Disusun oleh :
Reiyasa Deci (180710036)
Wirdaturrahmah (180710037)
Gadih Raftaini Sambo (180710038)
Nurul Hayati (180710063)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu dengan judul “Teori Belajar Menurut Pandangan
Behaviorisme dan Landasan Filosofisnya”. Guna dapat di perjelaskan kepada
rekan Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen sekalian.
Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat
disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya.
Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin
Penyusun,kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur,
diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan
terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif
terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan
kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman
dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Teori belajar behavioristik
sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah tingkah laku yang
dapat dilihat.
Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Teori
behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru
adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati
tujuan yang diinginkan. Oleh karenanya, dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah teori belajar pembelajaran matematika kelompok kami menyusun makalah,
berdasarkan teori aliran behavioristik dan landasan filosofisnya, sehingga
pembaca memang benar-benar mengerti apa dan bagaimana behaviorisme.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Tokoh Teori Belajar Behaviorisme
3
memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar
pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan buatan.
Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan
buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing
tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih.
Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada
manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak
disadari manusia. Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan
dapat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh
bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan
ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi
Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
4
Hukum latihan, yaitu semakin sering tingkah laku diulang/dilatih, maka
asosiasi tersebut akan semakin kuat. Sehingga prinsip dari hukum ini
menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin
sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
Hukum akibat adalah hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila
akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak
memuaskan. Hukum ini meunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya
koneksi sebagai hasil perbuatan. Sesuatu perbuatan yang disertai akibat
sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan
cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
5
cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan
variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses
belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi
stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar
hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan
mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon
bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering
mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat
dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang
peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang
tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
6
adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis
perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Menurut Bandura dalam eksperimennya terdapat faktor-faktor yang
berproses dalam belajar observasi yaitu:
Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean
simbolik.
Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,
keakuratan umpan balik.
Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri
sendiri.
Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan
mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:
Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara
mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik
kemudian melakukannya.
Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan
tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang
bermanfaat.
7
1. Menyebabkan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan dan pendidik
terkesan menjadi bersikap otoriter kepada siswa.
2. Pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pemikiran siswa tidak bisa
berkembang secara lebih kreatif.
3. Pemberian hukuman dianggap menjadi pilihan yang paling efektif untuk
menertibkan siswa.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas kiranya dapat di simpulkan bahwa Teori Belajar
behavioristik adalah teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Tokoh penting dalam
teori belajar behaviorisme secara teoritik antara lain adalah : Pavlov, Thorndike,
Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Adapun Aplikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran yaitu
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangu perilaku perilaku yang
tidak diinginkan. Metode behavioristik ini sesuai untuk perolehan kemampaun
yang membuthkan praktek dan pembiasaan juga sesuai diterapkan untuk melatih
anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa.
3.2 Saran
Dari makalah ini pemakalah memberi saran kepada pembaca, sebagai calon
guru hendaknya kita untuk menginstroveksi diri terhadap tingkah laku orang lain
ataun peserta didik agar menjadi pembelajaran bagi kita untuk menjadi lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
10