Anda di halaman 1dari 8

ULUMUL HADIST

Metodologi kuantitatif Hadist

Dosen Pengampu :
Nurul Fitria, LC., M.A.

Disusun Oleh :

Syukril hayyat (12014015)

PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USLUHUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PONTIANAK
2020
ABSTRAK

Untuk mengatahui atau mengenali atau mempelajari sautu hadist dari Rasululullah saw.jadi ada beberapa
metode ang digunakan untuk memepelajari suatu hadist kali ini kita akan mempelajari metode hadist
berdasarkan kuantitas nya

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hadist adalah perbuatan dan perkataan Rasulullah yang didengar atau dilihat sahabat RA. Dan hadist
merupakan sumber kedua setelah Al-Quran dan juga sebagai penjelas Al-Quran tapi kita tidak bisa serta
merta memakai hadist sebagai sumber hukum karena berbabagai masalah dalam persoalan periwayatan
nya . penyebabnya salah satunya yaitu rentang waktu yang terlamapau lama jadi ahli hadist memerlukan
metode untuk meniliti hadist tadi haruslah terpenuhi beberapa syarat jadi disini saya akan menguraikan
beberapa pembagian berdasarkan metode kuantitatif.

B.Rumusan masalah

1.Jelaskan pengertian dari hadist Mutawatir dan hadist ahad

2.sebutkan syarat hadist mutawatir dan hadist ahad?

3. sebutkan macam –macam hadist mutawatir dan hadist ahad?

C. Tujuan

Untuk mengetahai metode pengelompokan hadist melalui metode kuantitatif

D.Manfaat

Agar kita dapat membedakan dan mempelajari hadist melalui metode kualitatif

1.Hadist mutawatir

A.Pengertian Hadits Mutawatir

Ada beberapa pendapat yang merumuskan pengertian dari hadits mutawatir dengan kalimat yang
berbeda-beda, tetapi maksudnya tetap sama. Hadits Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh
banyak orang di setiap generasi atau thabaqah, sejak generasi sahabat hingga generasi akhir (penulis
kitab), orang banyak tersebut layaknya mustahil sepakat untuk berbohong.Sedangkan menurut pendapat
lain, hadits mutawatir adalah:
‫ بحيث يبلغون حدا تحيل العادة تواطَؤهم على الكذب‬،‫ما رواه جمع عن جمع بال حصر‬.

“Hadits yang diriwayatkan sejumlah periwayat yang banyak, yang menurut adat kebiasaan mustahil
mereka sepakat berdusta (tentang hadits yang diriwayatkan)”. Dari beberapa definisi hadits diatas, dapat
disimpulkan bahwa hadits mutawatir adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak,
perawi tersebut tidak mungkin bersepakat untuk berbohong tentang hadits tersebut. Tentunya dari
penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa perawi tersebut sudah tentu kejujurannya. 1

B. Syarat hadist mutawatir

1.Hadits Mutawatir harus diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi, dan dapat diyakini bahwa mereka
tidak mungkin sepakat untuk berdusta.

2. Adanya keseimbangan antara perawi pada thabaqat pertama dan thabaqat berikutnya.

3. Berdasarkan tanggapan pancaindra : Harus benar-benar dari hasil pendengaran atau penglihatan
sendiri. Biasanya menggunakan lafadz: “Kami telah mendengar ( ‫”)سمعنا‬,atau “Kami telah melihat ( ‫”)راينا‬.

Sekiranya berita itu merupakan hasil renungan, pemikiran, atau rangkuman dari suatu peristiwa lain, atau
hasil istinbath dari dalil yang lain, maka tidak dapat dikatakan hadits mutawatir. 2

1
Makalah Klasifikasi Hadits Dari Segi Kuantitas Sanadnya BAB II pembahasan

2
PEMBAGIAN HADIS DARI SEGI KUANTITAS DAN KUALITAS SANAD hlm.3 dan 4
C.Macam- macam Hadist mutawatirMacam-macam Hadis MutawātirHadis mutawātir terbagi kepada
dua bagian, yaitu hadis mutawātir lafzi dan hadis mutawātir ma’nawi. Hadis mutawātir lafzi adalah
hadis yang mutawātir lafaz dan maknanya
1.Hadis lafzi

Menurut Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib (1989: 301), hadis mutawātir lafzi adalah: ‫جمع عن جمع ال يتوهم‬
‫“ تواطؤهم على الكذب من أوله الى آخره ما رواه بلفظه‬Hadis yang diriwayatkan secara lafaz oleh sejumlah
orang periwayat dari sejumlah periwayat yang lain, yang mustahil mereka sepakat untuk berdusta, dari
awal sampai akhir sanad”. Subhi As-Salih (1959: 148) mendefinisikan hadis mutawātir lafzi dengan: ‫لجمع‬
‫“المذكور فى اول السند ووسطه وآخره بلفظ واحد وصورة الذي رواه اواحدة‬Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah
orang periwayat yang tersebut di awal, tengah dan akhir sanad dengan satu lafaz dan satu bentuk”.

Berhubung hadis mutawātir lafzi mensyaratkan:

(1) matan hadis yang diriwayatkan menggunakan redaksi yang sama,

(2) periwayat yang meriwayatkan hadis sejak awal sampai akhir sanad harus banyak, maka hadis
mutawātir lafzi ini tidak banyak jumlahnya. Contoh hadis mutawātir lafzi adalah ‫من كذب علي متعمدا‬
‫“فليتبوأ مقعده من النار‬Barang siapa berdusta atas namaku, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di
neraka”.

Ahmad Zuhri: Pembagian Hadis Ditinjau Dari Sudut Kuantitas Periwayat Menurut al-Imam Abu Bakar
As-Sairi, hadis ini diriwayatkan secara marfu’ oleh lebih dari enam puluh sahabat. Sebagian ahli
huffaz mengatakan, hadis ini diriwayatkan oleh enam puluh dua sahabat, termasuk sepuluh sahabat
yang telah diakui akan masuk surga. Hadis mutawātir ma’nawi adalah hadis yang
mutawātirmaknanya saja, bukan lafaznya .

Hadis mutawātir kategori ini disepakati penukilannya secara makna, sedangkan


redaksinya berbeda-beda. Muhammad ‘Ajjaj al-Khatib ) mendefinisikan hadis mutawātir ma’nawi
dengan : ‫“ما اتفق نقلته على معناه من غير مطابقة فى اللفظ‬Hadis yang periwayatannya disepakati maknanya,
tetapi tidak sesuai pada lafaznya”. Menurut Yuslem ) ada juga yang mendefinisikan hadis mutawātir
ma’nawi dengan: ‫“ستحيل تواطؤهم على الكذب وقائع مختلفة تشترك فى أمر معينأن ينقل جماعة ي‬Hadis yang
diriwayatkan oleh periwayat yang banyak yang mustahil mereka sepakat untuk berdusta atas
beberapa peristiwa dalam berbagai bentuk, namun bertemu pada permasalahan yang sama. Contoh
hadis mutawātir ma’nawi adalah hadis-hadis yang menjelaskan bahwa Nabi mengangkat tangan ketika
berdo’a, antara lain: ‫دعا النبي صلى اﷲ عليه وسلم ثم يرفع يديه ورأيت بياض إبطيه‬: ‫“وقال أبو موسى األشعري‬Abu Musa
al-Asy’ari berkata: Nabi Muhammad Saw. berdo’a, kemudian ia mengangkat kedua tangannya dan
aku melihat putih-putih kedua ketiaknya”. Hadis semacam ini berjumlah sekitar seratus hadis
dengan redaksi yang berbeda-beda, namun mempunyai titik persamaan, yakni keadaan Nabi Saw.
mengangkat tangan ketika berdo’a. Dalam bentuk lain dijumpai susunannya sebagai berikut:
“Rasulullah Saw. mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundak beliau”. Selain
hadis mutawātir lafzi dan mutawātir ma’nawi di atas,

ada juga yang diistilahkan dengan mutawātir ‘amali. Jika mutawātir ‘amali ini dihubungkan dengan hadis
mutawātir lafzi dan mutawātir ma’nawi, maka hadis mutawātir ‘amali bisa tergolong kepada
mutawātir lafzi, dan bisa juga tergolong mutawātir ma’nawi. Hadis mutawātir ‘ amali maksudnya
adalah hadis tentang ibadah yang dikerjakan Rasulullah Saw., kemudian diikuti oleh para
sahabat secara keseluruhan, lalu oleh para tabi’in, dan oleh generasi demi generasi sampai
sekarang. Seperti hadis-hadis tentang waktu-waktu şalat, tentang jumlah rakaat şalat, dan
tentang pelaksanaan şalat jenazah. Ulama hadis sepakat bahwa hadis mutawātir adalah qat’i
al-wurūd (pasti bersumber dari Nabi Saw.). Nilai keberadaannya mencapai tingkat
meyakinkan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka juga sepakat bahwa hadis mutawātir
dapat menjadi hujjah atau sumber agama yang wajib diamalkan. Siapa yang
mengingkarinya dianggap kafir dan harus segera bertaubat kembali. Tidak ada kesepakatan ulama
hadis tentang jumlah hadis mutawātir, karena adakalanya sebuah hadis dipandang mutawātir oleh
sebagian ulama, namun sebagian yang lain mengatakan tidak. Secara umum, keberadaan hadis
mutawātir sangat sedikit, apalagi hadis mutawātir lafzi. 3

2.Hadist ahad

a. Pengertian dan Kedudukan Hadis Ahad


Kata ahad (‫ )احاد‬merupakan bentuk jamak dari kata ahad (‫ )أحد‬yang berarti tunggal (mufrad) yang
menunjukkan makna sedikit.

Hadis ahad (‫ )حديث اﻵحاد‬adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang, dua atau tiga orang atau
bahkan oleh sejumlah orang tetapi tidak mencapai jumlah bilangan kemutawatiran (‘adad at-
tawatur), selanjutnya masing-masing perawi menyampaikan hadisnya kepada seorang atau dua
orang saja atau sejumlah perawi tetapi dalam setiap tahapnya jumlah perawi tersebut tidak
menjadikan hadisnya terkenal sebagaimana jenis lainnya.

Hadis ahad pada dasarnya dapat diterima (maqbul) dan bisa ditolak (mardud), tergantung pada
kualitas perawinya dan atau ketersambungan sanadnya (ittishal as-sanad), bukan karena jumlah

3
Ahmad Zuhri:Pembagian Hadis Ditinjau Dari Sudut Kuantitas Periwayatnya hlm 7 dan 8
sanad pada setiap generasi itu sendiri. Hadis ahad juga bisa dijadikan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan ajaran islam, namun tidak bisa dijadikan hujjah dalam hal i’tiqad, keyakinan4

b.Pembagian Hadist ahad


1. Hadis Masyhur Secara bahasa, kata masyhur merupakan isim maf’ul dari kata syahara yang
berarti mashur, terkenal, dan popular. Dengan demikian, hadis masyhur berarti hadis yang
terkenal, meskipun tidak mempunyai sanad sama sekali, yang kemudian disebut masyhur ghairu
isthilahi. Yang dimaksud dengan hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang
atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir. Hadis masyhur ghairu isthilahi dapat
digolongkan menjadi:

a) Masyhur di kalangan ahli hadis, seperti hadis yang menerangkan bahwa Rasulullah saw.
membaca doa kunut sesudah ruku’ selama satu bulan penuh dan berdoa atas golongan (kabilah)
ri’il dan zakwan. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dan riwayat
Sulaiman At-Taimi dari Abi Mijlas dari Anas.

b) Masyhur di kalangan ulama ahli hadis, ulama-ulama lain, dan dikalangan orang umum,
seperti: ‫“ (املسلم من سلم املسلمون من لسانه ويده )زواه البخارى و مسلم‬Seorang muslim adalah orang yang
menyelamatkan sesama muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya.” Masyhur di
kalangan ulama ahli fikih, seperti: ‫“ (رواه مسلم) هنى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم عن بيع الغرر‬Dari Abu
Hurairah r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw. Melarang jual beli yang dalamnya terdapat unsur
tipu daya.”Contoh lain, yaitu: ‫“ ابغض احاللل عند اهلل الطالق‬Perkara halal yang dibenci Allah ialah
thalak.”)

Masyhur di kalangan ahli ushulfiqh: ‫اذاحكم ا حالكم فا جتحد مث اصا ب فله اجران وا ذ ا حكم احالكم فا جتحد فا‬
‫“ (خطأ فله ا جر )رواه مسلم‬Apabila seorang hakim memutuskan suatu perkara kemudian ia berjihad
dan ijtihadnya itu benar, maka dia memperoleh dua pahala (pahala ijtihad dan pahala kebenaran),
dan apabila ijtihadnya itu salah,maka dia memperoleh satu pahala (pahala ijtihad).” (H.R.
Muslim).

Masyhur di kalangan ahli sufi: ‫“ كنت كنزاحمفيّا فاحببت ان اعرف فخلقت اخللق فىب عرفوىن‬Aku pada
mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, maka Ku-ciptakan
makhluk dan melalui mereka pun kenal kepada-Ku.”)

Masyur di kalangan orang Arab, seperti ungkapan: "Kami (orang-orang Arab) yang paling fasih
mengucapkan huruf Dhad (‫( ض‬sebab kami dari golongan orang Quraisy.)

Masyhur dikalangan masyarakat awam, contohnya: ‫“ العجلة من الشيطان‬Tergesa-gesa itu perbuatan


syetan.”

4
KLASIFIKASI HADIS DITINJAU DARI SEGI KWANTITAS DAN KUALITAS SANAD SERTA STATUS WURUDNYA BAB 1
Contoh hadits masyhur yang dha’if adalah: ‫اطلبوا العلم ولو بالصني‬. “Tuntutlah ilmu, walaupun di
negeri Cina”. )

2. Hadis ‘Aziz Hadis ‘Aziz itu ialah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang, walaupun dua
orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja. Kemudian setelah itu, orangorang pada
meriwayatkannya. Menurut pengertian tersebut, yang dikatakan hadis ‘Aziz itu, bukan saja yang
hanya diriwayatkan oleh dua orang rawi pada setiap thabaqah, . yakni sejak dari thabaqah
pertama sampai dengan thabaqah terakhir harus terdiri dari dua-dua orang, sebagaimana yang di
ta’rifkan oleh sebagian Muhadditsin, melainkan selagi pada salah satu thabaqahnya (lapisannya)
saja di dapati dua orang rawi, maka sudah bisa dikatakan hadits ‘Aziz. Contoh hadis Azis: ‫ع َْن َأبِي‬
ِ َّ‫ ا َل يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى َأ ُكونَ َأ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َوالِ ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬: ‫ال‬
‫اس‬ َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُوْ َل اهل ِل‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ‫ه َُر ْي َرةَ َر‬
‫َأ‬
َ ‫ جْ َم ِع‬. "Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, 'Tidak semmpurna iman salah seorang di antara
‫ني‬
kamu sekalian sehingga aku lebih disukai olehnya daripadaorangtuanya dan anaknya. Hadis ini
diriwayatkan dari Rasulullah oleh Anas bin Malik kemudian diriwayatkan kepada dua orang
yaitu, qatadah dan Abdul Aziz bin suhaib, dari qatadah diriwayatkan pada dua orang, yaitu
Syu’bah dan Husain al-Muallim. Dari Abdul Aziz diriwayatkan kepada dua orang yaitu Abdul
Warits dan Ismail bin ‘Ulaiyyah, dari keempat orang rawi ini diriwayatkan pada generasi
dibawahnya lebih banyak lagi yang akhirnya sampai pada Imam Bukhari dan Muslim

3.Hadis Gharib Menurut bahasa, kata gharib berarti menyendiri atau menjauh dari kerabatnya.
Definisi ini menggambarkan bahwa hadis gharib diriwayatkan oleh satu orang periwayat, baik
pada setiap tingkatan sanad, maupun pada sebagian tingakatannya saja. Adapun pengertian hadis
gharib menurut para ahli sebagai berikut. Ulama ahli hadis dalam hubungan ini mendefinisikan
hadis gharib sebagai berikut. ‫هو ما ينفرد بروايته راو واحد‬. “Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh
seorang perawi yang menyendiri dalam meriwayatkannya. Hadis gharib itu terbagi menjadi dua,
yaitu :

hadis gharib mutlak dan gharib nisbi. Hadis gharib mutlak maksudnya adalah hadits yang yang
diriwayatkan secara sendirian pada tingkatan sahabat, sedangkan hadis gharib nisbi adalah hadis
yang diriwayatkan secara sendirian di tengah-tengah sanad, meskipun diriwayatkan oleh banyak
periwayat pada tingkatan sahabat. Contoh hadis gharib mutlak, antara lain adalah:
‫“ا‬Sesungguhnya seluruh amal itu bergantung pada niatnya (H.R. Bukhari dan Muslim).” Contoh
hadis gharib nisbi adalah “Hadits yang diriwayatkan Malik dari azZuhri dari Annas ra,
bahwasannya Nabi SAW memasuki kota Makkah dan di atas kepalanya al-mighfar (alat
penututup kepala)”. (H.R. Bukhari dan Muslim). Hadis ini diriwayatkan Malik secara sendirian
dari az-Zuhri.5

Kesimpulan:
1. Hadist berdasarkan metode kuantitatif dibagi menjadi 2 yaitu hadist mutawatir dan Ahad
5
PEMBAGIAN HADIS DARI SEGI KUANTITAS DAN KUALITAS SANAD hlm9-12
2.hadist mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan berdasarkan banyak nya perawi yang
menurut adat kebiasaan rawinya mustahil berdusta karena mereka adalah orang yang terjaga dari
perbuatan memalsukan atau kekurang yang mengakibatkan ketidak validtan informasi jika
menyampaikanya

Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatakan satu dua orang atau lebih tapi tidak mencapai
derajat kemutawatiran sehingga kurang populer

3.hadist mutawatir dibagi menjadi 2 yaitu :

-hadist mutawatir lafzi

-Hadist mutawatir maknawi

4.hadist mutawatir dibagi menjadi 3

-Hadist masyur

-Hadist aziz

-hadist gharib

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Downloads/
PEMBAGIAN_HADIS_DARI_SEGI_KUANTITAS_DAN.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/
PEMBAGIAN_HADIS_DARI_SEGI_KUANTITAS_DAN.pdf

http://impianseorangsantri.blogspot.com/2016/10/makalah-klasifikasi-hadits-
dari-segi_0.html

https://mohamadjuliantoro.wordpress.com/2014/02/08/klasifikasi-hadis-ditinjau-
dari-segi-kwantitas-dan-kualitas-sanad-serta-status-wurudnya/

Anda mungkin juga menyukai