Anda di halaman 1dari 16

Macam-Macam Hadits Ditinjau dari

Kualitasnya
HADITS DITINJAU
DARI SEGI
KUALITASNYA
Hadits Hadits
Maqbul Mardud

Hadits Hadits
Maqbul Gair Maqbul
Ma’mulun Ma’mulun

Hadits
Dha’if

Hadits Hadits
Sahih Hasan
Ditinjau dari segi kualitasnya hadits di bagi menjadi dua yaitu :

A. Hadits maqbul
Hadits maqbul menurut bahasa berarti ma’khuz (yang diambil) dan
mushaddaq (yang di benarkan atau diterima).
Menurut istilah ialah hadits yang telah sempurna padanya, syarat-syarat
penerimaan.

Syarat-syarat penerimaan Hadits Maqbul :


1. Sanadnya bersambung
2. Diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit
3. Keberadaan matannya tidak syadz
4. Tidak ber’illat
a. Hadits Maqmulunbih
Yaitu hadits maqbul yang dapat diamalkan.
Yang tergolong maqmulunbih adalah hadits muhkam,
mukhtalif, rajah, dan hadits nasikh.

b. Hadits Gair Ma’mulunbih


Yaitu hadits maqbul yang tidak dapat diamalkan.
Yang tergolong ghair ma’mulunbih adalah hadits marjuh,
hadits masukh, dan hadits mutawaquf fih.
B. Hadits Mardud
Secara bahasa berarti “yang ditolak” atau “tidak diterima”.
Sedangkan menurut istilah ialah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat
atau sebagian syarat hadits maqbul.
Musthafa As-siba’I mengemukakan ada empat golongan yang mutlak harus
ditolak periwayatannya, yaitu :
1. Para pendusta yang mengaku menerima hadits Nabi Muhammad SAW
2. Ahli bid’ah
3. Pengikut hawa nafsu
4. Orang-orang yang lalai tidak menyadari apa yang mereka katakan,
serta tidak memiliki sifat kecekatan, teliti, adil, dan cerdas.
Dari ketentuan di atas, maka dilihat dari diterima dan ditolaknya
hadits tersebut, maka dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Hadits Shahih
Secara bahasa shahih berarti selamat dari penyakit dan
bebas dari aib. Sedangkan secara istilah adalah hadits yang
sanadnya sambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari
orang yang sama, sampai berakhir kepada Rasulullah SAW atau
kepada sahabat atau kepada tabi’in dan bukan hadits yang syadz.
Hukum mengamalkan hadits shahih WAJIB
Macam-Macam Hadits Shahih
1. Hadits Shahih Li-Dzatihi, yaitu hadits yang tidak memenuhi secara
sempurna pernyaratan shahih.
2. Hadits Shahih Li-Ghairihi, yaitu hadits yang keadaan rawi-rawinya
kurang hafidh serta dhabit, tetapi mereka masih terkenal jujur.

Syarat-syarat Hadits Shahih


1. Sanadnya bersambung
2. Perawinya adil
3. Perawinya dhabit
4. Tidak syadz
5. Tidak ber-illat
Contoh Hadits Shahih

Artinya :

" Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah
mengkhabarkan kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad bin jubair
bin math'ami dari ayahnya ia berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw
membaca dalam shalat maghrib surat at-thur" (HR. Bukhari, Kitab Adzan).
Kitab-kitab Hadits Shahih
1. Shahih Bukhari
2. Shahih Muslim
3. Shahih Ibnu Hiblan
4. Shahih ibnu Huzaimah
5. Mustadroh Maluin
Tingkatan Hadits Shahih
1. Muttafaqunalaih (Bukhari-muslim)
2. Bukhari saja
3. Muslim saja
4. Memenuhi syarat Bukhari
5. Memenuhi syarat Muslim
6. Syarat shahih dari selain keduanya
2. Hadits Hasan

Secara bahasa hasan berarti baik. Sedangkan secara istilah terdapat


banyak pendapat dari para Muhadits dalam mengartikan hadits hasan.
Akan tetapi terdapat definisi yang tepat yaitu yang dikemukakan
Jumhuru’l Muhadditsin.
“Ialah hadits yang dinukilkan oleh seorang ‘adil, (tetapi) tak begitu kokoh
ingatannya, bersambung-sambung sanadnya dan tidak terdapat ‘illat
serta syaz pada matannya.”
Dengan demikian, hadits hasan sama dengan hadits shahih (semua
syarat terpenuhi), hanya saja terdapat kekurangan yaitu adanya
kelemahan dalam daya penghafalannya.
Macam-Macam Hadits Hasan
1. Hadits Hasan Li-Dzatihi, adalah hadits yang memenuhi segala syarat-
syarat hadits hasan.
2. Hadits Hasan Li-Ghairihi, adalah hadits hasan yang tidak memenuhi
persyaratan hadis hasan secara sempurna.

Syarat-Syarat Hadits Hasan


1. Sanadnya bersambung
2. Perawinya adil
3. Perawinya harus dhabit, tetapi kualitas ke dhabitannya dibawah ke
dhabitan perawi hadits shahih
4. Tidak terdapat syadz
5. Tidak ada illat
Contoh Hadits Shahih

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan kepada kamu ja’far bin
sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa al-Asy’ari ia berkata: aku
mendengar ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda : sesungguhnya
pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…”( HR. At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil
jihadi).
Hukum Mengamalkan Hadits Hasan

Wajib mengamalkannya tetapi tingkat kewajibannya di


bawah hadits shahih.

Kitab-kitab Hadits Hasan


1. Sunan Tirmidzi
2. Sunan Abu Dawud
3. HADITS DHA’IF
Menurut bahasa Dhaif berarti ‘Ajiz (lemah) sebagai lawan qawiyyu
(kuat). Secara istilah, Hadits Dha’if adalah hadits yang tidak menghimpun
sifat-sifat Hadits Shahih, juga tidak menghimpun sifat-sifat Hadits Hasan.

Sebab-sebab Hadits Dha’if Tertolak


1). Sanad Hadits, yang meliputi
- Ada kecacatan pada para rawinya, baik dalam keadilannya maupun
kedhabitannya
- Sanadnya tidak bersambung
2). Macam hadits, yang meliputi
- Hadits Mauquf
- Hadits Maqthu’
KESIMPULAN

Hadis ditinjau dari segi kualitasnya dibagi menjadi dua, yaitu Hadis
Maqbul (yang diterima) dan Hadis Mardud (yang ditolak). Kemudian
selanjutnya, dilihat dari diterima dan ditolaknya hadis tersebut, maka
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :1. Hadis Sahih 2. Hadis Hasan
3. Hadis Dha’if. Dari ketiga macam hadis tersebut, yang paling tinggi
tingkatannya adalah Hadis Sahih dan wajib mengamalkannya.
Kemudian disusul Hadis Hasan, dimana pengamalannya wajib meskipun
tingkat kewajibannya di bawah Hadis Sahih. Sedangkan yang terakhir
adalah Hadis Dha’if, dimana pengamalannya tidak diperbolehkan
menurut kesepakatan para ulama hadis, meskipun ada beberapa ulama
yang berbeda pendapat tentang memperbolehkan pengamalannya.

Anda mungkin juga menyukai