Anda di halaman 1dari 4

MIDDLE TEST TEOSOFI

Nama: Farhan Zamzami

NIM: 200201110091

A. Teosofi, Teologi islam, dan sufisme


1. Pengertian Teosofi
Teosofi adalah filsafat keagamaan yang dibentuk di Amerika Serikat pada tahun 1875
oleh pendatang Rusia Helena Blavatsky. Teosofi merupakan pandangan bahwa semua agama
merupakan upaya Occult Brotherhood agar manusia dapat mencapai kesempurnaan, sehingga
setiap agama mempunyai kepingan kebenaran. Ajaran teosofi dituangkan ke dalam tulisan-tulisan
Blavatsky. Kepercayaan ini dianggap sebagai salah satu bentuk Esoterisme Barat oleh para ahli
agama. Filsafatnya terinspirasi dari filsuf-filsuf kuno Eropa dan agama-agama Asia seperti Hindu
dan Buddha.
Helena Petrovna Blavatsky (1831–1891), Henry Steel Olcott (1832–1907), dan William
Quan Judge (1851–1896), mendirikan Masyarakat Teosofi di New York City pada tahun 1875.
Seperti yang telah diajarkan oleh Blavatsky, teosofi memandang bahwa terdapat para ahli
spiritual kuno dan rahasia yang berpusat di Tibet (walaupun mereka dapat ditemui di berbagai
belahan dunia). Para ahli ini dianggap telah memupuk kebijaksanaan dan kekuatan paranormal,
dan para penganut teosofi percaya bahwa merekalah yang memulai pergerakan teosofi modern
dengan memberikan pengajaran kepada Blavatsky. Mereka mencoba memulihkan kembali
pengetahuan agama-agama kuno. Namun, para penganut teosofi tidak menganggap kepercayaan
mereka sebagai "agama". Mereka berkhotbah mengenai keberadaan sesuatu yang Absolut yang
tunggal dan ilahi. Alam semesta dianggap sebagai refleksi Absolut dari luar. Teosofi
mengajarkan bahwa tujuan kehidupan manusia adalah pembebasan secara spiritual dan manusia
akan mengalami reinkarnasi setelah meninggal sesuai dengan karma mereka.

2. Pengertian Teologi Islam


Teologi menurut bahasa yunani yaitu theologia, yang tersusun dari kata theos yang
berarti tuhan atau dewa, dan logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah ilmu pengetahuan
tentang ketuhanan yang menyelidiki tentang Tuhan dari perspektif akal atau pikiran, seperti
kebenaran adanya tuhan, bagaimana sifat dan kehendak tuhan, dan lain sebagainya. Dengan kata
lain, Teologi adalah pengetahuan tentang Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan Tuhan,
baik disandarkan kepada wahyu maupun disandarkan pada penyelidikan akal pikiran.
Menurut William L. Resse, Teologi berasal dari bahasa Inggris yaitu theology yang
artinya discourse or reason concerning god (diskursus atau pemikiran tentang tuhan) dengan kata-
kata ini Reese lebih jauh mengatakan bahwa teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara
tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan. Kemudian Gove
mengatakan bahwa teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman
agama secara rasional.
Sedangkan pengertian teologi islam secara terminologi terdapat berbagai perbedaan.
Menurut abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan-Nya secara rasional.
3. Pengertian Tasawuf atau Sufisme
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: ‫تصوف‬, ) adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk
memperoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi
hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang
lain, atau gabungan dari beberapa tradisi[butuh rujukan]. Pemikiran Sufi muncul di Timur
Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme
merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian batin,
dimensi mistis Islam; yang lain berpendapat bahwa sufisme adalah filosofi perennial yang telah
ada sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.

B. Ilmu kalam
Secara etimologis ilmu adalah suatu pengetahuan dan kalam artinya perkataan atau
percakapan. Kalam yang dimaksud bukan pembicaraan dalam pengertian sehari-hari, melainkan
dalam pengertian pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Maka ciri utama ilmu
kalam ialah rasionalitas.Secara termiologi ilmu ini berdasarkan argumentasi-argumentasi rasional
yang berkaitan dengan keimanan dengan metode analisa.
Jadi Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah
ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan) dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai
alasan-alasan yang rasional.

C. Firqoh-firqoh dalam islam


Firqoh yang dimaksud disini adalah adalah aliran-aliran yang masih berada dibawah
ajaran islam. Munculnya aliran-aliran ini disebabkan karena perbedaan pemikiran terhadap
pemahaman nash-nash Al-Qur’an sehingga melahirkan aliran yang berbeda-beda.
1. Khawarij
Kata khawarij secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu kharaja yang berarti
keluar, muncul, timbul atau memberontak. Syahrastani mengartikan khawarij sebagai
kelompok masyarakat yang memberontak dan tidak mengakui terhadap imam yang sah dan
sudah disepakati oleh kaum muslimin, baik pada masa sahabat, pada masa tabiin maupun
pada masa sesudahnya. Namun, menurut Harun Nasution ada pula pendapat yang
mengatakan bahwa nama khawarij diberikan atas surat an-Nisa ayat 100 yang didalamnya
disebutkan : “Keluar dari rumah lari kepada Allah dan Rasul-Nya”. Dengan demikian kaum
khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah dari kampung
halamannya untuk men gabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
Khawarij merupakan kelompok pertama yang tidak mengakui bahkan memberontak
terhadap Ali Bin Abi Thalib setelah terjadinya Arbitrase antara Ali dan Muawiyah. Pada
mulanya, kelompok ini berjuang di pihak Ali ketika terjadi perang siffin antara Ali dan
Muawiayah dan kelompok inilah yang mendukung Ali untuk melakukan Arbitrase dengan
Muawiyah. Namun setelah Ali dan Muawiyah melakukan arbitrase, kelompok ini menolak
kesepakatan arbitrase dan keluar dari kelompok Ali.
Tindakan-tindakan Khawarij ini membuat risau Umat Islam saat itu, sebab dengan cap
kafir yang diberikan salah satu subsekte Khawarij tertentu, jiwa seseorang harus melayang,
meskipun oleh subsekte lain masih dianggap mukmin. Bahkan, dikatakan bahwa jiwa seorang
Yahudi dan Majusi itu lebih berharga daripada dengan jiwa seorang mukmin. Namun begitu,
ada subsekte Khawarij yang agak lunak, yaitu Najdiyah dan Ibadiyah. Keduanya
membedakan antara kafir nikmat dan kafir agama. Kafir nikmat hanya melaksanakan dosa
dan tidak berterima kasih kepada Allah. Orang semacam ini tidak perlu dikucilkan dari
masyarakat. Perkembangan selanjutnya, semua aliran yang bersifat radikal dikategorikan
sebagai golongan Khawarij.
Diantara beberapa doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah berikut ini:
1) Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh kaum Muslimin
2) Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Siapapun berhak menjadi khalifah
apabila memenuhi syarat
3) Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan
kezaliman
4) Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Utsman) adalah sah. Tetapi setelah tahun
ketujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman r.a dianggap telah menyeleweng;
5) Pasukan perang jamal yang telah melawan Ali juga Kafir
6) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang
lebih parah, mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia
tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia
menanggung beban harus dilenyapkan pula
7) Amar ma’ruf nahi munkar
8) Memalingkan ayat-ayat al-Quran yang tampak Mutasabihat (samar)
2. Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari kata i’tazala yang berarti berpisah atau
memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. Secara teknis, Mu’tazilah
menunjuk pada dua golongan, yaitu:
Golongan pertama, muncul sebagai respon politik, yaitu bersifat lunak dalam menyikapi
pertentangan antara Ali dan lawan-lawannya. Menurut Abdul Rozak, golongan inilah yang
pertama-tama disebut Mu’tazilah karena mereka menjaukan diri dari pertikaian masalah
Imamah.
Golongan kedua, muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di
kalangan khawarij dan Murjiah tentang pemberian status kafir kepada orang yang berbuat
dosa besar. Mu’tazilah inilah yang akan dibahas kemudian.
Al-Mas’udi memberikan keterangan lain lagi, mereka disebut kaum Mu’tazilah karena
mereka berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukan mukmin dan juga bukan kafir,
tetapi mengambil posisi diantara kedua posisi itu (al-mazilah bain al-manzilatain).
Golongan Mu’tazilah juga dikenal dengan nama lain seperti Ahl al-Adl yang berarti
golongan yang mempertahankan keadilan Tuhan dan ahl al-tawhid wa al-adl yang berarti
golongan yang mempertahankan keesaan murni dan keadilan Tuhan. Mereka juga sering
disamakan dengan paham Qadariyah yang menganut paham free act dan free will. Selain itu
mereka juga dinamai al-Mua’tillah karena golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan
tidak mempunyai sifat, dalam arti sifat yang memiliki wujud diluar zat Tuhan. Mereka juga
diberi nama dengan Wa’diyyah, karena mereka berpendapat bahwa ancaman Tuhan itu pasti
akan menimpa orang-orang yang tidak taat akan hukum-hukum Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai