Disusun oleh :
2010020067
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin
dan kekuatan kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Manusia, Keragaman dan Kesetaraan”.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
14 April 2021
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar lebih bersifat interdisiplin atau
multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial.
pendekatan dalam ilmu sosial budaya dasar bersumber dari dasar-dasar ilmu social
dan budaya yang bersifat terintegrasi. ilmu sosial budaya dasar digunakan untuk
mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner ilmu-ilmu sosial dan budaya. Sedangkan pendekatan dalam ilmu
sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya berdasarkan sudut pandang dari ilmu
sosial tersebut. Misalnya, ilmu ekonomi melihat suatu masalah melalui prespektif
ekonomi serta pemecahan masalah pun dari sudut pandang ekonomi pula.
Ilmu sosial budaya dasar sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan
budaya, sekaligus pula member dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar
ilmu sosial yang terintegrasi. Pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di
bebankan pada ilmu sosial budaya dasar yang lebih bersifat teoritis, baik yang
menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematikanya.(Umanailo dkk., 2016)
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana usnur-unsur keragaman?
2. Apa hakikat keseragaman dan kesetaraan manusia?
3. Apa itu pelapisan sosial dan klesamaa derajat?
4. Bagaimana kemiskinan sebagai masalah social?
5. Bagaimana peranan pemerintah, masyarakat dan keluarga dalam
perkembangan anak yang berasal dari keluarga miskin?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke
sangat beragam, sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan
besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahirlah yang sama seperti rambut,
warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut nama lainnya dengan ajaran kebhaktian
dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Ideologi ialah kumpulan ide atau gagasan, kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu “banding Weltanschauung”, secara umum “lihat ideologi dalam
kehidupan sehari-hari” dan beberapa arah filosofis “lihat ideologi politis” atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.
3
hanya sekedar pembentukan ide” yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit “definisi ideologi marxisme”.
2.1.4 Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun,
basa basi” pada dasarnya ialah segalan tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
4
Sedangkan kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk
tuhan yang memiliki tingkatan atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau
kedudukan yang sama bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa
dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk
mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain, dihadapan tuhan , semua
manusia adalah sama derajat, kedudukan atau tingkatannya yang membedakannya
adalah tingkat ketaqwaan manusia tersebut terhadap tuhan.
5
Negara kebangsaan Indonesia terbentuk dengan ciri yang amat unik dan spesifik.
Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Yunani, yang menjadi suatu negara
bangsa karena kesamaan bahasa. Atau Australia, India, Sri Lanka, Singapura, yang
menjadi satu bangsa karena kesamaan daratan. Atau Jepang, Korea, dan negara-
negara di Timur Tengah, yang menjadi satu negara karena kesamaan ras. Indonesia
menjadi satu negara bangsa meski terdiri dari banyak bahasa, etnik, ras, dan
kepulauan. Hal itu terwujud karena kesamaan sejarah masa lalu; nyaris kesamaan
wilayah selama 500 tahun Kerajaan Sriwijaya dan 300 tahun Kerajaan Majapahit dan
sama-sama 350 tahun dijajah Belanda serta 3,5 tahun oleh Jepang.(Unknown, 2013)
Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara
hidup dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat
keseluruhan. Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada
sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Wujudnya
bisa dilihat dalam lapisan-lapisan masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi,
sedang dan rendah. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu
disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi,
nilai-nilai sosial itu.
6
2.3.2 Kesamaan Derajat
Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri pribadi kepada diri
orang lain ataupun masyarakat, biasanya persamaan derajat itu dapat dinyatakan
dengan HAM (Hak Asasi Manusia) yang telah diatur dalam UUD 45 pasal 1, pasal 2
ayat 1, pasal 7 tentang persamaan hak.(Rizki, 2018)
7
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan
realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses
sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara
lain :
Pada kesempatan ini, saya akan membahas salah satu masalah sosial yang
diakibatkan oleh faktor ekonomi, yaitu kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan juga merupakan masalah global,
sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
8
menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan
tingkatan atau garis-garis pembatas. sehingga adanya kejanggalan atau batas pemisah
dalam interaksi atau komunikasi antara orang yang berada di tingkatan yang dibawah
dan di atasnya.
Selain itu, penduduk miskin pun akan sulit dalam hal mencari lapangan
pekerjaan, penduduk miskin tanpa mata pencaharian akan memanfaatkan lingkungan
sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan
kaidah-kaidah ekologis yang berlaku. Karena desakan ekonomi, banyak penduduk
yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memasuki kawasan-kawasan yang
sebenarnya dilindungi, apabila tidak dicegah dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama menyebabkan kawasan lindung akan berkurang bahkan hilang sama sekali,
yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan (sebagai pemberi jasa
lingkungan). Selain itu menyebabkan tindakan kriminal yang menyebabkan
permasalahan baru dalam hal masalah sosial.
9
mendukung perencanaan masyarakat dalam pengembangan daerahnya dan juga
program pemerintah berupa pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan di
perkotaan. Hal ini belum mampu mengangkat masyarakat marginal dan
terpinggirkan dari garis kemiskinan. Dapat pula kemiskinan di sekitar kita telah
menjadi bagian dari mentalitas masyarakat sehingga setiap individu akhirnya merasa
nyaman dengan hidupnya meskipun bila dilihat secara kasat mata justru kehidupan
mereka di pandang tidak layak, dapat pula kemiskinan itu terbentuk dengan
eksploitasi kelas sosial di atasnya.
Konsep yang berbeda akan melahirkan cara pengukuran yang berbeda pula,
setelah itu di cari faktor-faktor dominan baik sifatnya kultural maupun struktural
yang menyebabkan kemiskinan terjadi dan yang terakhir adalah mencari solusi yang
relevan dari permasalahan itu. Seperti apa yang dikemukakan Soerjono Soekanto
tentang peran sosiologi dalam melihat kemiskinan yaitu sosiologi menyeidiki
persoalan-persoalan umum pada masyarakat dengan maksud menemukan dan
10
menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan bermasyarakat sedangkan usaha-usaha
perbaikannya merupakan bahagian dari pekerjaan sosial.
11
itu, kondisi usaha penduduk miskin di kota umumnya juga rawan kolaps akibat
makin menipisnya margin keuntungan yang diperoleh karena kenaikan biaya
produksi yang tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Tanpa didukung
modal yang cukup dan pemilikan ketrampilan alternatif yang cukup, jelas tidak
mudah bagi penduduk miskin untuk melangsungkan kehidupannya jika tidak
didukung intervensi dari pemerintah dan pihak-pihak lain yang concern terhadap
perbaikan nasib penduduk miskin kota. Di kalangan keluarga miskin di perkotaan,
keterlibatan anak-anak untuk ikut serta mencari nafkah bagi keluarga adalah hal yang
lazim terjadi. Ketika kondisi ekonomi keluarga tak lagi mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, memang tidak banyak pilihan yang tersisa. Anak-anak
yang seharusnya masih memperoleh kesempatan untuk melanjutkan sekolah, tak
jarang harus putus sekolah di tengah jalan karena terpaksa bekerja, baik membantu
usaha orang tua di rumah maupun bekerja di sektor public entah di home industry,
toko atau di pabrik-pabrik layaknya pekerja dewasa.
12
umumnya makin tersisih, rawan diperlakukan salah, dan sulit dapat melakukan
mobilitas vertikal karena struktur yang ada makin hari terasa makin tidak ramah.
Berbagai bukti di lapangan telah banyak memperlihatkan bahwa berbagai program
penanggulangan kemiskinan yang selama ini digulirkan --terutama dalam bentuk
pemberian subsidi yang karitatif dan bantuan modal usaha atau pembinaan usaha
produktif keluarga miskin-- seringkali masih terkonsentrasi pada rekayasa yang
sifatnya teknis produksi dan cenderung hanya beriorientasi kuantitas, sehingga dalam
banyak hal lebih menguntungkan kelompok masyarakat yang memiliki modal dan
asset produksi yang berlebih. Kebijakan pembangunan dan berbagai program
penanggulangan kemiskinan yang dikembangkan seringkali kurang memperhatikan
karakteristik dan konteks lokal masyarakat miskin, sehingga jangan heran jika yang
terjadi kemudian adalah paket-paket kebijakan dan program yang bersifat
meritokratis.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur keragaman dalam masyarakat, terdiri
atas:
14
Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat
ataupun dalam rung lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial
karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka
kriminalitas yang ada akan meningkat. Keluarga dan anak-anak miskin di perkotaan
sesungguhnya adalah bagian dari kelompok marginal yang mengalami berbagai
tekanan ekonomi dan terpaksa harus menanggung beban yang berat akibat efek
domino dari krisis ekonomi yang tak kunjung usai. Upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga miskin dan meningkatkan perlindungan sosial bagi anak-anak
miskin di berbagai kantong kemiskinan di wilayah urban sesungguhnya bukan hanya
mencakup upaya pengembangan kegiatan produkif keluarga miskin, tetapi juga
menyangkut pada persoalan bagaimana upaya pemberdayaan yang dilakukan dapat
menjamin para keluarga miskin memperoleh apa yang sebetulnya menjadi hak
mereka, khususnya kesejahteraan dan kondisi yang menjamin anak dapat tumbuh-
kembang secara wajar.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu para pembaca
disarankan untuk membaca tentang merancang dan mengelola saluran pemasaran
teritegrasi pada referensi–referensi lainnya, agar pengetahuan pembaca semakin
banyak sehingga memperluas khazanah keilmuan kita.
15
DAFTAR PUSTAKA
16