PROBLEMATIKA SOSIAL
Mata Kuliah : Ilmu Alamiyah Dasar
Dosen : Ahmad Sholihin, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. ABD. HOFI ZAMZAMI
2. M. DZUL QORNAIN
3. M. ROFIQ KHOIRUL UMAM
4. M. RIFQI WAISUL QORNI
5. M. ZULFI HAMDI
Puji syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas “Problematika Sosial”. Sebagaimana untuk
memenuhi tugas kami .
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah abadikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Nabi akhir zaman pembawa rahmat bagi seluruh alam
Tujuan kami menulis materi tersebut adalah memenuhi tugas, dan agar menjadikan
mahasiswa mengerti tentang identitas nasional dan globalisasi .
Terima kasih kepada pemberi tugas telah memberikan kami kesempatan untuk berfikir
panjang dan dapat membuat makalah ini sesuai harapan.
Materi ini tidak akan tersampai jika tidak ada dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat di Intsitut Perguruan Tinggi Ilmu Al-
Qur’an Jakarta.
.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…............................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Sosial....................................................................................3
B. Penyebab Masalah Sosial......................................................................................3
C. Jenis Masalah Sosial.............................................................................................4
D. Teori Sosial...........................................................................................................6
E. Masalah-Masalah Sosial di Lingkungan Sekitar..................................................15
F. Pendekatan dalam Pemecahan Masalah Sosial...................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................20
B. Saran.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga sebagai
makhluk sosial, dimana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia
memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi
dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik.
Didalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan antara satu
dengan yang lainnya, iya akan selalu perlu untuk mencari individu atau kelompok lain untuk
dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. Menurut Prof.Dr.Soerjono Soekamto, interaksi sosial
merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi atapun
interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Dalam berinteraksi dikehidupan bermasyarakat, serta individu diwajibkan untuk
memiliki kesadaran akan kewajibannya sebagai anggota kelompok masyarakat. Jika tidak
adanya kesadaran atas pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu jika proses sosial tidak berjalan dengan baik
maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam
masyarakat sebgai suatu kondisi yang tidak diharapkan.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Sumber masalah, yaitu seperti proses sosial dan bencana
alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan khusus, seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2. Apa penyebab masalah sosial?
3. Apa jenis-jenis masalah sosial?
4. Apa saja jenis teori sosial?
5. Apa saja masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar?
6. Melalui pendekatan apa saja yang digunakan dalam pemecahan masalah sosial?
1
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian masalah sosial
2. Menyebutkan tentang penyebab masalah sosial
3. Menyebutkan tentang jenis-jenis masalah sosial
4. Menyebutkan tentang jenis teori sosial
5. Menyebutkan tentang pembagian masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar
6. Menyebutkan tentang beberapa pendekatan yang digunakan dalam pemecahan
masalah sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor ekonomi
1
Soetomo. 2008. Masalah social dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2
Djamari,dkk. 1991. Materi Pokok Pendidikan IPS 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi
3
Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya masalah sosial. Krisis
global dan PHK mulai terjadi diberbagai tempat dan dapat memicu tindak kriminal.
Masalah tersebut didorong adanya ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya secara layak, misalnya pengangguran, anak jalanan, dan lain-lain.
2. Faktor Budaya
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipiu karena adanya ketidaksesuaian
pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial akibat adanya proses perubahan sosial
dan pola masyarakat heterogen/multikultural. Contoh masalah ini seperti kenakalan
remaja, konflik antar suku, diskriminasi gender, dan bahkan pengakuan hak milik
kebudayaan lintas negara.
Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah sosial yang disebabkan oleh faktor
budaya. Masalah sosial ini, sulit dihilangkan karena remaja suka mencoba hal-hal baru
yang berdampak negatif seperti narkoba.
3. Faktor Biologis
Masalah ini dapat timbul akibat adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang
berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat, seperti adanya
wabah penyakit menular, virus penyakit baru, dan makanan beracun. Penyakit menular
dapat menimbulkan masalah sosial jika penyakit tersebut sudah menyebar di suatu
wilayah.
4. Faktor Psikologis
Alirat sesat banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah
banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran sesat masih banyak bermunculan di
masyarakat sampai saat ini. Selain aliran sesat, faktor psikologis yang menjadi faktor
timbulnya masalah sosial yaitu sakit jiwa, lemah ingatan, sukar menyesuaikan diri, dan
lain-lain. (Darsono, 2017)
3
Mulyani,dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Bandung : UPI Press
5
pertentangan konflik keinginan antar anggota masyarakat dan meresahkan anggota
masyarakat lainnya. Faktor psikologis ini cukup sulit untuk dicari akarnya dan
diselesaikan karena berkaitan dengan kondisi emosi masing-masing manusia, yang
susah diatur oleh hukum atau aturan lainnya yang berlaku. Untuk itu, pengawasan dan
pendidikan moral yang baik di lingkungan keluarga sangatlah diperlukan.
D. Teori Sosial
1. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori fungsionalisme struktural menganggap stratifikasi sosial atau hierarki sebagai
sebuah keniscayaan. Setiap masyarakat bekerja dalam sebuah sistem yang
terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai kebutuhan sistem sosial. Singkatnya,
stratifikasi merupakan kebutuhan dari sebuah sistem. Perlu digarisbawahi bahwa
stratifikasi bukan tentang seseorang yang menempati ’jabatan’ tertentu, tapi tentang
posisi sosial dalam sebuah sistem. Setiap posisi bisa diibaratkan organ tubuh, maka
ada jantung, hati, ginjal, dan sebagainya. Semua organ bekerja memenuhi kebutuhan
fungsional bagi tubuh. Jika salah satu posisi sosial tidak berfungsi, sistem sosial akan
kacau. Masyarakat mengalami disorganisasi.
Gagasan inti: Sistem sosial ibarat organ tubuh
Tokoh: Emile Durkheim, Talcott Parsons
2. Teori Konflik
Teori konflik berkembang sebagai reaksi teori fungsionalisme struktural. Teori konflik
memiliki akar tradisi dari Marxian. Teori konflik melihat relasi sosial dalam sebuah
sistem sosial sebagai pertentangan kepentingan. Masing-masing kelompok atau kelas
memiliki kepentingan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini ada karena beberapa
sebab: Pertama, manusia memiliki pandangan subjektif terhadap dunia. Kedua,
6
hubungan sosial adalah hubungan saling memengaruhi atau orang mempunyai efek
pengaruh terhadap orang lain. Ketiga, efek pengaruh tersebut merupakan potensi
konflik interpersonal. Dengan demikian stratifikasi sosial berisi relasi yang sifatnya
konfliktual.
Gagasan inti: Struktur relasi sosial dibentuk oleh konflik kepentingan
Tokoh: Karl Marx, Randal Collins
3. Teori Pertukaran
Teori pertukaran merupakan teori perilaku sosial (behavioral). Teori ini mengangap
perilaku manusia (aktor) membentuk pola hubungan antara lingkungan terhadap aktor.
Perilaku manusia disambut reaksi dari lingkungan yang kemudian memengaruhi balik
perilaku setelahnya. Jadi, hubungannya adalah dari aktor ke lingkungan, balik lagi ke
aktor. Lingkungan, baik sosial atau fisik dimana perilaku aktor eksis, memengaruhi
balik perilaku aktor. Reaksi lingkungan bisa positif, negatif, atau netral. Jika positif,
aktor cenderung akan mengulangi perilakunya di masa depan pada situasi sosial yang
serupa. Jika negatif, aktor cenderung akan mengubah perilakunya. Contoh sederhana
adalah siswa yang datang ke sekolah pakai seragam. Reaksi lingkungan menerima,
apalagi diperkuat oleh aturan. Maka siswa tersebut cenderung berpakaian seragam lagi
keesokan harinya.
Gagasan inti: Perilaku manusia adalah hasil pertukaran dengan reaksi lingkungannya.
Tokoh: Georg Homans, Peter Blau
4. Teori Dramaturgi
Teori dramaturgi sebagai teori sosiologi memahami dunia sosial melalui interaksi
sosial. Dalam proses interaksi sosial, konsep diri (the self) dibentuk melalui interaksi
sengan orang lain dalam situasi sosial tertentu. Pendekatan dramaturgis membagi dunia
menjadi dua: depan panggung dan belakang panggung. Interaksi sosial kebanyakan
terjadi di depan panggung. Diri bukan dimiliki oleh aktor, melainkan produk dari
interaksi dramaturgis antara aktor dan audiens. Audiens bisa berupa lawan bicara, orang
sekitar, atau dunia sosial secara lebih luas. Ketika berinteraksi di depan panggung, aktor
mengatur tampilan dirinya sedemikian rupa agar diterima oleh audiens. Pengaturan ini
disebut manajemen impresi, yaitu menciptakan kesan agar diterima secara sosial.
Dalam interaksi sosial di kehidupan sehari-hari, aktor senantiasa menampilkan dirinya.
Diri di luar manajemen impresi akan tampak ketika aktor berada di belakang panggung.
7
Gagasan inti: Dunia ini panggung sandiwara
Tokoh: Erving Goffman
6. Teori Marxian
Sebenarnya teori sosiologi marxian merupakan sebutan bagi beberapa penjelasan
teoritis yang terispirasi dari Karl Marx. Misalnya, konsep Marx tentang alienasi yang
digunakan untuk menjelaskan kondisi manusia modern dibawah sistem ekonomi
kapitalistik. Maka, kita bisa menyebut bahwa konsep alienasi merupakan teori marxian.
Penekanan pada terori marxian adalah asumsi-asumsi lama seperti pertentangan dua
kelas besar, borjuis dan proletar, menginspirasi penjelasan terhadap fenomena-
fenomena modern. Sebagai konsekuensinya, teori marxian selalu dipertanyakan
relevansi keabsahannya dalam menjelaskan fenomena sosial yang lebih kontemporer.
Teori konflik yang dicetuskan Marx merupakan poros utama teori marxian.
Gagasan inti: Marx dan marxisme adalah poros utama
Tokoh: Karl Marx
7. Teori Neomarxian
Teori neomarxian merupakan reaksi, kritik dan refleksi dari ide-ide atau konsep yang
datang dari teori marxian. Refleksi ide-ide tersebut tidak tunggal melainkan bervariasi
8
sehingga teori neomarxian memiliki beragam variasi. Beberapa varian dari teori
neomarxian antara lain: teori kritis, marxisme berorientasi historis, sosiologi ekonomi,
dan ekonomi deterministik. Teori neomarxian tidak sekadar menolak asumsi-asumsi
dasar pada teori marxian, melainkan juga menjadikannya pijakan untuk memperluas
dan mengembangkan konsep-konsep barunya. Sebagai contoh, konsep tentang
komoditas yang dalam teori marxian diletakkan sebagai pusat masalah struktural dalam
masyarakat ekonomi kapitalis, memproduksi fetisisme komoditas dalam institusi
ekonomi. Teori neomarxian mengembangkan konsep fetisisme komoditas agar bisa
diaplikasikan di semua elemen, termasuk negara dan hukum yang dapat dilihat sebagai
produk komoditas.
Gagasan inti: Reaksi ide-ide teori marxian
Tokoh: Georg Lukacs, The Frankfurt School
8. Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme menekankan pada pentingnya struktur dalam memengaruhi atau
bahkan menentukan tindakan manusia. Stuktur merupakan elemen tak kasat mata yang
mengatur tindakan seseorang. Terdapat perdebatan mengenai dimana sebenarnya
struktur berada. Struktur bisa berada di tempat yang dalam seperti pada pemikiran
manusia. Ada pula yang mengatakan, struktur berada di luar individu seperti struktur
sosial berupa norma dan nilai. Pendapat lain mengatakan struktur terdapat dalam bahasa
seperti pada studi-studi linguistik. Tidak menutup kemungkinan pula struktur berada
dalam relasi antara individu dengan struktur sosial. Teori strukturalisme meletakkan
struktur sebagai faktor determinan dari tindakan sosial.
Gagasan inti: Tindakan manusia ditentukan oleh sistem struktur
Tokoh: Karl Marx, Sigmund Freud, Claude Levi Strauss
9. Teori Poststrukturalisme
Sebagaimana halnya teori neomarxian yang merupakan reaksi dari ide-ide marxian,
teori poststrukturalisme merupakan reaksi dari teori strukturalisme. Saat teori
strukturalisme berkembang dalam disiplin sosiologi, teori poststrukturalisme muncul
dari luar disiplin sosiologi. Teori poststrukturalisme menerima pentingnya struktur
tetapi melampaui penjelasan bahwa tindakan sosial dipengaruhi oleh struktur sosial.
Teori poststrukturalisme menjelaskan lebih jauh bahwa diatas struktur terdapat relasi
kuasa yang berhubungn dengan pengetahuan. Ada pendapat bahwa asumsi ini menjadi
9
pijakan lahirnya postmodernisme, meskipun sebenarnya sangat sulit menarik garis
besar dan menjelaskan relasi antara keduanya
Gagasan inti: Diatas struktur ada relasi kuasa
Tokoh: Michel Foucault
4
Winataputra, Udin S.,dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka
14
E. Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Sekitar
1. Masalah-Masalah dalam Lingkup Lokal
Masalah-masalah dalam lingkup lokal adalah masalah-masalah yang dialami oleh
seseorang dalam interaksinya dengan masyarakat. Masalah-masalah sosial ini dapat
berupa:
a. Kemiskinan
Masalah kemiskinan ini bisa dialami oleh seseorang maupun sekelompok orang dalam
suatu wilayah tertentu. Biasanya masalah kemiskinan muncul karena tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling mendasar atau kebutuhan primer
yaitu sandang, pangan, dan papan.
b. Masalah Keluarga
Dalam masalah keluarga biasanya yang muncul adalah masalah disorganisasi keluarga,
yaitu perpecahan keluarga sebagai suatu unit. Hal ini disebabkan karena anggota
keluarga gagal memenuhi kewajibannya sesuai dengan peranan sosialnya.
c. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja atau tidak mempunyai pekerjaan saat
mereka termasuk dalam usia produktif. Hal ini bisa terjadi karena mereka malas bekerja
atau karena baru saja diberhentikan dari pekerja annya.
d. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
Bentuk masalah sosial yang disebabkan karena melanggar norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat bermacam-macam.
e. Kejahatan atau Kriminalitas
Masalah kemiskinan pada akhirnya juga akan berdampak pada masalah-masalah yang
lain, seperti timbulnya kejahatan, kriminalitas, dan sebagainya. Dalam kondisi yang
tidak memiliki apa-apa, akan mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
berbuat jahat.
15
Kemiskinan bisa menjadi masalah dalam lingkup lokal, namun bisa juga menjadi
masalah dalam lingkup nasioanal. Ketika kemiskinan itu dialami oleh sekelompok
orang dalam suatu wilayah tertentu, dan berdampak luas sampai pada negara, maka
kemiskinan tersebut bisa dikategorikan dalam lingkup nasioanl. Misalnya, terjadi
bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus banjir,
banjir lumpur panas Sidoarjo, dan sebagainya. Bencana-bencana alam yang hebat
tersebut dapat meluluhlantakkan suatu daerah, sehingga masyarakat yang tinggal di
daerah tersebut akan kehilangan keluarganya, harta bendanya, rumahnya, dan juga mata
pencahariannya.
Keadaan seperti inilah yang akan menimbulkan kemiskinan dalam lingkup nasional
karena bukan hanya menjadi beban bagi seseorang, tapi juga menjadi beban atau
masalah bagi suatu negara.
b. Pengangguran
Pengangguran juga bisa dikategorikan dalam masalah lokal maupun nasional,
tergantung dari mana kita memandangnya. Ketika pengangguran itu dialami oleh
seseorang dan hanya berdampak pada suatu wilayah tertentu, maka pengangguran ini
hanya bersifat lokal. Namun apabila pengangguran ini terjadi pada sekelompok orang
dan akan berdampak pada wilayah negara, maka pengangguran ini bisa disebut
pengangguran yang bersifat nasional.
c. Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan merupakan masalah yang akan mendasari masalah-masalah
sosial yang lain. Artinya masalah kependidikan ini akan mendorong timbulnya
masalah-masalah sosial yang lain. Misalnya pertumbuhan penduduk yang sangat pesat,
distribusi penduduk yang tidak merata, kepadatan penduduk, tingkat urbanisasi yang
cukup tinggi. Masalah-masalah penduduk tersebut pasti akan diikuti oleh masalah-
masalah yang lain.
d. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan ini terjadi karena ulah manusia yang dengan sengaja merusak
lingkungan hidupnya yang seharusnya digunakan sebagai penopang kelangsungan
hidup manusia itu sendiri.
16
Masalah-masalah dalam lingkup internasional adalah masalah-masalah yang terjadi
dalam suatu wilayah negara namun akibatnya akan dirasakan oleh negara-negara lain.
Masalah-masalah tersebut dapat berupa :
a. Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan dalam lingkup internasional disini adalah yang berdampak sangat
luas karena dampaknya akan dirasakan oleh negara-negara lain.
b. Terorisme
Terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada
negara dengan maksud menciptakan bentuk teror atau ancaman terhadap orang-orang
tertentu atau sekelompok orang atau masyarakat luas. Teror digunakan sebagai teknik
untuk mencapai tujuan.5
1. Pendekatan Ekologi
Pendekatan ekologi pada suatu masalah sosial, yaitu pendekatan yan didasarkan atas
konsep dan prinsip ekologi. Penelitian masalah sosial dengan pendekatan ekologi
berarti menelaah masalah sebagai hasil interelasi antara masyarakat manusia pada suatu
ekosistem. Pengaruh manusia terhadap lingkungan dan sebaliknya pegaruh lingkungan
terhadap kehidupan manusia diteliti dan dikaji, selanjutnya interelasi kedua komponen
tersebut dikaji sampai sejauh mana telah menimbulkan masalah sosial. Merupakan
kebenaran pokok bahwa relasi manusia dan lingkungan dewasa ini bahwa : “Manusia
merupakan bagian dari alam, bukan penguasa alam.” (Ehrlinch dan Paul.R. 1973 : 4).
Aspek komponen manusia meliputi : aspek demografis, sosial-ekonomi, sosial-budaya,
sosial-historis, sosial psikologis, dan aspek sosial politiknya. Sedangkan komponen
5
Tangdilintin, Paulus dkk. 2014. Mengenal Masalah Sosial. Jurnal Pendidikan Universitas Terbuka Vol 2
(302) : Hal 1-49
17
lingkungan meliputi aspek-aspek : kesuburan tanah, organisme, hidrografi, iklim, dan
mineral.
Selanjutnya dari data diatas dianalisis dengan kuantitatif dan kualitatif apakah faktor-
faktor tersebut yang menyebabkan terjadinya masalah sosial. Selain itu harus dianalisis
pula relasi antara komponen manusia dengan lingkungan dalam menjamin kehidupan
manusia dan dalam mendorong terjadinya masalah sosial. Manusia cenderung
menyederhanakan keadaan unsur-unsur ekosistem sehingga keadaan ekosistem
menjadi labil dan mudah goncang. Kegoncangan inilah yang menyebabkan terjadinya
ketimpangan ekologi yang dapat menimbulkan masalah sosial yang mengancam
kehidupan manusia.
2. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem (System Approach) masalah sosial, yaitu suatu pendekatan yang
menetapkan bahwa masalah sosial tersebut sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu
rangkaian gejala yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu proses umum.
Pada pendekatan sistem, masalah sosial yang dikaji sistem masalah sosial di
masyarakat, masalah-masalah yang timbul dan terjadi di masyarakat tidak lepas dari
satu sama lain. Masalah kependudukan terkait dengan masalah ekonomi, masalah
ekonomi terkait dengan masalah budaya, dan seterusnya. Satu masalah berkaitan
dengan masalah lainnya membentuk suatu sistem masalah . Pada keadaan seperti itulah
masalah sosial dikaji melalui pendekatan sistem.
3. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah masalah sosial yang dianalisis, dikaji dalam berbagai
disiplin ilmu sosial serentak dalam dalam waktu yang sama. Masalah sosial yang
kompleks sesuai dengan subsistem masalahnya, diungkapkan dari berbagai disiplin
akademis seperti sejarah, ekonomi, geografi, psikologi, bahkan dari disiplin akademis
yang lain seperti biologi, kedokteran, IPA, dan sebagainya.
Pendekatan sistem tidak bisa dipisahkan dengn pendekatan interdisipliner. Pendekatan
sistem yang menggunakan disiplin akademis yang jamak disebut pendekatan
interdispliner. Sedangkan pendekatan interdisipliner yang menetapkan suatu masalah
yang sedang didekati dan dianalisis sebagai satu sistem disebut pendekatan sistem.
Pada hakikatnya pendekatan interdisipliner adalah pendekatan multidisipliner, karena
pendekatan ini berlandaskan cara berpikir manusia yang multidimensional. Manusia
18
jika akan mengadakan evaluasi terhadap suatu gejala atau masalah selalu ditinjau dari
berbagai aspek (multidimensional). (Soetomo. 2008).6
6
Soetomo. 2008. Masalah social dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah berarti sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Masalah merupakan suatu keadaan yang bersumber dara
hubungan antar dua faktor atau lebih situasi yang membingungkan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan suatu masalah atau
persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Banyak sekali faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya
masalah diantaranya faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis.
Setiap masalah sosial yang terjadi pasti ada solusinya dan dapat terselesaikan melalui beberapa
pendekatan yaitu pendekatan ekologi, pendekatan sistem, dan pendekatan interdisipliner.
B. Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam
meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan suasana hati
seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial dengan baik.
Tidak menghakimi seseorang yang tersangkut masalah sosial secara langsung, karena
Indonesia memiliki hukum yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti itu. Dan sebaiknya untuk
para remaja di sarankan untuk memilih teman pergaulan yang tidak memiliki pergaulan yang
menyimpang, karena seorang anak remaja lebih mudah untuk dipengaruhi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21