Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN JUDUL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat,
dan anugerah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan judul “Sistem Nilai Dalam
Kehidupan Berbudaya Manusia Indonesia” dan “Teori Humanistik” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang diberikan oleh bapak Akhmad Fajar
Prasetya, M.Pd. Tidak lupa ucapan terimakasih saya tujukkan kepada pihak-pihak yang turut
mendukung terselesaikannya makalah ini kepada bapak Akhmad Fajar Prasetya, M.Pd.
selaku dosen Filsafat Pendidikan.

Makalah yang berjudul yang berisi “Sistem Nilai Dalam Kehidupan Berbudaya
Manusia Indonesia” dan “Teori Humanistik” tentang penjelasan Sistem Nilai Dalam
Kehidupan Berbudaya Manusia Indonesia dan Teori Humanistik

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengena sistem berbudaya manusia indonesia dan teori Humanistik.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang saya buat, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa adanya saran
yang mendukung.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 17 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Nilai Budaya....................................................................................................................3

B. Sistem Nilai Budaya........................................................................................................4

C. Kebudayaan.....................................................................................................................6

D. Unsur – Unsur Kebudayaan............................................................................................7

E. Wujud Kebudayaan.........................................................................................................8

F. Sifat-Sifat Kebudayaan.................................................................................................10

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan itu sendiri. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang, dimana manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat di pisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupannya tidak munhkin tidakk berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang
kala disadari/tidak manusia merusak kebudayaan.
Dan sistem nilai budaya merupakan konsep mengenai apa yang hidup dalam alam
pikiran sebagai besar dari masyarakat mengenai apa yang mereka anggap penting dalam
hiidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman. Kebudayaan adalah kompleks
yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan atau kebudayaan mencangkup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota suatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku normatif.
Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dan sekolah, bisa membangun
kebudayaan dan juga merusaknya. Dan dalam makalah ini penulis membahas tentang
sistem nilai kehidupan kebudayaan manusia secara umum dan menyeluruh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud nilai budaya?


2. Apa itu sistem nilai budaya?
3. Apa yang dimaksud kebudayaan?
4. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
5. Apa saja wujud kebudayaan?
6. Apa saja sifat-sifat kebudayaan?

1
C. Tujuan

1. Mengetahahui apa yang dimaksud nilai budaya


2. Mengetahahui apa itu sistem nilai budaya
3. Mengetahahui apa yang dimaksud kebudayaan
4. Mengetahahui apa saja unsur-unsur kebudayaan
5. Mengetahahui apa saja wujud kebudayaan
6. Mengetahui apa saja sifat-sifat kebudayaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai Budaya

Secara terminologis pengertian nilai budaya dirumuskan koentjaraningrat.dkk sebagai


“konsep abstrak mengenai masalah dasar yang amat penting danbernila dalam kehidupan
manusia”. Direktorat sejarah dan nilai tradisional mengonsepsikan bahwa nilai budaya
mengandung pengertian tentang apa yang diharapkan dan atau dapat diharapkan, apa
yang baik atau dianggap baik. Senada dengan penegertian subjektif seperti itu, Sidi
Gazalba mengatakan antara lain, bahwa “soal nilai bukan soal benar atau salah, tetapi
soal disenangi atau tidak”. Dihadapkan pada luasnya cakupan pengertian nilai budaya
tersebut, penelitian ini harus menentukan pilihan. Maka analisis dan intrepretasi isi
naskah dilandaskan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh prof.S.Takdir
Alisjahbana. Menurut Takdir dalam setiap kebudayaan terdapat enam jenis nilai, masing-
masing terdiri atas : nilai teori/nilai ilmu, nilai ekonomi, nilai agama, nilai seni serta nilai
kuasa dan niali solidaaritas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia nilai budaya artinya konsep abstrak mengenai
masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia. Dan secara
umum Nilai-nilai budaya adalah nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang
dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang
akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau
sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka
acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

3
B. Sistem Nilai Budaya

Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan
tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan
karena nilai – nilai budaya itu merupakan konsep – konsep mngenai apa yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa
yang mereka anggap bernilai , berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat
berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan
para warga masyarakat itu sendiri.
Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai – nilai
budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain
dalam waktu yang singkat.
Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan
satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman
dari konsep –konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap
arah kehidupan masyarakat.
Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn , tiap sistem nilai budaya dalam
tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang
menjadi landasan bagi kerangka variasi system nilai budaya adalah :
1. Masalah mengenai hakekat dari hidup manusia (disingkat MH)
Ada kebudayaan yang memandang hidup manusia itu pada hakekatnya suatu hal
yang buruk dan menyedihkan .Pada agama Budha misalnya,pola – pola tindakan
manusia akan mementingkan segala usaha untuk menuju arah tujuan bersama dan
memadamkan hidup baru. Adapun kebudayaan – kebudayaan lain memandang hidup
manusia dapat mengusahakan untk menjadikannya suatu hal yang indah dan
menggembirakan.
2. Masalah mengenai hakekat dari karya manusia ( disingkat MK)
Kebudayaan memandang bahwa karya manusia bertujuan untuk memungkinkan
hidup,kebudayaan lain menganggap hakekat karya manusia itu untuk
memberikannya kehormatan,ada juga kebudayaan lain yang menganggap karya
manusia sebagai suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya
lagi.

4
3. Masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
(disingkat MW)
Kebudayaan memandang penting dalam kehidupan manusia pada masa lampau,
keadaan serupa ini orang akan mengambil pedoman dalam tindakannya contoh –
contoh dan kejadian- kejadaian dalam masa lampau. Sebaliknya ada kebudayaan
dimana orang hanya mempunyai suatu pandangan waktu yang sempit. Dalam
kebudayaan ini perencanaan hidup menjadi suatu hal yang sangat amat penting.
4. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan alam sekitarnya (disingkat
MA)
Kebudayaan yangh memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat
sehingga manusia hanya dapat bersifat menyerah tanpa dapat berusaha banyak.
Sebaliknya ,banyak pula kebudayaan lain yang memandang alam sebagai lawan
manusia dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha menaklukan alam.
Kebudayaan lain masih ad yang menganggap bahwa  manusia dapat berusaha
mencari keselarasan dengan alam.
5. Masalah mengenai hakekat hubungan manusia dengan sesamanya (disingkat MM)
Ada kebudayaan  yang memntingkan hubungan vertical antara manusia dengan
sesmanya. Tingkah lakunya akan berpedoman pada tokoh – tokoh pemimpin.
Kebudayaan lain mementingkan hubungan horizontal antara manusia dan
sesamanya. Dan berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya
merupakan suatu hal yang penting dalam hidup. Kecuali pada kebudayaan lain yang
tidak menganggap manusia tergantung pada manusia lain, sifat ini akan
menimbulkan individualisme.
Suatu sistem nilai budaya juga berupa pandangan hidup bagi manusia yang
menganutnya. . Namun istilah “pandangan hidup” sebaiknya dipisahkan dari konsep
sistem budaya . Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian dari nilai – nilai
yang di dianut oleh suatu masyarakat. Dengan demikian apabila “sistem nilai” itu
merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga
masyarakat,”pandangan hidup” itu merupakan suatu sistem pedoman dari golongan –
golongan lebih sempit lagi , individu – individu dalam masyarakat. Karena itu hanya
ada pandangan hidup golongan atau individu tertentu,tetapi tidak ada pandangan
hidup seluruh masyarakat.

5
Konsep ideologi merupakan suatu pedoman hidup atau cita – cita yang ingin
sekali dicapai oleh banyak individu dalam masyarakat,tetapi yang lebih khusus
sifatnya daripada sistem nilai budaya.

Dalam suatu sistem nilai budaya ada norma – norma yang mengatur
kehidupan manusia pada umumnya. Norma – norma itu antara lain norma
agama,norma kesusilaan,norma kesopanan dan yang terakhir adalah norma hukum,
norma hukum ini yang biasanya dipakai manusia karena sifatnya memaksa dan sanksi
tegas bagi yang melanggar.

C. Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan


Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan menurut saya
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan

6
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

D. Unsur – Unsur Kebudayaan

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia


menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal
tersebut adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai
memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan
kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat
antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan
budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus
mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda
harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang
menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1.Kesenian 
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia
dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan
sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan

7
kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan
bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan
untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa
yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia
dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
 7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

E. Wujud Kebudayaan

Pada kesempatan ini saya akan melanjutkan postingan saya yang membahas mengenai
wujud wujud kebudayaann. seperti yang kalian ketahui pada postingan sebelumnya saya
sudah membahas mengenai pengertian kebudayaan, unsur unsur kebudayaan.
Terdapat 3 wujud kebudayaan, yaitu
1. ide/ gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada
masyarakat yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis,seperti
mempercayai benda benda pusaka, makna motif batik dan lain lainnya
2. aktifitas : kegiatan/tindakan  yang di lakukan masyarakat. contoh wujud kebudayaan
dari aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman pusaka,labuhan,pemberian
sesajen padatempat yang di anggap terdapat sesepuh yang telah tiada, dan lainnya
3. hasil budaya : berupa suatu peninggalan,hasil karya/benda/fisik. contoh wujud
kebudayaan dari hasil budaya pada masyrakat yogyakarta ialah keraton,alun
alun,batik,keris dan lainnya

8
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.

2. Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisikyang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen


utama:
 Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang,
stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

9
 Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi
ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
F. Sifat-Sifat Kebudayaan

1. Etnosentis
Kebudayaan ini beranggapan bahwa kebudayaannyalah yang terbaik diantara budaya-
budaya yang dimiliki orang lain. Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-
orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing
dengan budayanya sendiri.
2. Universal
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas problematika
masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian, tidak pula apriori terhadap politisasi
massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan menjangkau ke depan demi
perkembangan masyarakat majemuk Indonesia.
3. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri..
4. Adaptif
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan
adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan memberikan
kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap
bentuk kehidupan yang lain.
5. Dinamis (flexible)
Kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa
adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan
itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam tingkah-laku yang
akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari
kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam lingkungan
kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan membuat

10
kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi tersebut.
6. Integratif (Integrasi)
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2
pengertian, yaitu : Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam
suatu sistem sosial tertentu membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur
tertentu Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan,
disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau
kemasyarakatan.
.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nilai Budaya adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting
dan bernilai dalam kehidupan manusia
2. Sistem Nilai Budaya adalah tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam
adat istiadat.
3. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
4. Unsur-unsur kebudayaan adalah Kesenian, Sistem teknologi dan peralatan, Sistem
organisasi masyarakat, Bahasa, Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi,
Sistem pengetahuan, Sistem religi
5. Wujud Kebudayaan adalah ide, aktifitas, hasil kebudayaan.
6. Sifat-Sifat Kebudayaan adalah Etnosentis, universal, Akulturasi, adaptif, Dinamis
(flexible), Integratif (Integrasi)

12
DAFTAR PUSTAKA

Cariyos Dewi Sri. 1998. “Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna”. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan RI.
Mapalina Sawerigading. 1998. “Kajian Nilai Budaya Naskah Kuna”. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan RI.
Abdul Aziz. “Wujud-Wujud kebudayaan”. 25 Maret 2015.
https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/03/23/wujud-wujud-kebudayaan/

13

Anda mungkin juga menyukai