Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
dan anugerah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan judul “Teori Behavioristik”
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang diberikan oleh
bapak Akhmad Fajar Prasetya, M.Pd. Tidak lupa ucapan terimakasih saya tujukkan kepada
pihak-pihak yang turut mendukung terselesaikannya makalah ini kepada bapak Akhmad
Fajar Prasetya, M.Pd. selaku dosen Filsafat Pendidikan.

Makalah yang berjudul yang berisi tentang “Teori Behavioristik” tentang pengertian
teori behavioristik, kekurangan kelebihan teori behavoristik dan pandangan para ahli teori
behavioristik dan prinsip-prinsip teori behavioristik.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai teori behavioristik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang saya buat, mengingat
tidak ada yang sempurna tanpa adanya saran yang mendukung.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 25 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Pengertian Teori Behavioristik...................................................................................................3
B. Pandangan Para Ahli Mengenai Teori Behavioristik..................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Teori Behavioristik...........................................................................................10
D. kekurangan dan kelebihan teori behavioristik.........................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan kegiatan seseorang untuk melakukan aktifitas belajar. Menurut


Piaget belajar adalah aktifitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisiknya. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang yang telah selesai melakukan
proses belajar akan menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting
dalam belajar adalah input yang berupa stimulus  dan output yang berupa respon.
Jika ditinjau dari konsep atau teori, teori behavioristik ini tentu berbeda dengan teori
yang lain. Hal ini  dapat kita lihat dalam pembelajaran sehari-hari dikelas. Ada berbagai
asumsi atau pandangan yang muncul tentang teori behavioristik. Teori behavioristik
memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus
dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan, dan guru
pemberi hadiah siswa yang telah mampu memperlihatkan perubahan bermakna
sedangkan hukuman diberikan kepada siswa yang tidak mampu memperlihatkan
perubahan makna.
Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata Filsafat Pendidikan kelompok 
kami menyusun makalah teori behavioristik yang juga dilatar belakangi oleh rasa ingin
tahu kami yang ingin mengetahui lebih lanjut lagi tentang teori behavioristik dan
diharapkan tidak lagi muncul asumsi yang keliru tentang  pendekatan behavioristik
tersebut, sehingga pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagimana pendekatan
behavioristik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan teori behavioristik ?


2. Apa pandangan para ahli mengenai teori behavioristik ?
3. Apa saja prinsip-prinsip teori behavioristik ?
4. Apa saja kekurangan dan kelebihan teori behavioristik ?

1
C. Tujuan

1. Mengetahui yang di maksud dengan teori behavioristik


2. Mengetahui pandangan para ahli mengenai teori behavioristik
3. Mengetahui prinsip-prinsip teori behavioristik
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan teori behavioristik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Behavioristik

Teori Behavioristik adalah teori perkembangan perilaku yang dapat diukur,diamati


dan dihasilkan oleh respons terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang di
inginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi
tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.
Teori Behavioristik adalah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Barliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan pembelajaran yang dilkenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Menurut teori ini yang terpenting adalah :
1. Masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respons.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat perkalian,
alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara tertentu untuk membantu belajar siswa,
sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan guru tersebut. Teori ini juga mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah
laku tersebut.
2. Penguatan (reinforcement)
Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Misalnya,
ketika peserta didik diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan
semakin giat. belajarnya, maka penambahan tugas tersebut merupakan penguatan
positif dalam belajar, begitu juga sebaliknya.

B. Pandangan Para Ahli Mengenai Teori Behavioristik

a. Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Thorndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan
Amerika uus S1 dari Universitas Weseyan tahun 1895,S2 dari Harvard Tahun 1896

3
dan meraih gear Dokter di Coumbia tahun 1898. Menurutnya” belajar merupakan
proses interaksi antara Stimulus (S) yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau
gerakan dan Respon (R) yang juga berupa pikiran, perasaan atau gerakan.” Stimulus
adalah perubahan dari lingkungan exsternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
organisme untuk beraksi/berbuat. Sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku
yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Dari percobaannya yang terkenal (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai
hubungan antara stimulus dan respon, perlu adanya kemampuan untuk memilih
respon yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trial) dan
kegagalan-kegagalan (Error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah
Trial and Error learning atau selecting and conecting learning dan berlangsung
menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh
thorndike ini sering disebut teori belajar koneksionisme atau asosiasi. Edward L.
Thorndike dalam teori connectionism dari Amerika Serikat, menyatakan bahwa dasar
dari belajar adalah asosiasi antara kesan panca indera dan inplus untuk bertindak atau
terjadinya hubungan antara stimulus dan respon disebut Bond, sehingga dikenal
dengan teori S – R Bond.
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimuus dan respon
ini mengikuti hukum-hukum berikut
1. Hukum kesiapan (Law of readiness)
Yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah
laku,maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasaan
individu sehingga asosiasi cenderung di perkuat.
2. Hukum Latihan (law of exercise)
Yaitu semakin sering suatu tingkah laku di ulang/di latih(digunakan) ,maka
asosiasi tersebut akan semakin kuat.
3. Hukum akibat (law of effect)
Yaitu hubungan stimulus respon cenderung di perkuat bila akibatnya
menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan
Selanjutnya Thorndike menambahan hukum tambahan sebagai berikut :
a. Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response)
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan eror
yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh
respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang di hadapi.

4
b. Hukum sikap (set/attitude)
menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh
hubungan stimulus dengan respon saja,teteapi juga di tentukan keadfaan yang
ada dalam diri individu baik kognitif,emosi,sosial,maupun psikomotornya.
c. Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element)
Bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon hanya pada stimulus
tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon
selektif)
d. Hukum Respon by Analogy
Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat melakukan respon pada situasi
yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat
menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang
pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang
telah dikenal kesituasi baru. Makin banyak unsur yang sama/identik,maka
transfer akan makin mudah
e. Hukum perpindahan asosiasi (Associative Shifting)
Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal
kesituasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikiut demi
sedikit unsur lama.
b. Burhus Fredederic Skinner (1904-1990)
F. Skinner adalah seorang yang berkebangsaan Amerika yang dikenal sebagai
seorang tokoh behavioris yang meyakini bahwa perilaku individu dikontrol melalui
proses operant conditioning dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku
organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang
relatif besar.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara
searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise) 6
Menagement kelas menurut skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku
antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Operant Conditioning atau pengkondisian operanadalah suatu proses perilaku operant
(penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Teori belajar
5
behavioristik ini telah lama dianut oleh para guru dan pendidik, namun dari semua
pendukuung teori ini, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap
perkembangan teori belajar Behavioristik. Program-program pembelajaran seperti
Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program
pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta
mementingkan faktor-faktor penguat merupakan program-program pembelajaran yang
menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh skinner.
Menurut skinner – berdasarkan percobaanya terhadap tikus dan burung merpati –
unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah penguatan yang
terbentuk melalui ikatan stimulus respond akan semakin kuat bila diberi penguatan
( penguatan positif dan penguatan negatif). Bentuk penguatan positif berupa hadiah,
perilaku, atau penghargaan. Sedangkan bentuk penguatan negatif adalah antara lain
menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan, atau
menunjukkan perilaku tidak senang. Skinner tidak percaya pada asumsi yang
dikemukakan guthrie bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses
pelajar.
Hal tersebut dikarenakan menurut skinner :
1. Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara
2. Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari
jiwa terhukum) bila hukuman berlangsung lama
3. Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk)
agar ia terbebas dari hukuman
4. Hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala
lebih buruk dari pada kesalahan pertama yang diperbuatnya. Skinner lebih percaya
dengan apa yang disebut penguatan baik negatif maupun positif.
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain :
1. Hasil belajar harus segera di beritahukan kepada siswa,jika salah dibetulkan,jika
benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar
3. Materi pelajaran digunakan sistem modul
4. Dalam proses pembelajaran ,lebih di pentingkan aktivitas sendiri
5. Dalam proses pembelajaran,tidak digunakan hukuman. Untuk ini,lingkungan perlu
diubah ,untuk menghindari adanya hukuman.

6
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik,diberi hadian,dan sebaiknya hadian
diberikan dengan jadwal variable rasio reinforcer
7. Dalam pembelajaran,digunakan shaping.
c. David Ausubel
Lahir pada 25 Oktober 1918 di Brooklyn New York.Belajar menurut Ausubel
adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi
dalam kemampuan seseorang untuk bertingkahlaku dan berbuat dalam situasi
tertentu, perubahan dalam tingkah laku hanyalah suatu reflek dari perubahan internal
(berbeda dengan aliran behaviorisme, aliran kognitif mempelajari aspek-aspek yang
tidak dapat diamati secara langsung seperti, pengetahuan, arti, perasaan, keinginan,
kreativitas, harapan dan pikiran).
Belajar bermakna menurut Ausubel merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
telah diketahui siswa. Pandangan Ausubel agak berlawanan dengan Burner yang
beranggapan bahwa belajar dengan menemukan sendiri (discovery learning) adalah
sesuai dengan hakikat manusia sebagai seorang yang mencari-cari secara aktif dan
menghasilkan pengetahuan serta pemahaman yang sungguh-sungguh bermakna
Sedang menurut Ausubel kebanyakan orang belajar terutama dengan menerima dari
orang lain (reception learning).
Kedua pandangan tersebut sangat mirip yakni sebuah konstruksi pengetahuan
baru yang sesungguhnya bergantung pada sistem pembelajaran yangbermakna.
Hanya saja discovery learning Burner menonjolkan corak berpikir induktif
sedangkan reception learning Ausubel menonjolkan corak berpikir deduktif. Sebagai
konsekuensinya, Ausubel mencanangkan mengajar yangdisebutkan “mengajar
dengan menguraikan” (expository 8 teaching). Psikologi pendidikan yang diterapkan
oleh Ausubel adalah bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna.
d. Robert Gagne
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang
terkenal dengan penemuannya berupa Conditions of Learning. Ia lahir pada 21
Agustus 1918. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendesain software instruksional
(program – program berupa drill, tutorial atau simulasi). Kontribusi terbesar dari teori
instruksional Gagne adalah “9 kondisi Instruksional” yaitu :

7
1. Mendapatkan perhatian
2. Menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai
3. Stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan belajar
4. Penyajian materi baru
5. Menyediakan pembimbingan
6. Memunculkan tindakan
7. Siap memberikan umpan balik langsung terhadap hasil yang baik
8. Menilai hasil belajar yang ditunjukkan
9. Meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat Menurut Gagne
bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian
diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Hal ini
memunculkan pemikiran Gagne bahwa pembelajaran harus dikondisikan untuk
memunculkan respons yang diharapkan.
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning)
2. Belajar stimulus respon
3. Belajar merantaikan (chaining)
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association)
5. Belajar membedakan (discrimination)
6. Belajar konsep (concept learning)
7. Belajar dalil (rule learning)
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving)
e. Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir tanggal 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu
desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Palvov. Ia dididik di sekolah gereja dan
melanjutkan ke seminari. Palvov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang
dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi dan
memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.
8
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui
bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng
sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur
anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan. Apakah situasi ini bisa diterapkan
pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama pada
anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es creem Walls yang berkeliling dari
rumah kerumah. Awalnya mingkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es creem
sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur. Dari contoh tersebut
dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
f. Albert Bandura
Bandura lahir tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Alberta. Ia seorang psikolog
yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Teori
belajar sosial 10 bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru
perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain.
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal
balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Faktor – faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah :
1. Perhatian (atensi)
mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan, keterlibatan perasaan, tingkat
kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan karakteristik pengamat (kemampuan
indra, minat, presepsi, penguatan sebelumnya)
2. Penyimpanan atau proses mengingat
mencakup kode pengkodean simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan
simbol, pengulangan motorik
3. Reproduksi motorik
mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik
4. Motivasi
Mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri

9
C. Prinsip-Prinsip Teori Behavioristik

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku


2. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
4. Manusia dilahirkan dalam keadaan sama

D. kekurangan dan kelebihan teori behavioristik

Kelebihan :
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke teori behavioristik terdapat beberapa
kelebihan di antaranya :
1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
2) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
3) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
4) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru
dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau
pujian
Kekurangan :
1) Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap
2) Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
3) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah,
guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid
4) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
5) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru
dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa

10
6) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Teori Behavioristik adalah teori perkembangan perilaku yang dapat diukur,diamati


dan dihasilkan oleh respons terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang di
inginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi
tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. para ahli
yang mengemukakan teori behavioristik adalah Edward Lee Thorndike, Burhus
Fredederic Skinner, David Ausubel, Robert Gagne, Ivan Petrovich Pavlov, Albert
Bandura. Prinsip-Prinsip Teori Behavioristik yaitu obyek psikologi adalah tingkah laku,
semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek, mementingkan pembentukan
kebiasaan, manusia dilahirkan dalam keadaan sama.
kekurangan teori behavioristik yaitu :
1. Sebuah konsekuensi bagi guru
2. Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
3. Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa
4. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan
5. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru
dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa
6. Murid dipandang pasif
Kelebihan teori behavioristik yaitu :
1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
2. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhkan praktek
3. Guru tidak banyak memberikan ceramah
4. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa

12
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. “Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Dakir. 1996. “Dasar-Dasar Psikolog”. Yogyakarta : Kaliwangi Offes

Kamalfachri, “Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori behavioristik dan


Permaslahan/Kamalfachri. Weblog.htm, data diakses pada tanggal 2 Juni 2011.

13

Anda mungkin juga menyukai