Anda di halaman 1dari 11

MAKALA

KEWARGANEGARAAN
Dosen : Irdanuraprida Idris, SH, MH

TEMA

INTEGRASI NASIONAL

JUDUL

Kemampuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dalam Menjaga Keutuhan Wilayah Indonesia

Disusun oleh :

TONI HARI WIBOWO


20200801314
FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2020-1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara


yang dikenal sebagai Nusantara,yang artinya negara kepulauan yang
terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,
dan didiami oleh ratusan juta penduduk. NKRI dikenal juga sebagai
negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang
berbeda-beda sehingga tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal
Ika” yang artinya “berbedabeda tetapi tetap satu juga”.
Indonesia mengalami bererapa kali pergantian bentuk negara, mulai
dari tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia
Serikat (RIS), kemudian tanggal 27 Desember 1949 belanda mengakui
kedaulatan Indonesia berubah menjadi Negara Serikat, bangsa Indonesia
bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan
Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Tujuan NKRI adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pada alinea
ke 4 yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social”.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi
negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan
tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa
adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. dalam perjalanan sejarah
ada upaya untuk menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak
bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat. Hingga saat ini negara
kesatuan itu tetap dipertahankan. Kita sebagai generasi penerus wajib
turut serta dalam usaha membela negara. Menjaga sikap dan perilaku
dalam mempertahankan NKRI.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Sebelum masuk pada pengertian Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian
dari negara. Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, mengemukakan
bahwa negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok manusia
yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
Sekumpulan manusia tersebut merupakan suatu masyarakat tertentu
didalamnya, negara bukan merupakan satu-satunya organisasi di
antara mereka. Dengan kata lain masih terdapat organisasi lain
didalamnya seperti organisasi keagamaan, kesusilaan, kepartaian,
perdagangan yang terlepas dari soal kenegaraan. Menurut
Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sedangkan
menurut Robert M. Mclver, negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam masyarakat di dalam suatu
wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
untuk memaksa.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa negara


merupakan suatu organisasi masyarakat yang mendiamani suatu
wilayah tertentu yang menyelenggarakan penertiban berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah. Negara
terbentuk karena adanya rakyat atau masyarakat, wilayah dan
pemerintahan yang berdaulat. Negara kesatuan merupakan
pemerintah pusat menjalankan kedaulatan tertinggi negara. Agar tidak
sewenang-wenang, aktivitas pemerintah pusat diawasi dan dibatasi
oleh undang-undang. Konsekuensi logis dari posisinya sebagai
penyelenggara kedaulatan negara, maka unit-unit pemerintahan yang
dibentuk dan berada di bawah pemerintahan pusat harus tunduk
kepada pemerintah pusat. Tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan
secara organisasional berdasarkan peraturan perundang-undang yang
berlaku, akan terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam pelaksanaan
kewenangan (prinsip unity of command).

Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: negara


kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan
sistem desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat dan daerahdaerah hanya tinggal melaksanakan
segala apa yang telah diintruksikan oleh pemerintah pusat. Sedangkan
dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, kepada daerah-
daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan
dengan daerah otonom.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) negara kesatuan


berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD
1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 45
menyebutkan bahwa:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah
yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota
mengatur dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki
DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur
dalam undang-undang.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disebut juga sebagai


Nusantara yang artinya negara kepulauan, dimana Indonesia terdiri
dari dari beribu-ribu pulau dari sabang sampai merauke. Hakikat
negara dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu
kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu rakyat yang
terdiri atas berbagai macam etnis, suku bangsa, golongan,
kebudayaan, serta agama. Wilayah, yang terdiri atas beribu-ribu pulau
yang sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda
pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara,
satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti
negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib
hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia.

Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku


bangsa yang memiliki adat istiadat, kebudayaan serta karakter yang
berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas
beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun
keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan yang tercermin
dalam suatu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-
beda tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
B. Dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia
“Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”, petikan
tersebut merupakan bunyi ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Udang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan ketentuan
tersebut dapat diketahui bahwa susunan negara Indonesia adalah
kesatuan. Wujud Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh
dilakukan perubahan dalam UUD tahun 1945. Dalam proses amandemen
terdapat ketentuan untuk tidak tidak mengubah pembukaan UUD 1945
dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai
susunan negara Indonesia. Konsep negara kesatuan adalah susunan
negara yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indenesia. Selain
itu, konsep negara kesatuan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide
persatuan bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang
(dasar pemikiran)

Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, Indonesia telah


mengalami pergantian konstitusi. Perubahan konstitusi tersebut
memengaruhi bentuk negara dan sistem pemerintahan negara. Dalam
dinamika penyelenggaraan negara Indonesia menerapkan konsep negara
kesatuan namun pada pelaksanaannya konsep persatuan mengalami
pergeseran menjadi konsep federal. Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negara yang berekedaulatan rakyat dengan berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berikut ini dimanika kehidupan bernegara di Indonesia.
1. Periode 1945-1949
Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bapak proklamator Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia
berhak menentukan sendiri ritme kehidupan bernegara tanpa
camper tangan pikhak lain.
Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan
dalam Undang-Undang Dasar negara. Pada periode tersebut
Undang-undang Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD
1945 menjadi konstitusi pertama yang berlaku di seluruh wilayah
Indonesia. Dalam UUD 1945 ditegaskan beberapa hal tentang
negara Indonesia.
A. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1
ayat (1) yang berbunyi “negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbenyuk republik”.
B. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. 5 Khilya
Fa’izia, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI,
(Surakarta: Aksara Sinergi Media, 2019),
C. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyak dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyak. Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2)
yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat”.
D. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial.
Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) yang
berbunyi “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang Dasar”.
E. Lembaga-lembaga negara merurut konstitusi pertama terdiri
atas MPR, Presiden, Dewan Pertimbangan Agung (DPA),
Dewan Perwakilan Rakya (DPR). Badan Pemeriksa Keungan
(BPK), dan Mahkamah Agung (MA).

C. Sistem Pemerintahan NKRI


Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang
meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia, setelah tercapainya
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat
menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan
budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung
Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Indonesia pernah
menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia
Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950),
namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde
Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah
terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan
menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi
kekuasaan.

D. Fungsi dan Tujuan NKRI


Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal
yang sama juga berlaku bagi sebuah negara. Negara adalah organisasi
kekuasaan, di mana sebagai sebuah organisasi kekuasaan Negara
mempunyai suatu sistem pemerintahan yang berhirarkhis dari tingkat
yang lebih tinggi hingga terendah.
Dari bentuk pemerintahan yang berhirarkhis tersebut, tentu negara
mempunyai tujuan dan kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut.
NKRI pada dasarnya juga mempunyai tujuan nasional seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang
berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonessia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa Kemanusiaan
yang adil dan beradab persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebibaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.” Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 alenia
ke-empat ters ebut dapat diketahui bahwa, tujuan NKRI ialah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Fungsi negara menurut Montesquie yaitu fungsi legislatif (membuat


undang-undang), fungsi eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan
fungsi yudikatif (mengawasi agar semua peraturan ditaati).

E. Cara Menjaga Keutuhan NKRI


Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa mempertahankan
dan menjaga keutuhan negara. Pada proklamasi 17 Agustus 1945
menandai lahirnya bangsa Indonesia. Indonesia menjadi negara yang
berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dan dapat kita lihat dari perjalanan
sejarah bahwasanya selalu ada upaya dalam menggantikan bentuk
negara, namun hal demikian selalu gagal dikarenakan adanya rakyat
yang tidak setuju dengan pergantian tersebut. Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) terdiri dari ras, budaya dan keagamaan yang
heterogen. Tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya perpecahan
dan perbedaan pendapat atau pandangan yang dapat menyebabkan
goyangnya keutuhan NKRI ini . Adapun cara yang dapat dilakukan
untuk mempertahankan keutuhan NKRI adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-
butir pancasila dan menerapkannya dalam kehidaupan sehari-hari.
2. Mengobarkan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
persatuan bangsa.
3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
landasan kontitusional UUD 1945.
4. Melaksanakan usaha pertahanan negara.
5. Menghormati satu sama lain, yakni dalam suatu negara kita harus
saling menjaga dalam bentuk hal apapun, menaati segala aturan
yang telah di tetapkan dan saling menghargai baik dalam beda
usia, suku, ras dan budaya ataupun agama yang dianut. Kita
sebagai bangsa yang bijak harus dapat menjaga dan membentuk
kedaulatan suatu negara agar selalu tetap makmur dan berwibawa
walaupun adanya perbedaan antar pandangan namun akan tetap
terjaga apabila saling menghargai dan menerima pendapat lain.
6. Menerapakan keadilan dalam suatu negara, dengan terciptanya
bangsa yang adil akan menjadikan suatu bangsa yang cerdas,
kreatif dan terpandang dalam bidang apapun. Dalam negara sangat
dibutuhkan tegaknya keadilan bebangsa dan bernegara. Kerena
dengan adanya keadilan akan mewujudkan keutuhan NKRI.
Menumbukan rasa cinta pada tanah air yaitu kita sebagai negara harus
membuktikan untuk mempertahankan supaya negara kita dapat selalu
utuh dan terjaga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan di
segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Maka dengan
tunmbuhnya rasa cinta pada tanah air akan menjadikan negara
berdaulat, keutuhan negara dan mempererat persatuan bangsa.

Generasi muda masa kini sangat perlu ikut serta dalam berpartisipasi
dalam mengupayakan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan
negara. Karena dengan majunya negara akan membantu generasi bangsa
dalam suatu keinginan yang ingin dicapai untuk masa depan. Dengan
mengikuti perjalanan sejarah, generasi muda harus bertanggung jawab
memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Maka pemuda
sangat sering tampil dalam kekuatan utama dalam menghadapi era
perubahan yang ada pada sekarang ini. Jadi yang terpenting bagi
generasi muda ialah adanya partipasi dan kekompakan untuk
mewujudkan prestasi besar untuk bangsa ini. Adanya penerus bangsa
akan menjadikan pemimpin yang visioner, cakap, dan kuat untuk
memnpermudahkan Indonesia semakin maju dan sejahtera dan
berkeadilan. Dan calon pemimpin yang teguh akan menjaga persatuan
dan keutuhan NKRI
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

merupakan negara yang berbentuk kepulauan atau nusantara yang


terdiri dari beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan
adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak
terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu pemerintahan, satu
tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu
bangsa yaitu Indonesia. NKRI dikenal juga sebagai negara yang
memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda
sehingga tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya “berbedabeda tetapi tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa
dan negara Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan
dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca

DAFTAR PUSTAKA

 Hadiwijoyo, Suryo Sakti, Negara, Demokrasi dan civil Society,


Yogyakarta:Ghara Ilmu, 2012
 Huda, Ni’matul, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
 Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2014

Anda mungkin juga menyukai