2. “Sciense of religion, dealing therefore with God and Man in his relation to
God”, maksudnya pengetahuan tantang agama yang karenanya
membicarakan tentang Tuhan dan Manusia serta manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan.
3. “The sciense which treats of the facts and fenomena of religion and the
relationship between God and Man”, maksudnya ilmu yang membahas fakta-
fakta dan gejala agama dan hubungannya antara Tuhan dan Manusia.
Melihat dari kedua definisi tersebut ilmu kalam bisa juga di defenisikan
sebagai ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan
argumentasi logika atau filsafat. Oleh sebab itu sebagian teolog membedakan
antara ilmu kalam dengan ilmu tauhid.
B. Latar Belakang Ilmu Kalam
Munculnya ilmu kalam menurut Harun Nasution, dipicu oleh persoalan
politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan yang
berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dan
persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan
siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa
yang masih tetap Islam.
Setelah terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib r.a, Islam telah terpecah
menjadi tiga golongan yakni golongan khawarij adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan
barisan karena ketidak sepakatan terhadap putusan Ali yang menerima arbitrase
(tahkim) dalam perang Siffin pada tahun 37H/648 M, dengan kelompok bughot
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (Q.S Al-Maidah – 44).
Dari ayat inilah mereka mengambil semboyan La hukma illa lillah. Pada
masa pemerintahan Abbasiyah kedua yang di pimpin oleh khalifah Al-Ma`mun,
perkembangan ilmu kalam banyak di pengaruhi oleh kesusteraan Yunani,
khususnya pendapat-pendapat Aristoteles.
C. Kesimpulan
Pengertian ilmu kalam itu sama dengan ilmu tauhid yakni ilmu yang
membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika
atau filsafat. Karena argumentasi logika dan filsafat lebih menonjol, maka
sebagian teolog membedakan antar ilmu kalam dengan ilmu tauhid.