Anda di halaman 1dari 13

ILMU KALAM SEBAGAI PONDASI KEIMANAN UMAT

ISLAM

Disusun guna Memenuhi Tugas Terstruktur Ilmu Kalam


Dosen Pengampu : Abdul Basith

Anggota Kelompok :
Abiyyu Atha 224110303001
Afna Sholikhah Irma Ismayanti 224110303002
Zaidin Amin 224110303046

2 HUKUM TATA NEGARA A

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI


PURWOKERTO

2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman dimana pada saat itu sedang menggoncang umat muslim dimana seorang
pemimpin yang sangat mashur,sangat terhormat, dan sangat mulia di sisi Allah telah
berpulang dan mengakibatkan goncangan yang dahsyat kepada umat muslim. Jasad
pemimpin yang sangat mulia itu tidak langsung dikebumikan karena para penerus
merasa kebingungan siapakah yang akan menjadi pengganti untuk menggantikan
masa kepemimpinan dia?. Goncangan semakin goncangan dialami oleh beberapa
penerusnya yang kemudian menimbulkan beberapa golongan untuk menganggap
siapakah yang paling benar dalam membuat keputusan hukum. Tidak sedikit umat
yang kemudian meninggalkan agama Islam dan beralih kepada agama yang lama
karena mereka merasa pemimpin mereka telah berpulang.

Setelah goncangan tersebut menemani mereka sebagai penerus, mereka


membuat pikiran dan akal serta logika untuk menjadikan pondasi dan sebagai
pematah argumen argumen yang salah. Logika logika tersebut digunakan sebagai
pondasi iman agar mereka bisa bertahan dalam agama Islam serta tidak berpindah
ke agama lainnya. Pemikiran tentang ketuhanan atau disebut dengan teologi
tersebut akan dipadukan dengan suatu ilmu yang disebut ilmu kalam. Sebuah ilmu
di mana akal dan pikiran serta logika digunakan sebaik mungkin sebagai pondasi
keimanan dan sebagai kebenaran untuk meyakinkan.

Munculnya ilmu kalam tidak terlepas dari paradigma politik yang berjalan
bersamaan dengan para penerus atau khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abu
Thalib. Politik menyebabkan sebuah peperangan terjadi dan itu adalah kunci dari
munculnya ilmu kalam. Peristiwa peristiwa tersebut menyebabkan kebingungan
antara umat muslim karenanya timbullah suatu golongan golongan yang
menimbulkan pertanyaan teologis tentang iman. 1

1
Amat Zuhri, Ilmu Kalam dalam Sorotan Filsafat Ilmu, (Pekalongan : IAIN Pekalongan), hal. 164

1
Khalifah Utsman memiliki banyak warna tentang politik yang mengikutinya
seperti para bawahannya yang dirasa kurang maksimal dalam bekerja. Tak hanya
itu, Utsman juga dinilai kurang tegas dalam mengambil keputusan keputusan.
Selain itu Utsman juga mengandalkan politik dinasti yang dimana pejabat pejabat
nya adalah dari keluarga Utsman. 2 Karena sesuatu yang memiliki kekurangan
pastinya akan memiliki kelebihan tersendiri seperti yang akan dijelaskan dalam
makalah ini.

Ditambah lagi dengan masa khalifah Ali yang semakin rumit karena semenjak
wafatnya Utsman, masyarakat membaiat Ali sebagai khalifah. Berbagai masalah
masalh ia hadapi dengan cara yang damai namun tak heran jika kubu lawan
menginginkan peperangan. Mau tak mau Ali harus melakukannya demi menjaga
rakyatnya agar mereka bisa hidup sejahtera.3

B. Rumusan Masalah

Sejarah adalah suatu hal yang harus kita ingat bukan seni masa lalu. Jadi
makalah ini akan membahas tentang bagaimana ilmu kalam terbentuk serta
bagaimana pemikiran tokoh yang memiliki pemikiran tentang ilmu kalam?

2
Laessach M. Pakatuwo, Sejarah dan Latarbelakang Lahirnya Ilmu Kalam, (Makassar : Bosowa
School Makassar), hal. 2
3
Ibid

2
PEMBAHASAN

A. Ilmu Kalam Sebagai Dasar Keimanan

Sebelum membahas tentang asal muasal ilmu kalam alangkah baiknya yakni
dipaparkan dengan definisi terlebih dahulu. Dalam Kamus Bahasa Indonesia4, kata
kalam‘ diartikan dengan perkataan atau kata (terutama bagi Allah)‘. Sementara
menurut bahasa dalam perspektif tauhid yaitu ilmu yang membicarakan/membahas
tentang masalah ketuhanan/ketauhidan (Mengesakan Allah). Secara istilah
(terminologi), ilmu kalam adalah salah satu cabang keilmuan Islam yang membahas
tentang cara menetapkan kepercayaan atau keimanan terhadap agama
menggunakan bukti-bukti yang telah menyakinkan. Ilmu kalam ini tidak jauh dari
segi keimanan (rukun iman). Maka dari itu ada beberapa ahli menamai ilmu kalam
dengan ilmu ushuluddin (ajaran dasar agama), ilmu aqo'id/akidah (keyakinan), ilmu
tauhid (keesaan Allah SWT). Dalam perkembangan terakhir, termasuk di Indonesia
ilmu ini mulai populer dengan nama teologi Islam (Ilmu tentang Ketuhanan)

Ibnu khaldun memberikan pengertian bahwa Ilmu kalam ialah ilmu yang berisi
alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan Salaf dan Ahli Sunah.
Masih ada definisi lainnya akan tetapi kesemuanya itu berkisar pada persoalan
kepercayaan di atas dan cara mengurai-kan kepercayaan-kepercayaan itu, yaitu
kepercayaan tentang Tuhan dan sifat-sifatnya, tentang rasul-rasul dan sifat-sifatnya
dan kebenaran keutusannya, demikian pula tentang kebenaran kabar yang dibawa
Rasul itu, sekitar alam gaib, seperti akhirat dan seisinya. 5

Ilmu kalam adalah nama lain dari sebagian nama lain dari sebagian ilmu yang
menjadi dasar kepercayaan atau keimanan dalam Islam. Nama yang sering disebut
adalah ilmu tauhid, ilmu aqaid, ilmu ushuluddin, ilmu kalam dan teologi Islam.

4
KBBI Digital
5
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2001), hal.3.

3
Semua ilmu itu membahas tatacara yang dipakai untuk mengesakan Tuhan dan
meningkatkan keyakinan kepada-Nya. Namun antara setiap ilmu itu terdapat
perbedaan corak karena perbedaan penekanan objeknya. Ilmu tauhid melihat dari
pentingnya keesaan Tuhan, ilmu aqidah melihat dari segi keesaan Tuhan itu
menjadi keyakinan umat Islam, ilmu kalam melihat dari segi teknis analisisnya
yang menggunakan logika atau mantiq.

Adapun teologi Islam pada mulanya diambil dari istilah asing yang sering
dipakai dikalangan Kristen dalam keyakinan mereka, sehingga istilah itu kurang
sesuai untuk dipakai dalam Islam. Tetapi sekarang istilah teologi banyak dipakai
dalam berbagai segi, bukan hanya untuk ilmu-ilmu ketuhanan tetapi juga untuk
ilmu yang berkaitan persoalan kemasyarakatan sehingga kita hampir sering
mendengar istilah teologi sekuler, teologi pembebasan dan sebagainya. Karena itu
sekarang umat Islam juga suka menggunakan istilah teologi. Untuk membedakan
dengan keyakinan umat Kristen maka dalam Islam dipakai istilah Teologi Islam. 6

Istilah-istilah ini tidak lahir sejalan dengan kedatangan atau muncul Islam,
tetapi lahir setelah berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia Islam, sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan lain yang dicapai dunia Islam seperti yang
dijumpai dalam sejarah. Pada masa awal Islam yang penting adalah pengamalan,
bukan ilmu atau pengetahuan sehingga memberikan nama terhadap ilmu atau
pengetahuan tertentu belum menjadi perhatian sama sekali dari para ilmuan. Untuk
mendalami persoalan yang diangkat pemahaman terhadap setiap istilah itu sangat
penting. Oleh sebab itu pembahasan dimulai dengan mengemukakan akidah.

Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud-wujud Tuhan


(Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya
dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang rasul-rasul
Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada
padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifat-sifat yang mungkin
terdapat padanya.

6
Afrizal M, Pemikiran Kalam Imam Al-Syafi’i (Pekanbaru: Suara Umat, 2013), hal.1

4
Menurut Ibn Khaldun, Ilmu Kalam adalah ilmu yang mengandung argumentasi
rasional yang digunakan untuk membela akidah-akidah imaniyyah dan
mengandung penolakan terhadap pandangan ahli bid'ah yang di dalam akidah-
akidahnya menyimpang dari mazhab al-Salaf al-Salih dan ahl sunnah, untuk
kemudian masuk pada keyakinan hakiki yang menjadi rahasia dari tauhid.

Menurut Muhammad Abduh, ilmu kalam ialah ilmu yang membahas tentang
wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-Nya, sifat-sifat jaiz yang sifatkan bagi-
Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-Nya. Ilmu kalam juga membahas tentang
rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada
dirinya, hal-hal yang jaiz yang dihubungkan kepada diri mereka” 7

Mengenai asal usul Ilmu kalam, ilmu kalam juga disebut ilmu tauhid (percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu-Nya). Ilmu kalam juga dinamakan
‘ilm ‘aqa ‘id atau’ilm usul al-din. Hal ini karena persoalan kepercayaan yang
menjadi pokok ajaran agama. Ilmu kalam juga sama dengan ilmu teologi bagi
orang-orang Masehi. Secara lebih jelas, beberapa argumentasi mengapa keilmuan
ini dinamakan ilmu kalam. 8

Al-Taftazzan 9 menerangkan, bahwa disebut ilmu kalam karena persoalan-


persoalan pertama yang dibahas, dalam sejarahnya, adalah berkenaan dengan
Kalam Allah, yaitu apakah kalam Allah bersifat hadis atau qadim.
10
Hasbie ash-Shiddieq menyebutkan beberapa alasan, problematika yang
diperselihkan sehingga menyebabkan umat Islam terpecah ke dalam beberapa
golongan, materi-materi ilmu kalam tidak ada yang diwujudkan dalam kenyataan
atau diamalkan, dalam menerangkan cara atau jalan ilmu kalam serupa dengan
mantiq, dan terakhir ulama-ulama muta‟akhirin membicarakan dalam ilmu ini hal-

7
Jamrah, Suryan A. Studi Ilmu Kalam. (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 23
8
Nasir, Salihun A. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal 57
9
Al-Taftazzani, Dirasat fi al-Falsafah al-Islamiyyah (Kairo: Maktabah al-Qahirah al-Hadisah, 1957),
hal. 4
10
Hanafi, Theology Islam (Ilmu Kalam), hal. 6-10.

5
hal yang tidak dibicarakan oleh ulama salaf, seperti penakwilan ayat-ayat
mutashabihat, pengertian qada’, kalam, dan lain lain.

Ilmu kalam dinamakan ilmu kalam, diantara alasannya, karena:

1. Persoalan penting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan


Hijriah ialah Firman Tuhan (Kalam Allah) dan non azalinya Quran (Khalq
al-Quran).
2. Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil ini nampak
jelas dalam pembicaraan para mutakalimin. Mereka jarang kembali keparda
dalil naqli (Quran dan Hadis), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok
persoalan lebih dahulu.
3. Karena cara pembuktian kepercayaan-kepercayan agama menyerupai
logika dalam filsafat, maka pembuktian dalam agama ini dinamakan ilmu
kalamuntuk membedakannya dengan logika dalam fPendekata
B. Ilmu Kalam sebagai Pendekatan

Fungsi dalam mempelajari ilmu kalam adalah untuk menjadi dasar atau fondasi
bagi keimanan kaum muslimin agar tidak mudah goyah dengan adanya goncangan
akidah, serta tidak mudah untuk tersesat dengan akulturasi budaya yang seringkali
mengaburkan ajaran Islam. Pendekatan ilmu kalam adalah cara pandang atau
analisis terhadap masalah Ketuhanan dengan menggunakan norma-norma agama
atau simbol-simbol keagamaan yang ada. Pendekatan ilmu kalam tidak bisa dilepas
dari kehidupan umat beragama di tengah tengah masyarakat.11

C. Tokoh dengan Pemikiran yang Sangat Tajam

Banyak tokoh dalam pendekatan ilmu kalam yang penulis tidak dapat sebutkan
semuanya, adapun tokoh pendekatan ilmu kalam era modern antara lain:

1. Imam Al-Farugi. Dengan pemikirannya menjelaskan tentang tauhid adalah


tauhid sebagai inti agama pengalaman, pandangan dunia, intisari Islam,

11
Mustafa, Muhdagin Dg. “Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks Pluralisme Beragama (Telaah
Kritis dengan Pendekatan Teologis Normatif, Dialogis dan Konvergensif).” Jurnal Hunafa, Vol. 3,
No. 2, 2006, hal.6

6
prinsip sejarah, prinsip pengetahuan, prinsip metafisik, etika, tata sosial,
umamah, keluarga, tata politik, ekonomi dan estetika. Contoh karyanya
“Tauhid: Its Implications for Thought and life (1982).”
2. Imam Ahmad Hanafi. Dokrin Imam ahmad Hanafi tentang: teologi
tradisional; teologi tradisional menurutnya lahir dalam konteks sejarah
kepercayaan keda Tuhan diserang oleh sikte budaya lama dengan tujuan
menahan dokrin lama, tetapi zaman sekarang sudah berubah. Kemudian
beliau menawarkan konsep perlunya rekontruksi teologi. Contoh karyanya
Qadhanya Mu‟ashirat fi Fikrina Al-Mu‟ashir (1976), Al-Turats wa Al-
Tajdid, dan sebagainya.
3. Harun Nasution. Pemikiran beliau dengan ilmu kalam adalah pertama,
tentang peran akal dalam Islam memberikan pengaruh besar. Kedua
perlunya pembaharuan teologi, maksud pembaharuan tersebut adalah
teologi Islam harus mengacu pada konsep free-will, rasional, dan mandiri.
Ketiga, perlunya hubungan antara wahyu dengan akal. Banyak buku yang
sudah ditulisnya, seperti: Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, teologi
Islam, dan sebagainya.
D. Terbentuknya Ilmu Kalam

Berbicara tentang sejarah memang tidak ada habisnya untuk dipelajari salah
satunya yakni munculnya ilmu kalam. Semenjak wafatnya Rasulullah, jasad beliau
tidak langsung dikebumikan layaknya orang pada zaman itu namun didiamkan
selama 3hari karena pada saat itu Umar bin Khattab dan khalifah lainnya sedang
berunding siapakah yang akan menjadi penerus beliau. Setelah diadakan
perundingan maka terbentuklah Abu Bakar sebagai khalifah pertama yang
menggantikan Nabi Muhammad SAW. Diantara khalifah Abu Bakar dan Umar bin
Khattab, mereka menjalankan kepemimpinan dengan sangat baik.

Setelah Umar wafat, beliau digantikan dengan Utsman bin Affan yang memiliki
banyak hambatan ketika beliau menjabat. Utsman menjabat selama 12 tahun yakni
6 tahun awal berjalan secara normal dan roda ekonomi berjalan namun di tahun ke

7
7 hingga ke 12 terdapat beberapa tantangan yang sangat mewarnai masa
kepemimpinan beliau.12

Utsman adalah khalifah yang berumur bisa dibilang lanjut usia karena umur
beliau ketika menjabat adalah 70 tahun. Beliau adalah orang yang sangat lembut
dan penyayang. Beliau memerintah dengan politik dinasti yakni pemerintah dengan
kerabat dan keluarga yang menjadi pemimpin. Hal ini ditentang oleh umat karena
dirasa tidak adil dalam menjalankan amanah.

Beberapa keluarga Utsman yang menjadi pemimpin tidak terkontrol dalam


melaksanakan tugas menjadikan protes umat tak terbendung. Selain itu dengan sifat
Utsman yag sifat lemah lembut dan dinilai kurang tegas menjadikan umat menjadi
geram. Dimana terdapat kekurangan pasti terdapat kelebihan. Karena Utsman
memiliki kekurangan dalam memimpin sebagai khalifah, beliau juga memiliki
banyak kelebihan diantaranya membangun bendungan, membangun jalan,
mengkodifikasi Al- Qur’an, memperluas Masjid Nabawi, dan banyak lagi.

Kalangan ekstremis menuntut untuk menurunkan jabatan Utsman secara paksa


karena Utsman dianggap tidak tegas dalam memimpin. Ali juga telah mengajak
para ekstremis untuk berkompromi agar namun mereka tetap bersikeras untuk
melengserkan Utsman. Kemudian para ekstremis tersebut berhasil membunuh
Utsman pada tahun 656M.

Wafatnya Utsman menjadikan pembaiatan kepada Ali Bin Abu Thalib.


Pembaiatan ini dilakukan oleh Muawiyah Bin Abu Sufyan dari kota Damaskus
karena Muawiyah ingin menghukum pelaku dari pembunuhan Utsman bin Affan.
Masa kepemimpinan Ali hanya berlangsung selama 6 tahun karena beliau tidak
berjalan mulus seperti tiga khalifah sebelumnya yakni Ali berada di tengah-tengah
kekacauan yaitu wafatnya Usman.13

12
Sirah Nabawiyah, Surat Perintah Palsu Penyebab Kematian Utsman bin Affan, 2021,diakses
pada https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/surat-perintah-palsu-penyebab-kematian-utsman-
bin-affan-nxPGw
13
Laessach M. Pakatuwo, Sejarah dan Latarbelakang Lahirnya Ilmu Kalam, (Makassar : Bosowa
School Makassar), hal. 2

8
Masa khalifah Ali telah terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Thalhah
dan Zubair karena Ali tidak mau menghukum pembunuh Utsman pada saat itu. Ali
mengajak berdamai dengan mereka agar berhenti melakukan pemberontakan.
Namun Thalhah dan Zubair tidak mengindahkan ajakan Ali, maka tercetuslah
perang Jamal (Perang Unta) pada 36H. Perang ini kemudian dimenangkan oleh Ali
dan pemberontak Thalhah dan Zubair terbunuh. 14

Di lain sisi, Muawiyah tetap bersikukuh untuk menghukum pembunuh Utsman.


Namun di lain sisi Ali juga tidak menghukum pembunuh Utsman, ia akan bersikap
profesional dalam menghadapi secara damai. Hal ini membuat Muawiyah semakin
memanas hingga saat itu Ali menyiapkan 50 ribu pasukan untuk ke Suriah. Di sisi
lain Muawiyah juga mengirim pasukan yang lebih banyak dan kuat. Saat mereka
bertemu di Siffin, mereka mengirimkan juru bicara namun Muawiyah tetap pada
tekadnya yakni menghukum pembunuh Utsman. 15

Tercetuslah Perang yang dinamakan Perang Siffin. Perang ini dinamakan


perang Siffin karena berada di kota Siffin. Saat Ali hampir menang dan Muawiyah
telah terpojok, Muawiyah dan pasukannya mengikatkan mushaf di ujung tombak
pertanda bahwa Perang harus diakhiri. Ali menyadari bahwa ini adalah siasat
Muawiyah. Akhirnya terjadilah kesepakatan antar 2 belah pihak yakni gencatan
senjata.

Saat mereka berunding, juru bicara Muawiyah adalah juru bicara yang cerdik.
Ia mengatakan kepada juru bicara Ali bahwa juru bicara Ali akan memecat Ali.
Merasa ditipu, juru bicara Ali semakin memanas. Saat itu kondisi pertikaian
menjadi tambah runcing sehingga Ali merasa dirugikan. Di tahun 39 H, terjadilah
kesepakatan antar 2 belah pihak agar perang dihentikan dengan syarat Muawiyah
menguasai Suriah dan tidak ikut campur tangan Amirul Mukminin. 16

14
Laessach M. Pakatuwo, Sejarah dan Latarbelakang Lahirnya Ilmu Kalam, (Makassar : Bosowa
School Makassar), hal. 2
15
Ibid
16
Ibid, hal 3

9
Di tahun 40 H, 3 Khawarij berniat untuk membunuh Ali, Muawiyah, dan juru
bicara Ali. Ketiganya gagal terbunuh kecuali Ali. Dalam sejarah dikatakan Ali pada
saat membangunkan orang-orang pada sholat fajar, dua orang khawarij
mengikutinya kemudian mereka membunuhnya tepat di depan pintu Masjid Kufah.
Sejak saat itu berakhirlah masa kejayaan Khulafaur Rasyidin dan khalifah pada saat
itu dipegang oleh Muawiyah dari Bani Umayyah. 17

17
Laessach M. Pakatuwo, Sejarah dan Latarbelakang Lahirnya Ilmu Kalam, (Makassar : Bosowa
School Makassar), hal. 3

10
KESIMPULAN

Dalam Kamus Bahasa Indonesia , kata kalam‘ diartikan dengan perkataan


atau kata ‘.Sementara menurut bahasa dalam perspektif tauhid yaitu ilmu yang
membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan . Secara istilah ,
ilmu kalam adalah salah satu cabang keilmuan Islam yang membahas tentang cara
menetapkan kepercayaan atau keimanan terhadap agama menggunakan bukti-bukti
yang telah menyakinkan.

Semenjak wafatnya Rasulullah, jasad beliau tidak langsung dikebumikan


layaknya orang pada zaman itu namun didiamkan selama 3hari karena pada saat itu
Umar bin Khattab dan khalifah lainnya sedang berunding siapakah yang akan
menjadi penerus beliau. Setelah diadakan perundingan maka terbentuklah Abu
Bakar sebagai khalifah pertama yang menggantikan Nabi Muhammad SAW.
Setelah Umar wafat, beliau digantikan dengan Utsman bin Affan yang memiliki
banyak hambatan ketika beliau menjabat.

Setelah Utsman dibunuh, Ali menggantikan posisi Utsman. Melalui


beberapa peperangan yang menjatuhkan banyak korban khalifah Ali juga terbunuh
layaknya Utsman karena berbagai masalah politik. Dari situlah muncul berbagai
kalangan yang pro terhadap Ali, kontra terhadap Ali, serta Netral

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Taftazzani. 1957. Dirasat fi al-Falsafah al-Islamiyyah. Kairo: Maktabah al-


Qahirah al-Hadisah
Hanafi. tt. Theology Islam (Ilmu Kalam)
Hanafi, Ahmad. 2001. Teologi Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Jamrah, Suryan A. 2015. Studi Ilmu Kalam. Jakarta: Kencana
Mustafa, Muhdagin Dg. 2006. “Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks
M. Afrizal. 2013. Pemikiran Kalam Imam Al-Syafi’i. Pekanbaru: Suara Umat
Nabawiyah, Sirah. 2021. Surat Perintah Palsu Penyebab Kematian Utsman bin
Affan,diakses pada https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/surat-perintah-
palsu-penyebab-kematian-utsman-bin-affan-nxPGw
Nasir, Salihun A. 2010. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya. Jakarta: Rajawali Pers
Pakatuwo, Laessach M. tt. Sejarah dan Latarbelakang Lahirnya Ilmu Kalam,
Makassar : Bosowa School Makassar
Pluralisme Beragama (Telaah Kritis dengan Pendekatan Teologis Normatif,
Dialogis dan Konvergensif).” Jurnal Hunafa, Vol. 3, No. 2
Zuhri, Amat. tt. Ilmu Kalam dalam Sorotan Filsafat Ilmu. Pekalongan : IAIN
Pekalongan

12

Anda mungkin juga menyukai