Peternakan Gunungrejo Makmur 2 merupakan kelompok tani yang didirikan oleh drh.
Suparto lulusan tahun 2000 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Lokasi
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yaitu di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring,
Kabupaten Lamongan. Sebelum menjadi peternak yang sukses, drh. Suparto pernah bekerja di
perusahaan peternakan Charoen Pokphand Indonesia. Tapi ia membatasi diri bekerja sebagai
pegawai hanya untuk mencari modal dan pengalaman nyata peternakan. Setahun bekerja disana,
ia kemudian mengundurkan diri untuk kembali ke desanya. Dia melihat di desanya para peternak
incomenya kurang sehingga dia ingin mengubah pola atau cara peternak di desanya. Dia
memulai beternak ayam petelur 500 ekor pada tahun 2001 karena di desanya banyak petani
jagung dan padi yang menghasilkan limbah yang dapat dijadikan pakan ternak. Sebelumnya
limbah padi dan jagung dibawa ke Blitar untuk pakan ternak. Setelah jadi telur, telur tersebut
dibawa ke Lamongan. Jadi drh. Suparto ingin memotong rantai pemasaran yang ada di desanya.
Pada tahun 2003 populasi ternaknya sudah mencapai 150.000 ekor dan membina 50
peternak. Tahun 2008 ia mendengar program Sarjana Membangun Desa yang digagas oleh
Dirjen Peternakan. Dia merupakan Sarjana Membangun Desa angkatan kedua dan mendapat
bantuan 34 ekor sapi. Hingga saat ini populasi di Gunungrejo Makmur 2 kurang lebih 300 ekor
sapi potong dan 150.000 ekor ayam dan drh. Suparto membina kurang lebih 120 orang peternak.
Kelompok tani Gunungrejo Makmur 2 juga mendirikan basis usaha mulai dari subsistem hulu
sampai hilir. Ada pembibitan pejantan, kebun HMT, dan pakan konsentrat, selain itu untuk
legalitas kelembagaan kelompok tani tersebut juga membuat toko serta koperasi simpan pinjam
permodalan untuk anggota kelompok.
1
BAB II RUMUSAN MASALAH
Kebutuhan bibit sapi selalu meningkat setiap tahunnnya. Hal itu disebabkan oleh
meningkatnya permintaan daging sapi sehingga dibutuhkan bibit-bibit berkualitas yang
siap dibesarkan untuk diambil dagingnya. Sampai saat ini, usaha pembibitan sapi potong
belum ditangani secara baik karena sebagian besar lebih tertarik pada usaha
penggemukannya. Padahal, usaha pembibitan sapi potong sangat prospektif karena tidak
akan mungkin usaha sapi potong dapat berjalan tanpa adanya ketersediaan bibit. Dengan
demikian, kebutuhan bibit sapi potong harus selalu tersedia.
1. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek teknik (panca usaha tani) ?
2. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek lingkungan ternak ?
3. Bagaimana analisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek lingkungan agribisnis ?
2
BAB III METODE PELAKSANAAN
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.1 Bibit
Bibit yang baik adalah bibit yang dapat menghasilkan keturunan yang baik. Bibit
yang baik berasal dari keturunan dan genetik yang baik. Peternakan Gunungrejo Makmur 2
memulai usaha peternakan sapi potong dari program Sarjana Membangun Desa (SMD)
yang digagas oleh Dirjen Peternakan. Dengan bantuan sapi bakalan unggul 34 ekor dari
program SMD, drh Suparto dengan ilmu dan teknologi yang dimiliki saat kuliah dengan
mengajak peternak sekitar dapat melakukan pembibitan sapi potong dengan baik. Sekarang
jumlah sapi potong yang ada di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 sebanyak 300 ekor
dengan jenis limousine, simmental, ongole, dan peranakan ongole. Dan sapi potong
pejantan unggul peternakan ini laku dipasaran hampir 70 jt.
4
pengontrolan bagi ternak. Sistem pemeliharaan ini layak untuk peternakan pembibitan dan
penggemukan sapi potong karena cepat bertambah bobot dan mudah pemeliharaannya.
4.2.3 Perkandangan
Kandang yang di gunakan untuk sapi perah yang masih produktif adalah model tail
to tail(membelakangi) dengan panjang sekat kandang yang terdiri dari tempat pakan dan
tempat minum. Kontruksi kandang di Peternakan Gunungrejo Mkmur 2 menggunakan atap
asbes, lantai kandang dibuat dari paving sehingga terasa kasar agar lantai tidak licin. Di
beberapa ternak juga diberi alas karet untuk membuat keadaan lantai tidak licin. Bangunan
kandang yang ada merupakan kandang yang cukup kokoh dan sesuai dengan jumlah ternak
yang dipelihara sehingga ternak tidak saling berdesakan serta sesuai dengan jumlah tenaga
kerja yang ada, dalam artian bangunan kandang sesuai dengan keperluan usaha ternak sapi
potong.
4.2.4 Pakan
5
4.2.5 Kesehatan Ternak
4.2.5.1 Sanitasi
Upaya untuk pengendalian penyakit yang sering muncul adalah dengan menyediakan
pakan yang berkualitas, pakan sapi harus cukup dan terjamin kualitas serta nutrisinya,
penyediaan pakan dan minum harus diusahakan bersih, hindari pemberian pakan yang tidk
baik, kadaluarsa, basi atau busuk, pakan yang tidak diketahui sumbernya dengan jelas tidak
boleh diberikan, pakan yang tercemar mikroorganisme dapat menyebabkan sapi terserang
penyakit diare. Pemberian konsentrat yang berlebihan dan kandungan serat kasar yang
rendah dapat menyebabkan kembung. Untuk pemberian vaksin dilakukan setiap 3 bulan
sekali dan pemberian obat caing dengan menggunakan Albendasol. Pemberian obat cacing
dengan cara oral dan suntik. Penyakit yang sering menyerang di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 adalah diare, kembung, dan cacingan.
6
4.3 Lingkungan Ternak
4.3.1 Suhu
4.3.2 Cahaya
Pencahayaan di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 cukup baik dikarenakan sinar
matahari pagi dapat masuk secara sempurna ke dalam kandang. Karena sinar matahari
dapat membunuh berbagai bibit-bibit penyakit yang berbahaya bagi ternak. Dan di sekitar
kandang tidak ada pohon-pohon yang tinggi dan besar yang dapat menutup cahaya masuk
ke kandang.
4.3.3 Iklim
Secara geografis, wilayah Indonesia yang beriklim tropis yang menguntungkan untuk
beternak sapi potong. Curah hujannya yang tinggi dan kelembaban udaranya relatif stabil.
Untuk menghindari terpaan angina yang cukup kencang kandang sebaiknya menghadap
berlawanan arah angina. Misal angin dominan dari barat ke timur, kandang harus dibangun
membujur utara ke selatan. Jadi secara umum seluruh wilayah Indonesia cocok digunakan
untuk peternakan sapi potong.
4.3.4 Tingkah Laku
4.3.4.1 Tingkah Laku Makan
Untuk sistem tingkah laku makan di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 pakan
diberikan setiap 2 kali sehari dengan 2 macam makanan yaitu hijauan dan konsentrat.
Pakan hijaun dichoper atau dicacah sehingga memudahkan sapi untuk makan. Pakan ditak
pernah atau jarang diganti sehingga tidak menghambat perkembangan dan pertumbuhan
sapi. Untu minum, tempat minum dibuat agak tertutup dengan hanya ada lubang persegi
untuk minum. Jadi sapi minum dengan cara menjilat air lewat lubang tersebut.
7
4.3.4.2 Tingkah Laku Induk Anak
Saat sapi anakan baru lahir atau pedet sapi anakan akan menyusu ke induknya. Pedet
akan menyodok ambing dan putting induknya. Induk yang akan melahirkan cenderung
akan meninggalkan kelompoknya sebelumnya. Pada Peternakan Gunungrejo Makmur 2
biasanya diletakkan pada kandang terpisah. Apabila sapi anakan lapar sapi anakan akan
mendekati sapi indukan lainnya sebelum mampu mengidentifikasi induknya sendiri.
Pengenalan induk kepada anaknya dimulai dengan menjilat bagian-bagian sapi pedet.
4.3.4.3 Tingkah Laku Mencari Perlindungan
Sapi selalu merasa khawatir terhadap segala sesuatu yang baru dan belum mereka
kenali. Dengan indera penciuman dan penglihatan mereka mendeteksi adanya bahaya,
kemudian melakukan respon dengan cara melarikan diri. Di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 untuk masuk ke kandang harus meminta izin pemilik atau pegawai kandang dan
tidak boleh membuat gaduh karena dapat membuat ternak merasa tidak nyaman.
4.3.4.4 Tingkah Laku Bertarung
Apabila sapi merasa terganggu oleh predator atau hal yang lain, sapi dapat mengejar
atau menyeruduk predator yang mengganggunya atau kelompoknya. Dengan mempunyai
tanduk dan tendangan yang keras mempu melukai predator yang mengganggunya.
4.3.4.5 Tingkah Laku Membuang Kotoran
Sapi membuang kotoran di sembarang tempat dengan random karena sapi tidak
memiliki kemampuan untuk menahan untuk membuang kotoran. Jadi sapi dapat
mengeluarkan kotoran dimana dan kapan saja.
4.3.5 Infrastruktur
Infrastruktur di sekitar peternakan cukup memadai mulai dari jalan, listrik,
transportasi, air, maupun alat-alat peternakan. Jalan yang mudah diakses karena dekat
dengan jalan raya babat-jombang. Listrik juga tersedia menggunakan daya dari PLN dan
air juga menggunakan air PDAM. Peternakan Gunungrejo 2 memiliki beberapa truk dan
tosa, truk digunakan untuk mengangkut sapi sedangkan tosa digunakan untuk membawa
pakan hijauan. Untuk alat pertenakan lainnya juga ada seperti mesin chopper, alat timbang
berat badan sapi, dll.
8
4.3.6 Pencemaran Lingkungan
4.3.6.1 Pencemaran Air
Untuk limbah cair akibat kotoran ternkak di Peternakan Gunungrejo Makmur 2
kotoran digunakan sebagai pupuk cair untuk lahan pakan hijauan ternak di samping
kandang dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pupuk tanamannya. Selain itu
kotoran atau limbah cair sapi potong digunakan untuk pestisida. Jadi masyarakat tidak
terganggu dengan limbah cair peternakan karena dimanfaatkan dengan baik.
4.3.6.2 Limbah Padat
Sama halnya dengan limbah cair, limbah padat akibat kotoran sapi juga dimanfaatkan
sebagai pupuk dan biogas. Masyarakat sekitar juga diberi pelatihan atau diberitahu
bagaimana cara pembuatan biogas jadi masyarakat mendapat manfaat adanya peternakan
ini.
4.3.6.3 Pencemaran Udara
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 berada jauh dari pemukiman, hanya ada beberapa
rumah di sekitar peternakan dan rumh-rumah tersebut adalah rumah pegawai peternakan.
Jadi pencemaran udara berupa bakteri tidak terlalu mengganggu atau dapat protes dari
warga sekitar. Untuk mengurangi bau pada ternak, ternak diberikan jamu berupa empon-
empon.
4.3.6.4 Pencemaran Kebisingan
Alat mesin peternakan yang menimbulkan kebisingan di Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 adalah mesin chopper, tosa, mixer, dan truk. Karena lokasi peternakan jauh dari
pemukiman warga jadi suara bising akibat mesin-mesin tersebut dapat diminimalisir.
4.4 Lingkungan Agribisnis
4.4.1 Lingkungan Internal
4.4.1.1 Subsistem Hulu
Peternakan Gunungrejo Makmur 2 memiliki pabrik pakan sendiri dan mempunyai
lahan untuk pakan hijauan ternak di samping kandang. Jadi Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 tidak kesulitan untuk mendapatkan pakan ternak. Peternakan Gunungrejo
Makmur 2 bergerak di bidang pembibitan sapi potong. Jadi bibit di peternakan tersebut
juga bersalah dari pembibitannya sendiri.
9
4.4.1.2 Subsistem Budidaya
Budidaya di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 cukup baik dan tertata dikarenakan
pemimpin atau pendiri peternakan memiliki ilmu yang memumpuni untuk menjalankan
peternakan besar. Berbekal ilmu dari perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Airlangga, drh Suparto membekali anggota Peternakan Gunungrejo Makmur 2
sehingga seluruh anggota terampil dalam menjalankan usaha peternakan ini.
4.4.1.3 Subsistem Hilir
Selain memiliki pabrik pakan, Peternakan Gunungrejo Makmur 2 juga memiliki toko
untuk menjual sapronak termasuk pakan yang diproduksi sendiri. Toko tani berada tidak
jauh dari peternakan kurang lebih 3 km. Sekarang toko tani sudah ada 2 tempat yang
letaknya tidak jauh berbeda yaitu di Jl. Gotong Royong, Babat, Lamongan.
4.4.1.4 Subsistem Penunjang
Penunjang yang sangat menonjol di Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yaitu alat
mesin peternakan dan transportasi karena peternak ini sangat menonjol. Mulai dari mesin
chopper, mesin mixer, mesin penimbang bobot sapi otomatis, tosa dan truk. Jadi peternak
ini sangat terbantu dengan adanya alat mesin dan transportasi yang memadai.
4.4.2 Lingkungan Eksternal
4.4.2.1 Ekonomi dan Sosial
Suatu usaha peternakan sapi potong pasti akan memiliki dampak bagi lingkungan
sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan Gunungrejo Makmur 2 yang
terletak di Desa Gunungrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Kelompok
tani ini memiliki satu kepala yaitu drh. Suparto dan kurang lebih 50 peternak sebagai
anggota yang seluruhnya adalah masyarakat desa. Hal tersebut membuktikan bahwa
peternakan Gunungrejo Makmur 2 memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar
dalam hal pengurangan jumlah pengangguran.
Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya Peternakan
Gunungrejo Makmur 2 mengandalkan siskamling Desa Gunungrejo yang mengadakan
ronda setiap malam serta memerintahkan anak kandang untuk bergantian menjaga
10
kandang. Untuk menghalau binatang seperti ayam atau anjing memasuki areal peternakan
seluruh lahan dipagari dengan tembok setinggi 2 meter.
4.4.2.2 Pasar
4.4.2.3 Lingkungan
11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Di beberapa kandang sapi masih terlihat kotoran yang menumpuk, walaupun tidak
menimbulkan bau akibat pemberian pakan yang baik, dengan adanya kotoran tersebut sapi
merasa kurang nyaman dan kurang enak dipandang oleh masyarakat sekitar. Sebaiknya
peternakan Gunungrejo lebih memperhatikan kebersihan kandang karena kandang yang
kotor menimbulkan penyakit yang dapat menyerang sapi.
12