Setelah Utsman wafat, maka Ali Abi Thalib terpilih sebagai calon khalifah
selanjutnya. Namun, Beliau langsung mendapatkan tantangan dari pemuka-pemuka
lainnya yang juga ingin menjadi khalifah, sebut saja ada Thalhah, Zubair, dan Aisyah.
Peristiwa tersebut dikenal dengan Perang Jamal. Kemudian, ada juga tantangan yang
datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang kala itu ingin menjadi khalifah dan menuntut
Ali supaya menghukum para pembunuh-pembunuh dari Utsman. Atas adanya peristiwa-
peristiwa itu muncullah Teologi mengenai asal muasal sejarah keberadaan Ilmu Kalam.
Ilmu kalam dikenal sebagai ilmu keislaman yang berdiri sendiri, yakni pada masa
khalifah al-Ma’mun (813-833) dari Bani Abbasiyah. Sebelum itu pembahasan terhadap
kepercayaan Islam disebut al-fiqhu fi al-din sebagai lawan dari al-fiqhu fi al-‘ilmi.
2. Aliran Murji’ah:Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak
mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa
besar, sebagai mana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan
penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan
tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian
pula orang mukmin yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan
mereka. Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui
bahwa tiada tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata
lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan
dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang
tersebut masih tetap mukmin, bukan kafir
3. Aliran Qadariyah:Qadariyah berakar pada yang dapat berarti memutuskan dan
memiliki kekuatan atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam,
qadariyah adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan
terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan
perbuatannya. Dalam paham qadariyah manusia di pandang mempunyai qudrat atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan
7. Aliran Syiah:Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut
disini ialah para pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di
maksudkan pada kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya
selalu merujuk pada keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai
selanjutnya, istilah
yiah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada para pengikut ali (syi’ahali), pemimpin
pertama ahl- al bait pada masa Nabi Muhammad SAW.
8. Aliran Salafiyah:Secara bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti
terdahulu, yang dimaksud terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang
semasa Rasul SAW, para sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan
salafiyah berarti orang-orang yang mengikuti salaf. Istilah salaf mulai dikenal dan
muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW wafat, yaitu sejak ada orang atau
golongan yang tidak puas memahami al Qur’ an dan hadits tanpa ta’wil, terutama
untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari ayat-ayat al-Qur’an sehingga tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah SWT.
Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya. Di samping menggunakan dalil-dalil logika, juga menggunakan dalil-dalil
naqliyah yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Ilmu kalam adalah ilmu yang di
dalamnya dibahas tentang keyakinan-keyakinan dalam agama yang dipertahankan
melalui argumen argumen rasional. Kebenaran dalam ilmu kalam berupa diketahuinya
kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada Al Quran dan
hadis.kalam adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang Tuhan dan segala
yang berkaitan dengan-Nya, seperti Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya,
ketetapan-Nya, dan lain sebagainya. Tujuan ilmu kalam melakukan interpretasi,
penguatan, dan pembuktian kebenaran kalam Tuhan berdasarkan dukungan akal
sebagai interpreter untuk menggali pesan-pesan Tuhan. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan filosofis. Karena melibatkan intervensi akal, maka produk kebenaran
yang dihasilkan oleh ilmu kalam pun bersifat relatif.serta metode dalam ilmu kalam yakni
cara kerja yang dipakai tokoh-tokoh kalam dalam mendudukkan persoalan-persoalan
akidah secara dialogis dan sistematis agar dipahami masyarakat dengan baik.
Sebagaimana diketahui bahwa menurut mutakallimun, dasar-dasar akidah sudah ada
dalam nash.