Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU KALAM

(Untuk memahami pembahasan Materi Ilmu Kalam)

Disusun Oleh

LUKI AWALUDIN
2211103

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

KEBUMEN

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT. yang selalu memberi rahmat,

nikmat, karunia serta hidayah-Nya. Sehingga makalah yang berjudul ilmu kalam. Dalam

penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang di karenakan terbatasnya

Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini.

Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen kami yang

telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan

kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dan

orang lain dalam mengarungi masa depan.

Dan kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang

membacanya.

Kebumen, 04 Desember 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan agama islam banyak dipelajari berbagai ilmu-ilmu

keagamaan, misalnya ilmu fiqih, ilmu aqidah, dan ilmu tauhid. Ilmu-ilmu tersebut

mempunyai peranan tersendiri dalam mempelajari ilmu-ilmu tentang agama islam.

Ilmu fiqih mempelajari tentang hukum-hukum dalam agama islam. Ilmu aqidah

mempelajari tentang tingkah laku baik buruk manusia menurut agama islam. Dan

ilmu tauhid mempelajari tentang keesaan Tuhan.

Ilmu tauhid juga disebut ilmu kalam, ilmu kalam adalah ilmu yang

membicarakan tentang wujudnya Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya,

sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya, dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya. Dan

membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan sifat-sifat

yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang tidak

mungkin terdapat pada dirinya.

Dalam sejarah perkembangannya, dalam mempelajari ilmu tauhid, muncul

banyak model-model penelitian ilmu kalam, oleh sebab itu dalam makalah ini penulis

membahas tentang "penelitian ilmu kalam”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Ilmu Kalam?

2. Bagaimana Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam?

3. Bagaimana Perkembangan Ilmu Kalam?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu ini di namakan Ilmu Kalam karena:

1. Persoalan terpenting yang menjadi pembicaraan abad-abad permulaan


hijrah ialah, Firman Tuhan (Kalam Allah) dan non-azalinya Qur’an
(Khalq Al-Qur’an).
2. Dasar Ilmu Kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil-dalil ini
nampak jelas dalam pembicaraan-pembicaraan Mutakallimin. Mereka
jarang-jarang kembali kepada dalil naql (Quran dan Hadits), kecuali
sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu.

Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika

dalam fisafat, maka pembuktian dalam soal-soal agama ini di namai Ilmu Kalam

untuk membedakan dengan logika dalam filsafat.

Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam. Istilah ini berasal dari

bahasa Inggris, theology. William L. Reese (1.1921 M) mendefinisikannya dari

dengan discourse or reson concerining God (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan).

Dengan mengutip kata-kata William Ockham (1287-1347), Reese lebih jauh

mengatakan, “Theology to be a discipline resting on revealed truth and independent

of both philosophy and science” (Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara

tentang kebenaran wahyu serta indepedensi filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara

itu, Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbutan,

dan pengalaman agama secara rasional.

Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang

bernalar dengan menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam
adalah rasionalitas atau logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan

sebagai terjemah dari logos yang diadopsi dari bahasa yunani yang berarti

pembicaraan.

Dari kata inilah, muncul istilah logika dan logis yang diterjemahkan kedalam

bahasa Arab dengan istilah mantiq. Sehingga ilmu logika, khususnya logika formal

(silogisme) dinamakan Mantiq. Karena di adopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka

dan isi pemikiran Yunani memberikan kontribusi yang besar untuk memperkaya ilmu

kalam. Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang

masalah ke-Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan), atau kalam menurut loghat-

nya ialah omongan atau perkataan. Sedangkan Ilmu Kalam secara terminologi adalah

suatu ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan menggunakan

argumentasi logika dan filsafat.

Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu ushuluddin,

ilmu tauhid, Al-Fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena

ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu tauhid karena

ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Di dalamnya dikaji pula tentang asma’

(nama-nama) dan af’al (perbuatan-perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan ja’iz,

juga sifat yang wajib, mustahil, dan ja’iz bagi Rasul-Nya. Ilmu tauhid sebenarnya

ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan-

Nya. Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasinya

lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.

Oleh karena itu, sebagian teolog menganggap bahwa ilmu kalam berbeda

dengan tauhid.
Al-Fiqh Al-Akbar merupakan istilah bagi Abu Hanifah (80-150 H) dalam

memberikan nama ilmu ini. Menurut persepsinya, hukum Islam yang dikenal dengan

istilah fiqh terbagi atas dua bagian. Pertama, Al-Fiqh Al-Akbar, di dalamnya dibahas

tentang hal-hal yang berkaitan dengan istilah keyakinan atau pokok-pokok agama atau

ilmu tahid. Kedua, Al-Fiqh Al-Ashghar, di dalamnya dibahas tentang hal-hal yang

berkaitan dengan masalah mu’amalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya

cabang.

Memerhatikan definisi ilmu kalam di atas, aitu ilmu yang membahas masalah-

masalah ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat, secara

teoretis aliran Salaf tidak dapat dimasukkan ke dalam aliran ilmu kalam karena aliran

ini -dalam pembahasan masalah-masalah ketuhanan- tidak menggunakan argumentasi

filsafat atau logika. Aliran ini cukup dimasukkan ke dalam aliran ilmu tauhid atau

ilmu ushuluddin, atau Al-Fiqh Al-Akbar.

1. Esensi Ilmu Kalam

Selain itu, definisi Ilmu Kalam juga mempunyai pendapat-pendapat tokoh

Islam, antara lain:

a. Mushthafa Abdul Raziq:

“Ilmu ini (Ilmu Kalam) yang berkaitan dengan akidah imani ini
sesungguhnya dibangun di atas argumen-argumen rasional atau ilmu yang
berkaitan dengan akidah isami ini bertolak atas bantuan nalar”.

b. Ibnu Kholdun

“Ilmu kalam adalah ilmu yang memuat beberapa alasan untuk


mempertahankan keimanan agama Islam dengan menggunakan dalil-dalil
aqli (pikiran), serta memuat pula bantahan terhadap orang yang
mengingkarinya dan berbeda pandangan dengan pemahaman salaf dan ahli
sunah”.

B. Kemunculan Ilmu Kalam dalam Islam berawal dari peristiwa tahkim atau
arbitrase antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Perseteruan
politik ini tidak hanya memecah belah Islam dalam perkara pemerintahan,
namun juga bergeser ke penafsiran teks agama yang melahirkan disiplin Ilmu
Kalam.

Secara definitif, pembahasan ini adalah ilmu yang mempelajari masalah

ketuhanan atau akidah. Padanan kata populernya adalah teologi Islam. Harun

Nasution dalam buku Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’tazilah (1987)

menuliskan bahwa Ilmu Kalam adalah “ilmu yang membahas wujud Allah, sifat-sifat-

Nya, kenabian, alam, dan hubungan Tuhan dengan makhluk-makhluknya".

Di masa kenabian, tidak ada perdebatan mengenai perkara akidah dan

ketuhanan. Nabi Muhammad merupakan rujukan tunggal. Orang-orang yang

berselisih mendatangi beliau SAW untuk mencari pencerahan sehingga tidak ada

perbedaan pendapat di kalangan sahabat mengenai perkara ketuhanan.

Selain itu, Nabi Muhammad juga sempat melarang sahabatnya bertanya

mengenai qadar yang nantinya menjadi kontroversi di kalangan ahli Ilmu Kalam.

Selepas wafatnya Rasulullah, barulah aliran pemikiran Islam bermunculan. Ilmu

Kalam kemudian lahir ketika terjadi perseteruan politik di masa Ali bin Abi Talib dan

Muawiyah bin Abu Sufyan. Sebenarnya, embrionya sudah tampak di masa

kekhalifahan Usman bin Affan. Di masa itu, orang-orang yang memiliki paham

seragam saling berdiskusi membincangkan pemikiran mereka. Lantas, ketika terjadi

peristiwa arbitrase, mereka muncul mengungkapkan pandangan mereka masing-

masing dan menentukan sikap terhadap Ali dan Muawiyah.


Jadi dalam perkembangannya, aliran Ilmu Kalam mengadopsi prinsip-prinsip

filsafat Yunani untuk memahami akidah Islam. Namun, ahli Ilmu Kalam (Mutakallim)

tidak pernah keluar dari koridor Islam dan tetap memosisikan wahyu, yaitu Al-Quran

dan hadis sebagai sumber primernya.


BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Ilmu kalam adalah Ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta

berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan.

Ilmu Kalam juga dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin, karena persoalan

kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok

pembicaraannya.

Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu Esensi

Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya, Qismul Nububiyah, hubungan yang

memperhatikan antara Kholik dengan makhluk, Persoalan yang berkenaan dengan

kehidupan sesudah mati nantinya yang disebut dengan Qismul Al-Sam’iyat.

Secara garis besar, penelitian ilmu kalam dapat dibagi dalam dua bagian.

Pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula, dan kedua, penelitian yang

bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. Penelitian model

pertama ini sifatnya baru pada tahap membangun ilmu kalam menjadi suatu disiplin

ilmu dengan merujuk pada Al-Qur’an dan hadits serta berbagai pendapat tentang

kalam yang dikemukakan oleh berbagai aliran teologi. Sedangkan penelitian model

kedua sifatnya hanya mendeskripsikan tentang adanya kajian ilmu kalam dengan

menggunakan bahan rujukan yang dihasilkan oleh penelitian model pertama.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hanafi, teologi islam (Ilmu Kalam), Jakarta: Bulan Bintang, 1979 Syaikh Mohammad
Abduh, Risalah Tauhid, Jakarta: Bulan Bintang, 1975

Abudin Nata, Dr, Metodologi

Drs. H. Bakri Dusar. Tauhid dan ilmu kalam

Husain bin Muhammad Al Jassar, Al-Ushbun Al Hamidiyah Li Al-Muhafadzah 'Ala


Al-'Aqo'id Al-Islamiyah (Bandung: Syirkah Al-Ma'arif)

Mustafa Abd. Razak. Tahmid li tarikh al-fasafah al-islamiyah, lajnah wa at-thalif wa-
attarjamah wa nasyir, 1959

________
http://duniapendidikan33.blogspot.com/2015/12/makalah-tentang-ilmu- kalam.html?m=1
https://tirto.id/sejarah-ilmu-kalam-perkembangan-teologi-islam-berawal-dari-tahkim- ghgr

Anda mungkin juga menyukai