Pelumas
BP = OC x Pm x Op x Wt
Keterangan :
BP = Biaya pelumas (Rp/tahun)
OC = Konsumsi pelumas
Bensin/solar (l/Hp/jam)
Listrik (Kwh)
Pm = Daya motor
Motor bakar (Hp)
Op = Harga pelumas
Bensin/solar (Rp/l)
Wt = jam kerja pertahun (jam/tahun)

3. Biaya Grease
Diperkirakan 60 % dari biaya pelumas

4. Biaya perbaikan dan pemeliharaan


2 P−S
PPm = 100 x 100 jam x Wt

Keterangan :
PPm = Biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin pertahun
(Rp/tahun)
P = Harga pembelian alat (Rp)
S = nilai akhir alat, 10 % dari harga pembelian (Rp)
Wt = jam kerja pertahun (jam/tahun)

5. Biaya Suku Cadang


0.9 x P
Scm = x Wt
N

Keterangan :
Scm = Biaya suku cadang mesin (jam)
P = Harga pembelian mesin (Rp)
N = Umur ekonomis mesin (jam)
Wt = jam kerja pertahun (jam/tahun)

6. Biaya Operator
BO = Wt x Uop
Keterangan :
BO = biaya operator pertahun (Rp/tahun)
Wt = jam kerja pertahun (jam/tahun)
Uop = upah operator perjam (Rp/jam)

Jumlah Biaya Tidak Tetap :


BTT = BB + BP + Biaya Grease + PPa + Scm + BO + Bban

4.2.3 Biaya Total


B = BT + BTT

4.2.4 Biaya Pokok


B
Bp = Wt x k

Keterangan:
Bp = Biaya pokok (Rp/unit produk)
B = Biaya Total (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja pertahun (Jam/tahun)
K = Kapasitas kerja alat (jam/kg)

4.2.5 Hasil Perhitungan

Dari rumus-rumus di atas dan parameter yang telah diketahui maka


diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
1. Biaya Tetap
a. Biaya Penyusutan
o Metode Garis Lurus
Rp1.424.520,00 /tahun
o Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp1.440.000,00 /tahun
o Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp2.400.000,00 /tahun
o Metode Sinking Fund
Rp972.957,04 /tahun
b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi
Rp360.000,00 /tahun
c. Pajak
Rp120.000,00 /tahun
d. Biaya Bangunan/Garasi
Rp36.000,00 /tahun

Jumlah Biaya Tetap


o Metode Garis Lurus
Rp1.940.520,00 /tahun
o Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp1.956.000,00 /tahun
o Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp2.916.000,00 /tahun
o Metode Sinking Fund
Rp1.488.957,04 /tahun

2. Biaya Tidak Tetap


a. Biaya Bahan Bakar
Rp59.400.000,00 /tahun
b. Biaya Pelumas
Rp16.200.000,00 /tahun
c. Biaya Grease
Rp9.720.000,00 /tahun
d. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan
Rp2.160.000,00 /tahun
e. Biaya Suku Cadang
Rp246.575,34 /tahun
f. Biaya Operator
Rp6.000.000,00 /tahun

Jumlah Biaya Tidak Tetap


Rp93.726.575,34 /tahun

Biaya Total
o Metode Garis Lurus
Rp95.667.095,34 /tahun
o Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp95.682.575,34 /tahun
o Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp96.642.575,34 /tahun
o Metode Sinking Fund
Rp95.215.532,38 /tahun

Biaya Pokok
o Metode Garis Lurus
Rp265,74 /Kg
o Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp265,78 /Kg
o Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp268,45 /Kg
o Metode Sinking Fund
Rp264,49 /Kg

4.3 Pembahasan

Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih
kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Di Indonesia pada mulanya tanaman
padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya
orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah
yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan
baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan
didaerah sub tropika.Padi merupakan bahan baku dari beras, dimana beras
merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia baik ditinjau dari
segi fisiologis, phisikologis, sosial maupun antropologis. Bagi masyarakat
indonesia, beras menjadi komoditas yang sangat penting tidak saja dilihat
dari sisi produsen tetapi juga konsumen.

Penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen padi yang terdiri
dari rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap
konsumsi.Gabah yang dimaksud adalah gabah kering giling (GKG) yaitu
gabah yang memiliki kadar air 13-15% dan hasilnya berupa beras sosoh
berwarna putih yang siap tanak.Dari bentuk gabah kering giling sampai
menjadi beras sosoh, berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit
selama proses penggilingan akibat dari pengupasan dan penyosohan.
Bagian-bagian yang tidak berguna akan dipisahkan sedangkan bagian yang
utama yang berupa beras akan dipertahankan.

Dari proses penggilingan akan diperoleh hasil utama proses penggilingan


padi yaitu beras sosoh merupakan gabungan beras kepala dan beras patah
besar. Beras patah kecil atau menir disebut sebagai hasil sampingan karena
tidak dikonsumsi sebagai nasi seperti halnya beras kepala dan beras patah
besar. Jadi hasil samping proses penggilingan padi berupa proses
penggilingan padi berupa sekam,bekatul dan menir. FAO membedakan
ukuran beras berdasarkan panjang butirannya menjadi tiga yaitu menir,
beras patah dan beras kepala. Menir adalah beras yang ukuran butirannya
antara 3/8 sampai dengan 6/8 bagian beras utuh. Sedangkan beras kepala
adalah beras yang ukuran butirannya lebih besar dari 6/8 bagian butiran
panjang butir beras utuh.

Mesin-mesin yang dipakai dalam sistem penggilingan padi dapat berupa


rangkaian yang lengkap atau hanya rangkaian beberapa buah
mesin.kelengkapan rangkaian mesin akan mempengaruhi kualitas akhir
penggilingan. Untuk menghasilkan hasil penggilingan yang baik, sistem
penggiling padi seharusnya terdiri dari rangkaian-rangkaian mesin yang
lengkap. Namun dengan adanya keterbatasan modal untuk pengadaan
mesin-mesin penggilingan padi secara lengkap, maka suatu sistem
penggilingan padi dapat mengurangi rangkaian mesin yang dipakai. Hal ini
tentu saja akan mengurangi kuantitas dan kualitas beras hasil penggilingan.

Cara penggilingan padi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu


penggilingan secara tradisional dan secara mekanis.Teknologi
penggilingan padi diawali dengan adanya penggilingan padi manual yaitu
proses penumbukan padi dengan menggunakan alu dan lesung. Alu
berfungsi menggesek butiran-butiran padi , sedangkan lesung sebagai
wadah dan sekaligus sebagaipenahan gaya gesekan yang diberikan oleh
alu. Alu umumnya digerakkan oleh tangan sehingga menumbuk padi
sering disebut dengan istilah hand ponding.Penggilingan padi secara
mekanis adalah dengan menggunakan mesin-mesin. Dibawah ini akan
diuraikan proses penggilingan padi secara mekanis engan menggunakan
mesin lengkap.

1. Pemecahan kulit (husking,hulling,shelling)


Pemecahan atau pengupasan kulit bertujuan untuk melepaskan kulit
gabah dengan kerusakan sekecil mungkin pada butiran beras. Dari
stukttur butiran gabah, bagian-bagian yang akan diliepaskan adalah
palea, lemma, glume atau keseluruhannya disebut sekam. Mesin yang
dipakai adalah husker, heller, sheller. Sebagian besar gabah yang
dimasukkan ke dalam mesin pemecah kulit akan terkupas dan masih
ada sebagian kecil yang belum terkupas.Butiran gabah yang terkupas
dibagi menjadi 2, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang
belum terkupas dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah
kulitnya, namun sekam belum terlepas dari butiran berasnya.Untuk
mendapatkan kualitas pengupasan yang baik, yaitu efisien pengupasan
yang tinggi dan tingkat beras patah rendah, perlu dilakukan penyetelan
mesin pemecah kulit secara tepat.
2. Pemisahan sekam
Bertujuan untuk memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan gabah
utuh yang belum terkupas selama proses pemecahan kulit. Sekam
harus dipisahkan karena penyosohan tidak akan berfungsi baik apabila
beras pecah kulit masih bercampur sekam. Tanpa pemisahan sekam,
presentase beras patah pada penyosohan akan lebih tinggi dan kualitas
beras sosoh menjadi rendah. Mesin yang digunakan untuk pemisahan
ini disebut husk ospirator atau aspirator. Prinsip pemisahan sekam
sangat sederhana yaitu dengan memisahkan sekam dari kulit dan gabah
utuh berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada umumnya mesin
pemisah sekam dilengkapi dengan kipas untuk menghisap sekam dan
debu. Beras pecah kulit dan gabah akan tetap mengalir kebawah karena
tidak terhisap oleh kipas akibat daya beratnya.

3. Pemisahan gabah dan beras pecah kulit


Beras pecah kulit dan gabah utuh harus dipisahkan karena memerlukan
penanganan yang berbeda. Beras pecah kulit akan diteruskan ke mesin
penyosoh, sedangkan gabah utuh akan dikirim kembali ke mesin
pemecah kulit. Gabah tidak boleh ikut langsung ke mesin penyosoh
karena akan menurunkan kualitas beras dihasilkan. Mesin yang
digunakan adalah paddy separator atau separator. Umumnya
persentase gabah yang terkupas pada proses pemecahan kulit
bervariasi antara 80-95% bergantung pada keseragaman gabah,
varietas gabah, kondisi gabah, tipe dan kondisi mesin pemecah kulit,
kondisi pengupas dan keahlian operator mesin pemecah kulit. Semakin
tinggi efisiensi mesin pemecah kulit maka semakin tinggi jumlah beras
pecah kulit yang dihasilkan dan semakin rendah jumlah gabah utuh
yang tidak terkupas.
4. Penyosohan
Beras pemecahan kulit yang dihasilkan pada proses pemecahan kulit
(husking) masih mengandung lapisan bekatul yang membuat beras
berwarna gelap kecoklatan dan tidak bercahaya. Selain
penampakannya yang kurang menarik, adanya bekatul pada beras juga
membuat rasa nasi kurang enak meskipun bekatul memiliki nilai gizi
yang tinggi.Untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras
dilakukan suatu tahap kegiatan yang disebut penyosohan. Tahap ini
juga disebut whitening dan polishing. Disebut whitening karena proses
ini berfungsi merubah beras menjadi beras putih, sedangkan disebut
polishing karena permukaan beras digosok untuk membuang bekatul
sehingga didapat beras putih.
5. Pemisahan beras berdasarkan ukuran
Beras hasil penyosohan berupa campuran butiran beras yang memiliki
berbagai ukuran. Adanya berbagai ukuran tersebut disebabkan oleh
adanya butiran-butiran beras yang patah selama pemecahan kulit dan
penyosohan. Dalam campuran tersebut masih terdapat pula sisa
bekatul dan kotoran yang tidak sepenuhnya dapat dikeluarkan atau
dibuang pada proses sebelumnya. Untuk memisahkan beras kepala dan
beras patah diperlukan proses tersendiri yang disebut grading. Proses
ini juga bisa dilengkapi dengan proses pengeluaran sisa bekatul atau
kotoran.Keseragaman dan porsi beras yang keluar dari mesin polisher
sangat bervariasi. Untuk mendapatkan keseragaman ukuran beras yang
sesuai dengan keinginan, beras sosoh perlu dipisahkan terlebih dahulu
menurut ukuran-ukuran partikelnya. Grader dirancang sesuai
fungsinya, yaitu sebagai mesin untuk memisahkan beras menurut
panjang atau menurut tebalnya.

Pada analisis biaya penggilingan padi untuk menghitung biaya pokok


penggilingan padi per Kg dihitung terlebih dahulu dua komponen biaya
yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Berdasarkan rumus dan parameter
yang telah diketahui maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Jumlah biaya tetap (BT) diperoleh dari menjumlahkan biaya penyusutan,
biaya bunga modal dan asuransi, pajak serta biaya
bangunan/garasi.Diperoleh hasil:
a. Dengan menggunakan Metode Garis Lurus
Rp1.940.520,00 /tahun.
b. Dengan menggunakan Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp1.956.000,00 /tahun.
c. Dengan menggunakan Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp2.916.000,00 /tahun.
d. Dengan menggunakan Metode Sinking Fund
Rp1.488.957,04 /tahun.
Jumlah biaya tidak tetap (BTT) diperoleh dengan menjumlahkan biaya
bahan bakar, biaya pelumas, biaya grease, biaya perbaikan dan
pemeliharaan, biaya suku cadang, dan biaya operator. Diperoleh hasil
sebesar Rp93.726.575,34 /tahun. Biaya total (B) merupakan hasil
penjumlahan dari jumlah biaya tetap (BT) dan jumlah biaya tidak tetap
(BTT). Diperoleh hasil :
a. Dengan menggunakan Metode Garis Lurus
Rp95.667.095,34 /tahun.
b. Dengan menggunakan Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp95.682.575,34 /tahun.
c. Dengan menggunakan Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp96.642.575,34 /tahun.
d. Dengan menggunakan Metode Sinking Fund
Rp95.215.532,38 /tahun.
Biaya pokok merupakan biaya yang diperlukan mesin penggiling padi
untuk menggiling padi per Kg. Diperoleh hasil :
a. Dengan menggunakan Metode Garis Lurus
Rp265,74 /Kg.
b. Dengan menggunakan Metode Penjumlahan Angka Tahun
Rp265,78 /Kg.
c. Dengan menggunakan Metode Kesetimbangan Menurun Berganda
Rp268,45 /Kg.
d. Dengan menggunakan Metode Sinking Fund
Rp264,49 /Kg.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan diatas adalah


sebagai berikut :
1. Mesin-mesin yang dipakai dalam sistem penggilingan padi dapat
berupa rangkaian yang lengkap atau hanya rangkaian beberapa buah
mesin.Kelengkapan rangkaian mesin akan mempengaruhi kualitas
akhir penggilingan. Untuk menghasilkan hasil penggilingan yang baik,
sistem penggiling padi seharusnya terdiri dari rangkaian-rangkaian
mesin yang lengkap.
2. Proses penggilingan padi dengan rangkaian mesin-mesin yang lengkap
terdiri dari pemecahan kulit (husking,hulling,shelling), pemisahan
sekam, peemisahan gabah dan beras pecah kulit, penyosohan serta
pemisahan beras berdasarkan ukuran.
3. Berdasarkan perhitungan analisis biaya penggilingan padi diperoleh
hasil biaya pokok yaitu dengan menggunakan Metode Garis Lurus
sebesar Rp265,74 /Kg, dengan menggunakan Metode Penjumlahan
Angka Tahun sebesar Rp265,78 /Kg, dengan menggunakan Metode
Kesetimbangan Menurun Berganda sebesar Rp268,45 /Kg, dengan
menggunakan Metode Sinking Fund sebesar Rp264,49 /Kg. Dari
keempat hasil tersebut menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah apabila untuk skala
penggilingan padi yang besar misalkan pabrik penggilingan padi atau
petani yang memiliki lahan luas dapat mempertimbangkan dalam
pemilihan jenis mesin penggiling padi dan dapat mempertimbangkan
apakah orang atau instansi tersebut akan mnyewa atau memiliki sendiri
mesin penggiling padi tersebut dengan melihat perbedaan antara biaya
pokok dan ongkos sewa. Apabila biaya pokok lebih rendah dari biaya sewa
maka orang atau instansi tersebut layak untuk membeli sedangkan jika
biaya pokok lebih besar dari ongkos sewa maka orang atau instansi
tersebut tidak layak untuk membeli alat atau mesin pertanian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

De Datta, S. 1981. Principles and Practices Of Rice Production. Los Banos,


Philipina: Departement Of Agronomy, The International Rice
Research Institute

Djamila, Siti.1983. Masalah Susut Panen, penggabahan, pengeringan, dan


penggilingan padi IR 36. Bogor: Skripsi. Program Sarjana Teknik
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

Esmay, M. Et al.1979. Rice Post Production Tehcnology in The Topic. Honululu,


Hawai: The University Press Of Hawaii

Hasbullah, 2004. Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi. Jakarta:


Prosiding Lokakarya Nasional

Patiwiri, A. Waries.2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama
LAMPIRAN

Mesin penggiling gabah atau padi Tipe : 6N-80D

Persawahan

Anda mungkin juga menyukai