Anda di halaman 1dari 5

BAB 11

Hadits Shahih sebagai Dasar Hukum

A. Hadits Ditinjau dari Kuantitasnya


1. Hadits Mutawatir
a. Pengertian hadits Mutawatit

Menurut ulama hadits, mutawatir mempunyai pengertian sebagai berikut:

‫ﻣﺎ رواﻩ ﺟﻤﻊ ﺗﺤﻴﻞ اﻟﻌﺎدة ﺗﻮﻃﺌﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﻜﺬب‬

Artinya : “Hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mustahil menurut adat
bahwa mereka bersepakat untuk berbuat dusta.”

Sedangkan Imam Nawawi mengemukakan definisi dari hadist mutawatir, yaitu


“hadis shahih yang sejumlah besar orang menurut akal dan adat mustahil mereka
bersepakat untuk berdusta, sejak awal sanad, tengah dan akhirnya”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasanya hadist mutawatir


adalah hadist yang memiliki sanad yang pada tingkatanya terdiri atas perawi dengan
jumlah yang banyak yang menurut hukum adat atau akal tidak mungkin bersepakat
untuk melakukan kebohongan terhadap hadist yang sudah mereka riwayatkan.

b. Syarat hadits Mutawatit

Di bawah ini merupakan syarat-syarat hadits dapat dikatakan sebagai hadits


mutawatir;

a. Hadits Mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, dan dapat
diyakini bahwa mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta.
b. Adanya keseimbangan antara perawi pada thabaqat pertama dan thabaqat
berikutnya. Artinya perawi pada setiap tingkatan harus sama jumlahnya.
c. Berdasarkan tanggapan pancaindra: Harus benar-benar dari hasil pendengaran
atau penglihatan sendiri. Biasanya menggunakan lafadz: “Kami telah
mendengar ( ‫”) ﺳﻤﻌﻨﺎ‬, atau “Kami telah melihat ( ‫”) راﻳﻨﺎ‬.

1
c. Macam-macam Hadits Mutawatir
1) Hadits Mutawatir Lafdzi

Hadits mutawatir lafdzi adalah hadits yang dalam periwayatannya menggunakan


lafadz yang sama. Sehingga para ulama mengatakan, bahwa hadits mutawatir lafdzi
merupakan hadist yang dalam periwayatannya antara lafadz dan maknanya sama.
Artinya antara perawi satu dengan yang lainnya tidak ada perbedaan lafadz dalam
meriwayatkannya (Hadist ini diriwayatkan oleh lebih dari 70 orang sahabat dengan
lafadz yang sama). .

‫ْأ‬
‫َم ْن َك َذ َب َع َلَّى ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو َم ْقَع َد ُه ِم َن الَّناِر‬

“Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah ia bersiap-
siap menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)

2) Hadits Mutawatir Maknawi

Hadits mutawatir maknawi adalah hadist yang dalam periwayatan hanya


maknanya saja yang sama. Jadi dalam hadits ini antara perawi satu dengan yang
lainnya dalam meriwayatkan hadits menggunakan lafadz yang berbeda, akan tetapi
masih dalam satu makna. Contoh hadist tersebut adalah sebagai berikut yang artinya:

Hadist yang membahas tentang mengangkat tangan ketika berdo’a. telah


diriwayatkan lebih dari seratus hadist mengenai mengankat tangan ketika berdo’a
namun dengan lafalz yang berbeda antara yang satu dengan yang lainya. Masing-
masing lafazd hadist tersebut tidak sampai kederajat mutawatir tetapi makna dari
keseluruhan lafaldz-lafaldz tersebut mengacu atau menuju dalam satu makna
sehingga secara ma’nawi, hadist tersebut adalah mutawatir.

2. Hadits Ahad
a. Pengertian Hadits Ahad

Hadist ahad adalah hadist yang telah diriwayatkan oleh satu orang saja. Dan
definisi hadist ahad oleh para ulam sebagai berikut:

‫ﻣﺎﻟﻢ ﺗﺒﻠﻎ ﻧﻘﻠﺘﻪ ﻓﻰ اﻟ ﻜﺜﺮة ﻣﺒﻠﻎ اﻟﺨﺒﺮ اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ ﺳﻮاء آﺎن اﻟﻤﺨﺒﺮ واﺣﺪا او إﺛﻨﻴﻦ أو ﺛﻼث أو أرﺑﻌﺔ أو ﺧﻤﺴﺔ‬
‫أو اﻟﻰ ﻏﻴﺮ ذاﻟﻚ ﻣﻦ اﻷﻋﺪاد اﻟﺘﻰ ﻻ ﺗﺸﻌﺮ ﺑّﺄن اﻟﺨﺒ ﺮ اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ‬

2
Artinya: “Khabar yang jumlah perawinya tidak sampai jumlah perawi Hadits
mutawatir, baik perawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya yang
tidakmemberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak sampai kepada
jumlah perawi Hadits mutawatir.

Dan ada pula yang medefinisakan bahwa hadist ahad adalah “Hadist yang tidak
memenuhi syarat mutawatir” pendapat tersebut menurut ilmu hadist.

b. Macam-macam Hadits Ahad


1) Hadist Mashyur

Menurut bahasa “muntasyir” yang berarti sesuatu yang sudah tersebar, dan
yang sudah popular. Sedangkan menurut ulama ahli Hadist yaitu : yang berarti
sesuatu yang sudah tersebar, sudah popular.

‫ﻣﺎ ﻟﻪ ﻃﺮف ﻣﺤﺼﻮرة ﺑﺄآﺜﺮ ﻣﻦ إﺛﻨﻴﻦ وﻟﻢ ﻳﺒﻠﻎ ﺣﺪ اﻟﺘﻮاﺗﺮ‬

Artinya: “Hadits yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dari
dua jalan dan tidak sampai kepada batas Hadits yang mutawatir

Hadits ini dinamakan masyhur karena popularitasnya di masyarakat,


walaupun tidak mempunyai sanad sama sekali, baik berstatus shahih ataupun
dikatan dha’if.

Ada juga di jelaskan oleh istilah ilmu hadist yaitu:

‫ما راوه ثالثة فاكثر – في كل طبقة – ما لم يلغ حد التواتر‬

Artinya : “Hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih, pada
setiap tingkatan sanad, selama tidak sampai kepada tingkat mutawatir.”

Definisi ini menjelaskan bahwa hadist masyhur adalah hadist yang memiliki
perawi yang sekurang-kurangnya tiga orang, dan jumlah tersebut harus terdapat
pada setiap tingkatan sanad.

2) Hadist ghairu Mashyur


Hadist ghairu masyhur yang dikemukakan oleh ulama ahli hadist
digolongkan menjadi dua macam, antara lain:

3
Hadits Aziz
Kata ‘Aziz berasal dari kata ‘Azza-Ya’izzu yang mempunyai arti yaitu
sedikit atau jarang adanya, dan juga bida berasal dari kata ‘Azza-Ya’azzu yang
berarti kuat. Sedangkan menurut istilah hadist aziz adalah :

‫ثم راوه بعد ذالك جماعة‬,‫ما راوه اثنان ولو كنا فى طبقة واحده‬

Artinya: “Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi
tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian setelah itu, orang-orang
pada meriwayatkannya (diriwayatkan orang banyak)”.
Berdasar pengertian tersebut bahwa hadist Azis bukan hanya diriwayatkan oleh
dua orang rawi saja pada setiap thabaqahnya, akan tetapi pada salah satu
thabaqah , jika sudah terdapat dua orang rawi sudah bisa dikatakan sebagai
hadist Azis. Contoh dari hadist Aziz:
‫ال يؤمن احدكم حتى اكون احب الىه من نفسه ووالدهوالنس اجمعين‬

Artinya: “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintai
daripada dirinya, orang tuanya, anaknya, dan semua manusia (Bukhari
Muslim).
Hadits Gharib
Hadist Gharib dita’rifkan sebagai berikut:

‫ﻣﺎ اﻧﻔﺮد ﺑﺮواﻳﺘﻪ ﺷﺨﺺ ﻓﻰ اى ﻣﻮﺿﻊ وﻗﻊ اﻟﺘﻔﺮد ﺑﻪ ﻣﻦ اﻟﺴﻨﺪ‬

Artinya: “Hadits yang didalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri


dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi.”
Hadist gharib terbagi dua yaitu gharib mutlaj (fard) dan gharib nisby.
Gharib mutlak yaitu apabila penyendirian rawi dalam meriwayatkan hadist
tentang personalianya dan harus berpangkal ditempat ashlus sanad yaitu tabi’in
bukan sahabat.
Contoh:

4
Artinya: “Sesungguhnya seluruh amal itu bergantung pada niat”(HR Bukhori
dan Muslim)
Hadist diatas merupakan hadist yang diriwayatkan oleh “Umar bin
Khathab sendiri pada tingkatan sahabat.
Contoh lain:
‫مارواه مالك عن الزهري عن عناس رضي هللا عنه ان نبي صلى هللا عليه وسلم دخل مكة وعلى راسه‬
) ‫المغفر (احرجه الشيخان‬
Artinya: “Hadist yang diriwayatkan oleh Malik dari Al-Zuhri dari Anas r.a.,
bahwasanya Nabi SAW memasuki kota makkah dan diatas kepalnya terdapat
Al-Mighfar (alat penutup atau penutup kepala). (HR. Bukhori dan Muslim”
Pada hadist ini hanya Malik sendiri yang telah menerima hadist tersebut
dari Al-Zuhri.

Anda mungkin juga menyukai