Anda di halaman 1dari 9

 Negara Asal Aliran

Aliran Asya’irah ini berkembang dengan pesatnya di Irak. Kemudian, ia


berkembang di Mesir pada zaman salahuddin Al-Ayyubi, di Syiria dengan
sokongan Nuruddin Zakki, di Maghribi dengan Dukungan Abdullah bin Muhammad,
di Turki dengan sokongan Utsmaniah dan di daerah-daerah yang lain. Ideologi ini
juga disokong oleh sarjana-sarjana di kalangan
mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Antara mereka adalah al-Asfaraini, al-
Qafal, al-Jirjani dan lain-lain hingga sekarang.

Dinasti seljuk pada abad 11-14 M. Khalifah Alp Arslan beserta Perdana
menterinya, Nizam al-Mulk sangat mendukung aliran Asy’ariyah. Sehingga pada
masa itu, penyebaran paham Asy’ariyah mengalami kemajuan yang sangat pesat
utamanya melalui lembaga pendidikan bernama Madrasah Nizamiyah yang didirikan
oleh Nizam al-Mulk.(Basid & Ghani, 2023)

 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran

Asy'ariyah (bahasa arab: ‫عرية‬99999‫األش‬, translit. al-Asyʿariyyah), juga ditulis


sebagai Asya'irah adalah madshab teologi yang disandarkan kepada Imam Abu
Hasan Al-Asy’ari (w.323 H/935 M). Asy'ariyah mengambil dasar keyakinannya dari
para salaf, salah satunya yaitu pemikiran Abu Musa Al-Asy’ari dalam meyakini sifat-
sifat Allah. Kemudian menyeimbangkan akal (rasional) dengan tekstual ayat (nash)
dalam memahami Al-Qur'an dan hadis.

 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide

Abu al-Hasan Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdullah bin
Musa bin Bilal bin Abu Burdah bin Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari.
dilahirkan pada tahun 260 H. Sejak masih muda, Abu al-Hasan al-Asy’ari telah
ditinggal wafat oleh ayahnya. Kemudian, atas wasiat ayahnya Abu al-Hasan al-
Asy’ari dipasrahkan untuk menimba sanad Hadits kepada Syekh Zakaria as-Saji,
salah satu ulama yang terkenal dengan kepakaran ilmu hadits dan ilmu fiqih yang juga
murid terbaik Imam Ahmad bin Hanbal.
Pokok-pokok Pemikiran dalam Ajaran Asy’ariyah Abu Hasan Ali bin Isma’il al-
Asy’ari mengkritik paham Muktazilah yang lebih mengutamakan pada pendekatan
akal (logika) dan cenderung mengesampingkan dalil-dalil naqli (Qur’an dan Hadis).

Maka itu, Abu Hasan mengembangkan aliran Asy’ariyah yang lebih


mengutamakan penggunaan dalil naqli dan mengurangi atau membatasi penggunaan
logika filsafat sebagai fondasi pemikiran teologis.

 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb


Kelompok Asy’ari adalah kelompok ulama-ulama yang terdiri dari ahli hadits, fiqih
dan ahli tafsir:

1. Ibnu Hajar al-Asqalani (seorang ahli hadits dan pengarang kitab Fath al-Bari
syarah Shahih al-Bukhari, tanpa disangsikan lagi adalah bermazhab Asy’ari dan
kitabnya tersebut adalah kitab yang tidak bisa di tinggalkan ulama).

2. Imam an-Nawawi (guru besar Ahlussunnah dan pengarang kitab Syarah Shahih
Muslim).

3. Imam al-Qurthubi (guru besar tafsir dan pengarang kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam
al-Qur’an).

4. Imam al-Hafizh al-Mufassir Ibnu Katsir

5. Imam Mufassir Fakhruddin ar-Razi

6. Imam al-Hafizh al-Baghawi, penulis kitab Syarah as-Sunnah

7. Imam az-Zarkasyi

8. Ibnu Hajar al-Haitami (pengarang kitab az-Zawajir dan lain-lain)

 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya

Dikutip dari buku Akidah Akhlak karya Sihabul Milahudin (2020:33-34),


berikut ini pokok-pokok pemikiran dalam ajaran aliran Asy’ariyah:
1. Sifat Tuhan
Pandangan aliran Asy’ariyah mengenai sifat ketuhanan ialah mengakui Zat Allah
SWT berbeda dari makhluk. Contoh, Allah Maha Mendengar. Sifat itu berbeda
dengan manusia yang bisa mendengar.
2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia
Aliran Asy’ariyah meyakini manusia tidak memiliki kekuasaan untuk menciptakan
sesuatu, kecuali dengan adanya daya dan upaya dari Allah SWT.
3. Keadilan Tuhan
Aliran Asy’ariyah berpandangan bahwa penentuan nasib manusia di akhirat
merupakan hak mutlak Allah SWT untuk menentukan hal itu dengan segala kuasa-
Nya. d.
4. Melihat Tuhan di Akhirat
Paham aliran Asy’ariyah memuat keyakinan bahwa melihat Zat Tuhan adalah
kegembiraan paling tinggi bagi manusia di akhirat kelak. Perihal bagaimana manusia
bisa melihat Zat Tuhan ketika di akhirat kelak, aliran Asy’ariyah menganggap itu
menjadi hak Allah SWT untuk menentukannya.
5. Dosa Besar
Aliran Asy’ariyah meyakini bahwa orang Islam yang melakukan dosa besar layak
disebut fasik, dan soal kemungkinan ia masih mungkin menerima ampunan atau tidak,
tergantung kepada kehendak Allah SWT. Jika seorang muslim masuk golongan orang
fasik maka ia akan dimasukkan ke neraka. Sedangkan jika ia mendapatkan
pengampunan dari Allah SWT, ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain


Kesamaan dengan maturidhiyah:

1. Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
2. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-
sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-
Nya.
3. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan
bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
4. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada
hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat
dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
“Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka
melihat.”
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia
Muhammadiyah dan nu

 Negara Asal Aliran


Syiah merupakan agama mayoritas di Iran (90-95%), Azerbaijan (65-75%) dan Irak (65-
70%)Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran

Syiah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah "Syi`ah `Ali" (‫)شيعة علي‬
yang berarti "pengikut Ali", yang berkenaan dengan turunnya Q.S. Al-Bayyinah ayat
"khair al-bariyyah", saat turunnya ayat itu Nabi Muhammad bersabda, "Wahai Ali,
kamu dan pengikutmu adalah orang-orang yang beruntung - ya 'Ali anta wa syi'atuka
hum al-faizun".[11]
Saat ini, kata tersebut merujuk pada kaum Muslim yang meyakini bahwa
kepemimpinan masyarakat setelah Muhammad adalah milik Ali dan para penerusnya.
Nawbakhti menyatakan bahwa istilah Syiah mengacu pada sekelompok Muslim yang
pada masa Muhammad dan sesudahnya menganggap Ali sebagai Imam dan Khalifah.
[12]
Al-Shahrastani mengungkapkan bahwa istilah Syiah mengacu pada mereka yang
percaya bahwa Ali ditunjuk sebagai Pewaris, Imam dan khalifah oleh Muhammad.

 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide

 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb


Dua belas imam ( imamiyyah atau itsna ‘asyariyah),
Zaidiyyah (5 Imam)
Ismailiyyah (7 Imam) -ismail bin ja’far
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya

Syiah memiliki lima perkara pokok (Ushulud-din) atau rukun Islam, yaitu:[21]

1. Tauhid, bahwa Tuhan adalah Maha Esa.


2. Al-Adl, bahwa Tuhan adalah Mahaadil.
3. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syiah meyakini keberadaan para nabi
sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
4. Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam yang senantiasa memimpin
umat sebagai penerus risalah kenabian.
5. Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya Hari Kebangkitan.
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain

Hubungan antara Sunni dan Syiah telah mengalami kontroversi sejak masa
awal terpecahnya secara politis dan ideologis antara para pengikut Bani Umayyah dan
para pengikut Ali bin Abi Thalib.[23] Sebagian kaum Sunni menyebut kaum Syiah
dengan nama Rafidhah, yang menurut etimologi bahasa Arab
bermakna meninggalkan.[24]

Sebagian orang Islam menganggap firqah (golongan) ini tumbuh tatkala


seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba' yang menyatakan dirinya masuk Islam,
mendakwakan kecintaan terhadap Ahlul Bait, terlalu memuja-muji Ali bin Abi Thalib,
dan menyatakan bahwa Ali mempunyai wasiat untuk mendapatkan kekhalifahan

 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

Terbagi dalam empat kelompok, yaitu Zaidiyah, Ismailiyah, Isna Asyarirah,


dan Ghulat. Perkembangan syiah di Indonesia melalui beberapa tahapan. Pertama
bersamaan masuknya Islam. Kedua, pascarevolusi Islam Iran. Ketiga, melalui
cendekiawan Indonesia yang belajar di Iran. Keempat, tahap keterbukaan melalui
pendirian organisasi ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia.

 Negara Asal Aliran

 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran


1. ahlun = keluarga
2. Sunnah yang artinya segala sesuatu yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yakni
semua yang datang dari Nabi Muhammad SAW baik berupa perbuatan, ucapan, dan
pengakuan Nabi Muhammad SAW.
3. Al-Jamaah yang artinya apa yang telah disepakati oleh para sahabat Rasulullah
SAW pada masa Khulafaur Rasyidin, yakni Khalifah Abu Bakar ra., Umar bin
Khattab ra., Utsman bin Affan ra., dan Ali bin Abi Thalib ra.

Dari ketiga kata tersebut, disimpulkan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah adalah
golongan yang mengikuti perilaku Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya pada
zaman pemerintahan Khulafaur Rasyidin.
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
Aswaja sebagai mazhab atau paham dipelopori oleh Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari
dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Imam Al Ghazali mengatakan, "Jika disebutkan
Ahlussunnah wal Jamaah maka yang dimaksud adalah pengikut Al-Asy'ari dan Al-
Maturidi."

 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb

Al-asy’ary dan al-maturidhi

 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya


Aliran Ahlussunnah wal Jamaah pada bidang akidah atau ubudiyah berkembang
menjadi berbagai bidang, seperti syariah atau fiqih dan tasawuf. Dalam bidang
akidah mengacu pada Imam Asy'ari dan Imam Maturidi. Sedangkan, dalam fiqih atau
hukum Islam mengacu pada salah satu empat mazhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafii,
dan Hambali yang berlandaskan Al Quran, hadits, ijma dan qiyas.(Yazid, 2009)
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain

 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

Umat Islam di Indonesia dominan aliran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Dalam ajaran
Sunni, seseorang yang beriman wajib memenuhi enam rukun iman.

Dilansir Alkhairaat, penganut aliran Ahlu Sunnah wal Jamaah atau Sunni tak
terbatas dua organisasi, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) saja, melainkan
banyak juga organisasi lainnya.(Yazid, 2023)

 Negara Asal Aliran


 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

 Negara Asal Aliran


 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

 Negara Asal Aliran


 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

 Negara Asal Aliran


 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia
 Negara Asal Aliran
 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indonesia

 Negara Asal Aliran


 Definisi dan Makna Filosofis dari nama aliran
 Biodata Lengkap pendiri & Ide-ide
 Kelompok-kelompok Dalam Aliran Tsb
 Pokok Akidah, Konsep Pemikiran dan Implementasi Ajarannya
 Kesamaan Pemikiran aliran dengan aliran yg lain
 Keberadaan Penganutnya di Indones
DAFTAR PUSTAKA

Basid, A., & Ghani, A. (2023). Konsep Ketentraman Hidup Perspektif Quraish Shihab (Studi Surah Al-
Insyirah dalam Tafsir Al-Misbah). Syariati: Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hukum, 9(1), 13–22.
https://doi.org/10.32699/syariati.v9i1.4561

Yazid, A. (2009). Pengmbangan Bahasa Inggris di Era Modern. Yawudah, 4(1), 35–40.

Yazid, A. (2023). Terserah. Yawudah, 3(1), 12–15.

Anda mungkin juga menyukai