Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

Peternakan Gunungrejo Makmur 2 merupakan kelompok tani yang didirikan oleh drh.
Suparto lulusan tahun 2000 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Lokasi
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yaitu di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring,
Kabupaten Lamongan. Sebelum menjadi peternak yang sukses, drh. Suparto pernah bekerja di
perusahaan peternakan Charoen Pokphand Indonesia. Tapi ia membatasi diri bekerja sebagai
pegawai hanya untuk mencari modal dan pengalaman nyata peternakan. Setahun bekerja disana,
ia kemudian mengundurkan diri untuk kembali ke desanya. Dia melihat di desanya para peternak
incomenya kurang sehingga dia ingin mengubah pola atau cara peternak di desanya. Dia
memulai beternak ayam petelur 500 ekor pada tahun 2001 karena di desanya banyak petani
jagung dan padi yang menghasilkan limbah yang dapat dijadikan pakan ternak. Sebelumnya
limbah padi dan jagung dibawa ke Blitar untuk pakan ternak. Setelah jadi telur, telur tersebut
dibawa ke Lamongan. Jadi drh. Suparto ingin memotong rantai pemasaran yang ada di desanya.

Pada tahun 2003 populasi ternaknya sudah mencapai 150.000 ekor dan membina 50
peternak. Tahun 2008 ia mendengar program Sarjana Membangun Desa yang digagas oleh
Dirjen Peternakan. Dia merupakan Sarjana Membangun Desa angkatan kedua dan mendapat
bantuan 34 ekor sapi. Hingga saat ini populasi di Gunungrejo Makmur 2 kurang lebih 300 ekor
sapi potong dan 150.000 ekor ayam dan drh. Suparto membina kurang lebih 120 orang peternak.
Kelompok tani Gunungrejo Makmur 2 juga mendirikan basis usaha mulai dari subsistem hulu
sampai hilir. Ada pembibitan pejantan, kebun HMT, dan pakan konsentrat, selain itu untuk
legalitas kelembagaan kelompok tani tersebut juga membuat toko serta koperasi simpan pinjam
permodalan untuk anggota kelompok.

1
BAB II RUMUSAN MASALAH

Seiring dengan perkembangan penduduk yang pesat dan pertumbuhan penduduk


yang cukup tinggi maka kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani turut
meningkat. Masyarakat yang semakin maju, kini telah menyadari arti dari peningkatan
nilai gizi dalam makanan. Sebagai alas an pemenuhan kebutuhan daging terutama daging
sapi, maka peluang usaha ini banyak diminati pengusaha untuk membuka usaha peternakan
khususnya peternakan sapi potong.

Kebutuhan bibit sapi selalu meningkat setiap tahunnnya. Hal itu disebabkan oleh
meningkatnya permintaan daging sapi sehingga dibutuhkan bibit-bibit berkualitas yang
siap dibesarkan untuk diambil dagingnya. Sampai saat ini, usaha pembibitan sapi potong
belum ditangani secara baik karena sebagian besar lebih tertarik pada usaha
penggemukannya. Padahal, usaha pembibitan sapi potong sangat prospektif karena tidak
akan mungkin usaha sapi potong dapat berjalan tanpa adanya ketersediaan bibit. Dengan
demikian, kebutuhan bibit sapi potong harus selalu tersedia.

Perumusan masalah mengenai manajemen pembibitan ternak sapi potong di


Peternakan Gunungrejo Makmur 2 antara lain :

1. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek teknik (panca usaha tani) ?
2. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek lingkungan ternak ?
3. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek lingkungan agribisnis ?

2
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan observasi lapang kelayakan usaha agribisnis dilaksanakan pada tanggal 7
Juni 2018 mulai pukul 09.00 sampai 13.00. Kegiatan observasi ini dilaksanakan di
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten
Lamongan.

3.2 Cara Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan selama observasi di Peternakan


Gunungrejo Makmur 2 melalui beberapa pendekatan melalui :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung yang
berkaitan dengan materi observasi. Kegiatan dimulai dari pengamatan secara langsung dan
mencatat hal yang belum dimengerti, setelah bertemu dengan pegawai kandang
dilakukakan proses wawancara.
2. Studi Pustaka
Mencatat hal-hal yang terkait dengan topic yang diambil, dapat melalui studi pustaka
sehingga dapat dijadikan referensi dalam pemecahan masalah.

3.3 Sumber Data


Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan ada dua jenis
yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan.
Pengamatan meliputi jumlah sapi, jenis sapi, konstruksi kandang, pembersihan kandang,
dll.
2. Data sekunder adalah data yang diambil dari buku atau catatan yang diperoleh saat
observasi dan jurnal yang berhubungan dengan observasi di peternakan.

3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Usaha Agribisnis Ternak

Peternakan Gunungrejo Makmur 2 merupakan peternakan milik drh. Suparto yang


berlokasi di Desa Gungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Peternkan
ini dimulai dengan budidaya ayam petelur namun mulai tahun 2008 melalui program SMD
(Sarjana Membangun Desa) peternak ini mendapat bantuan 34 ekor sapi potong dan hingga
saat ini sudah memiliki kurang lebih 300 ekor sapi. Peternakan ini dapat menjual sapi
potong pejantan unggul hampir 70 jt, Sistem pemeliharaan yang dilakukan yaitu dengan
cara intensif, ini bertujuan untuk memudahkan peternak dalam memberi makan dan
pmbersihan kandang

4.2 Panca Usaha Tani

4.2.1 Bibit

Bibit yang baik adalah bibit yang dapat menghasilkan keturunan yang baik. Bibit
yang baik berasal dari keturunan dan genetik yang baik. Peternakan Gunungrejo Makmur 2
memulai usaha peternakan sapi potong dari program Sarjana Membangun Desa (SMD)
yang digagas oleh Dirjen Peternakan. Dengan bantuan sapi bakalan unggul 34 ekor dari
program SMD, drh Suparto dengan ilmu dan teknologi yang dimiliki saat kuliah dengan
mengajak peternak sekitar dapat melakukan pembibitan sapi potong dengan baik. Sekarang
jumlah sapi potong yang ada di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 sebanyak 300 ekor
dengan jenis limousine, simmental, ongole, dan peranakan ongole. Dan sapi potong
pejantan unggul peternakan ini laku dipasaran hampir 70 jt.

4.2.2 Sistem Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong adalah penyelenggaraan semua kegiatan yang


berhubungan dengan kehidupan dan kelanjutan hidup dari sapi potong tersebut. Sistem
pemeliharaan yang dilakukan oleh Peternakan Gunungrejo Makmur 2 adala intensif.
Dimana semua sapi yang ada dikandangkan dalam satu kandang. Hal ini bertujuan agar
mempermudah pemberian pakan dan minum bagi ternak, pembersihan kotoran ternak, dan

4
pengontrolan bagi ternak. Sistem pemeliharaan ini layak untuk peternakan pembibitan dan
penggemukan sapi potong karena cepat bertambah bobot dan mudah pemeliharaannya.

4.2.3 Perkandangan

Kandang yang di gunakan untuk sapi perah yang masih produktif adalah model tail
to tail(membelakangi) dengan panjang sekat kandang yang terdiri dari tempat pakan dan
tempat minum. Kontruksi kandang di Peternakan Gunungrejo Mkmur 2 menggunakan atap
asbes, lantai kandang dibuat dari paving sehingga terasa kasar agar lantai tidak licin. Di
beberapa ternak juga diberi alas karet untuk membuat keadaan lantai tidak licin. Bangunan
kandang yang ada merupakan kandang yang cukup kokoh dan sesuai dengan jumlah ternak
yang dipelihara sehingga ternak tidak saling berdesakan serta sesuai dengan jumlah tenaga
kerja yang ada, dalam artian bangunan kandang sesuai dengan keperluan usaha ternak sapi
potong.

4.2.4 Pakan

Di Peternakan Gunungrejo Makmur 2, pakan yang diberikan untuk sapi potong


terdiri dari hijauan yang berupa rumput gajah (Pennisetum Purpureum), sedangkan pakan
penguatnya adalah konsentrat. Cara pemberian pakan untuk hijauan dichopper agar efisien
karena mengingat sifat sapi yang suka memilih-milih pakan hijauan, sedangkan untuk
pakan penguatnya diberikan dengan cara dicampur dengan garam dan diberikan sedikit air.
pemberian pakan untuk sapi perah yang produktif dilakukan selama 2 kali dalam sehari.
Untuk pemberian minum dilakukan secara (Adlibitum) secara terus menerus menyesuaikan
habis tidaknya minumnya. Seluruh pakan yang diproduksi sendiri baik pakan hijauan
maupun konsentrat. Di sekitar kandang terdapat lahan kusus untuk HMT (Hijauan
Makanan Ternak) dan ada pabrik pembuatan pakan konsentrat. Jadi Peternakan
Gunungrejo Makmur 2 tidak kesulitan dlam memperoleh pakan. Bahkan produk pakan
konsentrat sudah dijual belikan kepada peternak yang ada di sekitar.

5
4.2.5 Kesehatan Ternak

4.2.5.1 Sanitasi

Untuk sanitasi kandang di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 dilakukan


pembersihan selama satu kali untuk memansikan ternak, pembersihan lantai kandang dan
tempat pakan minum dengan meliputi pembuangan kotoran dalam penampungan limbah,
sanitasi lingkungan dengan menyapu dan pembersihan alat-alat kandang. Sanitasi kandang
sendiri dilakukan setiap pukul 09.00. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugeng (2001) yang
menyatakan bahwa salah satu cara untuk menjaga agar ternak terhindar dari penyakit
dengan usaha menjaga kebersihan lingkungan kandang seperti lantai yang bersih. Sapi
harus dimandikan satu kali perhari dengan tujuan agar parasite kulit atau gatal-gatal tidak
mudah menghinggapinya.

4.2.5.2 Pencegahan Penyakit

Upaya untuk pengendalian penyakit yang sering muncul adalah dengan menyediakan
pakan yang berkualitas, pakan sapi harus cukup dan terjamin kualitas serta nutrisinya,
penyediaan pakan dan minum harus diusahakan bersih, hindari pemberian pakan yang tidk
baik, kadaluarsa, basi atau busuk, pakan yang tidak diketahui sumbernya dengan jelas tidak
boleh diberikan, pakan yang tercemar mikroorganisme dapat menyebabkan sapi terserang
penyakit diare. Pemberian konsentrat yang berlebihan dan kandungan serat kasar yang
rendah dapat menyebabkan kembung. Untuk pemberian vaksin dilakukan setiap 3 bulan
sekali dan pemberian obat caing dengan menggunakan Albendasol. Pemberian obat cacing
dengan cara oral dan suntik. Penyakit yang sering menyerang di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 adalah diare, kembung, dan cacingan.

6
4.3 Lingkungan Ternak

4.3.1 Suhu

Peternakan Gunungrejo Makmur 2 berada di Kabupaten Lamongan dimana


Kabupaten Lamongan berada di dataran rendah namun suhunya tidak terlalu panas karena
di Kabupaten Lamongan masih sedikit pabrik-pabrik atau perkantoran yang besar. Saat
malam hari suhu di Kabupaten Lamongan juga tidak terlalu dingin. Jadi masih cocok atau
pas digunakan untuk peternakan sapi potong karena suhu ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan sapi potong adalah 17-27 oC.

4.3.2 Cahaya
Pencahayaan di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 cukup baik dikarenakan sinar
matahari pagi dapat masuk secara sempurna ke dalam kandang. Karena sinar matahari
dapat membunuh berbagai bibit-bibit penyakit yang berbahaya bagi ternak. Dan di sekitar
kandang tidak ada pohon-pohon yang tinggi dan besar yang dapat menutup cahaya masuk
ke kandang.
4.3.3 Iklim
Secara geografis, wilayah Indonesia yang beriklim tropis yang menguntungkan untuk
beternak sapi potong. Curah hujannya yang tinggi dan kelembaban udaranya relatif stabil.
Untuk menghindari terpaan angina yang cukup kencang kandang sebaiknya menghadap
berlawanan arah angina. Misal angin dominan dari barat ke timur, kandang harus dibangun
membujur utara ke selatan. Jadi secara umum seluruh wilayah Indonesia cocok digunakan
untuk peternakan sapi potong.
4.3.4 Tingkah Laku
4.3.4.1 Tingkah Laku Makan
Untuk sistem tingkah laku makan di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 pakan
diberikan setiap 2 kali sehari dengan 2 macam makanan yaitu hijauan dan konsentrat.
Pakan hijaun dichoper atau dicacah sehingga memudahkan sapi untuk makan. Pakan ditak
pernah atau jarang diganti sehingga tidak menghambat perkembangan dan pertumbuhan
sapi. Untu minum, tempat minum dibuat agak tertutup dengan hanya ada lubang persegi
untuk minum. Jadi sapi minum dengan cara menjilat air lewat lubang tersebut.

7
4.3.4.2 Tingkah Laku Induk Anak
Saat sapi anakan baru lahir atau pedet sapi anakan akan menyusu ke induknya. Pedet
akan menyodok ambing dan putting induknya. Induk yang akan melahirkan cenderung
akan meninggalkan kelompoknya sebelumnya. Pada Peternakan Gunungrejo Makmur 2
biasanya diletakkan pada kandang terpisah. Apabila sapi anakan lapar sapi anakan akan
mendekati sapi indukan lainnya sebelum mampu mengidentifikasi induknya sendiri.
Pengenalan induk kepada anaknya dimulai dengan menjilat bagian-bagian sapi pedet.
4.3.4.3 Tingkah Laku Mencari Perlindungan
Sapi selalu merasa khawatir terhadap segala sesuatu yang baru dan belum mereka
kenali. Dengan indera penciuman dan penglihatan mereka mendeteksi adanya bahaya,
kemudian melakukan respon dengan cara melarikan diri. Di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 untuk masuk ke kandang harus meminta izin pemilik atau pegawai kandang dan
tidak boleh membuat gaduh karena dapat membuat ternak merasa tidak nyaman.
4.3.4.4 Tingkah Laku Bertarung
Apabila sapi merasa terganggu oleh predator atau hal yang lain, sapi dapat mengejar
atau menyeruduk predator yang mengganggunya atau kelompoknya. Dengan mempunyai
tanduk dan tendangan yang keras mempu melukai predator yang mengganggunya.
4.3.4.5 Tingkah Laku Membuang Kotoran
Sapi membuang kotoran di sembarang tempat dengan random karena sapi tidak
memiliki kemampuan untuk menahan untuk membuang kotoran. Jadi sapi dapat
mengeluarkan kotoran dimana dan kapan saja.
4.3.5 Infrastruktur
Infrastruktur di sekitar peternakan cukup memadai mulai dari jalan, listrik,
transportasi, air, maupun alat-alat peternakan. Jalan yang mudah diakses karena dekat
dengan jalan raya babat-jombang. Listrik juga tersedia menggunakan daya dari PLN dan
air juga menggunakan air PDAM. Peternakan Gunungrejo 2 memiliki beberapa truk dan
tosa, truk digunakan untuk mengangkut sapi sedangkan tosa digunakan untuk membawa
pakan hijauan. Untuk alat pertenakan lainnya juga ada seperti mesin chopper, alat timbang
berat badan sapi, dll.

8
4.3.6 Pencemaran Lingkungan
4.3.6.1 Pencemaran Air
Untuk limbah cair akibat kotoran ternkak di Peternakan Gunungrejo Makmur 2
kotoran digunakan sebagai pupuk cair untuk lahan pakan hijauan ternak di samping
kandang dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pupuk tanamannya. Selain itu
kotoran atau limbah cair sapi potong digunakan untuk pestisida. Jadi masyarakat tidak
terganggu dengan limbah cair peternakan karena dimanfaatkan dengan baik.
4.3.6.2 Limbah Padat
Sama halnya dengan limbah cair, limbah padat akibat kotoran sapi juga dimanfaatkan
sebagai pupuk dan biogas. Masyarakat sekitar juga diberi pelatihan atau diberitahu
bagaimana cara pembuatan biogas jadi masyarakat mendapat manfaat adanya peternakan
ini.
4.3.6.3 Pencemaran Udara
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 berada jauh dari pemukiman, hanya ada beberapa
rumah di sekitar peternakan dan rumh-rumah tersebut adalah rumah pegawai peternakan.
Jadi pencemaran udara berupa bakteri tidak terlalu mengganggu atau dapat protes dari
warga sekitar. Untuk mengurangi bau pada ternak, ternak diberikan jamu berupa empon-
empon.
4.3.6.4 Pencemaran Kebisingan
Alat mesin peternakan yang menimbulkan kebisingan di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 adalah mesin chopper, tosa, mixer, dan truk. Karena lokasi peternakan jauh dari
pemukiman warga jadi suara bising akibat mesin-mesin tersebut dapat diminimalisir.
4.4 Lingkungan Agribisnis
4.4.1 Lingkungan Internal
4.4.1.1 Subsistem Hulu
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 memiliki pabrik pakan sendiri dan mempunyai
lahan untuk pakan hijauan ternak di samping kandang. Jadi Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 tidak kesulitan untuk mendapatkan pakan ternak. Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 bergerak di bidang pembibitan sapi potong. Jadi bibit di peternakan tersebut
juga bersalah dari pembibitannya sendiri.

9
4.4.1.2 Subsistem Budidaya
Budidaya di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 cukup baik dan tertata dikarenakan
pemimpin atau pendiri peternakan memiliki ilmu yang memumpuni untuk menjalankan
peternakan besar. Berbekal ilmu dari perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Airlangga, drh Suparto membekali anggota Peternakan Gunungrejo Makmur 2
sehingga seluruh anggota terampil dalam menjalankan usaha peternakan ini.
4.4.1.3 Subsistem Hilir
Selain memiliki pabrik pakan, Peternakan Gunungrejo Makmur 2 juga memiliki toko
untuk menjual sapronak termasuk pakan yang diproduksi sendiri. Toko tani berada tidak
jauh dari peternakan kurang lebih 3 km. Sekarang toko tani sudah ada 2 tempat yang
letaknya tidak jauh berbeda yaitu di Jl. Gotong Royong, Babat, Lamongan.
4.4.1.4 Subsistem Penunjang
Penunjang yang sangat menonjol di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yaitu alat
mesin peternakan dan transportasi karena peternak ini sangat menonjol. Mulai dari mesin
chopper, mesin mixer, mesin penimbang bobot sapi otomatis, tosa dan truk. Jadi peternak
ini sangat terbantu dengan adanya alat mesin dan transportasi yang memadai.
4.4.2 Lingkungan Eksternal
4.4.2.1 Ekonomi dan Sosial

Suatu usaha peternakan sapi potong pasti akan memiliki dampak bagi lingkungan
sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yang
terletak di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Kelompok
tani ini memiliki satu kepala yaitu drh. Suparto dan kurang lebih 50 peternak sebagai
anggota yang seluruhnya adalah masyarakat desa. Hal tersebut membuktikan bahwa
peternakan Gunungrejo Makmur 2 memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar
dalam hal pengurangan jumlah pengangguran.
Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya Peternakan
Gunungrejo Makmur 2 mengandalkan siskamling Desa Gunungrejo yang mengadakan
ronda setiap malam serta memerintahkan anak kandang untuk bergantian menjaga

10
kandang. Untuk menghalau binatang seperti ayam atau anjing memasuki areal peternakan
seluruh lahan dipagari dengan tembok setinggi 2 meter.

4.4.2.2 Pasar

Peternakan Gunungrejo 2 tidak hanya menjual bakalan-bakalan unggul tetapi


terkadang juga menjual sapi siap potong. Untuk pemasaran biasannya peternakan ini sudah
mempunyai langganan tetap untuk pengambilan bakalan-bakalan unggul oleh peternakan
penggemukan sapi potong. Dan biasannya juga dijual di pasar hewan di Lamongan dan
kota sekitar. Harga dari bakalan unggul bisa mencapai 70jt.

4.4.2.3 Lingkungan

Sebelum mendirikan usaha peternakan, Peternakan Gunungrejo Makmur 2 telah


meminta izin dari RT/RW setempat secara informal, dan beberapa penduduk sekitar yang
letaknya terdekat dengan areal peternakan. Dampak negatif peternakan sapi potong adalah
limbah kotoran sapi. Pada peternakan Gunungrejo Makmur 2, limbah-limbah tersebut
dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, pestisida, dan biogas yang berguna bagi petani sekitar..
Sehingga dapat meminimalisir gangguan pencemaran lingkungan di sekitar peternakan.

4.4.2.4 Manajemen dan Organisasi


Peternakan Gunungrejo Makmur 2 memiliki struktur organisasi yang sederhana yaitu
ketua, sekertaris, bendahara, dan anggota. Yang menjadi ketua adalah drh. Suparto
sekaligus sebagai pendiri. Karena peternakan ini berbentuk kelompok tani jadi seluruh
peternak yang ada dalam klompok tani adalah anggota di Peternakan Gunungrejo Makmur
2. Hanya ada 10 sampai 15 orang yang menjadi karyawan di peternakan ini

11
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Analisis usaha agribisnis pembibitan sapi potong peternakan Gunungrejo Makmur 2


secara umum layak ditinjau dari panca usaha tani, lingkungan ternak, maupun lingkungan
agribisnis. Panca usaha tani di peternakan Gunungrejo Makmur 2 sudah tersistem dengan
baik. Disana sudah terdapat lahan HMT dan pabrik pakan sehingga memudahkan
mendapatkan pakan dan mengurangi biaya, begitu pula dengan perkandangan, sistem
pemeliharaan dan kesehatan ternak juga sudah baik dikarenakan memang pemilik
peternakan sudah memiliki bekal ilmu yang memumpuni untuk melaksanakan peternakan
ini. Lingkungan ternak juga sudah baik mulai dari suhu, cahay dan iklim cocok digunakan
untuk beternak sapi potong. Infrastruktur yang lengkap serta penanganan limbah akibat
peternakan yang baik sehingga tidak meresahkan warga yang ada di sekitar peternakan.
Lingkungan agribisnis di peternakan Gunungrejo Makmur 2 dari lingkungan internal
maupun eksternal sangat mendukung. Peternakan ini memiliki basis agribisnis dari hulu
sampai hilir serta peternakan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar karena dengan
adanya peternakan ini kesejahteraan masyarakat meningkat.

5.2 Saran

Di beberapa kandang sapi masih terlihat kotoran yang menumpuk, walaupun tidak
menimbulkan bau akibat pemberian pakan yang baik, dengan adanya kotoran tersebut sapi
merasa kurang nyaman dan kurang enak dipandang oleh masyarakat sekitar. Sebaiknya
peternakan Gunungrejo lebih memperhatikan kebersihan kandang karena kandang yang
kotor menimbulkan penyakit yang dapat menyerang sapi.

12

Anda mungkin juga menyukai