3.1 Menganalisis pengertian ilmu kalam, ruang lingkup dan kedudukan ilmu kalam
dalam Islam
3.2 Menganalisis faktor-faktor penyebab munculnya ilmu kalam
3.3 Mengevaluasi karakteristik aliran Syi'ah dan Khawarij dalam ilmu kalam
3.4 Mengevaluasi karakteristik aliran Qadariyahdan Jabariyah dalam ilmu kalam
3.5 Mengevaluasi karakteristik aliran Murjia'h dan Mu'tazilah dalam ilmu kalam
3.6 Mengevaluasi karakteristik aliran Asy'ariyah dan aliran Maturdiyah dalam ilmu
kalam
A. Sejarah Ilmu Kalam
Ilmu Tauhid sebagaimana diketahui adalah ilmu yang membahas ajaran dasar dari
suatu agama. Bagi setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluknya secara mendalam ,
Hanafi dalam bukunya Teologi Islam menyatakan Tauhid sebagai suatu ilmu yang
berdiri sendiri belum dikenal pada masa nabi Muhammad SAW maupun pada masa
sahabatnya yang perlu mempelajari ilmu tauhid. Melainkan baru dikenal jauh setelah
kewafatan Nabi Muhammmad SAW atau dikemudianya setelah ilmu keislaman yang lain
satu-persatu muncul, diiringi dengan tumbuhnya kecenderungan umat islam mendalami
masalah alam ghaib/metafisika.
Ibnu Khaldun menegaskan dalam bukunya Muqoddimah, agama pada mulanya belum
memerlukan ilmu dan kecenderungan , melainkan agama masih merupakan hukum-hukum
syar’i dalam bentuk perintah atau larangan Tuhan. Dan kebanyakan orang islam hafal akan
hukum-hukum tersebut serta tahu sumbernya ialah Al-Qur’an dan Al- Hadits.
Pada masa Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin umat Islam bersatu, mereka satu
akidah,syariah,akhlaqul karimah, kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat diatasi
dengan wahyu dan tidak ada perselisihan diantara mereka.Awal mula adanya perselisihan di
picu oleh Abdullah bin Saba’(seorang yahudi) pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin
Affan dan berlanjut pada masa Khalifah Ali. Dan awal mula adanya gejala timbulnya aliran-
aliran adalah sejak kekhalifahan Usman bin Affan. Pada masa itu dilatar belakangi oleh
kepentingan kelompok, yang mengarah terjadinya perselisihan sampai terbunuhnya Khalifah
Usman bin Affan. Kemudian digantikan oleh Ali bin Abi thalib, pada masa itu perpecahan
umat Islam terus berlanjut.
Umat Islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifahan Ali bin Abi thalib
menamakan dirinya sebagai kelompok syi’ah dan yang kontra sebagai kelompok Khawarij.
Akhirnya perpecahan memuncak kemudian terjadilah perang jamal(antara Ali dan Aisyah)
dan perang Siffin(Ali dan Muawiyah). Bermula dari itu akhirnya timbul berbagai aliran di
kalangan umat islam yaitu aliran syi’ah, khawarij, murjiah, jabariyah, mu’tazilah dan
sebagainya.
Masalah aqidah menjadi perdebatan hangat di kalangan umat Islam. Di zaman inilah
lahir berbagai aliran teologi seperti Murji’ah, Qadariyah Jabariah, dan Mu’tazilah. Kaum
muslimin tidak bisa mematahkan argumentasi fisosofis tanpa menggunakan senjata filsafat
dan rasional pula. Untuk itu bangkitlah Mu’tazilah untuk mempertahankan ketauhidan
dengan argumentasi filosofis tersebut. Namun sikap Mu’tazilah yang terlalu mengagungkan
akal dan melahirkan berbagai pendapat controversial menyebabkan kaum tradisional tidak
menyukainya.
Akhirnya lahir aliran Ahlussunnah wal Jama’ah dengan tokoh besarnya Abu Hasan
Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi. Pada zaman pemerintahan bani umayyah hamper
keseluruhan umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari sembarang pertikaian dan
perdebatan. Apabila kaum muslimin selesai melakukan pembukaan negeri dan kedudukannya
telah pun mantap, mereka beralih tumpuan kepada pembahasan sehingga menyebabkan
berlaku perselisihan pendapat di kalangan mereka.
*Zaman Abbasiyah
Banyak berlaku pembahasan di dalam perkara akidah termasuk perkara yang tidak
wujud pada zaman Nabi SAW. dan sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan
pemberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi namam Ilmu Kalam.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan
penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka menzahirkan pemikiran baru yang
diambil dari agama lama mereka tetapi di beri rupa bentuk Islam. Iraq. Khususnya di Basrah
merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila ada satu
golongan yang menafikan kemahuan(iradah)manusia.
Kelompok ini diketuai Jahm bin safwan. Antara pengikutnya adalah para pengikut
aliran Jabariyah yang diketuai oleh Ma’bad al-Juhni. Aliran ini lahir di tengah kecelaruan
pemikiran dan asas yang di bentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka. Kemudian
bangkit sekelompok orang yang ikhlas member penjelasan mengenai akidah kaum muslimin
berdasarkan jalan yang di tempuh oleh Al-Qur’an.
Antara yang Masyur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri dan sebagian dari kesan
perselisihan antara Hasan al-Basri dengan muridnya Washil bin Atho’ ialah lahirnya satu
kelompok baru yang dikenali dengan Mu’tazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hokum
orang beriman yang mengerjakan dosa besar . Kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahir imam Abu Mansur al-Maturidi
yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-
Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan al-Asy’ari yang telah mengumumkan keluar
dari kelompok Mu’tazilah dan menjelaskan asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan
para ulama dan kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai aliran
Asya,irah. Dan dari dua kelompok ini terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
KD.1 Masalah ruang lingkup ilmu kalam
Jadi, Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas atau membicarakan masalah
ketuhanan (mengesakan tuhan) dengan dalil fikiran dan disertai alasan yang
rasional.
2. Nama-nama lain Ilmu kalam
a.Ilmu kalam
b.Ilmu Ushuluddin
c. Ilmu tauhid(Aqoid)
d. Fiqh Al Akbar
e.Teologi Islam