Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Kesatuan (Negara unity) adalah negara tunggal (satu Negara)
yang monosentris(berpusat satu), terdiri hanya satu Negara, satu
pemerintahan, satu kepala Negara, satu badanlegislatif yang berlaku bagi
seluruh wilayah Negara. Pembentukan Negara kesatuan bertujuanuntuk
menyatukan seluruh wilayah nusantara agar menjadi Negara yang besar
dengan kekuasanNegara yang bersifat sentralistik. Proses mempertahankan
keberadaan Negara KesatuanRepublik Indonesia mengalami dinamika yang
sangat menarik untuk dikaji.
Persatuan dan kesatuan bangsa yang menjadi modal utama untuk
mempertahankan NKRI ternyata tidakselamanya berdiri kukuh.Persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia dalam perwujudannya sangat dinamis.Adakalanya
persatuan dan kesatuan bangsa itu begitu kukuh, tetapi ada juga masa
ketikapersatuan dan kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dirongrong oleh
gerakan-gerakanpemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI, serta
segala bentuk teror yang bisaberdampak munculnya perpecahan di kalangan
masyarakat Indonesia.Persatuan dan kesatuanbangsa Indonesia yang kita
rasakan saat ini terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsunglama
karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari
unsur-unsursosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempuh dalam
jangkauan waktu yang lama sekali.
Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur
dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan
perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak
berwenang membuat peraturan sendiri atau mengurus rumah tangganya
sendiri. Meski demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan
tertinggi.
B. Rumusan Masalah
- Apa Hakikat Negara Kesatuan RI ?
- Apakah Karakteristik Negara Kesatuan RI harus dipahami?
- Bagaimana Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa?

C. Tujuan
- Untuk mengetahui Hakikat Negara Kesatuan RI
- Untuk memahami bagaimana Karakteristik Negara Kesatuan RI
- Untuk mengetahui Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke
Masa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Negara Kesatuan RI


Pengertian NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD
1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar
bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
o Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang
o Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
o Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
o Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
o Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
o Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.

Hakikat Negara
Pengertian Negara. Manusia dalam merealiasisikan dan meningkatkan
harkat dan martabatnya tidaklah mungkin untuk dipenuhinya sendiri, oleh
karena itu manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang
lain dalam hidupnya. Dalam pengertian inilah manusia membentuk suatu
persekutuan hidup yang disebut negara. Menurut Harold J. Laski, bahwa
negara adalah suatu masyarakat yang intregasikan karena memiliki wewenang
yang bersifat Mamasa yang secara sah lebih tinggi dari pada individu atau
kelompok-kelompok yang ada dalam negara, jikalau cara hidup yang harus
ditaati baik oleh individu maupun oleh kelompok ditentukan oleh suatu
wewenang yang bersifat mengikat dan memaksa. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka unsur-unsur negara adalah: wilayah, rakyat (penduduk),
pemerintahan, dan kedaulatan (Budiraharjo,

Hakikat Bentuk Negara


Bangsa dan negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam usut
yang membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan
serta agama secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu
negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila sebagi suatu
negara kesatuan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945, Negara
Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat. Ditegaskan kembali Pokok
Pikiran Pertama “....bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.” Hakikat
negara kesatuan dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu
kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas
berbagai macam etnis, suku bangsa, golongan, kebudayaan, serta agama.
Pengertian ‘Persatuan Indonesia’ lebih lanjut dijelaskan secara resmi
dalam Pembukaan UUD 1945 yang termuat dalam berita Republik Indonesia
Tahun II No. 7, bahwa bangsa Indonesai mendirikan negara Indonesia
dipergunakan aliran ‘Negara Persatuan’ yaitu negara yang mengatasi segala
paham golongan dan paham perorangan. Jadi ‘Negara Persatuan’ bukanlah
negara berdasarkan indivualisme, sebagaimana diterapkan di negara liberal di
mana negara hanya sebagai suatu iakatan individu saja.
Bhinneka Tunggal Ika: sebagaimana diketahui bahwa walaupun
bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki
karakter, kebudayaan serta adat-istiadat yang beraneka ragam, namun
keseluruhannya merupakan suatu kesatuan dan persatuan negara dan bangsa
Indonesia. Hakikat makna Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan sesuatu
pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-istiadat, kebudayaan serta
karakter berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas
beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya
adalah merupakan suatu persatuan, yaitu persatuan bangsa dan negara
Indonesia. Perbedaan itu adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia
sebagai makhluk Tuhan YME, namun perbedaan itu untuk dipersatukan
disintesiskan dalam suatu sintesis yang positif dalam suatu negara
kebersamaan, negara persatuan Indonesia (Notonegoro, 1975: 106)

Hakikat Bangsa
Manusia sebagai makhluk Tuhan YME pada hakikatnya memiliki sifat
kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Suatu bangsa bukanlah
suatu manifestasi kepentingan individu saja yang diikat secara imperatif
dengan suatu peraturan perundangan-undangan sebagaimana dilakukan oleh
negara liberal. Demikian juga suatu bangsa bukanlah suatu totalitas kelompok
masyarakat yang menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana terjadi pada
bangsa sosialis komunistis.

Hakikat Negara Integralistik


Pancasila sebagai asas kerokhanian bangsa dan negara pada hakikatnya
merupakan suatu asas kebersamaan, asas kekeluargaan serta religius. Dalam
pengertian inilah maka bangsa Indonesia dengan keanekaragamannya tersebut
membentuk suatu kesatuan integral sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Bangsa Indonesia yang membentuk suatu persekutuan hidup dengan
mempersatukan keanekaragaman yang dimilikinya dalam suatu kesatuan
integral yang disebut negara Indonesia, Soepomo pada sidang pertama
BPUPKI tanggal 31 Maret 1945, mengusulkan tentang paham integralistik
yang dalam kenyataan objektivnya berakar pada budaya bangsa.

Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa


Penyelenggaraan negara harus sesuai dengan hakikat nilai-nilai yang
berasal dari Tuhan baik material maupun spiritual. Hal ini ditegaskan oleh
Moh. Hatta, bahwa sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan dasar yang
memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi
masyarakat dan penyelenggara negara. Dengan dasar sila Ketuhanan Yang
Maha Esa ini maka politik negara mendapat dasar moral yang kuat, sila ini
yang menjadi dasar yang memimpin kerohanian rah jalan kebenaran, keadilan,
kebaikan, kejujuran dan persaudaraan.
B. Karakteristik Negara Kesatuan RI
Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah
memiliki tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional
dalam bentuk negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyusun
konstitusi atau UUD yang tert inggi dalam negara.
Pembentukan negara
kesatuan bertujuan untuk
menyatukan seluruh wilayah
Nusantara agar menjadi negara yang
besar dan kukuh dengan kekuasaan
negara yang bersifat sentralistik. Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam
alinea kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “dan
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur”
Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari
segi kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa
“Negara Kesatuan Republik Indinesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
oleh undang-undang”. Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut
dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan
pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra
Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah
tersebut juga mencakup :
1. Kesatuan politik
2. Kesatuan hukum
3. Kesatuan sosial budaya
4. Kesatuan ekonomi
5. Kesatuan pertahanan dan keamanan
Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi
semuanya terkait dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa


Proses mempertahankan keberadaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia mengalami dinamika yang sangat menarik untuk dikaji. Persatuan
dan kesatuan bangsa yang menjadi modal utama untuk mempertahankan
NKRI ternyata tidak selamanya berdiri kukuh. Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia dalam perwujudannya sangat dinamis. Adakalanya persatuan dan
kesatuan bangsa itu begitu kukuh, tetapi ada juga masa ketika persatuan dan
kesatuan bangsa mendapat ujian ketika dirongrong oleh gerakan-gerakan
pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI, serta segala bentuk
teror yang bisa berdampak munculnya perpecahan di kalangan masyarakat
Indonesia. Akan tetapi, kita patut bersyukur ancaman atau gangguan tersebut
tidak membuat NKRI menjadi lemah, tetapi semakin kukuh menunjukkan
eksistensinya kepada dunia.
Berikut ini akan dipaparkan dinamika persatuan dan kesatuan bangsa
dari masa ke masa. Pembahasan difokuskan kepada kondisi politik
ketatanegaraan serta contoh gerakan-gerakan yang merongrong persatuan dan
kesatuan bangsa.
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan
(18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949)
Pada periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk
pemerintahan adalah republik yang mana presiden berkedudukan sebagai
kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara. Sistem
pemerintahan yang dipakai adalah sistem pemerintahan presidensial.
Dalam periode ini, yang dipakai sebagai pegangan adalah Undang-
Undang Dasar 1945. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum dapat
dijalankan secara murni dan konsekuen. Hal ini dikarenakan bangsa
Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Pada waktu itu,
semua kekuatan negara difokuskan pada upaya mempertahankan
kemerdekaan yang baru saja diraih dari rongrongan kekuatan asing yang
ingin kembali menjajah Indonesia.
2. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia
Serikat (27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)
Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember
1949 sampai dengan 17 Agustus 1950. Pada masa ini, yang dijadikan
sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat tahun
1949. Dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh
parlemen sebagaimana lazimnya.
b. Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal
itu tampak pada ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri
bersama-sama merupakan pemerintah. Seharusnya, Presiden hanya
sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang
oleh Perdana Menteri.
c. Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.
d. Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), namun harus melalui keputusan pemerintah.
e. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah
sehingga DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR
tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya kepada kabinet.
f. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terdapat gerakan-gerakan
separatis yang terjadi beberapa wilayah Indonesia, di antaranya:
a. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Gerakan APRA
dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini didasari oleh
adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang
akan membawa mereka ke suasana aman dan tenteram serta
memerintah dengan adil dan bijaksana. Tujuan gerakan APRA adalah
untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan
memiliki tentara tersendiri pada negara bagian RIS. Pada tanggal 23
Januari 1950, pasukan APRA menyerang Kota Bandung serta
melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap anggota TNI.
b. Pemberontakan Andi Azis di Makassar Pemberontakan di bawah
pimpinan Andi Aziz ini terjadi di Makassar diawali dengan adanya
kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan
tersebut terjadi karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat
yang anti-federal. Mereka mendesak Negara Indonesia Timur (NIT)
segera menggabungkan diri dengan RI. Sementara itu, terjadi
demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya negara
federal
c. Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) Pemberontakan RMS
(Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert
Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan memproklamasikan negara
Republik Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Mereka ingin
merdeka dan melepaskan diri dan wilayah Republik Indonesia karena
menganggap Maluku memiliki kekuatan secara ekonomi, politik, dan
geografis untuk berdiri sendiri. Penyebab utama munculnya Gerakan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah masalah pemerataan jatah
pembangunan daerah yang dirasakan sangat kecil, tidak sebanding
dengan daerah di Jawa. Pemberontakan ini dapat diatasi melalui
ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E.
3. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal
(17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959) Pada periode ini, Indonesia
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950.
UUDS RI 1950 merupakan perubahan dari Konstitusi RIS yang
diselenggarakan sesuai dengan Piagam Persetujuan antara pemerintah RIS
dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950.
Bentuk negara Indonesia pada periode ini adalah kesatuan yang
kekuasaan- nya dipegang oleh pemerintah pusat. Hubungan dengan daerah
didasarkan pada asas desentralisasi. Bentuk pemerintahan yang diterapkan
adalah republik, dengan kepala negara adalah seorang presiden yang
dibantu oleh seorang wakil presiden. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
kembali mengisi dua jabatan tersebut
4. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama (5 Juli 1959
sampai dengan 11 Maret 1966 ) Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah
membawa kepastian di negara Indonesia. Negara kita kembali
menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang berkedudukan
sebagai asas penyelenggaraan negara. Sejak berlakunya kembali UUD
1945, Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9 Juli 1959 dinamakan
Kabinet Kerja yang terdiri atas :
a. Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat
oleh Presiden dan 10 orang menteri.
b. Menteri-menteri ex offi cio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena
jabatannya diangkat menjadi menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala
Staf Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara, Jaksa Agung,
Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua Dewan
Pertimbangan Agung
c. Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.

5. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru (11 Maret 1966 sampai
dengan 21 Mei 1998) Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan
demokrasi terpimpinnya, akhir- nya jatuh pada tahun 1966. Jatuhnya
Soekarno menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh
kekuatan baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin
Soeharto. Ia muncul sebagai pemimpin Orde Baru yang siap untuk
membangun kembali pemerintahan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru:
a. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada
tahun 1968 hanya 70 dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah
mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.
b. Suksesnya program transmigrasi.
c. Suksesnya program Keluarga Berencana.
d. Sukses memerangi buta huruf.

6. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi (Periode 21 Mei


1998-sekarang) Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di
era reformasi semakin mendorong usaha penegakan kedaulatan rakyat dan
bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi,
olusi, dan nepotisme yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara.
Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun
pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan
pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi
negara itu berisi :
a. Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan
b. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir bersamaan dengan
peristiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan bersamaan dengan
pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu, Proklamasi
dan UUD 1945 sekaligus sebagai landasan NKRI.
Sebagai negara yang berdiri secara berdaulat NKRI memiliki
kedaulatan akan wilayah yang jelas serta pengaturan penyelenggaraan
pemerintahan secara berdaulat tanpa pengaruh dari negara lain.
Dinamika NKRI, mengharuskan seluruh potensi bangsa untuk bertekad
mempertahankan keutuhan NKRI, dari berbagai ancaman dan gangguan yang
membahayakan eksistensi NKRI sebagai negara yang berdaulat.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan
arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-
karya berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Kaelan. 2014. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta


Al-Hakim, Suparlan, dik. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks
Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang
http://bananaminions.blogspot.co.id/2015/04/negara-kesatuan-republik-
indonesia.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah “Dinamika Persatuan dan Kesatuan

Bangsa dalam Konteks NKRI” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa

shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,

keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan arahan serta bimbingannya selama ini. Kami mohon maaf jika di

dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena

kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan

pasti milik kita sebagai manusia.

Maros, 03 Oktober 2022


Penulis

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2


A. Hakikat Negara Kesatuan RI ......................................................... 2
B. Karakteristik Negara Kesatuan RI ................................................. 6
C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa ..... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12


A. Kesimpulan.................................................................................... 12
B. Saran.............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

           
MAKALAH :

DINAMIKA PERSATUAN DAN


KESATUAN BANGSA DALAM KONTEKS
NKRI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

A. PUTRI ASHARI
ROSNA
NUR ALISA
MADINA
AL YUSRATUL KAHFI

SMA NEGERI 11 MAROS


TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai