Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas aliran-aliran pemikiran islam, maka tak lain membahas
agama islam itu sendri yang biasa disebut dengan studi islam. Di
kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan
apakah studi islam (agama) dapat dimasukkan kedalam bidang ilmu
pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu pengetahuan dan
agama berbeda.
Paling popular dalam perkembangannya ada tiga buah aliran
pemikiran dalam islam, yaitu :
1. Aliran kalam (teologi)
2. Aliran fiqih (hukum)
3. Aliran metafisika dan gnosis
4. Aliran filasafat dan teosofi
Aliaran–aliran dalam Islam secara garis besarnya adalah kalam,
fiqih, metafisika dan filsafat, gnosis, teosofi. Masing-masing dari
pembagian aliran-aliran yang telah kami sebutkan di atas. Mereka terbagi-
terbagi lagi menjadi beberapa bagian.
Namun, hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber
mereka satu, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada
memang benar adanya bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya
zhanni lebih banyak daripada ayat yang sifatnya Qhat’i, agar daya nalar
yang dimiliki oleh manusia berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran teologi ?
2. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran fikih ?
3. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran fiqh ?
4. Apa saja dan bagaimana pemikiran dari aliran filsafat ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami aliran teologi.
2. Mengetahui dan memahami aliran fikih.
3. Mengetahui dan memahami aliran gnosis.
4. Mengetahui dan memahami aliran filsafat .
BAB II
PEMBAHASAN

ALIRAN-ALIRAN DALAM  PEMIKIRAN  ISLAM
SEJARAH SINGKAT MUNCULNYA ALIRAN DALAM PEMIKIRAN
ISLAM
Sejarah Singkat munculnya Aliran Pemikiran dalam Islam berbicara
masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang ilmu
kalam.Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”.Kaum teologi Islam
berdebat dengan kata kata dalam mempertahankan pendapat dan
pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai mutakallim yaitu ahli debat
yang pintar mengolah kata.Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam
atau ushuludin,ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari
agama.Mempelajari teologi akan member seseorang keyakinan yang
mendasar dan tidah mudah di goyahkan
1. Aliran Teologi
Dalam tradisi ilmu keislaman konvensional
mengartikan   teologi islam sebagai ilmu kalam yakni ilmu kalam ilmu
yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Alloh), sifat-sifat yang mesti
ada pada-Nya, sifat-sifat yang yang mesti tidak ada padanya serta
sifat-sifat yang mungkin ada padanya, dan membicarakan pula tentang
Rosul-rosul Tuhan, untuk menetapkan kersulannya dan mengetahui
sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mesti tidak ada
padanya serta sifat-sifat yang mungkin ada  padanya dan sifat-sifat
yang mungkin terdapat padanya.
           Islam merupakan agama yang diyakini sebagai agama rahmat li
al-amin oleh setiap umat Islam, tetapi tidak selamanya bersifat positif
salah satu buktinya adalah tahkim. Peristiwa ini membuat bencana
bagi umat islam sehingga terpecah belah menjadi tiga kelompokyaitu :
a. Pendukung Mu’awiyah yaitu Amr bin Ash
b. Pendukung Ali bin Abithalib yaitu Abu musa al-Asy’ari
c. Kelompok yang menentang Ali bin Abi thalib yang dipelopori oleh
Atab bin A’war dan Urwah bin Jarir,kelompok ini dikenal dengan
nama Khawarij. Macam-Macam Aliran Kalam antara lain :

Khawarij
            Khawarij ini merupakan suatu aliran dalam kalam yang bermula
dari sebuah kekuatan politik. Dikatakan khawarij (orang-orang yang
keluar) karena mereka keluar dari barisan pasukan Ali saat mereka pulang
dari perang Siffin, yang dimenangkan oleh Mu’awiyah melalui tipu daya
perdamaian.
Pokok-pokok pikiran aliran ilmu kalam mereka sebagai berikut :
1) Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah termasuk Kafir.
2) Orang yang terlibat perang Jamal yakni perang antara Ali dan Aisyah
dan pelaku arbitrase antara Ali dan Mua’awiyah dihukum Kafir.
3) Kholifah menurut mereka tidak harus keturunan Nabi atau suku
quraisyMempercayai bahwa Muhamad bin Hanafiah sebagai pemimpin
setelah Husein Ibn Ali wafat.

2.    Murji’ah
      Kaum khawarij berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa
besar itu menjadi kafir dan kelak akan kekal dalam neraka, maka Kaum
Murji’ah berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar
tersebut masih tetap mukmin, yaitu mukmin yang berdosa tidak berubah
menjadi kafir.Disamping itu, mereka berpendapat bahwa iman itu adalah
mengetahui dan meyakini atas ke-Tuhanan Allah dan ke-Rasulan
Muhammad. Mereka tidak memasukkan unsur amal dalam iman,
sehingga amal tidak mempengaruhi iman. Pokok-pokok pikiran aliran ilmu
kalam mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Pengakuan Iman Islam cukup di dalam  hatinya saja dan tidak dituntut
 membuktikan keimanan dengan perbuatan.Bagi mereka perbuatan
maksiat tidak merusak iman sebagai mana perbuatan taat tidak
bermanfaat bagi yang kufur, selain itu  Murji’ah iman itu tidak
bertambah dan tidak berkurang.
 Selama seorang muslim meyakini dua kalimat syahadat apabila ia
berbuat
dosa besar maka tidak tergolong kafir dan hukuman mereka ditangguhkan
diakhirat dan hanya Allah yang berhak menghukum  Sebagian umat islam
khawatir terhadap gagasan Khawarij yang mengkafirkan Ali bin Abi thalib,
Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Amir bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari, kemudian
dikenal sebagai Murji’ah.

3.      Qadariyah.
            Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai qudrat
atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepâda qàdar atau qada
Tuhan.
Dalam ajarannya, aliran Qadariyah sangat menekankan posisi manusia
yang amat menentukan dalam gerak laku dan perbuatannya. Manusia
dinilai mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri
atau untuk tidak melaksanakan kehendaknya itu. Dalam menentukan
keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang
menentukan, tanpa ada campur tangan Tuhan.Pemahaman mereka
tentang konsep iman, pengakuan hati dan amal dapat menimbulkan
kesadaran bahwa manusia mampu Sepenuhnya memilih dan menentukan
tindakannya sendiri, baik atau buruk.

4.      Jabariyah
Aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak
mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan,
tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.Aliran jabariyah dibagi
menjadi 2 yaitu aliran jabariyah yang ekstrim dan moderat. Aliran
jabariyah yang ekstrim tokohnya adalah jahm bin safwan pendapatnya
manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan
kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas
sebagaimana dimiliki oleh paham qodariyah. Seluruh tindakan dan
perbuatan manusai tidak boleh lepas dari aturan, skenario, dan kehendak
Allah.

5.      Muktazilah
Aliran Mu’tazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-
persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam
pembahasannya mereka banyak memakai akal sehingga mendapat
nama “kaum rasionalis Islam”
Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul
al- khamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.
a)      Keesaan tuhan (al-tauhid )
b)      Keadilan tuhan (al-adl )
c)      Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid )
d)      Posisi diantara dua tempat ( al-manzilah bain al-manzilatin )
e)      Amar makruf nahi munkar (al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy’an al-
munkar)
6.      Ahlu sunnah wal jama’ah
Ahlu sunnah wal jama’ah terbentuk akibat dari adanya penentangan
terhadap aliran Muktazilah oleh orang Muktazilah itu sendiri, mereka
adalah Abu al-Hasan, Ali bin Isma’il bin Abi basyar ishak bin Salim bin
isma’il bin abd Allah bin Musa bin Bilal bin Abi burdah amr bin Abi musa
al-asy’ari.Imam al-asy’ari (260-324 H), menurut Abubakar isma’il al-
Qairawani adalah seorang penganut Muktazilah selama 40 tahun
kemudian ia menyatakan keluar dari Muktazilah. setelah itu ia
mengembangkan ajaran yang merupakan counter terhadap gagasan –
gagasan Muktazilah.
      Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama’ah tidak sepenuhnya sejalan
dengan gagasan Imam al-asy’ari. Para pelanjutnya antara lain Imam abu
manshur al-maturidi yang kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang
ajarannya lebih dekat dengan muktazilah. Imam al- maturidi pun memiliki
pengikut yaitu al-bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan
dengan gagasan gurunya. Oleh karena itu para ahli menjelaskan
bahwa maturidiah terbagi menjadi dua golongan:
a)  Golongan Maturidiah Samarkand, yaitu para pengikut Imam almaturidi.
b)   Golongan Maturidiah Bukhara,yaitu para pengikut Imam al bazdawi
yang tampaknya lebih dekat dengan ajaran al-asy’ari.

7.      Salafi
        Aliran ini tidak selamanya sejalan dengan gagasan-gagasan imam al-
asy’ari, terutama karena aliran ahlu sunnah wal jama’ah menggunakan
logika (manthiq) dalam menjelaskan teologi, sedangkan aliran salafi
Setelah menghendaki teologi apa adanya tanpa dimasuki oleh unsur ra’y.
Aliran ini dikemukakan oleh Ibnu taimiah.

8.      Aliran Al asy’ariyah
Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy’ari merumuskan pokok-
pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh
pokok ajaran aliran As’ariyah:
a. Tentang Sifat Allah                                                    
Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al-
Qudrah (kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama’ (mendengar), dan al-Basar
(melihat).
b. Tentang Kedudukan Al-Qur’an                                  
Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan
diciptakan. Dengan demikian, Al-Qur’an bersifat qadim (tidak baru)
c. Tentang melihat Allah Di Akhirat                                            
Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah
mempunyai wujud.
d. Tentang Perbuatan Manusia                                                
Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.

Aliran Fikih
1. Aliran Syafi’iyyah ( Mutakallimin )
Aliran ini membangun ushul fiqih mereka secara teoritis, tanpa
terpengaruh oleh masalah-masalah furu’ (masalah keagamaan yang tidak
pokok). Dalam membangun teori, aliran ini menetapkan kaidah-kaidah
dengan alasan yang kuat, baik dari naqli (al-Qur’an dan atau Sunnah)
maupun dari ‘aqli (akal pikiran), tanpa dipengaruhi oleh masalah-masalah
furu’ dari berbagai mazhab, sehingga teori tersebut adakalanya sesuai
dengan furu’ dan ada kalanya tidak. Setiap permasalahan yang diterima
akal dan didukung oleh dalil naqli, dapat dijadikan kaidah, baik kaidah itu
sejalan dengan furu’mazhab maupun tidak, sejalan dengan kaidah yang
telah ditetapkan imam mazhab atau tidak.
2. Aliran Fuqaha’
Aliran ini dianut ulama-ulama mazhab Hanafi. Dinamakan aliran
fuqaha’, karena aliran ini dalam membangun teori ushul fiqhnya banyak
dipengaruhi oleh masalah furu’ dalam mazhab mereka. Berbeda dengan
aliran Syafi’iyyah/Mutakallimin yang sama sekali tidak terpengaruh oleh
furu’ yang ada dalam mazhabnya, sehingga sering terjadi pertentangan
kaidah dengan hukum furu’ dan terkadang kaidah yang dibangun sulit
untuk diterapkan.
3. Aliran Gabungan
Pada perkembangannya muncul trend untuk menggabungkan
kitab ushul fiqh aliran mutakallimin dan Hanafiyah. Metode penulisan
ushul fiqih aliran gabungan adalah dengan membumikan kaidah ke dalam
realitas persoalan-persoalan fiqih. Persoalan hukum yang dibahas imam-
imam madzhab diulas dan ditunjukkan kaidah yang menjadi sandarannya.
Aliran Filsafat
a) Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya
disandarkan dengan filusuf besar Plato. Aliran ini memiliki suatu
keyakinan bahwa realitas ini terdiri dari subtansi sebagaimana ide-ide atau
spirit. Pengetahuan menurut aliran ini tidak lain adalah yang ada dalam
ruang idea. Alam nyata tergantung pada Tuhan sebagai Jiwa Universal.
Alam nyata ini adalah pancaran dan ekspresi dari Jiwa Universal itu.
Realitas yang sesungguhnya bukanlah terletak pada bendanya, tetapi
pada sesuatu yang berada didalam dan mengikat zat tersebut, sehingga
ia menjadi wujud.

b) Realisme
Pada hakikatnya kelahiran realisme sebagai suatu aliran dalam filsafat
sebagai sintesis antara filsafat idealisme (Immanuel Kant) di satu sisi dan
empirisme ( John Locke ) di sisi lainnya. Realisme ini kadang kala disebut
juga neo rasonalisme. John Locke memandang bahwa tidak ada
kebenaran yang bersifat metafisik dan universal. Ia berkeyakinan bahwa
sesuatu dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-pengalaman
indrawi, sifatnya induksi[6]. John Locke menyangkal kebenaran akal.
c) Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman
modern dengan menekankan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil.
Rasionalisme memiliki suatu keyakinan bahwa sumber pengetahuan
terletak pada rasio manusia melalui persentuhannya dengan dunia nyata
di dalam berbagai pengalaman empirisnya.

9 Aliran metafisika
Filsafat sebagai studi kritis mengenai segala sesuatu di alam semesta ini
menempatkan kedudukan metafisika sebagai pokok kajian yang sangat
penting, bahkan Rene Descartes, tokoh utama filsafat Barat Modern
mengatakan bahwa metafisika itu akar dari pohon ilmu pengetahuan,
pohonnya adalah fisika sedangkan dahan- dahannya adalah cabang ilmu
lainnya (Kennick, 1966: 1).
Ibarat pohon yang tumbuh subur dan kokoh, karena didukung fungsi akar
yang menyerap sari~sari ma~ kanan dan menahan berdiri tegaknya
pohon itu, maka perkembangan ilmu pengetahuan juga sangat terdukung
(baik langsung maupun tidak) oleh metafisika.

10 aliran filasafat
"filsafat" dalam bahasa Indo-nesia memiliki padanan kata falsafah (Amb),
philosophy (Inggris), philosophia (Latin), philosophie (Jerman, Belanda,
Pemncis). Semua istilah itu bersumber pada istilah Yunani philosophia.
Ada dua
alii istilah filsafat secara etimologik yang agak berbeda. Alii peltama,
apabila isti-
lah filsafat mengacu pada asal kata pl1l1ein (mencintai) dan sophos
(bijaksana) itu ber~uii mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana
di sini mengacu pada kata sifat). . Namun dalam perkembangan lebih
lanjut, terutama era pasca Renaissance, ilmu-ilmu mulai memisahkan diri
dari induknya, filsafat. Sehingga memang ada perbedaan yang cukup
prinsipiil antara filsafat dengan ilmu. Filsafat berbeda dengan ilmu, baik
dalam hal metode maupun ruang lingkupnya. Objek formal filsafat terarah
pacta unsur-unsur keumuman, sedang-kan ilmu-ilmu khusus lebih terarah
pada hal-hal yang lebih spesifik. Aspek kerumuman menempatkan
kedudukan filsafat di atas ilmu, sehingga filsafat dapat mencari hubungan-
hubungan di antara berbagai bidimg ilmu, ini yang di-namakan
multidisipliner. Objek matelial filsafat mencakup apa saja yang ada di alam
semesta, baik yang ada dalam ke- nyataan maupun yang ada dalam
kemungkinan, sedang objek material ilmu-ilmu khusus menyangkut
pokokpokok Bahasa tertentu yang sifatnya terbatas Idealisme. Idealisme
merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari
jiwa dan ide-ide.
2. Rasionalisme. 
Aliran rasionalisme merupakan aliran yang mengutamakan akal
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
3. Empirisme
4. Dualisme
Positivisme
Idealisme
Adapun pengertian di atas yaitu:
Aliran Dalam Filsafat
1. Idealisme
Idealisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kenyataan atau realitas
terdiri dari jiwa dan ide-ide. Kata idealisme berasal dari kata “idea” yang
artinya sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menjadi awal yang
penting bagi perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran dasar aliran
ini pun ternyata pernah dipaparkan oleh Plato, menurutnya realitas yang
paling dasar adalah sebuah ide, sedangkan realitas yang dapat dilihat
oleh manusia adalah bayangan dari ide tersebut.

2. Empirisme
Aliran yang satu ini berfokus pada pengalaman yang dimiliki seseorang
sebagai sumber dari pengetahuan. Empirisme ini berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti pengalaman inderawi atau pengalaman
observasi melalui panca indera. Empirisme merupakan aliran yang sangat
bertentangan dengan rasionalisme, menurut para tokohnya pengetahuan
berasal dari pengalaman sehingga panca indera merupakan sumber yang
paling jelas dan pasti dibandingkan akal.

Semua hal yang diketahui oleh manusia bergantung pada bagaimana


manusia menggunakan panca indera melihat, mendengar, menyentuh
yang dimilikinya. Tokoh empirisme juga menolak keyakinan bahwa
manusia memiliki fitrah pengetahuan dalam dirinya, menurut aliran ini
tanpa adanya pengalaman, pengetahuan tidak akan terbentuk. Aliran ini
dibentuk oleh Francis Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan:
Semua pengetahuan terbentuk dengan menggabungkan apa yang dialami
oleh manusia.

Dualisme

Dualisme merupakan aliran yang menyebutkan bahwa realitas itu terdiri


dari dua akar yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar
tersebut bersifat unik dan tidak dapat dihilangkan. Sehingga, beberapa
tokoh menyebutkan bahwa aliran ini merupakan gabungan dari aliran
idealisme dan materialisme, atau aliran yang menggabungkan jiwa dan
tubuh.

Tokoh yang membentuk pemikiran ini adalah Thomas Hyde, pemikiran


dasarnya adalah zat dan pikiran merupakan hal yang berbeda dan
keduanya saling melengkapi untuk membentuk sebuah pengetahuan.
Pemikiran ini tentunya memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu
yang tidak penting, dan hanya dapat diterima jika realitas tersebut
dikaitkan dengan ide-ide. Meskipun demikian pemikiran idealisme ini
merupakan pemikiran yang paling diterima oleh para tokoh atau filsuf,
salah satunya adalah Descartes, ia menyetujui bahwa unsur yang
berkaitan dengan jiwa merupakan unsur yang lebih penting daripada
sebuah kebendaan (yang tampak).

Positivisme
Aliran ini muncul pada abad ke 19, dengan dasar pemikiran sumber
pengetahuan berasal dari apa yang diketahui, nyata, dan hal yang pasti.
Positivisme ini fokus pada suatu fakta yang nyata, dan mengesampingkan
hal-hal yang diluar realitas atau kenyataan yang tidak tampak. Aliran ini
dekat dengan Empirisme yang sama-sama meyakini pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang didasari oleh inderawi. Menurut para
tokohnya, manusia tidak akan pernah mengetahui sesuatu lebih dari apa
yang mereka lihat, dan temukan yang didasarkan pada fakta-fakta yang
nyata, manusia tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut jika
mereka tidak melihatnya.

Tokoh yang melahirkan aliran ini adalah Henri de Saint Simon, yang lalu
dikembangkan oleh muridnya August Comte. Dasar pemikirannya adalah
untuk memahami suatu pengetahuan, manusia harus menari hubungan
sebab akibat, ingga hukum-hukum yang membentuk pengetahuan
tersebut. Dalam proses mencari inilah, manusia akan menemukan fakta
yang nyata pada pengetahuan tersebut

Teosofi adalah filsafat keagamaan yang dibentuk di Amerika Serikat pada


tahun 1875 oleh pendatang Rusia Helena Blavatsky. Teosofi merupakan
pandangan bahwa semua agama merupakan upaya Occult Brotherhood
agar manusia dapat mencapai kesempurnaan, sehingga setiap agama
mempunyai kepingan kebenaran.
BAB III
KESIMPULAN

Aliran-aliran dalam pemikiran islam terbagi menjadi 4, yaitu :


1. Aliran Teologi antara lain: Murji’ah, Qodariah, Jabariyah, Muktazillah,
Ahluss Sunnah wal Jama’ah, salafi, Al As-Ariyah.
2. Aliran Fiqih antara lain: Syafi’iyah (Mutakallimin), Fuqoha’, Gabungan.
3. Aliran teosofi
4. Aliran Filsafat antara lain: referensi, Realisme, dan dualisme,
empirisme, positvme
MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN
ISLAM DAN SEJARAHNYA

Pemateri Oleh Dosen :

Prof. Dr. H. Syarifuddin Ondeng, M.Ag.

Disusun oleh :
Kelompok 2
 Zaskia Syamsuddin
 Sakina
 Nur Rahmadani
 Ilham
 Firdaus
 Risma

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD
(STAI DDI) MAROS
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah

memberikan kemampuan, kekuatan, dan keberkahan baik tenaga maupun

pikiran kepada kami, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Aliran-Aliran Dalam Pemikiran Islam Dan Sejarahnya”

meskipun tidak sesempurna pengharapan tapi kami dapat

menyelesaikannya tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan

dan hambatan tapi, bantuan dari beberapa sumber, hambatan tersebut

bisa teratasi.

Kami menyadari bahwa kami masih belajar, dan masih butuh

bimbingan, sehingga banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.

Maka dari itu, saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca. Kami

harap makalah ini bermanfaat bagi pembaca meskipun masih banyak

kekurangan didalamnya.

Maros, September 2021

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II  PEMBAHASAN ......................................................................... 3


Aliran-Aliran Dalam Pemikiran Islam......................................... 3
1. Aliran Teologi......................................................................... 3
2. Murji’ah.................................................................................. 4
3. Qadariyah.............................................................................. 5
4. Jabariyah............................................................................... 5
5. Muktaziah ............................................................................. 6

BAB III PENUTUP ................................................................................ 14


A. Kesimpulan......................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai