SEJARAH
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan agama islam banyak dipelajari berbagai ilmu-ilmu
keagamaan, keberadaan ilmu kalam itu menjadi salah satu yang harus dipelajari oleh
kaum muslimin. Secara harfiah, istilah “kalam” ini artinya adalah perkataan atau
percakapan. Sementara secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan mengenai wujud Allah SWT, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya,
sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat
pada dirinya.
Ilmu Kalam adalah salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari oleh umat
Islam, yang dengannya kita bisa memahami tentang hakekat Ketuhanan dari segala
sisinya. Karenanya, Ilmu Kalam juga bisa disebut dengan ilmu yang mempelajari
tentang Falsafah Ketuhanan. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Teologi.
Tetapi dalam khazanah literatur Islam, Ilmu Kalam disebut juga dengan Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Tauhid, dan bahkan disebut sebagai Fiqhul Akbar (Fikih Besar).
Ilmu kalam adalah salah satu bentuk ilmu keislaman, kajian dalam ilmu kalam
terfokus pasa aspek ketuhanan karena itu disebut juga dengan teologi dan rasional.
Secara harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan
sehari-hari (omongan) melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pegertian ilmu kalam?
2. Apa saja objek kajian ilmu kalam?
3. Bagaimana sejarah ilmu kalam?
PEMBAHASAN
2
Dr. H. Muhammad Hasbi, ILMU KALAM: Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam, (Yogyakarta:
Trustmedia, 2015), hlm. 5
3
Ahmad Mujib ,Ilmu Kalam: Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya.
b. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil fikiran para mutakallimin jarang
mempergunakan dalil naqli (al-qur'an dan hadits), kecuali sesudah menetapkan
benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-dalil fikiran,
c. Dinamakan ilmu kalam karena pembicaraan tentang tuhan di bahas dengan
logika maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah.[1]4
4
Usfatun Khasanah,OBJEK KAJIAN ILMU KALAM (Purwokerto,2012)
Pada masa ini, yang diperlukan adalah terwujudnya umat yang satu dan bersatu
dibawah kualitas pemahaman dan intensitas akidah yang satu pula. Karena
perbincangan rasional terhadap persoalan keagamaan otomatis menimbulkan
perbedaan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perpecahan. Namun hal ini sangat
wajar dan pada perkembangan berikutnya, umat islam segera pindah dari tahap
penerimaan akidah melalui hati menjadi tahap penerimaan akidah melalui pemikiran dan
analisis rasional.
Pada sejarahnya, kemunculan Ilmu Kalam dipicu oleh adanya persoalan politik
yang menyangkut tentang peristiwa pembunuhan ‘Ustman bin Affan’ yang berbuntut
pada penolakan Mu’awiyyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dalam kaitan ini Ibn
Taymiyyah mengatakan bahwa sebgaian pasukan Ali bin Abi Thalib, begitupun orang-
orang yang menentang Ali dan bersikap netral dalam peperangan bukanlah
pembunuh Utsman. Para pembunuh Utsman hanyalah kelompok kecil dari pasukan Ali
namun mereka kcewa karena Ali menerima usulan untuk tidak perang shiffin.
Kemudian mereka keluardan membentuk kelompok bari yang dikenal dengan nama
kaum Khawarij. Ketegangan tersebut menjadikan adanya perang shiffin.5
5
Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan, hlm. 16
6. salah karena
meninggalkan barisannya.
Dengan kejadian ini, T.
M. Hasbi Ash-
7. Shiddieqy menyebutkan
alasam disebutnya ilmu
tauhid dengan nama ilmu
kalam.
8. Ulama-ulama mutaakhirin
membicarakan didalam ilmu
kalam mengenai hal-hal
yang
9. tidak dibicarakan oleh
ulama salaf, seperti
penakwilan ayat-ayat
mutasyabihat,
10. pembahasan mengenai
qada, kalam, dan lain
sebagainya
Persoalan ini tidak dapat diselesaikan melalui tahkim. Putusan hanya datang dari
Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Al-Qur’an. Pandangan terhadap Ali yaitu
salah karena meninggalkan barisannya. Dengan kejadian ini, T. M. Hasbi Ash-
Shiddieqy menyebutkan alasam disebutnya ilmu tauhid dengan nama ilmu kalam.
Ulama-ulama mutaakhirin membicarakan didalam ilmu kalam mengenai hal-hal yang
tidak dibicarakan oleh ulama salaf, seperti penakwilan ayat-ayat mutasyabihat,
pembahasan mengenai qada, kalam, dan lain sebagainya6
KESIMPULAN
1 Pengertian Ilmu Kalam: Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas masalah ketuhanan
dan keyakinan dalam agama Islam dengan menggunakan logika dan argumentasi.
Kata "kalam" berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan dari kata Yunani "logos,"
yang berarti pembicaraan atau pikiran yang menjadi dasar argumen. Ilmu Kalam
merupakan upaya untuk memahami dan mempertahankan keyakinan agama melalui
argumentasi logis dan filsafat. Beberapa ulama memberikan definisi yang berfokus
pada pembelaan keyakinan (Aqidah) dan penggunaan bukti-bukti rasional. Objek
Kajian Ilmu Kalam:
6
Syafii, Dari Ilmu Tauhid/Ilmu Kalam ke Teologi : Analisis Epistemologis dalam Jurnal Teologia, Volume 23,
Nomor 1, Januari 2012, hlm.
2 Objek kajian utama ilmu kalam adalah ketuhanan dan semua yang terkait dengannya.
Ilmu kalam menggunakan argumentasi logis serta dalil-dalil naqliyah (dari Al-Quran
dan hadis) untuk membahas keyakinan dalam agama Islam. Salah satu aspek penting
dalam ilmu kalam adalah pembahasan Aqidah Islam, yang berkaitan dengan
keyakinan dalam agama.
3 Sejarah Ilmu Kalam: Pada awal perkembangan Islam, ilmu kalam tidak mendapatkan
perhatian yang besar karena fokus lebih pada penerimaan keimanan melalui hati dan
penghormatan terhadap ajaran Rasulullah. Para sahabat dan tabi'in cenderung
menghindari perdebatan rasional dalam masalah keimanan. Munculnya ilmu kalam
lebih dipicu oleh faktor politik, seperti perpecahan dalam umat Islam yang
memunculkan perbedaan pendapat. Pergeseran dari penerimaan keimanan melalui
hati menuju pemikiran dan analisis rasional terjadi seiring berjalannya waktu
DAFTAR PUSTAKA