Anda di halaman 1dari 5

PERUMUSAN ASWAJA ( Ahli sunnah waljamaah)

Satu kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunah Nabi
muhammad saw golongan atau orang orang yang selalu setia mengikuti dan berpegang teguh
pada Sunnah Rasulullah Saw, sebagaimana yang telah dipraktekkan, dilaksanakan,dan
diajarkan bersama para tabiin dan para tabiit tabiin. Aswaja berasal dari 3 kata yaitu
1. Ahlu : berarti keluarga, golongan, atau pengikut
2. as-sunah : berarti segala sesuatu yang telah diajarkan atau bersumber dari Rasulullah
Saw,baik berupa perkataan, perbuatan, maupun pengakuan nabi Muhammad Saw
3. al jamaah : berarti kumpulan atau Kelompok para sahabat nabi,para tabiit tabiin

A. SEJARAH MUNCULNYA SEKTE-SEKTE DALAM ISLAM


Ketika Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan ajaran Islam di Makkah, kota ini
memiliki sistem kemasyarakatan yang terletak di bawah pimpinan suku bangsa Quraisy.
Sistem pemerintahan kala itu dijalankan melalui majelis yang anggotanya terdiri atas kepala-
kepala suku yang dipilih menurut kekayaan dan pengaruh mereka dalam masyarakat.
Tetapi, pada saat Nabi SAW diangkat sebagai pemimpin, beliau mendapat perlawanan
dari kelompok-kelompok pedagang yang mempunyai solidaritas kuat demi menjaga
kepentingan bisnisnya. Akhirnya, Nabi SAW bersama para pengikutnya terpaksa
meninggalkan Makkah dan pergi (hijrah) ke Yatsrib (sekarang bernama Madinah) pada tahun
622 M.
Ketika masih di Makkah, Nabi SAW hanya menjadi pemimpin agama. Setelah hijrah
ke Madinah, beliau memegang fungsi ganda, yaitu sebagai pemimpin agama dan kepala
pemerintahan. Di sinilah awal mula terbentuk sistem pemerintahan Islam pertama, yakni
dengan berdirinya negara Islam Madinah.
Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan di Madinah, yaitu siapa pengganti
beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu. Dari sinilah, mulai bermunculan berbagai
pandangan umat Islam. Sejarah meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui
oleh umat Islam ketika itu untuk menjadi pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah.
Selanjutnya, Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Kemudian, Umar digantikan oleh
Usman bin Affan.
1. Munculnya perselisihan
2. Sunni dan Syiah Dua Aliran Teologi yang Masih Bertahan
3. Siapa Ahlus Sunnah wal Jamaah?
Ketika membicarakan aliran-aliran teologi dalam Islam, ada sebuah hadis Nabi
SAW yang selalu diutarakan, ''Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Satu di
antaranya yang selamat, sedangkan lainnya menjadi golongan yang rusak. Beliau
ditanya, siapa golongan yang  selamat itu? Beliau menjawab Ahlus Sunnah wal Jama'ah.''
(Hadis riwayat Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ahmad).

4. Dari manhaj menjadi mazhab


Dalam perjalanan sejarahnya, Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak berhenti pada
manhaj al-fikr (cara pandang) semata, tetapi menjelma menjadi firqoh (kelompok) yang
terorganisasi. Dikatakan demikian karena Ahlus Sunnah wal Jamaah membentuk suatu
doktrin dan mempunyai pengikut yang tetap. Jika seseorang mengaku sebagai pengikut
Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang bersangkutan harus punya ciri-ciri tertentu dalam
keyakinan, sikap, dan perilaku.Ciri-ciri itu kemudian menjadi pembeda antara penganut
Ahlus Sunnah dan penganut aliran teologi lainnya. Masalah menjadi lebih rumit tatkala
aliran-aliran teologi Ahlus Sunnah wal Jamaah sendiri punya karakter dan cirinya
sendiri-sendiri.

A. MUNCULNYA SEKTE ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH


1. Sejarah Munculnya Asy'ariyah
Menurut Muhammad Hasbi (2015:98) bahwa  Al-Asy'ari lahir di Basrah pada tahun 260
H/875 M. Setelah berusia lebih 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat pada tahun
324 H/935 M. Ketika Asy'ari masih kecil beliau wafat, sebelum wafat ia sempat berwasiat
Kepada seorang sahabatnya yang bernama zakaria bin yahya as-Saji agar mendidik Asy'ari.
2. Tokoh- tokoh Asy'ariyah
a. Al-Baqillany (wafat 403H/ 1013 M). Namanya Abu Bakr Muhammad ibn Tayyib,
lahir di kota Basrah, yang dikenal dengan nama  al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani.
Kitabnya yang terkenal ialah at-Tamhid' (pendahuluan/ persiapan).
b. Al-Juwainy (419 -- 478 H./ 1028 -- 1085 M.). Abu al-Ma'aly ibn Abdillah, lahir  di
Nisabur, kemudian pergi ke kota Mu'askar, dan akhirnya sampai di kota Baghdad. Ia
mengikuti jejak Al-Baqillany dan Al-Asy'ary yaitu menjunjung setinggi-tingginya
kekuatan akal-fikiran, yang menyebabkan ahli-ahli hadis marah. Dia terpaksa
meninggalkan Baghdad menuju Hijaz yang tinggal di Mekkah dan Medinah untuk
memberikan pelajaran di sana. Atas dasar aliran Asy'ary Ia pertama kali membentuk
fikih Syafi'i, yang ditulis dalam kitab al-Irsyad, berisi pokok pokok kepercayaan.
c. Al-Ghazali (450 - 505 H.). Nama lengkapnya yaitu  Abu Hamid Muhammad ibn
Muhammad AlGhazali. Lahir di kota Tus, kota di negeri Khurasam. Gurunya antara
lain al-Juwainy. Ia pernah mengajar di sekolah Nizamiyah Baghdad. Kedudukan al-
Ghazali dalam aliran Asy'ariyah sangat penting, karena ia telah meninjau semua
persoalan yang telah ada dan memberikan pendapat-pendapatny, hingga kini masih
dipegangi ulama-ulama Islam, sehingga ia  mendapat gelar "Hujjatul-Islam" (tokoh
Islam). Dalam kitabnya dikemukakan Sikap al-Ghazali "Faisal al-Tafriqah baina al-
Islam wa alZandaqah" (wasiat Pemisah antara Islam dan Aliran tak berketuhanan).
Sehingga karena sifat itu pengikut-pengikut aliran Asy'ariyah sering dituduh keluar
dari agama.
d. Al-Sanusy ( 833-895 H. / 1427 -- 1490 M.). Nama lengkapnya yaitu Abu Abdillah
Muhammad ibn Yusuf. Lahir di Tilimsan, kota di al-Jazair. Ia belajar pada ayahnya
sendiri dan orang-orang lain yang ada dinegerinya, kemudian ia melanjutkan
pelajarannya di kota Al-Jazair pada seorang alim yaitu Abd. Rahman al-Tsa'laby.
Kitab-kitabnya antara lain:a). Akidah Ahli Tauhid (disebut juga akidah tauhid besar)
dan syarahnya berjudul "Umdah ahl al-Taufiq wa al-Tasdid" (Pegangan Ahli
Kebenaran Maksudnya Ahli Sunnah), b). Umm al-Barahin (disebut juga akidah
tauhid kecil) atau "Risalah al-Sanusiyyah".
3. Dokrit-dokrit Teologi Asy'ariyah menurut Abdul Rozak  dan  Rosihon Anwar (2016:147-
150)  antara lain:
a. Tuhan dan sifat-sifat-Nya
b. Kebabasan dalam berkehendak
c. Akal dan wahyu dan kriteria baik dan buruk
d. Qadimnya Al-Qur'an
e. Melihat Alllah
f. Keadilan
g. Kedudukan orang berdosa

4. Pandangan-pandangan asy'ariyah
Bahwa tuhan mempunyai sifat, namun tidak seperti yang ada pada makhluk maka
harus ditaqwilkan. Al-Qur'an itu qadim dan bukan ciptaannya Allah. Perbuatan manusia
bukan dari diri sendiri menlainkan diciptakan oleh Tuhan. Keadilan terletak pada sebuah
keyakinan bahwa Tuhan berkuasa mutlak dan berkehendak mutlak, maka dari itu apa
yang telah dilakukan oleh Tuhan itu adil.
5. Sejarah Munculnya Al-Maturidiyah
Pada tahun pertama abad ke-4 H, aliran Maturidiyah berdiri atas prakarsa. menurut
Muhammad Hasbi (2015: 90) bahwa Al-Maturidi muncul dari faham teologi Ahl al-Sunnah
wa al-Jama'ah, yang berpegang teguh pada sunnah,sedangkkan Mu'tazillah tidak kuat dalam
berpegang teguh pada sunnah. Al-maturidi dan Asy'ari merupakan satu sosial dan memiliki
pemikiran yang sama.
6. Tokoh Al-Maturidiyah Samarkhan
Nama asli Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad Abu Mansur Al-Maturidi, daooat
dipanggil Abu Mansur Muhammad Ibn Muhammad al-maturidi as-Samarkhan lahir di
Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkhan, wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah atau
disebut Uzbekistan
Dokrit-dokrit Teologi Al-Maturidi menurut Abdul Rozak  dan  Rosihon Anwar
(2016:147-150)  antara lain :
a. Akal dan wahyu
b. Perbuatan manusia
c. Kekuasaan dan kehendak muthlak Tuhan
d. Sifat Tuhan
e. Melihat Tuhan
f. Kalam Tuhan
g. Perbuatan manusia
h. Pengutusan Rosul
i. Pelaku dosa besar
D. PANDANGAN ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH TERKAIT MASALAH
AKIDAH
1. Tuhan dan sifat-sifat-Nya
Abul Hasan Al Asy'ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim. Di satu sisi ia
berhadapan dengan kelompok mujasimah dan musyabihah yang berpendapat bahwa
Allah mempunyai semua sifat yang disebutkan daam Al-Qur'an dan Hadits, dan sifat-
sifat itu harus dipahami menurut arti harfiahnya. Di lain sisi, beliau berhadapan dengan
mu'tazilah yang menolak konsep bahwa Allah mempunyai sifat, dan berpendapat bahwa
mendengar, kuasa, mengetahui, dan sebagainya bukanlah sifat , tetapi substansi-Nya,
sehingga sifat-sifat yang disebut dalam Al-Qur'an dan Hadits itu harus dijelaskan secara
alegoris.
2. Pemikiran dan doktrin-doktrin Maturidiyah.
a. Akal dan wahyu
Al Maturidi dalam pemikiran teologinya mendasarkan pada Al Qur'an dan
akal sebagaimana Asy'ariyah, namun Al Maturidi memberikan porsi lebih besar
terhadap akal dari pada porsi yang diberikan oleh Asy'ariyah.
. Namun akal menurut Al Maturidi tidak mampu mengetahui kewajiban-
kewajiban lainya. Al Maturidi membagi kaitan sesiatu dengan akal pada tiga macam,
yaitu :
1) Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu.
2) Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu
3) Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk
ajaran wahyu.

KESIMPULAN :
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Aswaja adalah ahlussunah wal
jamaah yang memiliki arti golongan atau orang orang yang selalu setia mengikuti dan
berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah Saw, sebagaimana yang telah dipraktekkan,
dilaksanakan,dan diajarkan bersama para tabiin dan para tabiit tabiin.

Anda mungkin juga menyukai