Anda di halaman 1dari 9

ALIRAN ISLAM:

MATURIDIYAH
Here is where our presentation begins
INTRODUCTION
Aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi yang
bercorak rasional-tradisional. Aliran ini kali pertama
muncul di Samarkand, pertengahan kedua abad
kesembilan Masehi. Nama aliran itu dinisbahkan dari
nama pendirinya, Abu Mansur Muhammad al-Maturidi.
Aliran ini disebut-sebut memiliki kemiripan dengan
Asy’ariyah. Sebelum mendirikan aliran Maturidiyah ini,
Abu Mansur al-Maturidi adalah murid dari pendiri
Asy’ariyah, yakni Abu Hasan al-Asy’ari.
Kemunculan Maturidiyah dianggap menjadi respons atas berkembangnya
aliran Mu'tazilah di masa Dinasti Abbasiyah. Aliran Mu'tazilah
berpandangan bahwa kebenaran dapat dicapai hanya dengan rasio atau akal
manusia. Sedangkan Maturidiyah menyangkal hal itu dan menyodorkan
pemikiran bahwa, untuk mencapai kebenaran ilahiyah, seorang muslim tidak
dapat hanya berpegang kepada akal, melainkan harus mengiringi
pertimbangan rasio dengan syariat dari Allah SWT. Dari sisi fikih, penganut
Maturidiyah pada masa awal kemunculannya bermazhab Hanafi. Mazhab ini
berpengaruh besar pada aliran pemikiran Maturidiyah. Mazhab Hanafi
dikenal sebagai mazhab fikih yang menelurkan banyak pemikiran tentang
hukum Islam dengan disertai pertimbangan rasio tanpa mengabaikan
sumber-sumber utama dalam syariat.
MATURIDIYAH
SAMARAKAND
Di masa silam, aliran ini berkembang pesat di Maturid,
Samarkand sehingga dikenal sebagai aliran Maturidiyah
Samarkand.

Sepanjang hidupnya, Abu Mansur Al-Maturidi


menyebarkan ajaran Maturidiyah di Samarkand. Dia
meninggal di kota itu pada 333 H pada usia sekitar 100
tahun. Salah satu muridnya, Abu Qasim Al-Samarkand
memahat batu nisan makam Abu Mansur Al-Maturidi
dengan kalimat penghormatan:

"Ini adalah makam tokoh yang telah mencapai berbagai


ilmu dalam setiap napasnya’’
al-Maturidi sangat berjasa dalam mempertahankan i’tiqad Ahlussunnah wal Jama’ah
sebagaimananya Imam al-Asy’ari.
kitab kitab yang berhasil ditulis Abu Mansur al-Maturidi diantaranya
● Kitab Ta’wilat al-Qur’an at- Ta’wilat Ahl al-Sunnah.(Tafsir)
● Kitab Ma’khadh al-Syari’ah.(Usul al-Fiqh)
● Kitab al-Jadal.(Tafsir & Kalam Ahl al-Sunnah)
● Kitab al-Usul (Usul al-Din).
● Kitab al-Maqalat.
● Kitab al-Tawhid
● Kitab Bayan Wahm al-Mu‘tazilah.
Pokok Ajaran Maturidiyah Bukhara

Kewajiban mengetahui Tuhan Kebaikan dan keburukan menurut akal

meskipun kewajiban mengetahui Tuhan dapat meskipun akal sanggup mengetahui suatu
diketahui dengan akal, tetapi kewajiban itu kebaikan
sendiri datangnya dari Tuhan. dan keburukan, namun kewajiban itu hanya dapat
diketahui melalui syara’,

Hikmah dan tujuan perbuatan Tuhan

memang benar perbuatan Tuhan mengandung


kebijaksanaan (hikmah), baik dalam ciptan-Nya maupun dalam perintah dan
larangan-larangan-Nya (taklifi), tetapi perbuatan Tuhan tersebut tidak karena
paksaan (dipaksa). Karena itu tidak dapat dikatakan wajib, karena kewajiban
itu mengandung suatu perlawanan dengan iradah-Nya.
MATURIDIYAH BUKHARA
Pemikiran kalam Matudiyah Bukhara dikembangkan oleh al-
Bazdawi. Nama lengkapnya ialah Abu Yusr Muhammad bin
Muhammad bin al-Husain bin Abdul Karim al-Bazdawi,
dilahirkan pada tahun 421 H. Kakek al-Bazdawi yaitu Abdul
Karim, hidupnya semasa dengan al-Maturidi dan salah satu
murid al Maturidi. Al-Bazdawi mengkaji pemikiran kalam al-
Maturidiyah melalui orang tuanya. Setelah itu belajar kepada
beberapa ulama seperti: Ya’kub bin Yusuf bin Muhammad al-
Naisaburi dan Syekh al-Imam Abu Khatib. Di samping itu, ia
juga mempelajari filsafat yang ditulis al Kindi dan pemikiran
Mu’tazilah seperti yang ditulis oleh Abdul Jabbar al-Razi, al-
Jubba’i, al-Ka’bi, dan al-Nadham. Selain itu ia juga mendalami
pemikiran al-Asy’ari dalam kitab al-Mu’jiz.
Pokok Ajaran Maturidiyah Samarkand

Akal dan Wahyu Kalam Allah Swt.

Sifat-sifat Tuhan Perbuatan Manusia

Janji dan Ancaman

Anda mungkin juga menyukai