SEBAGAI DASAR
HUKUM
-kelompok 7-
Anggota Kelompok:
08 13 20
Menurut Imam Al-Anshar, seorang yang ingin berdalil dengan suatu hadits yang
terdapat dalam kitab Sunan dan Musnad, (maka dia berada dalam dua kondisi). Jika dia
seorang yang mampu untuk mengetahui (kandungan) hadits yang akan dijadikan dalil,
maka dia tidak boleh berdalil dengannya hingga dia meneliti ketersambungan sanad
hadits tersebut dan kapabilitas para perawinya.
Jika dia tidak mampu, maka dia boleh berdalil dengannya apabila menemui salah
seorang imam yang menilai hadis tersebut berderajat shahih atau hasan. Jika tidak
menemui seorang imam yang menshahihkan hadits tersebut, maka dia tidak boleh
berdalil dengan hadits tersebut.
01
Pembagian
Hadits
Kualitas Kuantitas
Hadits Berdasarkan Kuantitas
a. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang banyak.
b. Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang yang banyak namun tidak
sebanyak periwayat hadits mutawatir. Hadits Ahad bukanlah hadits
palsu, melainkan hadits sahih namun derajatnya tidak setinggi hadits
mutawatir.
Hadits Mutawatir
a. Hadits Sahih
b. Hadits Hasan
c. Hadist Daif
Hadits Sahih
Secara etimologi, kata sahih artinya sehat.
Sedangkan secara istilah Hadis yang
bersambung sanadnya (jalur periwayatan)
melalui penyampaian para perawi yang ‘adil,
dhabith, dari perawi yang semisalnya sampai
akhir jalur periwayatan, tanpa ada syudzudz,
dan juga tanpa ‘illat
Karakteristik Hadits Shahih
Notes
● Muslim
● Baligh
● Berakal
● Tidak fasik
● Tidak cacat muruah
wibawanya (di masyarakat)
SYARAT SYARAT HADITS SAHIH
● Sanadnya bersambung
● Perawinya bersifat adil
● Perawinya bersifat dabit
● Tidak syadz
● Tidak memiliki ‘illat
Pembagian Hadits Sahih
Hadits Dhoif yaitu Hadits lemah. Hadits Dhoif merupakan Hadits Hasan yang kehilangan satu
kriteria. Bila lebih termasuk Hadits Dhoif yang sangat lemah. Sebagian ulama tidak
menjadikannya sebagai dasar hukum
Hadits Dhoif
Sebab terputusnya sanad secara nyata Sebab terputusnya sanad secara Khafi
(tersembunyi)
1. Mu’allaq adalah apa yang dibuang
dari permulaan sanad baik satu rawi 1) Mudallas adalah menyembunyikan
atau lebih secara berurutan. cacat (aib) pada sanadnya dan
2. Mursal adalah apa yang terputus dari memperbagus untuk zahir hadisnya.
akhir sanadnya yaitu orang sesudah 2) Mursal Khafi adalah meriwayatkan
tabiin (sahabat). dari orang yang ia bertemu atau
3. Mu’d}al adalah apa yang terputus sezaman dengannya apa yang ia tidak
dari sanadnya 2 atau lebih secara pernah dengar dengan lafaz yang
berurutan. memungkinkan ia dengar dan yang
4. Munqat}i’ adalah apa yang sanadnya lainnya seperti qala.
tidak tersambung.
c. Sebab penyakit pada rawi Penyakit pada
rawi terbagi atas 2 penyakit tentang
ketakwaan yang meliputi :
1). Pendusta
2). Tertuduh dusta
3). Fasik
4). Bidah
5). Kebodohan
Dan penyakit pada dabit (hafalan) yang
meliputi:
1). Jelek hafalannya
2). Lalai
3). Menyelisihi yang siqat
4). Ucapan yang menipu
Hadits Dhoif
a. Daif karena tidak bersambung sanadnya.
b. Daif karena tiadanya syarat adil
1). Hadis Munqati’ Hadis yang gugur sanadnya di satu
tempat atau lebih, atau pada sanadnya disebutkan nama 1). Hadis Maudu’ Hadis yang dibuat-buat
seseorang yang tidak dikenal. oleh seorang (pendusta) yang ciptaannya
2). Hadis Mu’allaq Hadis yang rawinya digugurkan
dinisbatkan kepada Rasulullah secara
seorang atau lebih dari awal sanadnya secara berturut-
turut. paksa dan dusta, baik sengaja maupun
3). Hadis Mursal Hadis yang gugur sanadnya setelah tidak.
tabiin. Yang dimaksud dengan gugur di sini, ialah nama 2). Hadis Matruk dan Hadis Munkar Hadis
sanad terakhir tidak disebutkan. Padahal sahabat adalah yang diriwayatkan oleh seseorang yang
orang yang pertama menerima hadis dari Rasul saw. tertuduh dusta (terhadap hadis yang
4). Hadis Mu’dal Hadis yang gugur rawinya, dua orang
diriwayatkannya), atau tampak
atau lebih, berturut-turut, baik sahabat bersama tabi’in,
tabi’in bersama tabi’ al-tabi’in maupun dua orang sebelum kefasikannya, baik pada perbuatan
sahabat dan tabi’. 5). Hadis Mudallas Hadis yang ataupun perkataannya, atau orang yang
diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadis banyak lupa maupun ragu.
itu tidak terdapat cacat.
c. Daif karena tidak dabit. d. Daif karena Kejanggalan dan kecacatan
1). Hadis Mudraj Hadis yang menampilkan (redaksi) tambahan, 1). Hadis Syadz Hadis yang diriwayatkan oleh orang
padahal bukan (bagian dari) hadis yang maqbul, akan tetapi bertentangan (matannya)
2). Hadis Maqlub Hadis yang lafaz matannya terukur pada dengan periwayatan dari orang yang kualitasnya lebih
salah seorang perawi, atau sanadnya. Kemudian didahulukan utama.
pada penyebutannya, yang seharusnya disebutkan belakangan, 2). Hadis Mu’allal Hadis yang diketahui ‘Illatnya setelah
atau mengakhirkan penyebutan, yang seharusnya didahulukan, dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada
atau dengan diletakkannya sesuatu pada tempat yang lain. lahirnya tampak selamat dari cacat
3). Hadis Mudtarib Hadis yang diriwayatkan dengan bentuk
yang berbeda padahal dari satu perawi dua atau lebih, atau dari e. Daif dari segi matan
dua perawi atau lebih yang berdekatan tidak bisa ditarjih.
4). Hadis Musahhaf dan Muharraf. Hadis Musahhaf yaitu hadis 1). Hadis Mauquf Hadis yang diriwayatkan dari para
yang perbedaannya dengan hadis riwayat lain terjadi karena sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan, atau
perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak takrirnya. Periwayatannya, baik sanadnya bersambung
berubah. Hadis Muh}arraf yaitu hadis yang perbedaannya maupun terputus.
terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata sedangkan 2). Hadis Maqtu’ Hadis yang diriwayatkan dari tabiin
bentuk tulisannya tidak berubah. dan disandarkan kepadanya, baik perkataan maupun
perbuatannya. Dengan kata lain, hadis maqtu’ adalah
perkataaan atau perbuatan tabiin.
Kehujahan Hadis Daif
Khusus hadis daif, maka para ulama hadis kelas berat semacam al-Hafiz} Ibnu Hajar al-‘Asqalani
menyebutkan bahwa hadis daif boleh digunakan, dengan beberapa syarat: