Artinya : “Hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mustahil menurut adat
bahwa mereka bersepakat untuk berbuat dusta.”
a. Hadits Mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, dan dapat
diyakini bahwa mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta.
b. Adanya keseimbangan antara perawi pada thabaqat pertama dan thabaqat
berikutnya. Artinya perawi pada setiap tingkatan harus sama jumlahnya.
c. Berdasarkan tanggapan pancaindra: Harus benar-benar dari hasil pendengaran
atau penglihatan sendiri. Biasanya menggunakan lafadz: “Kami telah
mendengar ( ”) ﺳﻤﻌﻨﺎ, atau “Kami telah melihat ( ”) راﻳﻨﺎ.
1
c. Macam-macam Hadits Mutawatir
1) Hadits Mutawatir Lafdzi
ْأ
َم ْن َك َذ َب َع َلَّى ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو َم ْقَع َد ُه ِم َن الَّناِر
“Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja maka hendaklah ia bersiap-
siap menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)
2. Hadits Ahad
a. Pengertian Hadits Ahad
Hadist ahad adalah hadist yang telah diriwayatkan oleh satu orang saja. Dan
definisi hadist ahad oleh para ulam sebagai berikut:
ﻣﺎﻟﻢ ﺗﺒﻠﻎ ﻧﻘﻠﺘﻪ ﻓﻰ اﻟ ﻜﺜﺮة ﻣﺒﻠﻎ اﻟﺨﺒﺮ اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ ﺳﻮاء آﺎن اﻟﻤﺨﺒﺮ واﺣﺪا او إﺛﻨﻴﻦ أو ﺛﻼث أو أرﺑﻌﺔ أو ﺧﻤﺴﺔ
أو اﻟﻰ ﻏﻴﺮ ذاﻟﻚ ﻣﻦ اﻷﻋﺪاد اﻟﺘﻰ ﻻ ﺗﺸﻌﺮ ﺑّﺄن اﻟﺨﺒ ﺮ اﻟﻤﺘﻮاﺗﺮ
2
Artinya: “Khabar yang jumlah perawinya tidak sampai jumlah perawi Hadits
mutawatir, baik perawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya yang
tidakmemberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak sampai kepada
jumlah perawi Hadits mutawatir.
Dan ada pula yang medefinisakan bahwa hadist ahad adalah “Hadist yang tidak
memenuhi syarat mutawatir” pendapat tersebut menurut ilmu hadist.
Menurut bahasa “muntasyir” yang berarti sesuatu yang sudah tersebar, dan
yang sudah popular. Sedangkan menurut ulama ahli Hadist yaitu : yang berarti
sesuatu yang sudah tersebar, sudah popular.
Artinya: “Hadits yang mempunyai jalan yang terhingga, tetapi lebih dari
dua jalan dan tidak sampai kepada batas Hadits yang mutawatir
Artinya : “Hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih, pada
setiap tingkatan sanad, selama tidak sampai kepada tingkat mutawatir.”
Definisi ini menjelaskan bahwa hadist masyhur adalah hadist yang memiliki
perawi yang sekurang-kurangnya tiga orang, dan jumlah tersebut harus terdapat
pada setiap tingkatan sanad.
3
Hadits Aziz
Kata ‘Aziz berasal dari kata ‘Azza-Ya’izzu yang mempunyai arti yaitu
sedikit atau jarang adanya, dan juga bida berasal dari kata ‘Azza-Ya’azzu yang
berarti kuat. Sedangkan menurut istilah hadist aziz adalah :
ثم راوه بعد ذالك جماعة,ما راوه اثنان ولو كنا فى طبقة واحده
Artinya: “Hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua orang rawi
tersebut terdapat pada satu thabaqah saja, kemudian setelah itu, orang-orang
pada meriwayatkannya (diriwayatkan orang banyak)”.
Berdasar pengertian tersebut bahwa hadist Azis bukan hanya diriwayatkan oleh
dua orang rawi saja pada setiap thabaqahnya, akan tetapi pada salah satu
thabaqah , jika sudah terdapat dua orang rawi sudah bisa dikatakan sebagai
hadist Azis. Contoh dari hadist Aziz:
ال يؤمن احدكم حتى اكون احب الىه من نفسه ووالدهوالنس اجمعين
Artinya: “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintai
daripada dirinya, orang tuanya, anaknya, dan semua manusia (Bukhari
Muslim).
Hadits Gharib
Hadist Gharib dita’rifkan sebagai berikut:
4
Artinya: “Sesungguhnya seluruh amal itu bergantung pada niat”(HR Bukhori
dan Muslim)
Hadist diatas merupakan hadist yang diriwayatkan oleh “Umar bin
Khathab sendiri pada tingkatan sahabat.
Contoh lain:
مارواه مالك عن الزهري عن عناس رضي هللا عنه ان نبي صلى هللا عليه وسلم دخل مكة وعلى راسه
) المغفر (احرجه الشيخان
Artinya: “Hadist yang diriwayatkan oleh Malik dari Al-Zuhri dari Anas r.a.,
bahwasanya Nabi SAW memasuki kota makkah dan diatas kepalnya terdapat
Al-Mighfar (alat penutup atau penutup kepala). (HR. Bukhori dan Muslim”
Pada hadist ini hanya Malik sendiri yang telah menerima hadist tersebut
dari Al-Zuhri.