Anda di halaman 1dari 15

METODE MODEL PENDEKATAN DAN STRATEGI DALAM

MENGAJARKAN MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN AKTUAL

Makalah ini Disajikan Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Model Model Pembelajaran IPS Di SD

Dosen Pembimbing:
Mufarizuddin,M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Hasnil Aulia 2186206203


Novita Pratiwi 2186206207
Vina Desri Rama 2186206215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah Strategi Pembelajaran dengan judul “metode model pendekatan dan
strategi dalam mengajarkan masalah-masalah sosial dan aktual”
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak
Mufarizuddin,M.Pd selaku dosen pembimbing, karena telah memberi bimbing
kepada penulis, dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materiil, oleh karenanya pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurnanya
apa yang kami sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta
isi/materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak
langsung, untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.

Bangkinang,16 Desember 2023

Kelompok

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3
A. Pengertian Masalah Sosial ......................................................................................3
B. Faktor Penyebab Masalah Sosial ............................................................................4
C. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial ......................................................................6
D. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial .....................................................................7
E. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial .......................................................... 8
F. Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial Aktual ................................ 8
G. Metode Dan Strategi Pembelajaran Masalah Sosial Aktual ...................................9
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................12
A. Kesimpulan ............................................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut
juga sebagai makhluk sosial, dimana manusia tidak akan lepas dari pengaruh
lingkungannya. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang
berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan
diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,
interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik. Sosiologi terutama
menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma,
kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua
gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat
bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal
atau gejala-gejala patologis.
Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur
kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan
sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan
kelompok. Masalah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema
lainya di dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan
erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini
dinamakan masalah karena bersnagkut-paut dengan gejala-gejala yang
mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial?

4
3. Jelaskan cara menyelesaikan masalah sosial!
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang masalah sosial.
2. Menyebutkan faktor yang menyebabkan timbulnya masalah sosial.
3. Menjelaskan cara menyelesaikan masalah sosial.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Sosial


Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial.
Kata “sosial” membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika,
kimia, dan masalah lainnya. Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan
masalah sosial. Kata “sosial” antara lain mengacu pada masyarakat, hubungan
sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu kata “masalah”
mengacu pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh,
tidak benar, dan sulit. Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur –
unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial.
Adanya berbagai pandangan para tokoh sosiologi dalam mengidentifikasi
masalah sosial. Pandangan itu antara lain, sebagai berikut:
1. Soerjono Soekanto
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
2. Soetomo
Masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh
sebagian besar warga masyarakat.
3. Martin S. Weinberg
Masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai suatu yang
bertentangan dengan nilai – nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, di
mana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi
tersebut.

B. Faktor Penyebab Masalah Sosial


Terdapat
4 faktor utama penyebab timbulnya masalah sosial, yaitu antara lain:
1. Faktor Ekonomi

6
Biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini
bisanya yang bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang
menyediakan lapangan perkerjaan bagi masyarakat. Faktor ekonomi juga dapat
dijadikan acuan maju atau tidaknya suatu negara dan faktor eknonomi juga dapat
mempengaruhi aspek psikologis dan biologis masyarakat.

2. Faktor Biologis
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang
dirasakan secara nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas
fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan
masyarakat umum serta kualitas masalah pemukiman baik dipedesaan maupun
diperkotaan. Misalnya seperti kurang gizi, penyakit menular dan lain – lain.
3. Faktor budaya
Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan
beraneka penyakit kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi
(komunikasi dan transportasi) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi
hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian waktu senggang.
4. Faktor Psikologis
Ini muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor
psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh
masyarakat khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk
sehingga menimbulkan luapan emosi dan stres yang nantinya dapat memicu
konflik antar anggota masyarakat.

C. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial


Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok
tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai
pendekatan, yaitu:

7
a. Secara Absolut, ialah kemiskinan tersebut dapat diukur dengan standar
tertentu. Seseorang yang memiliki taraf hidup di bawah standar, maka dapat
disebut miskin. Namun, jika seseorang yang berada di atas standar dapat
dikatakan tidak miskin.
b. Secara Relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah mengalami
perkembangan dan terbuka. Melalui konsep ini, kemiskinan dilihat dari seberapa
jauh peningkatan taraf hidup lapisan terbawah yang dibandingkan dengan lapisan
masyarakat lainnya.
Secara teoritis kemiskinan berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2
kategori, yaitu:
a. Kemiskinan Natural atau Alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul
sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat perkembangan
teknologi yang rendah.
b. Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi karena struktur
sosial yang ada membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai
sarana ekonomi dan fasilitas – fasilitas secara merata.

D. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial


Kriminalitas berasal dari kata “crime” yang artinya kejahatan. Kriminalitas
adalah semua perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma
hukum pidana. Kriminalitas yang terjadi di lingkungan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar individu.
Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat
yang abnormal. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi
perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat
dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah kriminalitas di lingkungan
masyarakat, antara lain:
a. Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.
b. Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur
pemerintah lainnya yang saling berhubungan.

8
c. Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran
pelaksanaan penanggulangan kriminalitas.
d. Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung
adanya tindakan kejahatan.

E. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial


Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang
ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok.
Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya
dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah
dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena
dampak dari hal ini. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan
adanya kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang
“miskin”. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi
tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang.
Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai
konteks sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat yang memiliki seperangkat kondisi:
1. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk
keuntungan tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran bagi tenaga tak terampil
2. Rendahnya upah buruh
3. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan
organisiasi sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas
prakarsa pemerintah
4. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral,
dan
5. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang
menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan
mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa

9
rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau
memang pada dasarnya sudah rendah kedudukannya.
Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi
kebudayaan kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat
dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu
bentuk adaptasi yang realistis.
Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :
1. Fatalisme,
2. Rendahnya tingkat aspirasi,
3. Rendahnya kemauan mengejar sasaran,
4. Kurang melihat kemajuan pribadi ,
5. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
6. Perasaan untuk selalu gagal,
7. Perasaan menilai diri sendiri negatif,
8. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
9. Tingkat kompromis yang menyedihkan.

F. Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial


Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau
tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu
sebagai berikut:
a. Kriteria Utama
Suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-
ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan
sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok masalah sosial adalah adanya
perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata
hidupnya. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan
masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam
kenyataan pergaulan hidup.
b. Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial

10
Pernyataan tersebut di atas sering kali diartikan secara sempit, yaitu
masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari
atau bersumber langsung pada kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi,
sebab-sebab terpenting masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah
semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi juga sumbernya.
Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak bersumber
pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah sosial.
c. Pihak-Pihak yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan
Masalah Sosial atau Tidak.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk
kemudian di uji coba pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu
sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu masalah sosial
atau tidak.
d. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial
Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah
kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki,
dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang
sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarakat tidak
berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah tersebut, sosiologi
seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang
didasarkan pada sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong
masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya
sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan atau diatasi.

G. Metode dan Strategi dalam mengajarkan masalah masalah sosial dan


atual
Pendekatan terintegrasi dan holistik dalam pembelajaran Pendidikan IPS
adalah pendekatan yang sudah seharusnya diterapkan. Dalam fenomena sosial
yang penuh dengan permasalahan, diperlukan suatu komitmen kebijakan aplikatif.
Seluruh potensi yang terkandung dalam content ilmu-ilmu sosial harus
terintegrasi. Oleh sebab itu, pembelajaran Pendidikan IPS yang demikian,

11
diperlukan pemahaman yang luas, bukan saja pada aspek knowledge
(pengetahuan), tetapi juga dalam bentuk keterampilan (skill), nilai dan sikap
(value and attitude) dan tindakan (action). Keempat ini sering disebut dimensi
Pendidikan IPS, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Knowledge (pengetahuan). Dimensi ini merupakan bagian dasar untuk
menjelajah ke tingkat lanjutan. Tahapan ini, telah berkait langsung dengan konsep
dasar Pendidikan IPS, yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Knowledge
hendaknya mencakup; fakta, konsep dan generalisasi. Fakta adalah data yang
spesifik tentang peristiwa, obyek, orang dan hal-hal yang terjadi (peristiwa).
Misalnya, siswa SMP mengetahui fakta tentang: Mesjid peninggalan Sultan
Suriansyah, peristiwa jual-beli di pasar, gunung di Pegunungan Meratus dan lain–
lain. Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan
memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Generalisasi merupakan
suatu ungkapan atau pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait
(Sapriya, 2009:50).
b. Keterampilan (Skills) Keterampilan yang harus dimiliki dalam pembelajaran
Pendidikan IPS adalah: (1) Keterampilan meneliti, dimana peserta didik harus
pandai mengamati permasalahan sosial yang ada dilingkungan terdekatnya. (2)
Keterampilan berpikir menganalisis masalah sosial-aktual, disini peserta didik
mengembangkan kemampuan menganalisisnya sehingga mereka dapat
memecahkan dan Jurnal Humaniora Teknologi ISSN: 2443-1842 Nomor 1,
Volume 3, Oktober 2017 45 memberikan solusi atas masalah yang mereka
temukan. (3) Keterampilan partisipasi sosial, ikut serta dalam kegiatan lingkungan
sekitar. Peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap tenggang rasa dan
kepedulian antar sesama. (4) Keterampilan berkomunikasi. Melalui komunikasi
yang baik, peserta didik dapat menyampaikan ide-ide maupun perasaan mereka
terhadap orang lain. Semua dimensi ini, secara potensial dimiliki oleh para guru
yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Jika diaktualisasikan dalam
pembelajaran, maka proses inquiri dalam pembelajaran Pendidikan IPS akan
berjalan dengan baik.

12
c. Nilai (value) dan Sikap (attitude) Nilai yang dimaksud adalah seperangkat
keyakinan atau prinsip perilaku yang telah memperibadi dalam diri seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak.
Dimensi ini mencakup nilai: (1) Nilai Substansial, yakni nilai mendasar yang telah
dipegang seseorang karena hasil belajar. Baik bawaan dari keluarga maupun
lingkungan sekolah. (2) Nilai Prosedural, diantaranya: nilai kemerdekaan,
toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.
d. Tindakan (action), merupakan kunci paling penting dalam menyelesaikan
semua permasalahan. Tindakan ini merupakan bentuk nyata dari hasil 3 aspek
sebelumnya. Contohnya, jika seorang anak melihat sampah ditengah jalan, ketika
ia telah memiliki aspekaspek lainnya maka ia tentu menyadari bahwa hal tersebut
bukannlah hal yang baik. Maka tindakan yang dilakukannya adalah memungut
sampah itu dan membuangnya ke tempat sampah. Aspek yang lainnya tidak akan
terlalu banyak berarti jika aspek tindakan terabaikan.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan bahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Permasalahan sosial dapat dipecahkan dengan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan pendekatan yang terintegrasi dan holistik. 2. Pendidikan IPS harus
mengedepankan daya kritis untuk memecahkan permasalahan sosial dari segala
dimensi. 3. Aplikasi pembelajaran Pendidikan IPS meliputi 4 dimensi yaitu:
knowledge, skills, value and attitude, dan action.
Masalah Sosial ialah ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial dan sebagai suatu kondisi yang
tidak diinginkan oleh sebagian masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut
terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga
mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah sosial
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu alam, biologis, budaya dan sosial.
Masalah sosial juga memiliki karakteristik khusus yang menjadikan masalah
tersebut menjadi masalah sosial.
Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, kejahatan,
disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern,
peperangan, pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat, masalah
kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi. Kejahatan juga dapat timbul
karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat yang abnormal. Ukuran -
ukuran Sosiologi terhadap masalah sosial meliputi, kriteria utama, sumber -
sumber sosial dan masalah sosial.
B. Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan
cermat dalam meneliti sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial
dikaitkan dengan suasana hati seseorang, oleh karena itu kita harus berusaha
menyikapi suatu masalah sosial dengan baik. Tidak menghakimi seseorang yang
tersangkut masalah sosial secara langsung, karena negara kita memiliki hukum
yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti itu.

14
DAFTAR PUSTAKA
Arends. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar, terj. Soetjipto dkk.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008
Djahiri, A. Kosasih. Pengajaran Studi Sosial/IPS. Bandung: LPPMP FPIPS IKIP
Bandung. 1983
Djamara, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2006
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. 2002
Hosnan, M. & Suherman. Kamus Profesional Guru. Jakarta: Yudistira. 2013
Shadiq, Fajar. Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta: Widyaiswara PPPG
Matematika. 2004
Sudirman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
1987
HISPISI. 2010. Pendidikan IPS (definisi, tujuan, SKL, konten, proses dan
iii
asesmen). Makalah. Yogyakarta. https://www.bps.go.id/publication.html
ITANG, Itang.
Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan. Tazkiya, [S.l.], v. 16, n. 01, p. 1-30, Jan.
2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses melalui kbbi.web.id pada
tanggal 17 September 2017.
Karli, H. Dan Yuliatiatittingsih. 2003. Model Model Pembelajaran. Bina Media
Informasi. Bandung. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. PT. Rosdakarya.
Bandung

15

Anda mungkin juga menyukai