Anda di halaman 1dari 15

AGRESI

KELOMPOK 3
PSIKOLOGI SOSIAL
Anggota Kelompok :
Panji Salendra 1710223008
Diah Ayunika Ardiana 1910221016
Dilla Shintia Revi 2210221008
Nurhaiqin Fauziah 2210222004
Atikah Mahdiyah Djalil 2210222033
Dara Kyla Humaira 2210223033
PENGERTIAN AGRESI
Myers (2010) menyatakan perilaku agresi adalah perilaku fisik atau lisan yang
disengaja dengan maksud menyakiti atau merugikan orang lain.
Menurut Kartono (2000), agresi adalah kemarahan yang meluap-luap dan orang
melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.
Prastika (2005) menyatakan perilaku agresi adalah tingkah laku yang bertujuan
melukai atau menyakiti seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal, yang
menimbulkan permusuhan.
Menurut Bordens & Horowitz (2008), agresi adalah segala perilaku yang
dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian baik secara fisik maupun psikologis pada
makhluk hidup maupun objek lain.
PENGERTIAN AGRESI
Menurut Robert Baron (1977), agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja
terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai
tersebut berusaha untuk menghindarinya. Definisi menurut Baron ini mencakup
empat faktor tingkah laku, yaitu tujuan untuk melukai atau mencelakakan, individu
yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban dan ketidakinginan si korban
menerima tingkah laku si pelaku. 

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku agresi adalah suatu
tindakan yang bermaksud untuk melukai baik itu secara verbal dan nonverbal terhadap
individu lain yang di sengaja sehingga dapat merugikan orang lain.
TEORI AGRESI
Teori Bawaaan. Menurut Freud, agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri manusia
terdiri atas naluri agresi dan naluri seks. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan,
sedangkan naluri agresi berfungsi untuk mempertahankan jenis. Lorenz menyimpulkan bahwa
agresi merupakan bagian dari naluri hewan yang diperlukan untuk survival (bertahan) dalam
proses evolusi. Agresi dalam hal ini bersifat adaptif (menyesuaikan diri dengan lingkungan), bukan
destruktif (merusak lingkungan).

Teori Biologi. Teori ini menjelaskan perilaku agresi dari berbagai proses. Proses tersebut antara
lain proses faal dan teori genetika. Mayor berpendapat bahwa perilaku agresi ditentukan oleh
proses tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat.

Teori Kognitif. Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat
penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan.
TEORI AGRESI
Teori Lingkungan. Teori ini adalah bahwa perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa
atau stimulus yang terjadi di lingkungan.

Teori Belajar Sosial. Teori ini memperhatikan faktor tarikan dari luar. Patterson, Littman dan
Bricker menemukan agresivitas yang membuahkan hasil berupa peningkatan perilaku agresi.

Teori Insting. Teori ini memiliki keterkaitan antara manusia secara genetis. Dalam hal ini kita
sebagai pelaku agresi juga memiliki kesadaran dalam melakukan hal tersebut. Misalnya dalam
tokoh psikoanalisis yang mengemukakan adanya perilaku agresi yang bisa kita gambarkan dalam
sebuah bentuk ekspresi yang cukup kuat dan juga adanya gambaran yang baik mengenai
ekspresi.
TUJUAN AGRESI
1) Coercion
Coercion merupakan perilaku agresi yang tujuannya bukan untuk melukai, tujuan utamanya untuk
mengubah perilaku orang lain atau menghentikan perilaku orang lain yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

2) Power & Demirarce


Berguna untuk meningkatkan dan menunjukkan kekuasaan/dominasi. Bagi orang yang menganggap
penting dan ingin memelihara kekuasaan serta dominasinya, kekerasan kadang menjadi salah satu cara
untuk menunjukkannya.

3) Impression Marageriert
Merupakan perilaku agresi yang ditunjukkan dalam rangka menciptakan kesan. Orang yang konsep
dirinya sebagai orang yang kuat ataupun berani seringkali menggunakan agresi untuk memperteguh
kesan yang ingin diciptakannya.
DETERMINAN SOSIAL AGRESI
FRUSTASI merupakan suatu pengalaman yang tidak menyenangkan dan frustasi dapat menyebabkan
agresi sebagian besar karena adanya fakta tersebut. Dengan kata lain, frustasi terkadang menghasilkan
agresi karena adanya hubungan mendasar antara afek negatif atau perasaan tidak menyenangkan
dengan perilaku agresi.

PROVOKASI, agresi adalah hasil provokasi fisik atau verbal dari orang lain. Ketika kita sedang menerima
suatu bentuk agresi dari orang lain seperti kritik yang menurut kita tidak adil, ungkapan sarkatis, ataupun
kekerasan fisik kita jarang untuk mengalah. Sebaliknya, kita cenderung membalas, memberikan agresi
sebanyak yang telah kita terima.

AGRESI YANG DIPINDAHΚΑΝ merupakan agresi terhadap seseorang yang bukan sumber dari provokasi
yang kuat, agresi dipindahkan terjadi karena orang yang melakukannya tidak ingin atau tidak dapat
melakukan agresi terhadap sumber provokasi awal.

KEKERASAN MEDIA, semakin banyak film atau program televisi dengan kandungan kekerasan yang
ditonton partisipan saat kanak- kanak, semakin tinggi tingkat agresi mereka ketika remaja atau dewasa.
PENYEBAB AGRESI
Ada beberapa penyebab terjadinya perilaku agresi, antara lain
1. Hubungan sosial di lingkungan masyarakat
2. Masalah pribadi dengan seseorang
3. Pengaruh Kebudayaan di mana seseorang tinggal
4. Trauma
5. Frustrasi, stres, atau ketakutan
6. Kelebihan emosi dan keterampilan dalam mengendalikan emosi
7. Modeling dari orang yang melakukan perilaku agresi
8. Proses kognitif yang dapat memberikan dampak negatif terhadap persepsi pada orang lain
9. Ketidakmampuan untuk menerima informasi sehingga terdapat beban yang menjadikan
masalah
10. Pemilihan reaksi yang tidak sesuai
BENTUK-BENTUK AGRESI
Buss (1978) dalam Dayakisni & Hudaniah (2009) mengelompokkan agresi manusia dalam delapan jenis,
yaitu :
Agresi Fisik Aktif Langsung. Tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara
berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan terjadi kontak
fisik secara langsung, seperti memukul, mendorong, menembak dan lain-lain.

Agresi Fisik Pasif Langsung. Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan cara
berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya, namun tidak terjadi kontak fisik
secara langsung, seperti demonstrasi, aksi mogok, aksi diam dan lain-lain.

Agresi Fisik Aktif Tidak Langsung. Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok lain
dengan cara tidak berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya,
seperti merusak harta korban, membakar rumah, menyewa tukang pukul, dan lain-lain.

Agresi Fisik Pasif Tidak Langsung. Tindakan agresi fisik yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan
cara tidak berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak
fisik secara langsung, seperti tidak peduli, apatis, masa bodoh.
BENTUK-BENTUK AGRESI
Agresi Verbal Aktif Langsung. Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok lain
dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu/kelompok lain, seperti menghina,
memaki, marah, mengumpat.

Agresi Verbal Pasif Langsung. Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok
dengan cara berhadapan dengan individu/kelompok lain namun tidak terjadi kontak verbal secara
langsung, seperti menolak bicara, bungkam.

Agresi Verbal Aktif Tidak Langsung. Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok
dengan cara tidak berhadapan langsung dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya,
seperti menyebar fitnah, mengadu domba.

Agresi Verbal Pasif Tidak Langsung. Tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh individu/kelompok
dengan cara tidak berhadapan dengan individu/kelompok lain yang menjadi targetnya dan tidak
terjadi kontak verbal secara langsung, seperti tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak
suara.
PENGENDALIAN AGRESI
Kenali tanda peringatan kemarahan, seperti denyut nadi cepat, berkeringat, atau wajah memerah.
Cobalah melakukan teknik relaksasi, misalnya dengan melakukan latihan pernapasan dalam,
relaksasi otot, dan meditasi.
Pusatkan perhatian pada sesuatu yang dapat dilihat, dicium, didengar, disentuh, atau dirasakan.
Menjauh dari situasi yang dapat menimbulkan kemarahan.
Olahraga secara teratur dapat membakar energi berlebih serta meningkatkan hormon
kebahagiaan.
Mencari support system serta dukungan sosial.
Mengalihkan perhatian kepada berbagai kegiatan positif, cobalah untuk menemukan hobi yang
menyenangkan serta berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Mencoba untuk menghilangkan prasangka serta pikiran-pikiran negatif.
Belajarlah menerima serta mengeksplorasi emosi.
Belajarlah tentang mindfulness.
Daftar Pustaka
Anwar, D. F., & Anidar, J. (2018). Hubungan Antara Frustrasi Dengan Perilaku Agresif Peserta Didik
Kelas Ix Di Mtsn 1 Pesisir Selatan. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 4(1), 87-
99.

Bandura, A. (2010). Self-efficacy -Bandura. The Corsini Encyclopedia of Psychology.

Berk, L. E. (2012). Development trough lifespan: dari prenatal sampai remaja (transisi menjelang
dewasa). (ed. 5). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Mahmudah, Siti, 2012. Psikologi Sosial Teori dan Model Penelitian. Malang UIN Maliki PRESS.

Putri, Telangi. 2020. Agresi. Bengkulu : Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Lembar Pembagian Tugas
Nama NIM Tugas TTD

Panji Salendra 1710223008 Materi Pengendalian Agresi

Diah Ayunika Ardiana 1910221016 Materi Penyebab Agresi

Dilla Shintia Revi 2210221008 Materi Pengertian Agresi

Nurhaiqin Fauziah 2210222004 Membuat PPT

Materi Teori, Tujuan, dan Determinan


Atikah Mahdiyah Djalil 2210222033
Sosial Agresi

Dara Kyla Humaira 2210223033 Materi Bentuk-Bentuk Agresi


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai