DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih juga untuk beberapa pihak
yang telah berkontribusi hingga penyusunan makalah ini selesai .
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai
tokoh-tokoh penting yang berkontribusi teori dalam Psikologi Kepribadian. Kami juga sangat
berharap semoga informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi yang membaca nya. Tiada yang sempurna di dunia melainkan Allah SWT. Tuhan yang
Maha Sempurna, karena itu kami memohon krtitik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami memohon
maaf. Kami selaku penulis menerima kritik dan saran seluas-luas nya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Biografi Raymond B. Cattell.....................................................................................................5
B. Sejarah Perkembangan Teori.....................................................................................................5
C. Riset Kepribadian Cattell...........................................................................................................5
D. Klasifikasi Sifat.........................................................................................................................7
F. Peranan Faktor Perkembangan dan Pembentukan Kepribadian Individu...................................8
G. Dinamika Trait.........................................................................................................................11
H. Perkembangan Kepribadian.....................................................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa biografi kehidupan Raymond B. Cattell sebagai salah satu tokoh
psikologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan teori Cattell?
3. Seperti apa riset kepribadian yang dilakukan oleh Cattell?
4. Bagaimana pengklasifikasian sifat menurut teori Cattell?
5. Seperti apa peranan faktor perkembangan dan pembentukan kepribadian individu
menurut teori Cattell?
6. Bagaimana dinamika trait menurut teori Cattell?
7. Seperti apa perkembangan kepribadian menurut teori Cattell?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui biografi Raymond B. Cattell salah satu tokoh psikologi
2. Mengetahui sejarah perkembangan teori Cattell
3. Mengetahui riset kepribadian yang dilakukan Cattell
4. Mengetahui klasifikasi sifat menurut teori Cattell
5. Mengetahui peranan faktor perkembangan dan pembentukan kepribadian individu
menurut teori Cattell
6. Mengetahui seperti apa dinamika trait menurut teori Cattell
7. Mengetahui seperti apa perkembangan kepribadian menurut teori Cattell
BAB II
PEMBAHASAN
Raymond B. Cattell lahir pada 1905 di Devonshire, Inggris. Dia mendapatkan gelar
B.Sc dalam bidang kimia dari Universitas London pada 1924. Cattell kemudian beralih ke
psikologi dan mendapatkan gelar Ph.D dari universitas yang sama pada 1929. Sebelum
pindah ke Amerika Serikat, Cattell melakukan sejumlah studi tentang kepribadian, dan
mendapatkan pengalaman klinis ketika menjadi ketua di klinik bimbingan anak. Selama 20
tahun dia adalah professor riset psikologi dan direktur Laboratorium Penilaian Kepribadian di
Universitas Illinois. Sepanjang karier profesionalnya, dia memublikasikan lebih dari 200
artikel dan 15 buku.
Pengaruh yang tampak jelas dari pengalaman dan karya Cattel yaitu ketertarikan
Cattel dalam menggunakan metode analisis faktor dalam riset kepribadian dan upayanya
untuk mengembangkan teori hierarki kepribadian organisasi bisa jadi berkaitan dengan
hubungannya dengan dua psikolog Inggris yang memengaruhi Eysenck, Spearman and Burt.
Teori Cattel memiliki asumsi yang sama dengan teori sifat Eysenck yaitu karakteristik
alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam mengidentifikasi sifat
seseorang. Selain itu, pandangan Cattell tentang motivasi dipengaruhi oleh psikologi Inggris
lain, William McDougall. (Lawrence, 2004) Pengalaman Cattel dalam riset kepribadian dan
pengalaman klinis membuat Cattell menjadi peka terhadap manfaat dan batasan riset klinis
dan eksperimental. Di bidang kimia, karya Cattell berupaya mengembangkan klasifikasi
variable untuk eksperimental dalam kepribadian. Cattell berharap bahwa analisi factor akan
mengarahkan psikologi kepada table elemen periodiknya sendiri.
Teori kepribadian Cattell tidak berasal dari latar klinis. Pendekatannya sangatlah
ilmiah mengandalkan observasi perilaku dan data yang banyak. Dalam penelitian Cattell, 50
jenis pengukuran dari satu subjek yang sudah biasa di penuhi kekhasan penelitian Cattell
adalah perlakuannya terhadap data. Ia memasukkan data ke dalam prosedur statistik yang
disebut analisis faktor, yang melibatkan penilaian hubungan antara setiap pasang pengukuran
yang mungkin diambil dari kelompok subjek untuk menentukan faktor yang umum.
Cattell menyebut faktor-faktor tersebut sebagai sifat, yang ia jelaskan sebagai elemen
mental kepribadian. Hanya ketika kita tahu sifat seseorang kita dapat memprediksi bagaimana
orang tersebut akan berperilaku dalam situasi tertentu. Dengan demikian, untuk memahami
seseorang sepenuhnya kita harus mampu menjelaskan dengan tepat seluruh pola sifat yang
mendefinisikan orang tersebut sebagai individu.
Eksperimen bivariat memakai teknik statistik sederhana, disebut Teknik R. Hasil yang
paling bagus dari teknik R terbatas pada pemahaman trait yang banyak dimiliki sekelompok
orang. Statistik untuk mengungkap trait apa saja yang dimiliki oleh satu orang, disebut
Teknik P. Misalnya, teknik P dipakai untuk menganalisis 30 variabel yang diperoleh dari
lebih 100 pengukuran terhadap seorang responden. Untuk melengkapi Teknik P, Cattell
memakai Teknik dR (differential R), yang mengkorelasikan skor hasil pengukuran terhadap
sampel yang jumlahnya besar, pada dua variabel yang berbeda. Perbedaan kepribadian antara
dua orang (atau dua kelompok budaya) di analisis memakai Teknik Q. Analisis statistik itu
dikenakan kepada tiga jenis data yang dipakai Cattell, yakni data L, data Q dan data T.
D. Klasifikasi Sifat
Menurut Cattell, “personality is that which permits a prediction or what person will do
in a given situation”. Persoalan mengenai kepribadian adalah persoalan mengenai segala
aktivitas individu, baik yang nampak maupun tidak tampak (Suryabrata, 2000).
Trait (sifat) adalah pengertian yang paling pokok menurut Cattell. Menurut Cattell
trait adalah suatu struktur mental, suatu kesimpulan yang diambil dari tingkah laku yang
dapat diamati, untuk menunjukkan keteraturan dan ketetapan dalam tingkah laku itu. Cattell
menolak pendapat Allport bahwa traits memiliki kapling eksistensi di sistem neurofisik.
Menurutnya, trait merupakan konstruk hipotetik atau imajiner sebagai kesimpulan dari
pengamatan objektif terhadap tingkahlaku. Ini sama sekali tidak mengecilkan makna penting
traits. Bahkan menurut Cattell trait adalah elemen dasar dari kepribadian yang berperan vital
dalam usaha meramalkan tingkahlaku. Ini tampak dari definisi kepribadian menurut Cattel.
Kepribadian adalah struktur kompleks dari traits yang tersusun dalam berbagai kategori, yang
memungkinkan prediksi tingkahlaku seseorang dalam situasi tertentu, mencakup seluruh
tingkahlaku baik yang kongkrit maupun yang abstrak simpulan. Trait dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kategori, yaitu:
F. Dinamika Trait
1. Sikap (Attitude)
Sikap atau atitud bukan pandangan tentang sesuatu menolak atau menerima,
senang atau tidak senang tetapi sikap adalah konsep tentang tingkahlaku spesifik (atau
keinginan untuk bertingkahlaku tertentu) sebagai respon terhadap suatu situasi.
2. Dorongan Pembawaan (Erg dari Ergon (Yunanil - Kerja atau Energi)
Dorongan atau motif pembawaan oleh Cattell disebut Erg. Semua dorongan primer
yang dibawa bersama kelahiran disebut Erg, seperti seks, lapar, haus, rasa ingin tahu,
marah, dan motif-motif lainnya yang biasanya tidak hanya dimiliki manusia, tetapi juga
dimiliki oleh primata dan mamalia lainnya. Tidak seperti psikoanalis yang menentukan
drive apa saja yang dimiliki manusia secara subyektif, Cattell kembali memakai analisis
faktor terhadap data T dari sampel anak-anak dan orang dewasa dari berbagai budaya.
Pendekatan itu memetakan motivasi manusia secara matematis alihalih secara
logis. Dari pendekatan statistik itu, Cattell menemukan 10 erg, yang sebagian besar
juga ditemukan pada binatang, karena ternyata trait dinamik itu ada pada semua
budaya. Faktor erg pada manusia ekuivalen dengan pola insting binatang. Secara
keseluruhan, peta erg manusia terdiri dari 10 erg independen, 4 erg yang
independensinya kurang jelas, dan 2 erg yang masih dipertanyakan nilainya sebagai
faktor hereditas.
3. Sentimen (Sentiment)
Sentimen sering disebut Cattell Sems, akronim dari “socially shaped ergic
manifold” (bermacam-macam erg yang dibentuk secara sosial). Sentimen adalah
organisasi struktur keseimbangan atitud, yang memperoleh enerji dari erg tetapi
dibentuk oleh hasil belajar.
Sentimen merupakan sumber motivasi yang penting karena kecenderungannya
mengorganisir diri di sekitar institusi sosial yang menonjol (misalnya karir, agama) atau
disekitar orang yang penting (orang tua, pasangan, self), dia dibutuhkan oleh
lingkungan sosial dan memuaskan beberapa erg pada saat yang sama. Atitud adalah
aksi atau keinginan melakukan aksi sebagai respon terhadap situasi tertentu, yang kalau
dilacak asal-muasalnya akan sampai ke dorongan primer bawaan erg. Tujuan antara, di
tengah-tengah antara atitud dengan erg adalah sentimen.
4. Kalkulus Dinamik (Dynamic Calculus)
Dari sisi tujuan akhir dari pengembangan teorinya, Cattell adalah seorang
behavioris, yakni: bahwa psikologi sebagai ilmu bertujuan untuk memahami dan
meramalkan tingkahlaku. Temperamen, trait, abilitas, dan motivasi diukur tidak dalam
pengertian sesuatu yang dimiliki individu, tetapi lebih dalam pengertian tingkahlaku.
Untuk meramalkan tingkahlaku secara akurat, Cattell memakai konsep kalkulus
dinamik suatu prosedur yang kompleks untuk menentukan kekuatan dan arah
tingkahlaku.
Dalam kalkulus dinamik, erg dan sentimen dipandang sebagai akar dari semua
motivasi dan dimasukkan kedalam persamaan tingkah laku (behavior eguation), yang
dapat dipakai untuk meramalkan tingkah laku seseorang. Persamaan itu memasukkan
semua data tentang hubungan trait, erg, dan sentimen dengan Situasi tertentu, untuk
menentukan bentuk respon seseorang.
G. Perkembangan Kepribadian
1. Tahapan Perkembangan
Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pada
tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya,
dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan makan dan caranya
membuang kotoran. Pengaruh-pengaruh tersebut membentuk sikap sosial,
kekuatan superego, perasaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas,
dan kemungkinan kecenderungan neurotik.
Tahap Anak (Childhood, 6-14 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh Cattell disebut
periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal
kecenderungan menuju kemandirian dari orang tua dan meningkatnya
identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnya tidak besar, kalau
dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
Tahap Adolesen (Adolescence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan
mental, neurosis, dan delinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula
konflik disekitar dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.
Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagiaan, dan
produktivitas. Pada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir,
perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung menjadi tidak mudah
berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap pada tahap
ini.
Tahap Usia Pertengahan (Middle age 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap
perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin
redup pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak
meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat yang meninggal. Biasanya
terjadi uji ulang terhadap nilai yang menjadi pegangan hidup.
Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan kematian keluarga
dan sahabat, pensiun, kehilangan status di masyarakat mengikuti perasaan
kesendirian dan tidak aman.
2. Keturunan dan Lingkungan
Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap
pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian.
Metoda meneliti pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama
analisis varian abstrak jamak (MAVA-multiple abstract variance analysis), teknik
yang membandingkan persamaan antara orang kembar yang diasuh di dalam satu
keluarga, kembar yang diasuh keluarga yang berbeda, saudara kandung tidak kembar
yang diasuh di satu keluarga, dan saudara kandung tidak kembar yang diasuh
keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan seberapa besar perbedaan trait yang
disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda. Dari penelitiannya, Cattell
menunjukkan pentingnya peran keturunan pada beberapa traits.
Dalam hal trait, ada kecenderungan lingkungan tidak menghargai bahkan
memaksa faktor keturunan untuk berubah/menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang
dewasa mengajari anak memakai tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari
menghilangkan rasa malu.
3. Kecemasan
Cattell menekankan pentingnya kecemasan sebagai aspek kepribadian karena
bahaya dampaknya terhadap fungsi fisik dan mental. Menurutnya, kecemasan itu
bisa merupakan suatu keadaan sekaligus sifat dari kepribadian. Orang dapat
mengalami berbagai tingkat kecemasan sebagai dampak keadaan yang mengancam
atau menekan. Orang itu dalam keadaan cemas. Di sisi lain, ada orang yang terus
menerus kronis cemas, yang berarti cemas itu menjadi bagian atau faktor dari
kepribadiannya.
Dari analisis faktor mengenai kecemasan ini, Cattell mengidentifikasi kecemasan
ternyata dipakai untuk menggambarkan sekurang-kurangnya lima macam,/jenis
perasaan lainnya. Orang yang cemas secara kronis, perasaan cemasnya mudah
terangsang oleh perasaan curiga kepada orang lain, khawatir mendapat celaan, tidak
mampu membentuk konsep diri, tegang dan kegembiraan berlebihan.
4. Belajar
Menurut Cattell ada tiga jenis belajar untuk tujuan pengembangan kepribadian:
Kondisioning Klasik (Asosiasi sederhana dari kognisi yang simultan): Secara
khusus digunakan untuk mengaitkan respon emosional dengan isyarat
lingkungan, misalnya belajar menghubungkan antara kehadiran ibu dengan
perasaan tenang.
Kondisioning Instrumental (Asosiasi berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu)
Belajar membentuk subsidiasi untuk memuaskan tujuan sadar erg, misalnya
belajar bahwa makan siang bersama rekan bisnis dapat melancarkan penjualan
sekaligus meningkatkan rasa aman/ percaya diri. Kondisioning instrumental
yang khas pada belajar kepribadian adalah belajar konfluen (confluence
learning), yakni belajar memperoleh kepuasan beberapa tujuan dengan melalui
satu kegiatan tingkahlaku.
Belajar terintegrasi (Model instrumental kondisioning yang canggih): Belajar
memaksimalkan kepuasan total jangka panjang dengan memilih erg tertentu
untuk diekspresikan seraya menahan atau mensublimasi erg yang lain. Belajar
terintegrasi merupakan aspek kunci ke arah pembentukan sentimen self dan
superego. Misalnya, seorang anak belajar menekan erg kebebasan diri dan
memilih membantu orang tua untuk menyatakan erg cinta dan perlindungan
dari orang tua.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kami mengambil kesimpulan bahwa teori kepribadian Cattell tidak
berasal dari latar klinis. Pendekatannya sangatlah ilmiah mengandalkan observasi perilaku
dan data yang banyak. Ia memasukkan data ke dalam prosedur statistik yang disebut analisis
faktor, yang melibatkan penilaian hubungan antara setiap pasang pengukuran yang mungkin
diambil dari kelompok subjek untuk menentukan faktor yang umum. Cattell menyebut faktor-
faktor tersebut sebagai sifat, yang ia jelaskan sebagai elemen mental kepribadian. Hanya
ketika kita tahu sifat seseorang kita dapat memprediksi bagaimana orang tersebut akan
berperilaku dalam situasi tertentu. Dengan demikian, untuk memahami seseorang sepenuhnya
kita harus mampu menjelaskan dengan tepat seluruh pola sifat yang mendefinisikan orang
tersebut sebagai individu. Menurut Cattel. Kepribadian adalah struktur kompleks dari traits
yang tersusun dalam berbagai kategori, yang memungkinkan prediksi tingkahlaku seseorang
dalam situasi tertentu, mencakup seluruh tingkahlaku baik yang kongkrit maupun yang
abstrak simpulan.
DAFTAR PUSTAKA