Bab 1
Hadis Ditinjau dari Segi
Kuantitas Perawi
A. Pendahuluan
Para ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadis yang ditinjau dari jumlah rawi yang
menjadi sumber berita. Di antara mereka ada yang mengelompokkan menjadi tiga bagian, yakni
hadis mutawatir, masyhur, dan ahad. Ada juga yang membaginya menjadi dua, yakni hadis mutawatir
dan ahad 1 .
Dalam tulisan ini akan dikemukakan pembagian hadis tinjau dari kuantitas perawi. Secara garis
besar, pembagian hadis dilihat dari kuantitas perawinya terbagi menjadi dua macam yaitu hadis
mutawatir dan hadis ahad. Namun, para ulama kemudian mengklasifikasi hadis ahad kepada
beberapa kategori yang lebih terperinci, seperti: Masyhur, ‘Azis, gharib,
B. Hadis Mutawatir
Kata mutawatir secara bahasa berarti mutatabi, yakni sesuatu yang datang berikut dengan
kita atau yang beriringan-iringan antara satu dengan lainnya tanpa ada jaraknya. Mutawatir
diartikan sesuatu yang datang secara beriringan tanpa diselangi antara satu sama lain. 2
Adapun secara istilah mutawatir didifinisikan Sebagai hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah
rawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan
seterusnya sampai akhir sanad. Dan sanadnya mereka adalah pancaindra. 3 Sedangkan Menurut As-
Siddiqi mendifinisikan hadis mutawatir sebagai hadis yang diriwayatkan berdasarkan pengamatan
panca indra orang banyak yang menurut adat kebiasaan mustahil untuk berbuat dusta 4 .
Dari beberapa definisi di atas dapat difahami hadis mutawatir adalah berita yang
berdasarkan penglihatan maupun pendengaran mereka yang diriwayatkan oleh banyak orang
mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta. Adapun yang dimaksud dengan dapat
1
H. Mudasir, Ilmu Hadis, Bandung Pustaka Setia, (2010), hal. 113.
Ahmad bin Muhammad Al-Fayummi, Al-Musbah Al-Munir fi Garib
2
Halaman 1
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
diindera oleh panca indera adalah mereka dapat meyaksikan proses periwayatan tersebut dan
jumlah banyaknya dapat disaksikan.
Mengenai syarat-syarat hadis mutawatir ini, terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama
mutaqaddimin dan mutaakhirin. Ulama Mutaqaddimin tidak membicarakan syarat bagi hadis
mutawatir. Menurut mereka, khabar mutawatir yang sedemikian sifatnya, tidak termasuk dalam
pembahasan ilmu isnad-al-hadis, sebab ilmu ini membicarakan sahih atau tidaknya suatu hadis,
diamalkan atau tidaknya suatu hadis dan juga membicarakan adil atau tidaknya rawi, sedangkan
hadis mutawatir tidak membicarakan maslah-masalah tersebut. 5
Sedangkan menurut ulama mutaakhirin dan ahli ushul, suatu hadis dapat ditetapkan sebagai
hadis mutawatir bila memenuhi syarat-syarat berikut ini. 6
Hadis mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang membawa
keyakinan bahwa mereka itu tidak bersepakat untuk berdusta. Al-qadi Al-Baqillani
menetapkan bahwa jumlah perawi hadis mutawatir sekurang-kurangnya 5 orang. Ia
mengqiyaskan dengan jumlah nabi yang mendapat gelar ulul azmi. Ulama lain menentukan 12
orang, berdasarkan firman Allah SWT. Dalam surat Al-Maidah ayat 12 :
÷ / ÷ # | )
Artinya :
“Dan telah kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin…”
b. Adanya keseimbangan antar perawi pada Thabaqat (lapisan) pertama dengan Thabaqat
berikutnya.
Bila suatu hadis diriwayatkan oleh dua puluh orang sahabat, kemudian diterima oleh
sepuluh tab’in, tidak digolongkan sebagai hadis mutawatir.
Berita yang mereka sampaikan itu harus benar-benar merupakan hasil pendengaran
atau penglihatan itu sendiri.
5
Ibid, 115.
6
Ibid, hlm. 118 .
Halaman 2
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
mutawatir yang memenuhi syarat-syarat seperti ini tidak banyak jumlahnya, mutawatir itu
memang ada, tetapi jumlahnya hanya sedikit.
Para ulama membagi hadits Mutawatir menjadi tiga (3) macam, yaitu: 7
Hadits Mutawatir Lafzi adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang
susunan redaksi dan maknanya sesuai benar antara riwayat yang satu dan lainnya. Contoh
Hadis Mutawatir Lafzhi ; Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, hendaklah ia
bersiap-siap menduduki tempat duduknya di neraka (H.R. Bukhari).
Hadist mutawatir maknawi adalah hadist mutawatir yang para perowinya berbeda
dalam menyusun redaksi hadist tersebut, namun terdapat persesuaian atau kesamaan dalam
maknanya. Contoh hadis mutawatir ma’nawi adalah Nabi Saw tidak mengangkat kedua
tangannya dalam doa-doa beliau, kecuali dalam shalat istisqa, dan beliau mengangkat
tangannya hingga tampak putih-putih kedua ketiaknya. (H.R.Bukhari).
Hadist mutawatir 'amali adalah sesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu
berasal dari agama dan telah mutawatir diantara kaum muslimin bahwa nabi melakukannya
atau memerintahkan untuk melakukannya atau serupa dengan itu. Contoh hadis mutawatir
‘amali adalah berita-berita yang menerangkan waktu dan rakaat shalat, shalat janazah, shalat
‘Ied, hijab perempuan yang bukan mahram, kadar zakat, dan segala rupa amal yang telah
menjadi kesepakatan, ijma.
Hadis mutawatir memberikan faedah ilmu dharuri (batin), yakni suatu keharusan untuk
menerima dan mengamalkannya sesuai dengan yang diberitakan oleh hadis mutawatir
tersebut, sehingga membawa pada keyakinan yang qath’I (pasti).
Hadis mutawatir memberi faedah ilmu dharuri atau yakin, dan wajib diamalkan. Artinya suatu
keharusan seseorang meyakini kebenaran berita dari Nabi yang diriwayatkan secara mutawatir
7
Joko adi Yulianto, hadis mutawatir, Rabu 27 September 2011, Pukul
16.00
Halaman 3
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
tanpa ada keraguan sedikit pun sebagaimana seseorang menyaksikan sendiri suatu peristiwa
dengan mata kepalanya, maka ia mengetahuinya secara yakin. 8
Hadis mutawatir mengandung hukum qath’I al tsubat, memberikan informasi yang pasti akan
sumber informasi tersebut. Oleh sebab itu tidak dibenarkan seseorang untuk mengingkari hadis
mutawatir, bahkan para ulama menghukumi kufur bagi orang yang mengingkari hadis mutawatir.
Mengingkari hadis mutawatir sama dengan mendustakan informasi yang jelas dan pasti bersumber
dari Rasulullah 9 .
Dengan demikian dapat difahami bahwa penerimaan hadis mutawatir tidak meragukan lagi
dengan segala informasi yang sahih dan bisa dijadikan sumber syariah islam yang diriwayatkan
oleh perawi yang sesuai dengan fakta terjadinya pada zaman nabi tersebut. Oleh karena itu kaum
muslimin wajiblah menerima dan mengamalkan hadis-hadis mutawatir.
C. Hadis Ahad
Kata ahad atau wahid berdasarkan segi bahasa berarti satu, maka khabar ahad atau khabar
wahid berarti suatu berita yang disampaikan oleh satu orang. 10 Adapun yang dimaksud dengan
hadis ahad menurut istilah, banyak didefinisikan oleh para ulama, antara lain sebagai berikut ;
Khabar atau berita yang jumlah perawinya tidak sebanyak jumlah perawi hadis mutawatir baik
perawinya itu satu, dua, tiga, empat, lima dan seterusnya yang memberikan pengertian bahwa
jumlah perawi tersebut tidak mencapai jumlah perawi hadis mutawatir 11 .
Yang dimaksud hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh beberapa perawi yang
jumlahnya tidak mencapai batasan hadis mutawatir. Mayoritas hadis yang diriwayatkan dari
Rasullulah saw dan terdapat dalam kitab-kitab referensi adalah jenis hadis ahad. 12
Kata ahad bentuk plural (jamak) dari ahad dengan makna wahid sama dengan satu, tunggal,
atau esa. Hadis atau khabar wahid berarti Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi. Ahad
dengan diperpanjangkan bacaan a-had mempunyai makna satuan. Nilai angka satuan tidak mesti
satu, tetapi dari satu hingga Sembilan 13 .
Dari difinisi di atas dapat dijelaskan bahwa hadis ahad adalah hadis yang tidak melebihi dari
hadis mutawatir yang mana jumlah rawinya itu lebih sedikit dari hadis mutawatir tetapi tidak
sederajat dengan hadis mutawatir.
8
H Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal 133
9
H. Zeid B. Smeer, Ulumul Hadis Pengantar Studi Hadis Praktis, hal
42
10
H. Mudasir, Ilmu Hadis, Hal 124
11
Ibid, hal 124
12
H.Zeid B. Smeer, Ulumul Hadis Pengantar Studi Hadis Praktis, 43
13
H. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, Hal 138
Halaman 4
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
a. Perawi hadis ahad tidak mencapai jumlah banyak yang meyakinkan bahwa mereka tidak
mungkin sepakat bohong sebagaimana dalam hadis mutawatir.
b. Ia hanya diriwayatkan satu, dua, tiga, empat dan atau lima yang tidak mencapai mutawatir.
Pembagian hadis ahad ada tiga macam, yaitu hadis masyhur, aziz, dan gharib.
a. Hadis masyhur
Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi dan belum
mencapai batasan mutawatir. 15 Apabila dalam salah satu thabaqohnya (jenjang) dari thobaqat
sanad terdapat tiga perawi maka hadis tersebut dikatogerikan hadis masyhur, sekalipun pada
thabaqah sebelum atau sesudahnya terdapat banyak perowi. 16
Dalam bahasa kata masyhur berasal dari kata benar, terkenal, dan menampakkan.
Dalam istilah hadis masyhur terbagi menjadi dua macam adalah :
Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih pada setiap tingkatan (thabaqah)
pada beberapa tingkatan sanad tetapi tidak mencapai kriteria mutawatir. Contoh hadis
masyhur :
Artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil ilmu dengan melepaskan dari dada
seorang hamba.
Hadis di atas diriwayatkan 3 orang sahabat, yaitu Ibnu amru, Aisyah, dan Abu
Hurairah. Dengan demikian hadis ini masyhur ditingkat sahabat, karena terdapat 3
orang sahabat yang meriwayatkannya, sekalipun sanad di kalangan tabi’in lebih dari 3
orang. Atau sebaliknya, bisa jadi hadis masyhur ditingkat tab’in jika perawinya
mencapai 3 orang atau lebih tetapi tidak mencapai jumlah mutawatir , sekalipun di
tingkat sahabat tidak mencapai masyhur, karena tidak mencapai 3 orang lebih. 17
14
Ibid, 138
15
H.Zeid B. Smeer, Ulumul Hadis Pengantar studi Hadis Praktis, Hal.
43.
16
Ibid, hal 43
17
H. abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, 139
Halaman 5
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Hadis masyhur ishthilahi adalah hadis yang popular atau terkenal di kalangan
golongan atau kelompok orang tertentu, sekalipun jumlah periwayat dalam sanad tidak
mencapai 3 orang atau lebih. 18 Contohnya masyhur di kalangan muhaditsin dan lainnya
(golongan ulama ahli ilmu dan orang umum), Masyhur di kalangan ahli-ahli ilmu
tertentu, misalnya hanya masyhur di kalangan hadis saja, ahli fiqih, ahli tasawuf saja
dan sebagainya. Masyhur dikalangan masyarakat umum.
Dari difinisi hadis masyhur di atas yang terbagi menjadi dua macam maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa hadis masyhur ada di kalangan orang sahabat. Golongan
atau kelompok orang tertentu sekalipun jumlah periwayat dalam sanad tidak mencapai
3 orang atau lebih misalnya hadis ini popular dalam bidang ilmu atau ahli fiqih dan
disiiplin ilmu lainnya pada zaman rasulullah.
Hukum hadis masyhur baik istilahi atau ghyar istilahi tidak seluruhnya dinyatakan
shahih atau tidak shahih, akan tetapi tergantung kepada hasil penelitian atau pemeriksaan
para ulama. 19
b. Hadis Aziz
Hadis aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua atau tiga perawi dalam salah satu
thabaqahnya (tingkatannya). Ini adalah difinisi ibn shalah dan diikuti pula imam Nawawi. 20
'Aziz secara bahasa artinya : yang sedikit, yang gagah, atau yang kuat. Hadits 'Aziz menurut
istilah ilmu hadits adalah : "Suatu hadits yang diriwayatkan dengan minimal dua sanad yang
berlainan rawinya". Contohnya : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ل يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
Artinya :
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga aku (Nabi) lebih dicintainya
daripada bapaknya, anaknya, serta serta seluruh manusia". (HR. Al-Bukhari dan Muslim;
dengan sanad yang tidak sama). 21
18
H. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, hal 140.
19
Ibid 141
20
M.Zeid B. smeer, Ulumul Hadis Pengantar Studi Hadis Praktis, hal.
44.
Halaman 6
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Hadis aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang perawi pada seluruh
tingkatan (thabaqat) sanad atau walaupun dalam satu tingkatan sanad saja. 22 Misalnya di
kalangan sahabat hanya terdapat dua orang yang meriwayatkannya, atau hanya di kalangan
tabi’in saja yang terdapat dua orang perawi sementara dikalangan sahabat hanya terdapat
satu orang saja. Misalnya ada hadis tidak kurang dari dua orang perawi atau satu tingkatan
sanad yang terdiri dari dua orang.
ل يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
Artinya:
"Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga aku (Nabi) lebih dicintainya
daripada bapaknya, anaknya, serta serta seluruh manusia". (HR. Al-Bukhari dan Muslim;
dengan sanad yang tidak sama).
Setelah penulis telusuri dari masing-masing definisi maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa hadis aziz adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi saja pada seluruh
tingkatan sanad atau walaupun dalam satu tingkatan sanad saja.
c. Hadis Gharib
Hadis gharib adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu orang dalam salah satu
thabaqat (tingkatan). Dinamakan demikian karena ia Nampak menyendiri, seakan-akan
terasing dari yang lain. 23 Ada juga yang mengatakan bahwa hadis gharib adalah hadis yang
diriwayatkan oleh seorang perawi yang menyendiri dalam periwayatannya, tanpa ada orang
lain yang meriwayatkan 24 .
Dari hasil definisi yang di uraikan maka dapat penulis simpulkan bahwa hadis Gharib
adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang perawi yang menyendiri dalam
periwayatannya baik itu pada tingkatan maupun dalam sanad.
1) Gharib Muthlaq
Gharib Muthlaq adalah hadis yang rawinya menyendiri dalam meriwayatkan hadis itu.
Penyendirian rawi hadis gharib muthlaq itu berpangkal pada tempat ashlus sanad,
yakni tabiin bukan sahabat.
2) Gharib Nisbi
21
Abu Al-Maira, Khabar Al-Wahid ( Hadits Ahad ) Dalam Aqidah,
Rabu 27 September 2011, Pukul 16.00).
H. Abdul Majid Khon, Ulumul hadis, hal 142
22
Halaman 7
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Gharib Nisbi adalah apabila penyendirian itu mengenai sifat-sifat atau keadaan tertentu
seorang rawi. Penyendirian rawi itu mengenai sifat-sifat atau keadaan tertentu dari
seorang rawi.
Menurut jumhur ulama hadis ahad wajib diamalkan jika memenuhi seperangkat persayaratan
makbul. Imam ahmad, Dawud Azh-Zhahiri, Ibnu Hazm dan sebagainya muhadditsn berpendapat
Hadis ahad memberi faedah ilmu dan wajib diamalkan 26 .
Jadi hukum hadis ahad adalah semua ulama menerima hadis ahad dan mengamalkannya,
tidak ada yang menolak diantara mereka, kecuali jika pada hadis tersebut terdapat kecacatan.
D. Kesimpulan
Berdasarkan kajian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembagian hadis dari segi kuantitas
jumlah perawinya para penulis hadis pada umumnya menggunakan beberapa redaksi yang berbeda.
Namun secara umum, pembagian hadis ditinjau dari kuantitas jumlah perawi dalam sanad menjadi
dua macam yaitu; hadis mutawatir dan hadis ahad.
Pengertian hadis mutawatir adalah berita suatu hadits yang bersifat panca indera (didengar
atau dilihat) yang diriwayatkan oleh banyak orang yang mencapai maksimal diseluruh tingkatan
sanad ( sandaran) dan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta . Adapun yang
dimaksud dengan dapat diindera oleh panca indera adalah mereka dapat meyaksikan proses
periwayatan tersebut dan jumlah banyaknya dapat disaksikan.
Dalam hukum mutawatir dapat dipahami bahwa penerimaan hadis mutawatir tidak
meragukan lagi dengan segala informasi yang sahih dan bisa dijadikan sumber syariah islam yang
diriwayatkan oleh perawi yang sesuai dengan fakta terjadinya pada zaman nabi tersebut. Oleh
karena itu kaum muslimin wajiblah menerima dan mengamalkan hadis-hadis mutawatir.
Pembagian hadis menurut kuantitas hadis selain dari hadis mutawatir adalah hadis ahad.
Pengertian hadis ahad adalah hadis yang tidak melebihi dari hadis mutawatir yang mana jumlah
rawinya itu lebih sedikit dari hadis mutawatir tetapi tidak sederajat dengan hadis mutawatir.
Syarat-syarat hadis ahad adalah Perawi hadis ahad tidak mencapai jumlah banyak yang
meyakinkan bahwa mereka tidak mungkin sepakat bohong sebagaimana dalam hadis mutawatir. Ia
hanya diriwayatkan satu, dua, tiga, empat dan atau lima yang tidak mencapai mutawatir.
26
H. Abdul Majid Khon, Ulumul hadis, hal 139
Halaman 8
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Pembagian hadis ahad ada tiga macam, yaitu hadis masyhur, aziz, dan gharib. Hadis masyhur
adalah hadis yang diriwayatkan oleh lebih dari tiga perawi dan belum mencapai batasan mutawatir.
Dalam bahasa kata masyhur berasal dari kata benar, terkenal, dan menampakkan. Dalam istilah
hadis masyhur terbagi menjadi dua macam adalah Masyhur Ishtilahi dan Masyhur Ghayr Ishthilahi.
Hadis masyhur terbagi menjadi dua macam yaitu hadis masyhur ada di kalangan orang
sahabat dan golongan atau kelompok orang tertentu sekalipun jumlah periwayat dalam sanad tidak
mencapai 3 orang atau lebih misalnya hadis ini popular dalam bidang ilmu atau ahli fiqih dan
disiplin ilmu lainnya pada zaman rasulullah.
Hukum hadis ahad adalah semua ulama menerima hadis ahad dan mengamalkannya, tidak
ada yang menolak diantara mereka, kecuali jika pada hadis tersebut terdapat kecacatan.
Artinya:
Hadis yang disabdakan nabi Saw. yang matannya berasal dari Allah Swt.
Contoh Skema:
27
Asy-Syarif Al-JarJani, Al-Mukhtashar fi Usul al-Hadis,
(http://www.alwarraq.com), hlm. 4.
Halaman 9
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
“Hadits Qudsy yang sanadnya terhenti pada tabi’in. (terdapat periwayat dari generasi sahabat yang
gugur).”
Contoh Skema:
28
Ibid., hlm. 4.
Halaman 10
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
وقول، قال رسول النله صلى النله عليه وسلم:حديث القدسى الذي سقط من سنده اثنان فصاعداا؛ كقول مالك
29
. قال ابن عمر كذا:الشافعي رحمه النله
Artinya:
“Hadis Qudsy yang dalam sanadnya telah gugur dua orang rawi yang berdekatan (tidak berselang)
selain sahabat.
Contoh Skema:
29
Ibid., hlm. 4.
Halaman 11
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
رك الراوي من أول السناد أو سواء ت ن ق، هو حديث القدسى لم يتصل إسناده بأي وجه كان: منقطع
حديث القدسى ن
30
. إل أن الغالب استعماله فيمن دون التابعي عن الصحابي كمالك عن ابن عمر رضي النله عنهما،وسطه أو آخره
Artinya:
“Hadis Qudsiy Munqhati’ adalah hadis qudsy yang dalam sanadnya telah gugur seorang rawi selain
sahabat, atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan (berselang).
Contoh Sekema:
30
Ibid., hlm. 4.
Halaman 12
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
فاعلم أن الحذف إما أن يكون في، هو حديث القدسى مأخوذ من مبدأ إسناده واحدا فأكثر:حديث القدسى معلق
31
.أنول السناد وهو المعلق
Artinya:
“Hadits Qudsy mua’allaq adalah hadis qudsy yang terdapat gugur pada sanad awalnya (rawi terakhir).”
Contoh Skema :
hlm. 10.
Halaman 13
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
.حديث القدسى إذا تفرد عنهم بالحديث رجل يسمى حديث القدسى غريبا ا
32
Artinya:
“Hadis Qudsy Gharib adalah Hadis Qudsy yang bersendiri pada suatu jalu"r sanad.”
Contoh Skema:
32
Asy-Syarif Al-JarJani, Al-Mukhtashar fi Usul al-Hadis,
(http://www.alwarraq.com), hlm. 4.
Halaman 14
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
“Hadis Qudsy yang apabila rawi yang meriwayatkannya terdiri dari dua orang atau tiga orang pada
tiap-tiap tingkatan sanad.”
Contoh Skema:
hlm. 10.
Halaman 15
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis Qudsy Masyhur adalah apabila hadis Qudsy diriwayatkan oleh tiga jalur sanad atau lebih, dan
derajat sanadnya tidak sampai pada derajad mutawatir.
Contoh Skema:
34
Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Hadist, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2002), hlm. 119.
Halaman 16
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis Qudsy Mutawatir adalah ketika periwayat hadits qudsy lebih dari 9 jalur sanad.35
Contoh Skema:
وسواء كان متصل ا أو منقطعا ا أو مرس ا،هو ما أضيف إلى النبي صلى الله عليه وسلم قول ا أو فعل ا عنه
ونفي،ل
36
. هو ما أخبر فيه الصحابي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم: فقال،ل الخطيب أن يكون مرس ا
Artinya:
Hadis yang disandarkan kepaada nabi, baik perkataan ataupun perbuatannya, sama ada dia
muttasil (bersambung) atau munqathi’ (terputus) atau Mursal, Maka penulis berkata: Hadis Marfu’
adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal Rasulullah saw.
Contoh Skema :
36
Asy-Syarif Al-JarJani, Op.Cit., hlm. 2.
Halaman 18
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
.37 ما أخبر فيه الصحابي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يكون الحذف في أنول السناد
Artinya:
Pengertian Hadis Marfu’ Mu’allaq adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal
Rasulullah saw. yang terdapat gugur seorang perawi di awal sanadnya.
Contoh Skema:
37
Ibid., hlm. 3.
Halaman 19
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
“Pengertian Hadis Marfu’ Mursal adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal Rasulullah
saw. yang terdapat gugur seorang perawi di akhir sanadnya (sahabat).”
Contoh Skema:
38
Ibid., hlm. 4.
Halaman 20
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ما أخبر فيه الصحابي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي سقط من إسناده اثنان فصاعدا ا ومنه ما يرسله
39
.تابع التابعي
Artinya:
Pengertian Hadis Marfu’ Mu’addhal adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal
Rasulullah saw. yang periwayatnya gugur lebih dari dua orang, dan yang gugur tersebut adalah
kalangan tabi’ atau tabi’ tabi’in.
Contoh Skema:
رك الراوي
سواء ت ن ق،ما أخبر فيه الصحابي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي لم يتصل إسناده بأي وجه كان
40
.من أول السناد أو وسطه أو آخره
Artinya:
“Hadis Marfu’ Munqhati’ adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal Rasulullah saw.
yang sanadnya terputus dari jihat mana saja, baik di awal sanadnya, atau dipertengahan sanadnya,
atau di akhir sanadnya.”
Contoh Skema:
40
Asy-Syarif Al-JarJani, Op.Cit., hlm. 4.
Halaman 22
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
.ما أخبر فيه الصحابي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي تفرد عنهم بالحديث
41
Artinya:
Pengertian Hadis Marfu’ Gharib adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal Rasulullah
saw. yang silsilah sanadnya tersendiri dalam meriwayatkan satu hadis tersebut.
Contoh Skema:
41
Ibid., hlm. 2-3.
Halaman 23
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Pengertian Hadis Marfu’ ‘Azis adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal Rasulullah
saw. yang apabila silsilah sanadnya dua jalur pada tiap-tiap tingkatan sanad.
Contoh Skema:
42
Ibid.
Halaman 24
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
“Pengertian Hadis Marfu’ Masyhur adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal
Rasulullah saw. yang apabila silsilah sanadnya lebih dari tiga dan tidak sampai derajat mutawatir.
(Jalur Sanad 3-9 jalur).”
Contoh Skema:
43
M. Syuhudi Ismail, Op.Cit., hlm. 142.
Halaman 25
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Pengertian Hadis Marfu’ Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan kalangan sahabat perihal
Rasulullah saw. yang apabila silsilah sanadnya lebih dari sembilan jalur sanad.
Contoh Skema:
44
Asy-Syarif Al-JarJani, Op.Cit., hlm. 2.
Halaman 26
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى رسول، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أ قوالهم أو أفعالهم ونحوها
45
.صلى الله علية وسلم
Artinya:
Hadis yang diriwayatkan dari kalangan sahabat, baik berupa perkataan atau perbuatan sahabat atau
yang seumpamanya, yaitu sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada
rasulullah Saw.
Contoh Skema:
45
Ibid., hlm. 4.
Halaman 27
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى رسول، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أ قوالهم أو أفعالهم ونحوها
46
.صلى الله علية وسلم اذا سقط من إسناده اثنان فصاعدا ا ومنه ما يرسله تابع التابعي
Artinya:
“Hadis yang sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada rasulullah Saw.
mengalami keguguran periwayat dua orang atau lebih dari kalangan tabi’ atau tabi’ tabi’in.”
Contoh Skema:
46
Ibid.
Halaman 28
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى رسول، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أ قوالهم أو أفعالهم ونحوها
47
.صلى الله علية وسلم و سقط رجل في وسط إسناده
Artinya:
“Hadis yang sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada rasulullah Saw. dan
mengalami keguguran seorang periwayat pada pertengahan sanadnya.”
Contoh Skema:
47
Ibid.
Halaman 29
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى رسول، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أ قوالهم أو أفعالهم ونحوها
.48صلى الله علية وسلم و سقط رجل في أنول السناد
Artinya:
“Hadis yang sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada rasulullah Saw. dan
telah gugur seorang periwayat pada awal sanadnya (akhir periwayat (Guru Mushannif)).”
Contoh Skema:
48
Ibid., hlm. 3.
Halaman 30
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أقوالهم أو أفعالهم ونحوها
49
. الذي تفرد عنهم بالحديث,رسول صلى الله علية وسلم
Artinya:
“Hadis yang sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada rasulullah Saw. Yang
perawinya tersendiri dalam meriwayatkan hadis tersebut pada tiap-tiap tingkatan sanadnya.”
Contoh Skema:
49
Ibid., hlm. 3.
Halaman 31
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ول يتجاوز به إلى رسول، فيوقف عليهم،ما تروى عن الصحابة رضي الله عنهم من أ قوالهم أو أفعالهم ونحوها
50
.صلى الله علية وسلم و سنده اثنان
Artinya:
“Hadis yang sanadnya terhenti sampai sahabat saja, artinya tidak sampai kepada rasulullah Saw. dan
jalur sanadnya berjumlah dua jalur pada tiap-tiap tingkatan sanad.”
Contoh Skema:
Contoh Skema:
51
M. Syuhudi Ismail, Op.Cit., hlm. 142.
Halaman 33
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
52
Asy-Syarif Al-JarJani, Op.Cit., hlm. 2.
Halaman 34
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
53
Ibid., 4.
Halaman 35
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
54
Ibid.
Halaman 36
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
55
Ibid.
Halaman 37
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
.56و سقط رجل في أنول السناد, ما جاء عن التابعين من أقوالهم وأفعالهم موقوفا عليهم
Artinya:
“Hadis Maqthu’ adalah hadis yang datang dari kalangan tabi’in, baik dari hadis aqwal maupun af’al
yang terhenti atas mereka (tabi’in), dan telah gugur seorang perawi diawal sanad (akhir
periwayat).”
Contoh Skema:
56
Ibid.
Halaman 38
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
57
Ibid, hml. 3.
Halaman 39
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis Maqthu’ adalah hadis yang datang dari kalangan tabi’in, baik dari hadis aqwal maupun af’al
yang terhenti atas mereka (tabi’in), dan sanadnya terdiri dari dua jalur pada tiap-tiap tingkatan
sanad.
Contoh Skema:
58
Ibid.
Halaman 40
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
59
M. Syuhudi Ismail, Op.Cit., hlm. 142.
Halaman 41
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Halaman 42
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Contoh Skema:
.(http://www.alwarraq.com), hlm. 4
Halaman 43
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
إل أن،رك الراوي من أول السناد أو وسطه أو آخره سواء ت ن ق، هو ما لم يتصل إسناده بأي وجه كان:منقطع
ال ن
.الغالب استعماله فيمن دون التابعي عن الصحابي كمالك عن ابن عمر رضي النله عنهما
Artinya:
“Hadis Munqathi’ adalah hadis yang tidak bersambung seorang sanadnya pada tingkatan mana saja,
baik terdapat pada awal sanad atau dipertengahannya atau di akhirnya.” 61
Contoh Skema:
61
Asy-Syarif Al-Jarjany,Op.Cit., hlm. 4.
Halaman 44
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis Mu’allaq adalah hadis yang rawinya gugur pada awal sanad atau pada perawi terakhir.
Contoh Skema:
62
Ibid., hlm. 3.
Halaman 45
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
وهو المعروف في، أو قرر كذا، أو فعل كذا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كذا: هو قول التابعي:المرسل
63
.الفقه وأصوله
Artinya:
Hadis Mursal adalah hadis yang diriwayatkan tabi’in dari nabi. Misalnya para tabi’in berkata:
Rasulullah Saw. bersabda: begini, atau berbuat begini.
Contoh Skema:
63
Ibid., hlm. 4.
Halaman 46
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis Gharib adalah hadis yang dikumpulkan oleh perawi yang adil dan dhabit, namun jalur sanad
tersebut hanya sendiri.
Contoh Skema:
64
Ibid., hlm. 3.
Halaman 47
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
Hadis ‘Azi adalah hadis yang dikumpulkan oleh perawi yang adil dan dhabit, yang memiliki dua jalur
sanad.
Contoh Skema:
65
Ibid., hlm. 3.
Halaman 48
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
ما رواه الثلثة فاكثر ولم يصل درجة: و فى قول ططك جمنطر,، ما شاع عند أهل الحديث خاصة:والمشهور
66
التواتر
Artinya:
“Hadis Masyhur adalah hadis yang terkenal di kalangan ahl al-Hadis tertentu. Menurut pendapat
Totok Jumantoro, hadis masyhur adalah Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih yang
tidak sampai pada derajat Mutawatir.”
Contoh Skema:
66
M. Syuhudi Ismail, Op.Cit., hlm. 142.
Halaman 49
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Artinya:
“Hadis Mutawatir adalah hadis yang periwayatnya lebih sembilan jalur sanad pada setiap tingkatan
sanad.”
Contoh Skema:
67
Asy-Syarif Al-JarJani, Op.Cit., hlm. 2.
Halaman 50
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
43. Kesimpulan:
a. Hadis Gharib adalah: Hadis yang terdiri dari satu jalur sanad atau jalur sanadnya bersendiri.
b. Hadis ‘Aziz adalah: Hadis yang terdiri dari dua jalur sanad.
c. Hadis Masyhur adalah: Hadis yang terdiri dari 3-9 jalur sanad.
d. Hadis Mutawatir adalah: Hadis yang jumlah jalur sanadnya lebih dari 9 sanad pada setiap tingkatan
sanadnya.
Contoh Skema:
Halaman 51
Hadis Ditinjau Dari Segi Kuantitas Perawi
Halaman 52