SISTEM NILAI-NILAI
Dosen Pembimbing:
Dr.Wahyuni.,S.sos.,M.Si
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikanrahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah pengantar sosiologi yang berjudul
“Sistem Nilai-Nilai” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan
yang bersifat membangunguna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………...……………………...…….…………..…..2
B. Unsur-unsur Kebudayaan………………………………………………13
C.Theoretical Maping…………………………………………………..…15
D..Prior Research……………………...…………………….……....….....17
H. Sifat-Sifat Budaya…………………………………...……………….….35
BAB IV PENUTUP…………………………………………………..……………41
4.1 A.Kesimpulan………………………………….………………………...….42
B.Saran.…………………………………………………………………...…43
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….............................44
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
berpatokan kepada sistem nilai budaya yang berfungsi sebagai patokan
tertinggi bagi perilaku manusia. (Djamaris, Pengantar Sastra Rakyat
Minangkabau, 2001:181). Generasi muda merupakan transisi antara masa
remaja ke dewasa muda. Masa muda adalah transisi antara masa kanak-
kanak dan dewasa, dan karena mereka belum ditahap kematangan mental
dan sosial, mereka mengalami berbagai pengaruh emosional, psikologis, dan
sosial. Dengan segala potensi, kepribadian dan konflik dalam dirinya,
menjadikan generasi muda sebagai suatu jiwa yang khas dalam proses
transisi menuju manusia dewasa. Kecenderungan generasi muda sekarang
hanya berpikir, berperilaku dan gaya hidup instan, hedonistik dan cenderung
kehilangan identitas yang berakar dari budayanya. Kualitas generasi muda
Indonesia kini sudah mengkhawatirkan, ditandai dengan menurunnya
identitas dan ketahanan budaya. Degradasi kualitas generasi muda
Indonesia saat ini, memasuki taraf yang mengkhawatirkan, yang ditandai
dengan melemahnya identitas dan ketahanan budaya. Lemahnya ketahanan
budaya ini tercermin dari lemahnya kemampuan merespon dinamika
perubahan yang didorong oleh kebutuhan zaman, yang ditandai dengan
pesatnya perambahan budaya global. Kebudayaan Nasional dianggap
mampu sebagai upaya katalisator dalam adopsi nilai-nilai universal yang
luhur dan sekaligus sebagai penyaring terhadap masuknya budaya global
yang sifatnya negatif ternyata belum berfungsi sebagaimana mestinya. Tanpa
adanya sikap adaptif kritis, maka adopsi budaya negatif, antara lain: sikap
konsumtif, individualis hedonis, akan lebih cepat prosesnya dibandingkan
dengan adopsi budaya positif produktif.
3
Apa pengertian nilai budaya?
4
Untuk mengetahui macam-macam nilai politik
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Deskripsi Teori
1
Bastiatul M, “Nilai- Nilai Pendidikan Sosial dalam Tradisi Sedekah Desa di Dusun Penggung Desa
Karangjati Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali”, Skripsi, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2017), hal.14
6
lingkungan sekitar, berkaitan dengan sesuatu yang dianggap baik atau
kurang baik. Nilai juga memiliki sebuah elemen konsepsi yang mendalam
dibandingkan hanya sejenis emosi, sensasi maupun kebutuhan. Nilai bukan
tujuan, sebab nilai-nilai berfungsi sebagai faktor dalam memilih tujuan.
a.Sistem nilai yang berhubungan dengan benar dan salah yang disebut
dengan logika.
b.Sistem nilai yang berhubungan dengan baik dan buruk atau pantas dan
tidak pantas yang disebut dengan etika
c.Sistem nilai yang berhubungan dengan indah dan tidak indah disebut
estetika.
2
2 Elly M.Setiadi, Pengantar Sosiologi”Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,
Aplikasi, dan Pemecahaannya” (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 118-119
7
kesatuankelompok masyarakat tersebut ada dalam sistem kebudayaan yang
menjadi alat untuk menyatukan kelompok tersebut. Beberapa faktor
pemersatu diantaranyaadalah kekuasaan, identitas bersama, solidaritas
bersama, dan yang paling adalah adanya sistem nilai didalam kesatuan
kelompok tersebut. Nilai inilah yang dijadikan sebagai dasar untuk
menyatukan kelompok tersebut.
8
1.Sebagai Faktor Pendorong
Nilai sosial sebagi petunjuk arah adalah setiap tindakan dan cara
berfikir manusia pada umumnya diarahkan oleh nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat 3yang bersangkutan.
1.Pengertian Kebudayaan
3
Koentjaraningrat, Pokok-Pokok Antropologi Sosial. (Jakarta: Dian Press, 1985), hal. 40
9
Bapak Antropologi Budaya, Profesor Antropologi pada Universitas
Oxford yaitu Sir Edward Burnett Tylor melakukan serangkaian studi yang
dilakukan pada pertengahan kedua abad ke-19. Dalam studinya beliau
mengkaji terkait masyarakat-masyarakat “primitif”, yang didalamnya meliputi
perkembangan kebudayaan masyarakat manusia melalui fase-fase transisi
“from savage through barbaric to civilzed life”, dari masyarakat liar, melewati
kehidupan berbarik sampai pada kehidupan beradab. Studi tentang
kebudayaan masyarakat manusia ini disampaikannya dalam dua jilid buku
berjudul Primitive Culture setebal hampir 1000 halaman, yangmana melipuli
berbagai aspek kehidupan dan ketahanan hidup, kehidupan spiritual,
kekuatan magik, sihir, astrologi, permainan anak-anak, peribahasa, sajak
anak-anak, ketahanan adat, ritus pengorbanan, bahasa emosional dan
imitatif, seni menghitung, berbagai macam dan ragam mitologi, hingga
berbagai macam dan ragam animisme, ritus dan upacara.
10
sumber kekuatan yang bertujuan untuk mempengarui rangkaian gagasan-
gagasan, dan tindakan- tindakan modern. Menghubungkan antara yang
manusia-manusia purbakala tak berbudaya pikirkan dan lakukan, dan apa
yang manusia-manusia modern berbudaya pikirkan dan lakukan, bukanlah
masalah ilmu pengetahuan teoretik yang tak dapat diterapkan, karena
persoalan ini mengangkat masalah, seberapa jauh pandangan dan tingkah
laku modern berdasarkan atas landasan kuat ilmu pengetahuan modern yang
paling masuk akal.
4
Anthony Giddens, Sociology, (Cambridge, UK: Polity Press, 1991), hal.31-32
11
itu yang disebut sebagai “tata budaya kelakuan”. Kebudayaan sebagai
aktivitas para pelaku budaya seperti tingkah laku berpola, upacara-upacara
yang berwujud konkret dan dapat diamati yang disebut sebagai sistem sosial
yang berwujud “kelakuan”. Kebudayaan yang berwujud berbeda-beda, baik
hasil karya manusia atau hasil tingkah lakunya yang berupa benda atau
disebut “hasil karya kelakuan”.
12
tersebut tidak sepenuhmya keliru dikarenakan kesenian juga merupakan
unsur kebudayaan yang penting. Sosiolog Inggris terkemuka, Anthony
Giddens mengenai kebudayaan dalam hubungannya dengan masyarakat
menerangkan sebagai berikut:
B.Unsur-unsur Kebudayaan
13
Menurut Van Peursen seorang ahli kebudayaan memandang
kebudayaan sebagai suatu strategi. Salah satu strateginya yaitu
memperlakukan (kata/istilah) kebudayaan bukan sebagai “kata benda”
namun menjadi “kata kerja”. Kebudayaan tidak hanya semata-mata koleksi
karya seni, buku-buku, alat-alat, atau museum, gedung-gedung, ruang,
kantor, dan benda-benda lainnya. Kebudayaan merupakan hubungan dengan
kegiatan-kegiatan manusia yang bekerja, merasakan, memikirkan,
memprakarsai, dan menciptakan. Sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan kebudayaan memiliki pengertian sebagai hasil dari proses-
proses rasa, karsa dan cipta manusia. Dengan demikian manusia berbudaya
adalah manusia yang bekerja demi meningkatnya harkat dan martabat
5
manusia. Praktek operasional kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari dan
kebijakan sosial disederhanakan melalui strategi kebudayaan dengan cara
menyusun secara konseptual unsur-unsur yang sekaligus merupakan isi
kebudayaan.
5
Woodward, Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. (Yogyakarta: LkiS, 2000), hal. 69
14
memiliki hubungan dalam suatu sistem budaya dan sistem social, yang
meliputi :
f. Bahasa
g. Kesenian
C.Theoretical Maping
1.Nilai-nilai Budaya
6
Agustina Puspita Sari, 2015, Mitos Dalam ajran Turonggo Yakso di Kecamatan Dongko Kabupaten
Trenggalek. Karya tulis berupa skripsi.
15
Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam
masyarakat. Karena nilai budaya adalah tingkat pertama kebudayaan ideal
atau adat. Nilai budaya merupakan lapisan yang paling tidak terwujud dan
ruangnya luas. Jadi nilai budaya adalah sesutau yang sangat berpengaruh
dan di jadikan pedoman atau rujukan bagi suatu kelompok masyarakat
tertentu. Adapun nilai-nilai budaya bisa ditinjau dari segi:
Namun semua itu dilandasi 7dengan rasa ikhlas, baik lahir maupun
batin. Seseorang tidak perlu mengharapkan imbalan ataupun kebaikan
serupa dari orang lain.2
7
Gesta Bayu Adhy, Eling Lan Waspodo, (Yogyakarta: Saufa,2015), hal. 175
16
d.Yang berkaitan hubungan manusia dengan Tuhan
Namun semua itu dilandasi dengan rasa ikhlas, baik lahir maupun
batin. Seseorang tidak perlu mengharapkan imbalan ataupun kebaikan
serupa dari orang lain.
D. Prior Research
17
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengupas tentang Hari Raya
Kupatan dalam hal nilai-nilai gotong royong. Karena nilai-nilai gotong royong
adalah nilai-nilai yang sudah natural di dalam masyarakat desa, terkhsusu
desa Durenan, misalnya yaitu ketika tetangga memiliki hajat atau acara,
begitu juga ketika tetangga memiliki hajat untuk membangaun rumah. Maka
biasanya warga desa akan membantu.
Sumber data yang di ambil adalah dari Toga dan Tomas maupun
aparat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Yaitu dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti
sesui dengan kondisi yang sebernarnya di lapangan. Tahapan-tahapan
penelitiannya yang pertama adalah tahap orientasi atau pra lapangan,
dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Tahapan yang kedua yaitu tahap
persiapan, dengan dilakukan pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, dan menarik kesimpulan. Tahap yang ketiga yaitu tahap pelaporan
dengan menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian.
Sumber yang kedua yaitu jurnal dari Yuhana tentang “Tradisi Bulan
Ramadhan Dan Kearifan Budaya Komunitas Jawa di Desa Tanah Datar
Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu”. Penelitian ini dilakukan
di desa Tanah datar provinsi Riau. Subjek penelitian ini ditentukan dengan
8
Linda Yuliati, “Pelaksanaan Nilai-nilai Gotong Royong Dalam Perayaan Kupatan Di Masyarakat
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek”, Jurnal Universitan Negeri Malang, 12;5, (Malang; April
2013), 5
18
purposive sampling yaitu mengambil atau menarik sampling yang dilakukan
dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang telah ditetapkan
oleh peneliti.
Sumber yang ketiga yaitu di ambil dari jurnal Rauda Blongkod dengan
judul Studi Komparatif Tradisi Ketupat (Suatu Penelitian di Yosonegoro dan
Atinggola). Penelitian ini bertempat di Gorontalo yang di dalamnya terdapat
berbagai macam suku, misalnya suku Jawa dan suku Tondano yang
mayoritas beragama Islam. Kedua suku ini telah mempengaruhi pola
kebudayaan Gorontalo sehingga terjadi akulturasi kebudayaan, salah
satunya yaitu tradisi Hari Raya Ketupat.
19
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada
filsafat post positifisme, yaitu di gunakan untuk meneliti pada kondisi yang
alamiah. Jadi, kondisi yang alamiah adalah objek yang berkembang
20
BAB III
PEMBAHASAN
9
1 Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial. Diakses pada 29 Agustus 2013
2 Ibid
3Lihat di http://alfinnitihardjo.ohlog.com/nilai-sosial.oh112673.html. Diakses pada 29 Agustus 2013
21
tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting. Dalam bukunya
' Culture and Behavior', Kluckhohn menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang diinginkan. Artinya nilai
bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan sebagai suatu yang pantas dan
benar bagi diri sendiri dan orang lain. Woods menjelaskan bahwa Nilai sosial
adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa suatu sistem nilai budaya biasanya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Maka dari itu, nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh
masyarakat luas dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga
menjadi nilai hidup masnusia dalam berinteraksi dengan manusia yang
lainnya.
Nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan
sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan
menyebutkan bahwa nilai adalah suatu kesadaran yang disertai emosi yang
relatif lama hilangnya terhadap suatu objek, gagasan, atau orang. Sedang
nilai sosial menurut Robin Wiliams adalah hal yang menyangkut
kesejahteraan bersama melalui konsensus yang efektif di antara mereka,
sehingga nilai-nilai sosial dijunjung tinggi oleh banyak orang. Young juga
mengungkapkan Nilai sosial adalah asumsi-asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting. Dalam bukunya
' Culture and Behavior', Kluckhohn menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang diinginkan. Artinya nilai
bukan hanya diharapkan, tetapi diusahakan sebagai suatu yang pantas dan
benar bagi diri sendiri dan orang lain. Woods menjelaskan bahwa Nilai sosial
adalah petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang
mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
22
Koentjaraningrat berpendapat bahwa suatu sistem nilai budaya biasanya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Maka dari itu, nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh
masyarakat luas dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga
menjadi nilai hidup masnusia dalam berinteraksi dengan manusia yang
lainnya.
10
Nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun
dengan sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan
a.Nilai dominan
4 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), h.45
5Lihat di http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2009/08/nilai-dan-norma-sosial.
Diakses pada 29 Agustus 2013
23
Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal
berikut ini:
Yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian. Biasanya nilai ini telah
terisolasi sejak ia masih kecil dan apabila ia tidak melakukannya ia merasah
bersalah.
24
Contoh: makan dengan tangan kanan, berpamitan kepada orag tua
jika hendak pergi.
1) Nilai material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani/ unsur
fisik manusia. Sebagai contoh, batu kali. Secara materi batu kali mempunyai
nilai tertentu. Hal ini disebabkan batu kali dapat digunakan untuk membangun
sebuah rumah tinggal. Nilai yang yang terkandung dalam batu kali ini
dinamakan nilai material.
2)Nilai vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
melakukan suatu kegiatan dan aktivitas. Contoh payung. Payung mempunyai
kegunaan untuk menaungi tubuh dari air hujan. Apabila payung ini bocor
maka nilai kegunaan payung menjadi berkurang. Nilai payung oleh karena
kegunaannya dinamakan nilai vital.
3)Nilai kerohanian
a) Nilai kebenaran adalah nilai yang bersumber pada unsur akal manusia
25
c) Nilai moral (kebaikan) adalah nilai yang bersumber pada unsur
kehendak atau kemauan (karsa dan etika).
26
Contohnya: di negara-negara Barat waktu itu sangat dihargai sehingga
keterlambatan sulit diterima (ditoleransi). Sebaliknya di Indonesia,
keterlambatan dalam jangka waktu tertentu masih dapat dimaklumi.
Dari ciri-ciri tersebut, kita dapat mengetahui bahwa nilai nilai sosial
tidaklah diterima begitu saja oleh individu, butuh proses yang panjang untuk
membentuk nilai-nilai sosial yang terapatri pada manusia. Lingkungan
keluarga dan sekitarnya juga mempengaruhi nilai-nilai sosial yang tertanam
pada individu. Namun, pada dasarnya nilai sosial itu tumbuh untuk dijadikan
nilai yang mengatur dan mengarahkan segala tindak tanduk individu dalam
bersosialisai dengan masyarakat. Semakin baik nilai sosial yang tertanam
pada individu maka semakin baik pula kepribadiannya.
Nilai sosial menjadi petunjuk arah bersikap dan bertindak. Lihat saja
tindakan siswa yang urung menyontek karena memegang teguh nilai
kejujuran. Dia meyakini kejujuran mempunyai arti penting dalam kehidupan
manusia sehingga bertekad untuk berlaku jujur dalam hidupnya. Inilah peran
pertama nilai sosial.
27
Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman bahwa nilai juga menjadi
pemandu serta pengontrol 12sikap dan tindakan manusia. Individu akan
membandingkan sikap dan tindakannya dengan nilai tersebut. Dari sini
individu dapat menentukan bahwa tindakannya itu benar atau salah. Dengan
nilai, dapat menentukan bahwa menyontek tidak sesuai dengan nilai
kejujuran yang diyakininya.
Nilai juga dapat memotivasi manusia. Hal itu dapat dilihat pada
kehidupan guru di lingkungan masyarakat. Sebagian besar guru
menempatkan diri sebagai pribadi yang mesti memberikan teladan bagi
orang-orang di sekitarnya. Karena pemahaman tersebut, sang guru berusaha
menjaga tindakan-tindakan agar sesuai dengan harapan masyarakat. Dia
tidak segan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Secara garis besar, kita tahu bahwa nilai sosial mempunyai tiga
fungsi,7 yaitu sebagai berikut:
28
Dengan kata lain, nilai sosial menciptakan dan meningkatkan solidaritas
antarmanusia. Contohnya nilai ekonomi mendorong manusia mendirikan
perusahaan-perusahaan yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
b.Benteng Perlindungan
c.Pendorong
Di samping fungsi nilai-nilai sosial yang telah kita bahas di atas, nilai
sosial juga memiliki fungsi yang lain, yaitu dapat menyumbangkan
seperangkat alat untuk menetapkan harta sosial dari suatu kelompok, dapat
mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku, penentu akhir
bagi manusia dalam memenuhi perananperanan sosialnya, alat solidaritas di
29
kalangan anggota kelompok atau masyarakat, alat pengawas perilaku
manusia.13
1)Pengabdian
2) Tolong Menolong
30
Firman Allah swt dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2, sebaagai berikut:
Ayat ini sebagai dalil yang jelas akan wajibnya tolong menolong dalam
kebaikan dan takwa serta dilarang tolong-menolong dalam perbuatan dosa
dan pelanggaran. Dalam ayat ini Allah Ta'ala memerintahkan seluruh
manusia agar tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan dan takwa
yakni sebagian kita menolong sebagian yang lainnya dalam mengerjakan
kebaikan dan takwa, dan saling member semangat terhadap apa yang Allah
perintahkan serta beramal dengannya. Sebaliknya, Allah melarang kita tolong
menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran.
3) Kekeluargaan
4) Kesetiaan
31
Rangkaian kata-kata tersebut sering kita ucapkan langsug kepada
Allah dalam setiap shalat kita. Sebagai bukti kesetiaan dan kepasrahan diri
kita seutuhnya kepada Allah SWT. Setia dan rela hanya Allah lah Tuhan kita.
Dengan begitu kita sudah menyatakan segalanya untuk Allah, shalat, ibadah,
hidup, bahkan mati pun hanya untuk Allah semata. Betapa setianya kita
setiap kali itu diucapkan dalam shalat.
5) Kepedulian
32
Nilai budaya merupakan konsep abstrak mengenai masalah besar dan
bersifat umum yang sangat penting 14serta bernilai bagi kehidupan
masyarakat. Nilai budaya itu menjadi acuan tingkah laku sebagian besar
anggota masyarakat yang bersangkutan, berada dalam alam fikiran mereka
dan sulit untuk diterangkan secara rasional. Nilai budaya bersifat langgeng,
tidak mudah berubah ataupun tergantikan dengan nilai budaya yang lain
(Abdul Latif, 2007 : 35).
9
Abdul Latif, 2007 : 35
33
15
a)Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah
sosial.
c)Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan
orang lain.
10
Supartono Widyosiswoyo (2009:54)
34
kecenderungan terhadap kestuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik
untuk melengkapi kejelasan dan konsepsi.
H.Sifat-Sifat Budaya
Selain memiliki unsur dan wujud, kebudayaan juga memiliki sifat. Sifat-
sifat kebudayaan sangat banyak mengingat kebudayaan kita sangat beragam
secara umum akan dikemukakan tujuh sifat budaya, menurut Supartono
Widyosiswoyo (2009) yaitu :
35
dengan jalan melalui tulisa (literer). Dengan daya ingat yang tinggi manusia
mampu menyimpan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari orang
lain.
Nilai kebudayaan (culture value) adalah relatif, bergantung pada siapa yang
memberikan nilai, dan alat pengukur apa yang digunakan. Bangsa timur
misalnya cenderung mempergunakan ukuran rohani sebagai alat
penilayanya, sedangkan bangsa baarat dengan ukuran materi.
36
Kebudayaan dan masyarakata sebenarnya tidak statis 100% sebab jika hal
itu terjadi sebaiknya dikatakan mati saja. Kebudayaan dikatakan statis
apabila suatu kebudayaan sangat sedikit perubahanya dalam tempo yang
16
lama. Sebaliknya apabila kebudayaan cepat berubah dalam tempo singkat
dikatakan kebudayaan itu dinamis.
11 Asri Budiningsih,2013:10-11
37
Menurut pendapat seorang ahli menjelaskan bahwa suatu sistem nila
budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia
membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai
kerohanian.
1.Nilai Material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia.
2.Nilai Vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3.Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yanng berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan atas 4 macam antara lain :
38
terarah lebih kepada positif dan tidak menyimpang dari nilai-nilai budaya
yang berkembang. Nilai budaya sangat banyak sekali adapun diantaranya
sudah di uraikan diatas seperti nilai moral, nilai religius, nilai kerohanian dan
lain-lain yang berdapak pada moralitas individu .
17
Aribowo, “Nilai-nilai politik”, di Universitas Airlangga,makalah seminar, Surabaya, 28 Mei 2007.
39
memperjuangkan perumusan dan kebijaksanaan umum dalam rangka usaha
untuk mencapai tujuan, mendapatkan, dan mempertahankan nilai kebaikan.
40
pandangan dan kepentingan mereka. Partisipasi politik yang aktif dari
masyarakat dapat memperkuat demokrasi dan menjaga stabilitas
politik
3. Mengubah dan Membentuk Perilaku: Nilai politik berfungsi untuk
mengubah dan membentuk perilaku individu agar sesuai dengan
tujuan politik yang mampu menjadikan setiap individu sebagai
partisipan politik yang bertanggung jawab
4. Pengaturan Proses Politik: Nilai politik berfungsi untuk mengatur
proses persaingan kekuasaan agar tidak mengancam keutuhan
bangsa dan negara. Lembaga politik memiliki fungsi mengatur proses
politik agar berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan konflik
5. Mengusahakan Kesejahteraan Umum: Nilai politik berfungsi untuk
mengusahakan kesejahteraan umum. Lembaga politik merencanakan
dan melaksanakan pelayanan-pelayanan sosial serta mengusahakan
kebutuhan pokok masyarakat seperti pangan, sandang, papan,
pendidikan, kesehatan, energi, transportasi, dan komunikasi
6. Mempertahankan Negara dan Masyarakat: Nilai politik berfungsi untuk
mempertahankan negara dan masyarakat dari serangan pihak luar.
Lembaga politik melalui alat-alat yang dimilikinya berfungsi
mempertahankan negara dan masyarakat dari serangan pihak luar
dengan cara diplomasi atau perang
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 A.Kesimpulan
42
B.SARAN
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang usaha
dan energi. Dan bagi penulis-penulis lain diharapkan agar karya tulis ini dapat
dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan makalah yang telah dibuat
sebelumnya
43
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, Susianti. 2015. Nilai-Nilai Sosial Yang Terkandung Dalam Cerita Rakyat “Ence
Sulaiman” Pada Masyarakat Tomia. Jurnal Humanika. Volume 3, Nomor 15, Desember
2015.
Aisyah, Siti, Jaya, dan Surastina. 2016. Nilai-nilaii Novel sodam Karya Suhunan
Apresiasi Sastra Di Sekolah Menengah Pertama (SMA). Jurnal Sastra. Vol. 1(1)
Budiningsih, Asri. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Budayanya,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Buseri, Kamrani, Modul Mata Kuliah manajemen Sumber Daya Pendidikan Islam,
Banjarmasin:tp, 2010 Caplin, C.P. Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono, cet.
Ke-1, Jakarta: Rajawali, 1989
44
Jakarta: Sekretariat Negara RI, 1995.
45