Anda di halaman 1dari 7

AGRESI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


MATA KULIAH PSIKOLOGI SOCIAL
DOSEN PENGAMPU: DR.Fitri Kesumayati M.SI

DISUSUN OLEH:
Syukril Hayyat 12014015

Kelas PI 3A
PRODI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
A.Pengertian Agresi
Beberapa pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai agresi.
Berkowitz, menyebut agresi sebagai suatu tindakan yang hasilnya adalah kesakitan pada
organisme (atau pengganti organisme).
Robert Baron menyebut agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang sebenarnya tidak mau mendapat perlakuan
seperti itu.
Berkowitz Baron dan Richardson mendeskripsikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk
menghindari perlakuan itu. Adapun pendapat Baron dan Richardson tentang agresi (aggression)
manusia yaitu siksaan yang diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap
orang lain. agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang,
baik secara fisik maupun mental.
Myers mendefinisikan agresi (aggression) sebagai perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan
untuk menyebabkan kerusakan. Teori di atas menjelaskan bahwa secara garis besar agresi
merupakan segala bentuk perilaku yang bertujuan menyakiti atau melukai makhluk hidup lain
(siksaan) yang 12 memang disengaja baik secara fisik maupun verbal dan dapat menimbulkan
kerusakan.
menurut Murry agresi didefinisakan sebagai cara untuk melawan dengan sangat kuat, melalui;
berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau menghukum orang lain. Atau secara singkatnya
agresi adalah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak milik orang
lain. Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresif dari seorang individu
atau kelompok.
Dill dan Dill melihat perilaku agresif sebagai perilaku yang dilakukan berdasarkan pengalaman
dan adanya rangsangan situasi tertentu sehingga menyebabkan seseorang itu melakukan tindakan
agresif. Perilaku ini bisa dilakukan secara dirancang, seketika atau karena rangsangan situasi.
Tindakan agresif ini biasanya merupakan tindakan anti sosial yang tidak sesuai dengan
kebiasaan, budaya maupun agama dalam suatu masyarakat. Lebih lanjut Bandura beranggapan
bahwa perilaku agresif merupakan sesuatu yang dipelajari dan bukannya perilaku yang dibawa
individu sejak lahir Perilaku agresif ini dipelajari dari lingkungan sosial separti interaksi dengan
keluarga, interaksi dengan rekan sebaya dan media massa melalui modelling
B. Jenis dan Perilaku Agresi
Para psikolog membedakan agresi manusia menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hostile aggression Merupakan agresi yang didorong oleh kemarahan dan dilakukan dengan
tujuan melampiaskan kemarahan itu sendiri. Hostile aggression ini berasal dari kemarahan dan
bertujuan untuk melukai, merusak, atau merugikan.
2. Instrumental aggression Merupakan agresi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan lain. Agresi ini bertujuan untuk melukai, merusak, atau merugikan, tetapi hanya sebagai
alat untuk mencapai tujuan lainnya.
Adapun menurut Leonard Berkowitz terdapat beberapa jenis agresi yaitu, sebagai berikut:
a. Agresi Instrumental dan agresi emotional Dapat dikatakan agresi bisa memenuhi tujuan lain.
Agresi instrumental berarti bahwa tujuan utama agresor menyerang korbannya bukan untuk
menyakiti namun mempunyai tujuan lain. Untuk lebih mudah dipahami Berkowitz menjelaskan
dengan contoh bahwa seorang tentara mungkin membunuh musuhnya namun bukan semata –
mata ingin membunuh melainkan untuk melindungi diri dan menunjukkan patrotismenya.
Banyak psikolog sosial berpendapat bahwa ada agresi yang tujuan utamanya adalah berbuat
jahat. Dapat dianggap bahwa agresi ini merupakan agresi emotional karena terjadinya ketika
seseorang tersinggung dan berusaha menyakiti orang lain Banyak orang yang ingin menyakiti
orang lain ketika mereka tertekan dan mereka merasa senang ketika tujuan itu tercapai. Bahkan
lebih jauh ketika agresor menemukan manfaat lain dengan melakukan serangan agresor bisa
membuktikan betapa kuat dan pentingnya mereka. Sehingga akhirnya banyak orang menyakiti
demi kesenangan dan keuntungan lain bahkan ketika tidak sedang marah, hanya karena hal itu
mengasyikan dan bisa untuk membuang kebosanan.
b. Agresi fisik dan verbal secara langsung maupun tidak langsung Aksi agresif dapat dibedakan
menurut sifat fisik-nya. Apakah dilakukan dengan aksi fisik seperti memukul dan menendang
ataukah dengan pernyataan verbal seperti umpatan dan ancaman. Hal ini juga dapat dikaitkan
dengan seberapa langsungkah serangan tersebut. Sebagai contoh ketika kita diganggu oleh orang
lain apakah kita akan menamparnya (serangan fisik langsung) atau dengan memakinya (serangan
verbal langsung), atau bahkan menyebarkan cerita yang dapat menjatuhkannya (serangan verbal
tidak langsung).
C. Agresi terkendali secara sadar dan agresi Impulsif Tindakan agresif juga dapat dilihat dari
sejauh mana kesadaran agresor atas serangan yang dilakukan. Agresi yang terkendali secara
sadar adalah ketika serangan dilakukan dengan tenang, sengaja dan dengan tujuan yang jelas,
dengan kata lain agresor tahu pasti tujuan yang diinginkan dan kemungkinan serangan itu
berguna. Berbeda dengan agresi terkendali secara sadar, agresi impulsif lebih menjelaskan pada
serangan yang dilakukan tanpa pikir panjang dan tanpa pertimbangan atas apa yang akan
diperoleh dan kerugian apa yang mungkin timbul setelah serangan. Agresi impulsif merupakan
tindakan yang spontan dan berdasarkan nafsu.
Turner & Helmsmengklasifikasikan perilaku agresif dalam bentuk :
(1) agresivitas langsung, yaitu seseorang langsung mengekspresikan perilaku agresifnya kepada
orang yang menyebabkan agresifnya, misalnya dengan berkelahi, menyerang, memukul,
menghina, dan mencerca.
(2) Agresivitas tidak langsung, yaitu seseorang secara tidak langsung melakukan agresivitasnya,
misalnya dengan menghancurkan barang milik orang lain, menyuruh orang lain melakukan
pembalasan, dan secara verbal menyebarkan gosip-gosip.
(3) agresivitas yang dialihkan (displaced aggression) yaitu seseorang melakukan agresif, tetapi
bukan terhadap orang yang menyakitinya tetapi mengekspresikannya terhadap sasaran pengganti.
Ada dua macam agresivitas yang dialihkan yaitu
(a) agresivitas terhadap obyek bukan manusia, misalnya seseorang yang sangat marah akan
menyalurkan perasaan tersebut dengan merusak bendabenda yang ada di sekitarnya:
(b) agresivitas terhadap seseorang, karena adanya figur otoritas maka ia mencari seseorang yang memiliki
kemiripan dengan sasaran untuk melampiaskan kemarahannya, misalnya terhadap adik, kakak, teman,
maupun guru

Teori Agresi
Bandura juga dalam teori belajar sosial (social learning theory) menjelaskan perilaku agresif
pada anak. Menurut Keliatdalam “teori belajar sosial menyatakan bahwa perilaku agresi
merupakan hasil pembelajaran seseorang sejak masa kanak-kanaknya yang kemudian menjadi
pola perilaku (learned behavior)”. Menurut teori ini bahwa perilaku agresi tidak berbeda dengan
respon-respon lain. Agresi dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering
mendapatkan penguatan, maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi” . Observasi terhadap
model memang menjadi bagian yang sangat penting dalam teori belajar sosial. Menurut Bandura
“Modeling influences produce learning principally through their informative function. Modeling
memiliki pengaruh besar dalam pembentukan perilaku seseorang, karena sebagain besar perilaku
dipelajari melalui pengamatan atau observasi terhadap model. Bagaimana proses observasi
terhadap modeling sehingga mampu berpengaruh terhadap perliaku yang mengobservasinya.
Ada empat proses dalam obeservasi untuk mempelajari model menurut teori belajar sosial yaitu
“proses atensi (attentional process), proses retensi (retentional process), proses reproduksi
penggerak (motor reproduction process), dan proses motivasi (motivational process). Dari kedua
teori tersebut dapat disimpulkan bagaimana perilaku agresi dimiliki oleh anak. Pertama, perlaku
tersebut merupakan insting manusia yang memang dibawa sejak lahir (inherent), Freud
menyebutnya dengan istilah Thanatos (insting kematian) . Kedua, perilaku agresi diperoleh anak
melalui proses observasi terhadap model. Model yang berperilaku agresi yang datang dari
lingkungan bisa orang tua yang bertindak kasar, teman sebaya, tokoh yang terdapat dalam
tayangan televisi yang menampilakan kekerasan, dan serta lingkungan yang kondisi dalam
peperangan itu juga mendorong anak berperilaku agresi.
C.Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresi
Menurut Davidoff terdapat beberapa faktor
yang dapat menyebabkan perilaku agresi, yakni :
a. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku
agresi, yaitu faktor gen, faktor sistem otak dan faktor kimia
berdarah. Berikut ini uraian singkat dari faktor-faktor tersebut :
1) Gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur penelitian yang
dilakukan terhadap binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah amarahnya, faktor
keturunan tampaknya membuat hewan jantan mudah marah dibandingkan dengan betinanya.
2) Sistem otak yang terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau mengendalikan agresi.
3) Kimia darah. Kimia darah khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan
mempengaruhi prilaku agresi.
b. Faktor Belajar Sosial
Dengan menyaksikan perkelahian dan pembunuhan meskipun
sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan dan
memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut.

c. Faktor lingkungan
Perilaku agresi disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut uraian
singkat mengenai faktor-faktor tersebut :
1) Kemiskinan
Bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara
alami mengalami peningkatan.

2) Anonimitas
Kota besar seperti Jakarta, bandung, surabaya, dan kotabesar lainnya menyajikan berbagai suara,
cahaya, dan bermacam informasi yang sangat luar biasa besarnya.Orang secara otomatis
cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangangan
yang berlebihan tersebut.Terlalu banyak rangsangan indera kongnitif membuat dunia
menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi saling
mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh lagi, setiap individucenderung menjadi
anonim (tidak mempunyai identitas diri).Bila seseorang merasa anonim, ia cenderung berprilaku

a. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi, yaitu faktor gen, faktor sistem
otak dan faktor kimia berdarah. Berikut ini uraian singkat dari faktor-faktor tersebut :
1) Gen berpengaruh pada pembentukan sistem neural otakyang mengatur penelitian yang
dilakukan terhadap binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah amarahnya, faktor
keturunan tampaknya membuat hewan jantan mudah marah dibandingkan dengan betinanya.
2) Sistem otak yang terlibat dalam agresi ternyata dapat memperkuat atau mengendalikan agresi.
3) Kimia darah. Kimia darah khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan
mempengaruhi prilaku agresi.
b. Faktor Belajar Sosial
Dengan menyaksikan perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit pasti akan menimbulkan
rangsangan dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut.
c. Faktor lingkungan
Suhu udara yang panas dan kesesakan
Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki dampak
terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan
agresivitas.
d. Faktor Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi
dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan,
yang mungkin myata-nyata atau salah atau jugatidak.
D. Cara mengontrol Agresi
Menurut Koeswara (1988), cara atau teknik sebagai langkah-langkah konkret yang dapat diambil
untuk mencegah kemunculanatau berkembangnya tingkah laku agresi itu adalah : penanaman
modal, pengembangan tingkah laku non agresi, danpengembangan kemampuan memberikan
empati.
a. Penanaman Modal
Penanaman modal merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah
laku agresi. Penanaman moral ini akan berhasil apabila dilaksanakan secara berkesinambungan
dan konsisten sejak usia dini di berbagai lingkungan dengan melibatkan segenap pihak yang
memikul tanggung jawab dalam proses sosialisasi.
b. Pengembangan Tingkah Laku Non Agresi
Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah
mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku non agresi, dan
menghapus atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan tingkah laku
agresi.
c. Pengembangan Kemampuan Memberikan Empati
Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakanpengembangan kemampuan
mencintai pada individu-individu.Adapun kemampuan mencintai itu sendiri dapat berkembang
dengan baik apabila individu-individu dilatih dan melatih diri untuk mampu menempatkan diri
dalam dunia batin sesama serta mampu memahami apa yang dirasakan atau dialami dan
diinginkan maupun tidak diinginkan sesamanya.Pengembangan kemampuan memberikan
empati merupakanlangkah yang perlu diambil dalam rangka mencegahberkembangnya tingkah
laku agresi.
Daftar Pustaka
Badrun Susantyo(2011) Memahami Perilaku Agresif :Sebuah Kajian Konseptual
Informasi, Vol. 16 No. 03 Tahun 2011.
BAB II Tinjauan pustaka
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17552/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

M. Nisfiannoor, Eka Yulianti(2005) Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja Yang Berasal
Dari Keluarga Bercerai Dengan Keluarga Utuh Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 1, Juni 2005
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:aXq2tOsg8k8J:kenes.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/26693/Materi%2B05%2B-
%2BAgresi.pdf+&cd=17&hl=id&ct=clnk&gl=id
Icam Sutisna(2021)Perilaku Agresi Pada Anak Usia Dini

Anda mungkin juga menyukai