Oleh :
Kelompok 2
Amalia Pramadita Ruliantika (190151602721)
Aprillia Eka Wiranti (190151602522)
Yulia Chantika R. Y. A (190153602761)
MKU Q6
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita
selalu berpegang teguh pada sunnahnya. Aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran yang berjudul “Teori Behavioristik dan Implikasinya”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami berterima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Tri Murti, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada
umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Behavioristik..................................................................................................2
B. Ciri-ciri Teori Behavioristik....................................................................................4
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik.....................................................4
D. Tahap-tahap Perkembangan Teori Behavioristik....................................................5
E. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Pendidikan......................................................5
F. Sikap Guru dan Calon Guru Terhadap Teori Behavioristik....................................8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan
tujuan pembahasan masalah.
A. Latar Belakang Masalah
Menurut pengertian yang paling umum, teori merupakan lawan dari fakta.
Chaplin (2002) mendefinisikan teori sebagai "satu prinsip umum yang dirumuskan
untuk menjelaskan sekelompok gejala yang berkaitan. Menurut Santrock (1998), teori
adalah "a coherent set of ideas that helps explain data and make predication. A theory
contains hypotheses, assumptions that can be tested to determine their accuracy".
Jadi, sebenarnya teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang
kenyataan yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk
menentukan akurasinya. Apabila dalam pengujian teori itu ternyata benar, maka ia
menjadi fakta. Teori perkembangan dalam hal ini berusaha memberikan suatu
kerangka konseptual yang logis dan jelas untuk menggambarkan dan memahami
perilaku dan gejala-gejala yang menimbulkan perubahan perkembangan serta prinsip
dan mekanisme yang mendasari proses perubahan tersebut. Singkatnya, sebagaimana
dijelaskan oleh Miller (1993), teori perkembangan adalah teori vang difokuskan pada
perubahan antar waktu (change over time).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori behavioristik?
2. Apa ciri-ciri teori behavioristik?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori behavioristik?
4. Apa saja tahap perkembangan teori behavioristik?
5. Bagaimana aplikasi teori behavioristi dalam pendidikan?
6. Bagaimana sikap guru dan calon guru terhadap teori behavioristik ?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Memahami apa yang dimaksud teori behavioristik.
2. Mengetahui ciri-ciri teori behavioristik.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori behavioristik.
4. Mengetahui tahap perkembangan pada teori behavioristik.
5. Memahami cara pengaplikasian teori behavioristik dalam pendidikan.
6. Agar guru dan calon guru dapat menyikapi teori behavioristik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pokok pembahasan yang tertulis pada rumusan
masalah.
A. Teori Behavioristik
2
3
Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku tertentu karena mereka
telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan
tingkah laku tersebut dengan hadiah-hadiah. Orang menghentikan suatu tingkah laku,
mungkin karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat
hukuman. Semua tingkah laku, baik bermanfaat ataupun merusak, merupakan tingkah
laku yang dipelajari.
Gagasan utama dalam aliran behavioristik ini adalah bahwa untuk memahami
tingkah laku manusia diperlukan pendekatan yang objektif, mekanistik dan
materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan
melalui upaya pengondisian. Dengan perkataan lain, mempelajari tingkah laku
seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku
yang tampak, bukan dengan mengamati kegiatan bagian dalam tubuh. Menurut
Watson, adalah tidak bertanggung jawab dan tidak ilmiah mempelajari tingkah laku
manusia semata-mata didasarkan atas kejadian-kejadian subjektif, yakni kejadian-
kejadian yang diperkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak dapat diamati dan
diukur.
4
matematika) tapi pendidik tidak memberikan waktu bermain pada anak sampai
sore hari, maka peserta didik itu mungkin akan kesulitan membuat hubungan
kontingensi.
3. Menggunakan Perjanjian (contracting).
Perjanjian adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan. Jika
muncul masalah dan peserta didik tidak bertindak sesuai dengan harapan,
pendidik dapat merujuk peserta didik pada perjanjian yang mereka sepakati.
Analisis perilaku terapan menyatakan bahwa perjanjian kelas harus berisi
masukan dari pendidik dan peserta didik.
4. Menggunakan Penguatan Negatif Secara Efektif.
Dalam penguatan negatif, frekuensi respons meningkat karena respons tersebut
menghilangkan stimulus yang dihindari (tidak menyenangkan). Jika seorang
pendidik mengatakan, “Pepeng, kamu harus duduk dan menyelesaikan tugas
mengarang sebelum kamu boleh bergabung dengan peserta didik lain untuk
membuat poster”. Ini berarti dia menggunakan penguatan negatif. Kondisi negatif
disuruh duduk saat peserta didik lain melakukan sesuatu yang menyenangkan
akan dihilangkan jika Pepeng sudah menyelesaikan tugas mengarangnya.
5. Menggunakan Prompt dan Shapping Prompt (dorongan), adalah stimulus
tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan
meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Instruksi dapat dipakai
sebagai prompt. Misalnya saat pelajaran menggambar akan selesai, pendidik
berkata, “mari bersiap untuk pelajaran membaca”. Jika peserta masih saja
menggambar, pendidik bisa menambahkan, “baiklah, letakkan gambar kalian dan
ikut saya ke ruangan membaca”. Shapping (pembentukan) adalah mengajari
perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran.
Pada mulanya, respons diperkuat dengan seuatu yang mirip dengan perilaku yang
diharapkan. Kemudian diperkuat lagi respons yang lebih mirip dengan perilaku
sasaran, dan seterusnya. Sampai murid itu melakukan perilaku sasaran dan
kemudian sasaran perilaku tersebut diperkuat lagi.
BAB III
PENUTUP
Dari hasil pembahasan yang telah kami tuliskan, dapat ditarik simpulan dan
saran sebagai berikut.
A. Simpulan
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya
aliran ini disebabkan oleh adanya rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan
teori mental state. Hal ini karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada
segi kesadaran saja. Pandangan dalam psikologi dan naturalisme science, timbullah
aliran baru ini. Jiwa atau sensasi atau image tidak dapat diterangkan melalui jiwa itu
sendiri karena sesungguhnya jiwa itu adalah respons-respons psikologis.
Ciri-ciri teori behavioristik ini adalah mengamati perbuatan dan tingkah
laku yang berdasarkan kenyataan, segala perbuatan dikembalikan kepada refleks,
dan berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Teori
behavioristik memiliki kelebihan, antara lain perilaku seseorang ditentukan oleh
banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya, sehingga
perilaku manusia yang dipelajari dapat diubah. Kedisiplinan dan tanggung jawab
adalah elemen yang penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Teori
behavioristik tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi kekurangan juga, yaitu
cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
tidak produktif, siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan
motivasi dan penguatan dari pendidik, dll.
Fakta penting tentang perkembangan ialah bahwa dasar perkembangan
adalah kritis. Sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun
pertama menentukan seberapa jauh individu berhasil menyesuaikan diri dalam
kehidupan mereka selanjutnya.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari
beberapa hal seperti, tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan
adalah obyektif, pasti, tetap, dan tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan
rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa. Pada jaman modern
10
11
B. Saran
Teori behavioristik memiliki kelemahan, yaitu anak cenderung pasif dalam
kegiatan pembelajaran dan sedikit kurang tepat digunakan dalam pembelajaran abad
21 yang menuntut siswa untuk aktif. Untuk itu, diharapkan guru dapat menerapkan
teori behavioristik secara efektif dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Amalia, Rizka, & Fadholi, Ahmad Nur. 2018. Teori Behavioristik. Sidoarjo: Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pengantar Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Rahyubi, Dr. Heri. 2014. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Majalengkang: Nusa Media.
Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2014. Metode Pengembangan Kognitif. Banten: Universitas
Terbuka.
12