Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR ILMU KALAM, OBJEK KAJIAN, DAN KONTEKS

SEJARAH

Syamsul Rijal, MA, Ph. D

Disusun oleh Kelompok 1

Andika Chairizal Lesmana 11220511000103

Syahla Nur Fitri


Zahra Raisya Bawier 11220511000091

PROGRAM STUDI JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perkembangan agama islam banyak dipelajari berbagai ilmu-ilmu
keagamaan, keberadaan ilmu kalam itu menjadi salah satu yang harus dipelajari oleh
kaum muslimin. Secara harfiah, istilah “kalam” ini artinya adalah perkataan atau
percakapan. Sementara secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan mengenai wujud Allah SWT, sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya,
sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat
pada dirinya.
Ilmu Kalam adalah salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari oleh umat
Islam, yang dengannya kita bisa memahami tentang hakekat Ketuhanan dari segala
sisinya. Karenanya, Ilmu Kalam juga bisa disebut dengan ilmu yang mempelajari
tentang Falsafah Ketuhanan. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Teologi.
Tetapi dalam khazanah literatur Islam, Ilmu Kalam disebut juga dengan Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Tauhid, dan bahkan disebut sebagai Fiqhul Akbar (Fikih Besar).
Ilmu kalam adalah salah satu bentuk ilmu keislaman, kajian dalam ilmu kalam
terfokus pasa aspek ketuhanan karena itu disebut juga dengan teologi dan rasional.
Secara harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan
sehari-hari (omongan) melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pegertian ilmu kalam?
2. Apa saja objek kajian ilmu kalam?
3. Bagaimana sejarah ilmu kalam?
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Kalam


Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar
dengan menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah
rasionalitasatau logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai
terjemah dari logos yang diadopsi dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan.Dari kata
inilah muncul istilah logika dan logis yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan
istilah mantiq. Sehingga ilmu logika, khususnya logika formal (silogisme) dinamakan
Mantiq. Karena di adopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka dan isi pemikiranYunani
memberikan kontribusi yang besar untuk memperkaya ilmu kalam. Kalam menurut
bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah
ke-Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau kalam menurut harfiah ialah
omongan atau perkataan. Sedangkan Ilmu Kalam secara terminologi adalah suatu
ilmuyang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi
logika dan filsafat. Dari segi bahasa, istilah kalam berarti al-qaul (pembicaraan). Namun
dalam tradisi keilmuan, istilah ini dipakai sebagai terjemahan kata logos, yakni pikiran
yanng terkandung dan menjadi dasar bagi suatu perkataan, pembicaraan, dan argumen.
Istilah ini sebenarnya telah menggambarkan ajaran dasar Islam tentang penggunaan
pikiran.
Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam adalah Ilmu yang mengandung argument-
argument rasional untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan
terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah
menyimpang dari mazhab salah dan ahli sunnah. Menurut Fu’at Al-Ahwani Ilmu Kalam
adalah memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang rasional. Sedangkan
menurut Hasbi al-Shiddieqy ilmu Tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang cara-
cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan,
baik dalil naqli, aqli ataupun dalil wijdani (perasaan halus).1
Alasan disiplin ini mendapat sebutan ilmu kalam dan kapan sebutan itu diberikan.
Sebagian orang mengatakan bahwa sebutan kalam (secara harfiah, perkataan atau
percakapan) diberikan kepada disiplin ini karena disiplin ilmu ini memberikan tambahan
kemampuan berbicara dan berargumen kepada orang yang menguasainya. Sebagian lagi
1
T.M. Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 9
mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena para pakar di bidang ilmu ini suka
mengawali penuangan fikiran mereka dalam buku-buku mereka dengan ungkapan al-
kalamu fi kazda.2
Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-
kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Sebagai unsur
dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu Kalam menempati posisi yang cukup
terhormat dalam tradisi keilmuan kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis penyebutan
lain ilmu ini, yaitu Ilmu Aqidah, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Tauhid, dan juga Ilmu Teologi.

2. Objek Kajian Ilmu Kalam


Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-
Nya. Di samping menggunakan dalil-dalil logika, juga menggunakan dalil-dalil
naqliyah yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Ilmu kalam adalah ilmu yang di
dalamnya dibahas tentang keyakinan-keyakinan dalam agama yang dipertahankan
melalui argumen-argumen rasional. Kebenaran dalam ilmu kalam berupa
diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada
Al-Quran dan hadis.3
Objek Kajian Ilmu Kalam :
1. Aqidah Islam
Aqidah artinya apa yang dapat diyakini atau dipercaya oleh hati manusia. sehingga para
ulama kalam banyak mengarang buku yang berpautan dengan ilmu kalam memberi judul
aqidah antara lain :
Ibnu Taymiyah : aqidah ahlussunah
Almaturidiyah : risalah bi aqoid
Al ghazali : al iqtishod fil I tikod
2. Sebab -sebab penamaan
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu kalam disebabkan :
a. Persoalan yang terpen ting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permute
hijriah ialah apakah kalam allah (Al-quran }itu qadim atau hadits.

2
Dr. H. Muhammad Hasbi, ILMU KALAM: Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam, (Yogyakarta:
Trustmedia, 2015), hlm. 5
3
Ahmad Mujib ,Ilmu Kalam: Pengertian, Objek Kajian, dan Aliran-aliran di dalamnya.
b. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil fikiran para mutakallimin jarang
mempergunakan dalil naqli (al-qur'an dan hadits), kecuali sesudah menetapkan
benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-dalil fikiran,
c. Dinamakan ilmu kalam karena pembicaraan tentang tuhan di bahas dengan
logika maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah.[1]4

3. Sejarah Ilmu Kalam


Pada awal-awal sejarah pemikiran Islam, ilmu kalam tidak seperti ilmu fiqh. Ilmu
kalam kurang mendapat perhatian bahkan tidak disetujui di kalangan Muslim. Hal itu
disebabkan karena adanya pengaruh pola pembinaan keimanan di masa-masa awal
islam itu sendiri, yaitu pada masa Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.
Di masa Rasulullah SAW, penanaman, pembinaan, dan cara penerimaan keimanan
masih melalui hati, al-tas-hdiq bi al-qalb. Dulu, para sahabat tidak pernah
mempertanyakan lebih jauh dan detail masalah keimanan tanpa mempersoalkan
ataupun mempertimbangkan secara analisis akal. Contohnya cukup mengimani
sepenuh hati akan keberadaan Allah Yang Maha Esa tanpa harus mempertanyaka
bagaimana konsep keesaan tersebut. Mereka puas mengimani melalui pembenaran hati
Rasulullah saja
Rasulullah tidak pernah membicarakan tentang keimanan secara lebih terperinci,
beliau hanya menganjurkan para umatnya untuk beriman tanpa banyak bertanya
menyebabkan para sahabat dan tabi’in tidak berkenan untuk memperbincangkan secara
detail berdasarkan argumen. Misalnya bagaimana Imam Malik (salah satu tokoh
tabi’in) menyampaikan fatwanya kepada para murid seraya berkata : “Hati-hatilah
kalian terhadap para pelaku bid’ah. Ditanya siapakah gerangan mereka itu? Beliau
menjawab. “mereka adalah yang memperbincangkan perihal nama, sifat, kalam, ilmu dan
kekuasaan Allah; mereka membicarakan apa yang sengaja tidak dibicarakan oleh para
sahabat dan tabi’in”. Hal ini karena pada masa awal-awal Islam belum merasakan arti
penting dan perlunya mengetahui lebih jauh tentang ilmu kalam. Tidak adanya
kepedulian membicarakan mengenai masalah ilmu kalam secara teoritis rasional
padahal sangat mungkin bukan karena itu dilarang melainkan belum diperlukan.

4
Usfatun Khasanah,OBJEK KAJIAN ILMU KALAM (Purwokerto,2012)
Pada masa ini, yang diperlukan adalah terwujudnya umat yang satu dan bersatu
dibawah kualitas pemahaman dan intensitas akidah yang satu pula. Karena
perbincangan rasional terhadap persoalan keagamaan otomatis menimbulkan
perbedaan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perpecahan. Namun hal ini sangat
wajar dan pada perkembangan berikutnya, umat islam segera pindah dari tahap
penerimaan akidah melalui hati menjadi tahap penerimaan akidah melalui pemikiran dan
analisis rasional.
Pada sejarahnya, kemunculan Ilmu Kalam dipicu oleh adanya persoalan politik
yang menyangkut tentang peristiwa pembunuhan ‘Ustman bin Affan’ yang berbuntut
pada penolakan Mu’awiyyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Dalam kaitan ini Ibn
Taymiyyah mengatakan bahwa sebgaian pasukan Ali bin Abi Thalib, begitupun orang-
orang yang menentang Ali dan bersikap netral dalam peperangan bukanlah
pembunuh Utsman. Para pembunuh Utsman hanyalah kelompok kecil dari pasukan Ali
namun mereka kcewa karena Ali menerima usulan untuk tidak perang shiffin.
Kemudian mereka keluardan membentuk kelompok bari yang dikenal dengan nama
kaum Khawarij. Ketegangan tersebut menjadikan adanya perang shiffin.5

4. Persoalan ini tidak dapat


diselesaikan melalui tahkim.
Putusan hanya datang dari
5. Allah dengan kembali
kepada hukum-hukum Al-
Qur’an. Pandangan terhadap
Ali yaitu

5
Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan, hlm. 16
6. salah karena
meninggalkan barisannya.
Dengan kejadian ini, T.
M. Hasbi Ash-
7. Shiddieqy menyebutkan
alasam disebutnya ilmu
tauhid dengan nama ilmu
kalam.
8. Ulama-ulama mutaakhirin
membicarakan didalam ilmu
kalam mengenai hal-hal
yang
9. tidak dibicarakan oleh
ulama salaf, seperti
penakwilan ayat-ayat
mutasyabihat,
10. pembahasan mengenai
qada, kalam, dan lain
sebagainya
Persoalan ini tidak dapat diselesaikan melalui tahkim. Putusan hanya datang dari
Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Al-Qur’an. Pandangan terhadap Ali yaitu
salah karena meninggalkan barisannya. Dengan kejadian ini, T. M. Hasbi Ash-
Shiddieqy menyebutkan alasam disebutnya ilmu tauhid dengan nama ilmu kalam.
Ulama-ulama mutaakhirin membicarakan didalam ilmu kalam mengenai hal-hal yang
tidak dibicarakan oleh ulama salaf, seperti penakwilan ayat-ayat mutasyabihat,
pembahasan mengenai qada, kalam, dan lain sebagainya6

KESIMPULAN

1 Pengertian Ilmu Kalam: Ilmu Kalam adalah ilmu yang membahas masalah ketuhanan
dan keyakinan dalam agama Islam dengan menggunakan logika dan argumentasi.
Kata "kalam" berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan dari kata Yunani "logos,"
yang berarti pembicaraan atau pikiran yang menjadi dasar argumen. Ilmu Kalam
merupakan upaya untuk memahami dan mempertahankan keyakinan agama melalui
argumentasi logis dan filsafat. Beberapa ulama memberikan definisi yang berfokus
pada pembelaan keyakinan (Aqidah) dan penggunaan bukti-bukti rasional. Objek
Kajian Ilmu Kalam:

6
Syafii, Dari Ilmu Tauhid/Ilmu Kalam ke Teologi : Analisis Epistemologis dalam Jurnal Teologia, Volume 23,
Nomor 1, Januari 2012, hlm.
2 Objek kajian utama ilmu kalam adalah ketuhanan dan semua yang terkait dengannya.
Ilmu kalam menggunakan argumentasi logis serta dalil-dalil naqliyah (dari Al-Quran
dan hadis) untuk membahas keyakinan dalam agama Islam. Salah satu aspek penting
dalam ilmu kalam adalah pembahasan Aqidah Islam, yang berkaitan dengan
keyakinan dalam agama.

3 Sejarah Ilmu Kalam: Pada awal perkembangan Islam, ilmu kalam tidak mendapatkan
perhatian yang besar karena fokus lebih pada penerimaan keimanan melalui hati dan
penghormatan terhadap ajaran Rasulullah. Para sahabat dan tabi'in cenderung
menghindari perdebatan rasional dalam masalah keimanan. Munculnya ilmu kalam
lebih dipicu oleh faktor politik, seperti perpecahan dalam umat Islam yang
memunculkan perbedaan pendapat. Pergeseran dari penerimaan keimanan melalui
hati menuju pemikiran dan analisis rasional terjadi seiring berjalannya waktu

DAFTAR PUSTAKA

ash-Shiddieqy, H. (1976). Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam. Jakarta: Bulan


Bintang.
Hasbi, D. H. (2015). ILMU KALAM: Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam.
Yogyakarta: Trustmedia.
M, Afrizal. Pemikkiran Kalam Imam Al-Syafi’I. Pekanbaru: Suara Umat. 2013
Hanafi, A. Theologi Islam. Jakarta : Bulan Bintang, t. th.
Mujib,Ilmu kalam
(2018):Pengertian,Objek kajian,dan aliran di dalamnya.
Usfatun,OBJEK KAJIAN ILMU KALAM (2012)

Anda mungkin juga menyukai