Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

AGRESI DAN KEKERASAN

MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 2

Dosen Pengampu: Zulkifli Mansyur, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 3

Marsyandha Daeng Palesang 20236002

Nadilla Amalia Salam 20236005

Saskia 20236026

Fadhlan Mamonto 20236004

Fakultas Ushuluddin Adab & Dakwah

Institut Agama Islam Negeri Manado (IAIN)

Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Sosial 2. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga untuk beberapa
pihak yang telah berkontribusi hingga penyusunan makalah ini selesai .

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai
bagaimana ilmu psikologi sosial secara mendalam. Kami juga sangat berharap semoga informasi
dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca nya. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan yang maha sempurna, karena itu kami
memohon krtitik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami memohon maaf. Kami
selaku penulis menerima kritik dan saran seluas-luas nya dari pembaca agar kami bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Manado, 4 Maret 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agresi adalah perilaku yang berhubungan dengan psikologi dan sosial seseorang. Berkaitan
dengan tindakan yang bersifat agresif, agresi seringkali menimbulkan kerugian dalam interaksi
sosial yang tengah dibangun atau sedang terjadi. Agresi dapat dialami oleh siapapun dan
dimanapun, perilaku agresi adalah perilaku yang mengacu pada adanya kekerasan, intimidasi
baik secara fisik maupun emosional. Sehingga penting untuk mengetahui
penyebab perilaku agresi dan cara mengatasinya.

Dilansir dari KBBI, agresi adalah penyerangan suatu negara terhadap negara lain, serangan,
perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai
kepuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda dan perbuatan bermusuhan
yang bersifat penyerangan fisik maupun psikis terhadap pihak lain. Sedangkan dalam psikologi
sosial, agresi adalah suatu tindakan yang menggambarkan setiap perilaku yang ditujukan untuk
menyakiti seseorang atau hewan atau merusak properti fisik. Anda akan sering menemukan kata
agresi dan kekerasan yang saling berjalan bersama sebagai satu istilah yang tidak terpisahkan.
Memang benar bahwa agresi dan kekerasan sering terjadi bersamaan, tetapi sebenarnya
keduanya adalah dua hal yang berbeda. Kekerasan mengacu pada agresi fisik ekstrem yang
dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan serius. Dengan kata lain, agresi tidak selalu
melibatkan kekerasan, tetapi kekerasan selalu melibatkan agresi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana agresi dan kodrat manusia?
2. Bagaimana bentuk – bentuk agresi
3. Bagaimana kondisi yang mempengaruhi agresi
4. Bagaimana mengontrol agresi

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui agresi dan kodrat manusia
2. Mengetahui bentuk-bentuk agresi
3. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi agresi
4. Mengetahui bagaimana mengontrol agresi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Agresi dan Kodrat Manusiawi
B. Bentuk-bentuk Agresi

Bentuk perilaku agresi diantaranya berupa suatu tindakan yang bertujuan menyakiti orang
lain, baik itu secara psikis maupun fisik. Berikut ini diantara bentuk-bentuk agresi yang perlu
kamu waspadai:
1. Fisik, adalah terdapatnya kontak fisik yang merugikan, seperti diantaranya
merusak, memukul, menendang, hingga menusuk.
2. Verbal, adalah perilaku menyakiti melalui lisan, mulai dari mengejek, berteriak,
hingga menghina.
3. Relasional, merupakan tindakan yang bertujuan merusak hubungan orang lain,
seperti diantaranya, bullying, bergosip, memfitnah, atau berbohong tentang orang
lain.
4. Pasif-agresif, adalah tindakan yang bertujuan membiarkan bahaya saat menimpa
seseorang serta merugikannya secara tak langsung, misalnya saja mengabaikan
orang lain serta sarkasme.
5. Cyberbullying, merupakan suatu perundungan pada media sosial Jika kamu
mengalami salah satu atau lebih dari tanda perilaku agresi di atas, segera
konsultasikan dirimu ke psikiater atau ke psikolog.

Dalam tindakan verbal atau fisik, agresi adalah tindakan yang membuat manusia menjadi
terlibat saat mereka berusaha menyakiti atau menyakiti orang lain. Agresi adalah fenomena yang
dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari tindakan yang relatif kecil hingga tindakan yang
lebih serius

C. Kondisi Yang Mempengaruhi Agresi

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresi menurut Brigham (Komarudin Hidayat, 2016)
yaitu :

1. Kebiasaan-kebiasaan yang dipelajari


Perilaku agresi dapat diperoleh melalui proses belajar. Perilaku agresi ini dapat
muncul karena melihat orang berkelahi, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
melihat film laga, atau bermain game bertemakan laga. Orang yang berlaku agresi, dalam
kelompoknya akan dihormati dan ditakuti. Akibatnya ada kecenderungan orang tersebut
akan terus melakukan tindakan agresif. Remaja yang memiliki postur tubuh tinggi besar
dan ciri-ciri biologis lainnya, termasuk dalam faktor struktural yang mempengaruhi
kebiasaan-kebiasaan yang dipelajari.

2. Kondisi Internal
Kondisi internal yang dapat menyebabkan agresi adalah :
a. Kerusakan Otak
Dalam kasus tertentu, agresivitas disebabkan oleh adanya suatu keabnormalan pada
otak individu.

b. Pengaruh obat-obatan
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tindak
kekerasan dengan alkohol. Alkohol dengan dosis tinggi meningkatkan respon-respon
agresif. Seseorang dalam keadaan mabuk memungkinkan terjadinya kesalahan
interpretasi terhadap perilaku orang lain. Sedangkan pengaruh obat-obatan, seperti
barbiturat, steroid, dan kokain memiliki hubungan yang langsung dengan kekerasan.

c. terhadap situasi yang tidak menyenangkan


Reaksi terhadap situasi yang tidak menyenangkan ini dapat disebabkan oleh
permasalahan keluarga, perbedaan kepentingan, ekonomi, dll. Selanjutnya dapat
menimbulkan gangguan psikologis berupa stres. Stres biasanya dipahami sebagai
reaksi terhadap ketidakmampuan individu untuk mengatasi gangguan fisik dan
psikisnya.
Rasa frustasi atau kemarahan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian yang tidak
menyenangkan akan menimbulkan perilaku agresi. Kejadian-kejadian yang tidak
menyenangkan akan mengaktifkan respon-respon emosional yang berhubungan
dengan reaksi-reaksi primitif, seperti keinginan untuk bertarung dan menyerang atau
keinginan untuk memghindar dan melarikan diri. Reaksi-reaksi tersebut dirangsang
oleh frustasi, depresi, rasa sakit, menghadapi orang yang tidak disukai, atau karena
adanya stress terhadap lingkungan.

d. Berkurangnya hambatan untuk melakukan tindakan agresi


1) Kesadaran diri yang menurun
Subjek yang berada dalam kelompok akan lebih agresif dibandingkan jika dirinya
sedang sendirian. Karena ketika berada di dalam kelompok, subjek menjadi
“anonim” dan merasa kurang bertanggungjawab terhadap perilakunya sendiri.

Deindividualisasi adalah semacam kesadaran individual yang melebur dalam


suasana dan perilaku kelompok. Fenomena deindividualisasi Nampak jelas pada
perilaku klithih. Dalam kelompok klithih, individu yang penakut bisa menjadi
individu yang pemberani. Sebuah keberanian semu akibat leburnya identitas diri
ke dalam identitas kelompok. Dalam gerakan massa, individu-individu yang
biasanya sangat santun bisa berubah menjadi beringas. Dehumanisasi korban
adalah adanya penilaian negatif terhadap korban, sehingga korban dianggap tidak
lagi dilihat sebagai manusia seutuhnya. Contohnya, ketika melihat kelompok dari
sekolah lain lewat, bisa jadi mereka beranggapan sebagai musuh.

e. Faktor situasional

1) Ancaman atau serangan

Ancaman atau serangan sering menimbulkan respon agresi. Misalnya seperti


ancaman yang bernada bercanda dapat menimbulkan tawuran pelajar, karena
merasa direndahkan. Sehingga mereka tidak menerima candaan tersebut, dan
memutuskan menyerang sekolah lain.

2) Hasutan orang lain

Contohnya ketika terdapat iring-iringan massa, ada pihak ketiga yang


memanfaatkan situasi tersebut dengan melakukan perusakan terhadap sasaran
tertentu yang berabau SARA. Sehingga berkembang menjadi sebuah kerusuhan.
3) Isyarat stimulus agresi

Perilaku agresi dapat ditimbulkan oleh adanya benda-benda yang memancing


agresi, seperti senjata tajam (senapan, parang, clurit) atau tongkat bendera.
Mereka tidak segan untuk mengintimidasi atau bersikap agresi terhadap siapa saja
yang mengganggu konvoi mereka.

4) Karakteristik sasaran

Kelompok yang lemah karena kalah dalam tawuran atau tidak mampu membalas
saat diserang, cenderung lebih sering menjadi sasaran agresi.

D. Bagaimana Mengontrol Agresi

Agresi adalah perilaku kasar akibat perasaan marah yang mengakibatkan kerusakan fisik
maupun psikis. Ini bisa berdampak buruk pada kondisi mental, sosial, ekonomi, bahkan
memicu penyakit kronis.

Cara mengontrol perilaku agresi


Sebelum berkonsultasi dengan profesional mengenai tanda-tanda agresi yang Anda alami,
ada baiknya Anda mencoba mengelola amarah dan mengatasinya dengan cara yang lebih
kondusif.
Beberapa cara mengendalikan perilaku agresi antara lain:

1. Kenali tanda peringatan kemarahan , seperti berkeringat, denyut nadi cepat, atau
wajah memerah.
2. Cobalah melakukan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam, meditasi,
atau relaksasi otot
3. Pusatkan perhatian Anda pada sesuatu yang bisa Anda lihat, cium, dengar, sentuh,
atau rasakan
4. Menjauh dari situasi yang menimbulkan kemarahan
5. Olahraga teratur bisa membakar energi berlebih dan meningkatkan hormon
kebahagiaan
6. Mencari support system atau dukungan social
7. Mengalihkan perhatian Anda pada kegiatan positif, cobalah menemukan hobi
yang menyenangkan atau kegiatan yang bermanfaat
8. Mencoba menghilangkan pikiran dan prasangka negative
9. Belajar untuk menerima dan mengeksplorasi emosi
10. Belajar tentang mindfulness

Jika dengan cara di atas emosi atau perilaku agresi tidak dapat teratasi, berkonsultasi
dengan profesional seperti psikolog atau psikiater bisa menjadi solusi. Terlebih jika Anda
mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:

a. Agresi atau emosi sering terjadi


b. Menyebabkan masalah dalam hubungan pribadi, sosial, dan professional
c. Mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari
d. Emosi tidak terkendali

Perawatan terbaik dalam meredam perilaku agresi tergantung dari penyebab dasarnya.
Maka dari itu, pemeriksaan dini sangat baik dalam mengidentifikasi pemicu dan faktor
yang menjadi penyebabnya, salah satunya dengan terapi.

Itulah beberapa hal tentang perilaku agresi yang perlu Anda ketahui. Secara umum,
normal bagi manusia untuk marah atau emosi terhadap suatu keadaan. Namun, jika emosi
ini mulai sering terjadi dan tak terkendali atau merugikan diri dan orang lain, jangan ragu
untuk mendapat bantuan profesional.

ada beberapa jenis terapi yang baik untuk mengatasi perilaku agresi. Jenis terapi yang
direkomendasikan bisa berbeda-beda, tergantung pada gejala yang dialami. Nah, berikut
beberapa jenisnya:
1. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi ini dapat membantu seseorang belajar mengidentifikasi dan mengubah pola
perilaku, serta menerapkan teknik mengatasi agresi. Metode ini membantu dalam
memperbaiki gejala depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, dan lainnya.

2. Terapi Psikodinamik
Tindakan ini dapat membantu seseorang mengatasi gejala dari gangguan mental dan
tekanan emosional. Metode yang dilakukan adalah dengan mencari tahu lebih dalam pada
peristiwa masa lalu yang menjadi pemantik terhadap perilaku agresi.

3. Terapi Interpersonal
Cara ini dapat membantu seseorang dalam mencari tahu berbagai hal yang dapat
memengaruhi suasana hati. Bahkan, cara ini juga dapat mencegah terjadinya depresi serta
gejala lainnya yang berhubungan dengan gangguan mental.

Pada beberapa kasus, konsumsi obat-obatan pada pengidap agresi juga diperlukan.
Beberapa obat psikotropika bisa diresepkan oleh ahli medis, guna membantu dalam
meredakan pikiran dan perilaku agresi akibat kondisi kesehatan mental.

Jika kamu alami gangguan perilaku agresi, segera dapatkan penanganannya agar masalah
tersebut bisa terkendali dengan baik. Dengan melakukan pengobatan dari ahlinya, tentu
masalah ini bisa dikendalikan dengan baik, sehingga berbagai masalah lainnya bisa
dihindari. Maka dari itu, jika kesulitan untuk mengontrol emosi, segera melakukan
pemeriksaan medis sesegera mungkin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai