Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 2 Aqidah & Ilmu Kalam

SQUID
GAME
Islam Sunni: Aliran
Asy’ariyyah dan
Maturidiyyah
X
Sejarah lahirnya aliran Asy’ariyah dan
Maturidiyah

Asy’ariyah
Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin
Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al-Asy'ari. seorang sahabat Rasulullah saw. Lalu, Abul
Hasan Ali Al-Asy’ari menjadi pendiri madzhab Al-Asy’ariyah.

Abul Hasan Al-Asya'ari dilahirkan pada tahun 260 H/874 M di Bashrah dan meninggal dunia di
Baghdad pada tahun 324 H/935 M, ketika berusia lebih dari 40 tahun. Ia berguru kepada Abu Ishaq Al-
Marwazi, seorang fakih madzhab Syafi'i di Masjid Al Manshur, Baghdad. Ia belajar ilmu kalam dari Al-Jubba'i,
seorang ketua Muktazilah di Bashrah.

Al-Asy'ari yang semula berpaham Mu'tazilah akhirnya berpindah menjadi Ahli Sunnah.
Sebab yang ditunjukkan oleh sebagian sumber lama bahwa Abul Hasan telah mengalami kemelut jiwa dan akal
yang berakhir dengan keputusan untuk keluar dari Mu’tazilah. Sumber lain menyebutkan bahwa sebabnya
ialah perdebatan antara dirinya dengan Al-Jubba'i seputar masalah ash-shalah dan ashlah (kemaslahatan).
Al-Asy'ari menganut paham Mu'tazilah hanya sampai berusia 40 tahun. Setelah itu, secara tiba-tiba ia
mengumumkan di hadapan jamaah masjid Bashrah bahwa dirinya telah meninggalkan paham Mu'tazilah dan
menunjukkan keburukan-keburukannya.

Menurut Ibn Asakir, yang melatar belakangi Al-Asy'ari meninggalkan paham Mu'tazilah adalah
pengakuan Al-Asy'ari telah bermimpi bertemu Rasulullah Saw. sebanyak tiga kali, yaitu pada malam ke-10, ke-
20, dan ke-30 bulan Ramadhan. Dalam tiga mimpinya itu, Rasulullah memperingatkannya agar meninggalkan
paham Mu'tazilah dan membela paham yang telah diriwayatkan dari beliau.

Setelah itu, Abul Hasan memposisikan dirinya sebagai pembela keyakinan-keyakinan salaf dan
menjelaskan sikap-sikap mereka. Pada fase ini, karya-karyanya menunjukkan pada pendirian barunya. Dalam
kitab Al-Ibanah, ia menjelaskan bahwa ia berpegang pada madzhab Ahmad bin Hambal.

Abul Hasan menjelaskan bahwa ia menolak pemikirian Mu’tazilah, Qadariyah, Jahmiyah,


Hururiyah, Rafidhah, dan Murjiah. Dalam beragama ia berpegang pada Al-Qur'an, Sunnah Nabi, dan
apa yang diriwayatkan dari para sahabat, tabi'in, serta imam ahli hadits.
Maturidiyah
Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak
kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami dalam membantah penyelisihnya seperti
Mu'tazilah, Jahmiyah dan lain-lain untuk menetapkan hakikat agama dan akidah Islamiyyah.
Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan
oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah yang
merupakan ajaran teknologi yang bercorak rasional.

Abu Manshur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al-Maturidi lahir di sebuah
kota kecil didaerah Samarkand pada pertengahan kedua dari abad ke-9M dan meninggal di tahun
994M. Karir pendidikan Al-Maturidi lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi dari
pada fiqih. Pemikiran-pemikirannya banyak dituangkan dalam menekuni bidang teologi dari pada
fiqih. Pemikiran-pemikirannya banyak dituangkan dalam bentuk karya tulis, diantaranya adalah
kitab Tauhid, Ta'wil Al-Qur’an, Makhas Asy-Syara’i, Al-jald, dll. Selain itu ada pula
karangan-karangan yang diduga ditulis oleh Al-Maturidi yaitu Al-aqaid dan sarah fiqih.
Al-Maturidiah merupakan salah satu sekte Ahl-al-sunnah al-Jamaah, yang tampil
dengan Asy'ariyah. Maturidiah dan Asy'ariyah di lahirkan oleh kondisi social dan pemikiran yang
sama. Kedua aliran ini datang untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk
menyelamatkan diri dari ekstriminasi kaum rasionalis, dimana yang berada di paling depan adalah
kaum mu'tazilah, maupun ekstrimitas kaum tekstualitas di mana yang berada di barisan paling
depan adalah kaum Hanabilah.
Pengaruh aliran asy’ariyah dan
Maturidiyah

Pengaruh aliran Asy'ariyah


Pemikiran-pemikiran ini muncul setelah wafatnya Rasulullah. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya berbagai golongan
dengan segala pemikirannya. Di antaranya adalah faktor politik sebagaimana yang telah terjadi pertentangan antara kelompok Ali dengan para
pengikut Muawiyah, sehingga muncul lah golongan-golongan baru yaitu golongan Khowarij.

Pengaruh Aliran Asy'ariyah dalam Perkembangan Islam


Ditengah konsolidasi paham sunni, sebagai teologi yang dikembangkan oleh Al-Asy’ariy telah mendapat angin segar di tengah masyarakat dan
oleh penguasa, terlebih setelah tampilnya para pengikut Al-Asy’ariy, terutama ketika tampilnya Al-Ghazali sekitar dua abad setelah Al-Asy’ariy.
Dia membuat penawaran tunduk kepada wahyu dan menolak kehendak bebas manusia dalam kebaikan yang dilakukan secara sukarela dan
menghilangkan kehendak bebas manusia kreatif dan menekankan kekuasaan Tuuhan dalam semua yang terjadi dibelakang ayat-ayat
Al-Qur’an, sehingga dapat disederhanakan bahwa keberadaan manusia tetap bertanggung jawab terhadap amal perbuatan mereka.
Karena itu tidak mengherankan jika konsep ini kemudian dipandang oleh pemikir muslim kontemporer sebagai faktor terpenting yang turut
bertanggung jawab atas melemahnya etos intelektulisme dalam tradisi pemikiran Islam di kemudian hari.
Para Ulama Besar Dunia yang Berfaham
Akidah Sekaligus Menjadi Tokohnya

Al – Gazali Al-Imam Al- Abu Ishaq Al-Isfirayini


(450-505 H) Fakhurrazi (418 H)
(544-606 H)

Al-qadhi Abu Bakar Al- Abu Ishaq Asy-


Baqilani Syirazi
(328-402 H) (293-476 H)
Pengaruh Ajaran al-Maturidiyah di Dunia Islam
Jika kita cermati pemikiran kalam al-Maturidiyah maka dapat dikatakan bahwa sumbangsih pemikiran al-Maturidiyah terhadap dunia Islam
sangat besar, diantaranya:

1. Mampu memadukan dan mendamaikan konflik kalam antara golongan Rasional Mu’tazilah dengan golongan tradisional Asy’ariah.
2. Ikut memperkaya khasanah intelektual muslim.
3. Doktrin kalam al-Maturidiyah nampak jelas pada al-quran dan sunnah.
Sekte-Sekte Aliran
Maturidiyah

Aliran Maturidiyah dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

 Golongan Samarkand
 Golongan Bukhara
Doktrin-Doktrin Teologi Al-
Asy’ariyah dan Maturdiyah

Aliran Maturidiyah
Aliran Asy’ariyah
 Mengenai Al-Qur’an
 Zat dan Sifat Tuhan
 Mengenai Sifat Allah SWT
 Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia
 Masalah Iman dan Islam
 Kalam Tuhan
 Masalah Melihat Allah SWT
 Ru’yah kepada Tuhan
 Masalah Dosa Besar
 Pelaku Dosa Besar
 Masalah Baik dan Buruk
TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Supriadin, “Al-Asy’ariyah (Sejarah, Abu Hasan al-Asy’ari dan Doktrin-doktrin Teologinya)”,
SULESANA Volume 9 Nomor 2 Tahun 2014
Harun Nasution, “Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan”, (Jakarta: UI Press, 1983),
hal. 64-65.
https://www.academia.edu/download/63448834/Umi_Marifah_Teologi_Pemikiran_al-
Asyariyah20200527-93683-1v30rtc.pdf
https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-adl/article/view/816
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/544
http://jamal-alfath.blogspot.com/2011/06/aliran-al-maturidiyyah.html

Anda mungkin juga menyukai