Disusun Oleh :
Nama : Ulil Albab
NIM : 11910132
A. Latar Belakang
Setiap manusia memerlukan dua macam kebutuhan, kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan jasmani dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh fisik secara biologis, seperti makan, minum, tidur, menyalurkan dan
membuang hajat dan lain sebagainya, sedangkan kebutuhan rohani dapat dipenuhi dengan
ketenangan jiwa. Salah satu caranya untuk mendapatkan ketenangan jiwa adalah bila
manusia menyadari eksistensi dirinya, siapa hakikat dirinya, untuk apa ia diciptakan ke
dunia dan mau ke mana akhir perjalanan hidupnya. Semuanya bisa terjawab bila ia
memeluk suatu agama.
Setiap agama mempunyai ajaran. Ilmu yang membahas tentang ajaran dasar suatu
agama disebut dengan teologi. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya
secara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya.
Teologi dalam Islam disebut juga dengan ilmu tauhid. Kata “tawhid” berasal dari kata
dasar “wahhada, yuwahhidu, tawhidan” yang mempunyai arti mengesakan. Di dalam
ajaran agama Islam, sebagai agama monotheisme, ajaran yang paling mendasar adalah
ajaran tentang keesaan Tuhan, sebab Islam tidak menerima polyth eisme (ajaran tentang
banyak Tuhan). Oleh karena itu, ilmu yang membahas mengenai keesaan Tuhan ini disebut
ilmu tauhid atau dalam istilah ‘Arabnya disebut “tawhid Allah”.
Yang dimaksud dengan “tawhid Allah”, ialah meyakini dalam hati dan akal akan wujud
Allah sebagai satu-satunya pencipta, pemelihara, pengatur dan Tuhan sekalian alam
makhluk ciptaanNya.
B. Rumus Masalah
1. Memahami Pengertian Ilmu Kalam
2. Pertumbuhan Ilmu Kalam dan
3. Perkembangannya
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada tiga istilah yang populer mengenai Ilmu Kalam, yaitu Ilum kalam, Ilmu Tauhid, dan
Teologi, dari situlah timbul beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang pengertian Ilmu
Kalam diantaranya:
Pertama, dalam bahasa Arab “Kalam” yang biasa diartikan dengan “kata-kata”, yakni
sabda Tuhan atau kata-kata manusia. Di sini Ilmu Kalam dimaknai dengan ilmu
pembicaraan, karana dengan pembicaraanlah pengetahuan ini dapat dijelaskan. Disebut Ilmu
Kalam karena yang dibahas adalah Kalam Allah dan Kalam manusia.
Kedua, Ilmu Kalam adalah ilmu yang dikaitkan dengan Allah, pebuatan dan sifat-sifat-
Nya. Oleh sebab itu ilmu kalam disebut juga sebagai Ilmu Ushuluddin atau Ilmu Tauhid,
yakni ilmu yang membahas tentang penetapan Aqaid Diniyah dengan dalil (petunjuk) yang
kongkret.
Ketiga, Kalam sebagai Teologi. Rumusan lain dikemukan oleh Harry Austryn Wolfson
yang berpendapat bahwa istilah Kalam adalah terjemahan dari karya-karya filosofi Yunani,
“Theos” (Tuhan) dan“logos” (kata atau argument). Sehingga teologi dapat diartikan dengan
ilmu atau argument tentang Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc. M.A, Ilmu Kalam Dari Tauhid Menujun Keadilan, (hlm, 16-
21) 2017