Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
Oleh
Kelompok IV
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah mengenai
Mentalitas Masyarakat Indonesia.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar yang di ampu oleh Bapak Asra Ilal Khairi, S.Pd. M.Pd. dan Ibu Dr.
Jupriani. S.Sn., M.Sn. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mentalitas
Masyarakat Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat dalam proses pembuatan makalah ini dan semua anggota kelompok
yang berkenan membantu proses pembuatan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi ilmu yang dipelajari dari makalah ini. Penulis juga tidak lupa mohon maaf jika
ada kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena manusia adalah
tempatnya salah dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Untuk itu penulis meminta
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
1. 2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mentalitas atau mentalitas sosial adalah konsep yang kompleks dan dapat
diartikan secara berbeda oleh para ahli. Menurut beberapa ahli, mentalitas meliputi
sikap, keyakinan, nilai, dan perilaku kolektif suatu kelompok sosial yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor budaya, pendidikan, dan lingkungan sosial. Ada juga yang
mendefinisikan mentalitas sebagai cara pandang dan pola pikir yang berkembang
dalam masyarakat.
Mentalitas sosial merujuk pada sikap kolektif, nilai-nilai, dan perilaku sebuah
kelompok sosial yang dipengaruhi oleh faktor budaya, pendidikan, dan lingkungan
sosial. Ini mencakup perspektif, keyakinan, dan praktik sosial yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Mentalitas sosial memainkan peran penting dalam membentuk
identitas kolektif dan memengaruhi bagaimana individu bertindak dan berinteraksi
dalam masyarakat. Hal ini juga dapat mempengaruhi kebijakan publik dan
pengambilan keputusan sosial.
3
Mentalitas masyarakat indonesia mencakup pola pikir, sikap, dan perilaku
yang umum diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Ini mencerminkan nilai-nilai,
kepercayaan, dan harapan yang dimiliki oleh kelompok sosial tersebut.
Sebagai negara dengan keragaman etnis, budaya, dan agama yang kaya,
mentalitas masyarakat Indonesia mencerminkan keberagaman tersebut. Beberapa ciri
khas dari mentalitas masyarakat Indonesia antara lain:
1) Gotong Royong: Konsep gotong royong adalah bagian penting dari mentalitas
masyarakat Indonesia. Gotong royong mengacu pada semangat saling
membantu dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Ini tercermin dalam
adat istiadat, seperti gotong royong dalam membangun rumah atau membantu
tetangga dalam kegiatan pertanian.
2) Religius: Agama memiliki pengaruh kuat dalam mentalitas masyarakat
Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam, yang
memberikan landasan moral dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-
nilai seperti toleransi, keadilan, dan kebaikan dianggap penting dalam
menjalani hidup.
3) Kehormatan dan Etika: Konsep kehormatan dan etika memainkan peran
penting dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Menghormati orang tua, tetua
adat, dan pemimpin dianggap penting. Etika dalam berinteraksi dengan orang
lain, seperti sopan santun dan menghargai privasi orang lain, juga dijunjung
tinggi.
4) Keterbukaan terhadap perubahan: Meskipun masyarakat Indonesia memiliki
akar tradisional yang kuat, mereka juga relatif terbuka terhadap perubahan dan
adaptasi. Globalisasi dan perkembangan teknologi telah membawa perubahan
dalam cara pandang dan pola pikir masyarakat Indonesia.
4
5) Nasionalisme: Rasa cinta dan kebanggaan terhadap negara juga merupakan
bagian penting dari mentalitas masyarakat Indonesia. Semangat nasionalisme
tercermin dalam perayaan Hari Kemerdekaan, dukungan terhadap olahraga
nasional, dan rasa solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama.
5
4) Faktor ekonomi: Tingkat kemiskinan, ketidaksetaraan ekonomi, dan akses
terhadap sumber daya ekonomi juga dapat mempengaruhi mentalitas
masyarakat. Ketidakadilan ekonomi dapat menyebabkan stres dan kecemasan
yang dapat mempengaruhi mentalitas masyarakat.
5) Pendidikan dan pengetahuan: Tingkat pendidikan dan pengetahuan juga dapat
mempengaruhi mentalitas masyarakat. Pendidikan yang memadai dapat
membantu masyarakat memahami pentingnya kesehatan mental dan mengatasi
stigma terkait masalah kesehatan mental .
6
5) Manajemen publik yang buruk: Kekurangan dalam manajemen publik,
termasuk kurangnya transparansi dan akuntabilitas, dapat menghambat upaya
untuk meningkatkan mentalitas masyarakat
6) Lemahnya infrastruktur: Infrastruktur yang tidak memadai, seperti jalan yang
rusak, akses air bersih, dan listrik yang tidak stabil, dapat mempengaruhi
kualitas hidup masyarakat dan menghambat perkembangan mentalitas
7) Lingkungan regulasi yang kompleks: Regulasi yang rumit dan birokrasi yang
berbelit-belit dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan mentalitas
masyarakat. Hal ini dapat menghambat inovasi, investasi, dan perkembangan
ekonomi
8) Ketimpangan distribusi sumber daya: Ketimpangan dalam distribusi sumber
daya, seperti pendapatan dan akses terhadap layanan publik, dapat
menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat dan mempengaruhi
perkembangan mentalitas
9) Pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial: Tingginya tingkat
pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial dapat menghambat
perkembangan mentalitas masyarakat
10) Rentan terhadap bencana alam: Indonesia merupakan negara yang rentan
terhadap bencana alam. Bencana alam dapat mengakibatkan kerugian besar
dalam hal kehidupan dan infrastruktur, serta mempengaruhi mentalitas
masyarakat
11) Masalah dengan demokrasi dan pembangunan: Tantangan dalam menjalankan
demokrasi yang berkualitas dan pembangunan yang berkelanjutan dapat
mempengaruhi perkembangan mentalitas masyarakat
12) Akses terbatas terhadap layanan publik: Terbatasnya akses terhadap layanan
publik, seperti pendidikan dan kesehatan, dapat mempengaruhi perkembangan
mentalitas masyarakat
13) Memenuhi kebutuhan populasi yang beragam: Indonesia memiliki populasi
yang beragam dalam hal suku, agama, dan budaya. Memenuhi kebutuhan yang
beragam ini dapat menjadi tantangan dalam meningkatkan mentalitas
masyarakat
7
2.5 Peluang dalam Meningkatkan Mentalitas Masyarakat Indonesia
1) Pendidikan Karakter
8
dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mentalitas masyarakat
Indonesia:
9
keterampilan, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah,
masyarakat dapat diberdayakan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
9) Penguatan demokrasi: Menciptakan lingkungan yang demokratis dan
partisipatif akan memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan dan memperjuangkan kepentingan mereka.
10) Promosi budaya lokal: Mempromosikan dan melestarikan budaya lokal akan
memperkuat rasa identitas dan kebanggaan masyarakat, serta mendorong sikap
saling menghormati dan toleransi antar kelompok.
11) Pendidikan karakter: Mengembangkan pendidikan karakter yang mengajarkan
nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, empati, dan kepedulian sosial
akan membantu membentuk mentalitas yang positif dan berkelanjutan.
12) Kampanye kesadaran lingkungan: Mendorong kesadaran tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup akan membantu masyarakat mengadopsi perilaku
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
13) Pembangunan infrastruktur sosial: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
layanan publik seperti kesehatan, sanitasi, dan perumahan akan memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
14) Kolaborasi antar sektor: Melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, sektor
swasta, LSM, dan masyarakat sipil, dalam merancang dan melaksanakan
strategi ini akan memperkuat upaya meningkatkan mentalitas masyarakat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mentalitas masyarakat Indonesia adalah konsep yang merujuk pada pola pikir,
nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang umumnya dimiliki oleh masyarakat Indonesia
secara kolektif. Tentu saja, mentalitas ini dapat bervariasi di antara individu-individu
dan kelompok-kelompok tertentu, tetapi ada beberapa ciri khas yang sering kali
diidentifikasi dalam masyarakat Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa ini adalah
gambaran umum dan tidak semua orang Indonesia akan sepenuhnya mengikuti pola
ini.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
11
Demikian makalah ini, semoga teman-teman dan dosen pembimbing
mendapat ilmu tambahan dari makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sekian terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adha, Muhammad Mona, and Erwin Susanto. "Kekuatan nilai-nilai Pancasila dalam
membangun kepribadian masyarakat Indonesia." Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan
Keagamaan 15.01 (2020): 121-138.
Santoso, Listiyono, Dewi Meyriswati, and Ilham Nur Alfian. "Korupsi dan mentalitas:
kendala kultural dalam pemberantasan korupsi di Indonesia." Masyarakat,
Kebudayaan Dan Politik 27.4 (2014): 173-183.
Santoso, Listiyono, Dewi Meyriswati, and Ilham Nur Alfian. "Korupsi dan mentalitas:
kendala kultural dalam pemberantasan korupsi di Indonesia." Masyarakat,
Kebudayaan Dan Politik 27.4 (2014): 173-183.
13