OLEH :
NUNUK KRISTIANAH
FERNINDA YUHANA AGUSTIN
Hadits Shohih:
Berasal dari kata : shahha – yashihhu – suhhan wa sihhatan artiya sembuh, sehat,
selamat dari cacat, benar.
MENURUT ISTILAH :
َم ا ِاَّتَص َل َس َنُد ُه ِبَنْقِل الَعْد ِل الَض اِبِط َع ْن ِم ْثِلِه ِإلَى ُم ْنَتَهاُه ِم ْن َغ ْيِر ُش ُذ ْو ٍذ َو َال ِع َّلٍة
.
Imam al-suyuti mendifinisikan hadits shahih dengan “hadits yang bersambung sanadnya,
dfiriwayatkan oleh perowi yang adil dan dhobit, tidak syadz dan tidak ber’ilat”.
Ciri-ciri Hadits Shahih :
Menurut Imam Syafi’i, Bukhori dan Muslim yang menjadi ciri-ciri dari hadits
shahih adalah sebagai berikut:
Diriwayatkan oleh perawi hadits yang jujur, terpercaya, baik pengamalan agamanya, dan sempurna
ingatan dan hafalannya.
Para perowi yang terdekat dalam sanad harus sejaman.
Rangkaian sebuah perawi dalam sanad itu haruslah bersambung mulai dari perowi pertama hingga
pada perowi terakhir.
Para perowinya harus terdiri dari orang-orang yang dikenal siqat, dalam arti adil dan dhobith.
Syarat-syarat hadits shahih :
Sanadnya Bersambung
Setiap perawi dalam sanad hadits menerima riwayat hadits dari perawi terdekat sebelumnya. Keadaan itu
berlangsung demikian sampai akhir sanad dari suatu hadits.
Perawinya Adil
Seseorang dikatakan adil apabila ada padanya sifat-sifat yang dapat mendorong terpeliharanya ketaqwaan, yaitu
senantiasa melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, dan terjaganya sifat Muru’ah, yaitu senantiasa
berakhlak baik dalam segala tingkah laku dan hal-hal lain yang dapt merusak harga dirinya.
Perwainya Dhabith
Seorang perwai dikatakan dhabit apabila perawi tersebut mempunyai daya ingat yang sempurna terhadap hadits
yang diriwayatkannya.
Tidak Syadz
Syadz (janggal/rancu) atau syudzuz adalah hadits yang bertentangan dengan hadits lain yang lebih kuat atau lebih
tsiqqah perawinya.
Tidak Ber’illat
Hadits ber’illat adalah hadits-hadits yang cacat atau terdapat penyakit karena tersembunyi atau samar-samar, yang
dapat merusak keshahihan hadits.
Klasifikasi Hadits Shahih :
Hadits Shahih li-Dzatihi
Hadits Shohih li-Dzatihi adalah suatu hadits yang sanadnya bersambung dari permulaan sampai
akhir, diceritakan oleh orang-orang yang adil, dhabith yang sempurna, serta tidak ada syadz dan ‘
Illat yang tercela.
Hadits Shahih li-Ghairihi
Adalah hadits yang belum mencapai kualitas shahih, misalnya hanya berkualitas hasan li-dazatihi,
lalu ada petunjuk atau dalil lain yang menguatkannya, maka hadits tersebut meningkat menjadi
hadits shahih li-ghairihi. Ulama hadits mendefinisikan hadits shahih li-ghairihi.
Adapun contoh hadits yang shahih adalah
sebagai berikut;
َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهللا ْبُن ُيْو ُس َف َقاَل َأْخ َبَر َنا َم اِلٌك َع ِن اْبِن ِشَهاٍب َع ْن ُم َح َّم ِد ْبِن ُج َبْيِر ْبِن
م َقَر َأ ِفي اْلَم ْغ ِر ِب ِبالُّطْو ِر “(رواه.ُم ْطِع ِم َع ْن َأِبْيِه َقاَل َسِم ْع ُت َر ُس ْو َل ِهللا ص
)البخاري
MENURUT ISTILAH :
MENURUT ISTILAH :
Apa yang diriwayatkan oleh tirmidzi dari jalur hakim al-atsrami “dari abi tamimah
al-Hujaimi dari abi hurairah dari nabi saw ia berkata : barang siapa yang
menggauli wanita haid atau seorang perempuan pada duburnya atau seperti ini
maka sungguh ia telah mengingkari dari apa yang telah diturunkan kepada nabi
Muhammad saw”
Klasifikasi Hadits Dha’if :
1. Dha’if karena tidak bersambung sanadnya
(a) Hadits Munqathi
Hadits yang gugur sanadnya di satu tempat atau lebih, atau pada sanadnya disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal.
(b) Hadits Mu’alla
Hadits yang rawinya digugurkan seorang atau lebih dari awal sanadnya secara
berturut-turut.
(c) Hadits Mursal
Hadits yang gugur sanadnya setelah tabi’in. Yang dimaksud dengan gugur di sini, ialah nama sanad terakhir tidak disebutkan.
Padahal sahabat adalah orang yang pertama menerima hadits dari Rasul saw.
(d) Hadits Mu’dhal
hadits yang gugur rawinya, dua orang atau lebih, berturut-turut, baik sahabat bersama tabi’i, tabi’i bersama tabi’ al-tabi’in maupun
dua orang sebelum shahabiy dan tabi’iy.
(e) Hadits Mudallas
yaitu hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits itu tidak terdapat cacat.
Klasifikasi Hadits Dha’if :
2. Dha’if karena tiadanya syarat adil
Hadits al-Maudhu’
Hadits yang dibuat-buat oleh seorang (pendusta) yang ciptaannya dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan
dusta, baik sengaja maupun tidak.
Hadits Matruk dan Hadits Munkar
Hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang tertuduh dusta (terhadap hadits yang diriwayatkannya), atau tanpak
kefasikannya, baik pada perbuatan ataupun perkataannya, atau orang yang banyak lupa maupun ragu.