Makalah ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Generalisasi Masalah- Masalah
Sosial melalui 5 Cabang Ilmu Sosial” ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS, Bapak
Syuhardiansyah, M. Pd yang telah memberikan tugas membuat makalah ini kepada saya
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya perihal Generalisasi Masalah-
Masalah Sosial melalui 5 Cabang Ilmu Sosial. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
orang-orang yang telah memberikan dukungan kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Mohon maaf apabila
terjadi kesalahan kata-kata yang kurang berkenan bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap para pembaca
dapat memberikan saran dan kritik mengenai makalah ini agar kedepannya dapat menjadi
labih baik lagi dalam meningkatkan kualitas pemahaman mengenai pembuatan makalah dan
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II Pembahasan
A. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan..............................................................3
B. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan...............................................................6
C. Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme...............................................................8
D. Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba........................................10
E. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol................................12
F. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat..........................................14
G. Generalisasi Masalah Sosial Kriminalitas.............................................................16
H. Generalisasi Masalah Sosial Hoax........................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang
berpengaruh sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau
sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan memerlukan tindakan
kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial berbeda dengan masalah-masalah
yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi dan norma. Masalah sosial
dinggap masalah karena melibatkan hubungan manusia serta nilai-nilai dan menjadi
gangguan kepada harapan masyarakat atau hal-hal yang dianggap perlu dari segi
moral
.
Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat proses
proses perubahan sosial (social change) dan perunahan kebudayaan (culture change).
Perubahan sosial dan kebudayaan ini adalah proses-proses yang secara tetap dan terus
menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung
dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan. Jadi pada dasarnya, masalah
sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan
hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalahmasalah sosial tidak akan mungkin di
telaah tanpa mempertimbangkan ukuranukuran masyarakat mengenai apa yang
dinggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Dalam Makalah ini saya akan membahas masalah- masalah sosial melalui 5 cabang
ilmu sosial yaitu ekonomi, geografi, psikologi, sosiologi, dan sejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan melalui 5 Cabang Ilmu
Sosial?
2. Bagaimana Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan melalui 5 Cabang Ilmu
Sosial?
1
3. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Hedonisme melalui 5 Cabang Ilmu
Sosial?
4. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba melalui 5
Cabang Ilmu Sosial?
5. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol melalui 5
Cabang Ilmu Sosial?
6. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat melalui 5 Cabang
Ilmu Sosial?
7. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Kriminalitas melalui 5 Cabang Ilmu
Sosial?
8. Bagaimana Generaliasi Masalah Sosial Hoax melalui 5 Cabang Ilmu Sosial ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahu Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan melalui 5 Cabang
Ilmu Sosial
2. Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan melalui 5 Cabang
Ilmu Sosial
3. Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Hedonisme melalui 5 Cabang
Ilmu Sosial
4. Untuk Mengetahu Generalisasi Masalah Sosial Penyalahgunaan Narkoba melalui
5 Cabang Ilmu Sosial
5. Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol 5
Cabang Ilmu Sosial
6. Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat melalui
5 Cabang Ilmu Sosial
7. Untuk Memahami Generalisasi Masalah Sosial Kriminalitas melalui 5 Cabang
Ilmu Sosial
8. Untuk Mengetahui Generalisasi Masalah Sosial Hoax melalui 5 Cabang Ilmu
Sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak Tercukupinya ekonomi seseorang merupakan salah satu penyebab masalah sosial
kemiskinan. Dari segi ekonomi, kemiskinan adalah kondisi yang ditandai oleh serba
kekurangan : kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, dan kekurangan
transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat (SMERU dalam Suharto, 2004). Jika
dipandang dari aspek ekonomi, kemiskinan menunjuk pada gap antara lemahnya
purchasing power dan keinginan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Terpaan krisis
moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi menyebabkan keterpurukan ekonomi yang
kembali mencuatkan jumlah dan proporsi penduduk miskin hampir setengah dari
penduduk Indonesia. Kemiskinan Juga berawal dari tidak adanya penghasilan akibat dari
pengangguran. Apabila seseorang mengalami pengangguran pastinya tidak akan ada
pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehingga tidak akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Semakin meningkatnya tingkat pengangguran akan semakin mengurangi
pendapatan masyarakat yang berakibat naiknya tingkat kemiskinan. Faktor lain yang
mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah upah. Upah minimum ditetapkan berdasarkan
kebutuhan hidup layak yang dibutuhkan pekerja dengan harapan dapat mendorong
peningkatan kesejateraan pekerja sehingga tingkat kemiskinan akan berkurang.
3
Pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi suatu upaya yang mutlak harus dilakukan.
Kemampuan “tahan banting” terhadap krisis telah terbukti. Mengingat relatif sulitnya
mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang diharapkan dari investasi usaha-usaha besar
maka pemerintah daerah diharapkan untuk lebih memberdayakan ekonomi rakyat yang
merupakan potensi yang tersembunyi termasuk di dalamnya UKM dan sektor informal
untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Sektor ekonomi rakyat telah
terbukti mampu bertahan di saat krisis, oleh karena itu pemerintah jangan menganggap
remeh akan keberadaan sektor ekonomi rakyat, tapi justru harus diberdayakan sebagai
salah satu penyangga perekonomian nasional.
Banyak sekali faktor- faktor geografis yang mempengaruhi masalah sosial kemiskinan.
Tidak adanya sumber daya alam yang memadai. Contohnya, tidak ada tanah yang subur,
mineral, dan air yang cukup. Wilayah di mana tidak adanya sumber daya alam yang
cukup, penduduknya umumnya tetap miskin. Faktor kemiskinan bedasarkan geografi salah
satunya juga yaitu Ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial yang terjadi antara desa dan
kota ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi geografi dan
tipologi desa yang kurang menguntungkan. Hal ini menyebabkan mata pencaharian
masyarakat desa tidak memiliki banyak alternatif (pilihan) seperti di perkotaan. Misalnya,
masyarakat desa yang tinggal di wilayah sekitaran pegunungan, mereka akan bekerja
sebagai petani atau pedagang. Alasannya karena hanya dari kebun atau sawah lah mereka
bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan dan dijual. Sementara itu, program
pembangunan masih terlalu fokus pada sektor industri di perkotaan, sehingga sektor
pertanian menjadi terpuruk dan terabaikan. Para petani dan pedagang hanya memperoleh
keuntungan yang kecil dari hasil panen/barang dagangannya. Keuntungan yang kecil ini
tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Akibatnya, angka
kemiskinan di desa jauh lebih tinggi daripada di kota.
4
tersingkir. Kondisi terburuknya, mereka tidak memperoleh pekerjaan (pengangguran) dan
bernasib lebih buruk dari sebelumnya.
Faktor psikologis merupakan penyebab masalah sosial yang berkaitan dengan gangguan
kejiwaan seseorang. Contohnya adalah apabila seseorang mengalami banyak tekanan
dalam kehidupannya,sehingga seseorang tersebut tidak dapat bekerja dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya. Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam
diri seseorang, seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam
berusaha, kondisi fisik yang kurang sempurna. Faktor lain yaitu meningkatkan afek negatif
dan stres. Hal ini disebabkan baik oleh indikator objektif (pendapatan, kebutuhan yang
tidak tercukupi, dll) maupun indikator subjektif (kesejahteraan psikologis, status sosial).
Efek negatif dan stres yang menambah beban kognitif, terjadi secara konstan dan dalam
jumlah yang lebih banyak pada individu dalam kemiskinan. Beban kognitif yang lebih
berat ini akan mempengaruhi kinerja yang lebih buruk pada fungsi eksekutif berupa atensi,
memori kerja serta kontrol diri. Kinerja yang lebih buruk pada fungsi eksekutif ini
mendorong pemikiran yang lebih intuitif, seperti dalam preferensi membeli. Hal ini
membawa dampak yang lebih besar pada pengambilan keputusan dalam konteks literasi
finansial yang buruk pula. Dari hubungan antar faktor ini, jelas semakin menempatkan
individu yang berada dalam kemiskinan berada dalam posisi yang sulit untuk mengambil
keputusan finansial yang lebih baik.
5
5. Generalisasi Masalah Sosial Kemiskinan Berdasarkan Cabang Sejarah
Dalam masyarakat, terdapat budaya kemiskinan atau seperangkat sikap dan perilaku
negatif yang cenderung diturunkan dari orang tua ke anak-anak. Perilaku ini dapat
mengarahkan anak-anak tersebut menuju kemiskinan ketika dewasa. Contohnya adalah
budaya konsumerisme yang tidak diimbangi dengan budaya menabung-investasi atau
pengelolaan anggaran yang tidak sesuai kemampuan. Kemiskinan juga dapat tumbuh
dengan subur melalui “budaya kemiskinan” dari dalam diri individu. Seringkali,
masyarakat miskin merasa mereka kaya dalam hal sosial dan tidak masalah dengan
keadaan finansial (ekonomi). Salah satu contohnya adalah perilaku pasrah dengan keadaan
yang sudah ada dengan keyakinan bahwa apapun yang diupayakan tidak akan mengubah
kondisi perekonomian keluarga. Budaya tersebut mendorong masyarakat miskin untuk
menerima segala macam keadaan di sekitarnya dan menganggap kemiskinan merupakan
karunia dari Tuhan. Budaya semacam ini dikenal luas di tanah Jawa dengan
nama nrimo. Faktor budaya yang ditempelkan dalam individu inilah yang sulit untuk
diabaikan dan diatasi karena hanya individu tersebut yang mampu mengatasi hal-hal
negatif dari dirinya sendiri.
6
menuntaskan kebodohan pada masyarakat. Kebijakan pendidikan dianggap semakin
memperjelas jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. Dan semakin memperjelas pula
antara yang pintar dan yang bodoh. Demikian inilah sesungguhnya gambaran yang terjadi
pada pendidikan negeri ini.
Fasilitas kurang merata bisa menyebabkan kebodohan. Wilayah juga menjadi salah satu
faktor adanya kebodohan pada seseorang , misalnya seseorang dari daerah terpencil dalam
hidupnya hanya akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa berpikir kalau
belajar dan berusaha dapat membuat hidupnya lebih bahagia pada masa yang akan datang.
Sehingga banyak sekali masyarakat di daerah- daerah terpencil yang mengalami
kebodohan, akibat dari letak geografi yang kurang mendukung ini.
Psikologi seseorang juga dapat menjadi faktor masalah sosial kebodohan. Diantaranya
apabila seseorang memiliki rasa malas, Penyebab kebodohan yang utama adalah
kemalasan. Kemalasan adalah setan nomor satu bagi para pelajar. Banyak pelajar yang
malas dalam pelajaran hanya karena ingin melakukan hal yang menyenangkan tapi pada
akhirnya merugikan yang berujung pada kebodohan. Kemampuan berfikir rendah juga
dapat mengakibatkan kebodohan. Apabila psikologi seseorang terganggu dan ia
mengalami kebodohan, akan menimbulkan maslaah sosial yang seperti kemiskinan dan
kriminalitas/
7
5. Generalisasi Masalah Sosial Kebodohan Berdasarkan Cabang Sejarah
Biasanya kebodohan ini adalah hasil turun menurun keluarga. Seperti apabila ada keluarga
kurang mampu, yang pastinya bapak dan ibunya tidak mnemiliki pekerjaan tetap dan
hanya lulusan SD/SMP,sehingga mereka tidak ada biaya untuk membiayai anaknya
sekolah, dan mereka pun tidak bisa mengajarkan ilmu-ilmu kepada anaknya karena
keterbatas pendidikan mereka juga. Dan pada akhirnya anak akan ikut bekerja membantu
ekonomi orang tua, sehingga dia tidak bisa mengenyam pendidikan dan akan berakibat
pada kebodohan. Siklus ini akan terus berulang apabila tidak ada perubahan. Penjajahan
juga bisa menjadi faktor dari terjadinya kebodohan.
Maraknya fenomena gaya hidup hedonis sangat berpengaruh kepada masyarakat. Gaya
hidup hedonis di kalangan masyarakat sangat unik, karena tidak semua seseorang yang
bergaya hidup hedonis berasal dari kalangan keluarga berekonomi menengah keatas atau
yang tergolong mampu. Sebagian orang tersebut berasal dari latar belakang keluarga
berekonomi menengah kebawah. Namun perilaku yang ditampilkan seseorang dengan
tingkat ekonomi menengah kebawah hampir sama dengan seseorang yang memiliki
ekonomi mapan. Perilaku hedonis di kalangan yang berekonomi pas-pasan sangatlah
terlihat aneh dengan sejumlah kegiatan yang identik dengan senang-senang yang mereka
lakukan. Saat ini gaya hidup seseorang cenderung mengikuti trend gaya hidup modern.
8
mencari segala cara demi mndapatkan keinginannya supaya terlihat sama dengan
seseorang yang memiliki ekonomi mapan tanpa memikirkan efeknya lebih lanjut.
Dari pengamatan, penelitian serta kajian yang peneliti lakukan dapat digambarkan bahwa
kehidupan masyarakat desa sudah mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat
perkotaan pada umumnya, hal ini karena lokasi desa yang tidak jauh dari pusat kota
sehingga untuk mencapai pusat kota dapat ditempuh dengan sangat mudah dan cepat oleh
masyarakat
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang memiliki perbedaan antara individu yang
satu dengan individu yang lain. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilakunya.
Individu yang memiliki karakteristik impulsif seperti mudah dibujuk akan menjadi
follower. Dengan demikian, individu tersebut akan mudah terpengaruh kepribadiannya
untuk mengikuti gaya hidup hedonis.
Adapun karena faktor kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun ke dalam satu urutan jenjang dan
para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
Misalnya apabila individu tinggal dalam kelas sosial yang menganut gaya hidup hedonis
9
maka akan terjadi proses penyesuaian dengan lingkungan tempat tinggal, sehingga
individu tersebut akan mengikuti gaya hidup hedonis sesuai dengan kelas sosialnya.
Dalam kehidupan masyarakat tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan,
walaupun dalam taraf yang paling kecil sekalipun, masyarakat (yang di dalamnya terdiri
atas banyak sekali individu) akan selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu
memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia.
Masyarakat dengan berbagai aktivitas dalam menjalankan tanggung jawab baik itu sebagai
kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan sebagai anak. Memiliki keinginan terhadap
waktu luang atau waktu untuk bersantai. Hal semacam inilah yang dijadikan manusia
untuk membentuk gaya hidup yang kemudian menjadi kebiasaan yang dilakukan. Pada
masyarakat desa dengan gaya hidup hedonis merupakan gaya hidup yang biasa dilakukan
atau sudah menjadi kebiasaan oleh sekelompok orang dimana masyarakat menghabiskan
waktu dengan berkumpul bersama teman maupun kerabat untuk membentuk suatu
kelompok dengan tujuan bersenang-senang seperti berpesta pora, mabuk-mabukkan atau
mengonsumsi minuman keras (miras). Gaya hidup yang demikian dapat berdampak pada
kehidupan keluarga dimana dapat memicu terjadinya kekerasan dalam rumahtangga
(KDRT), ekonomi yang tidak stabil, terganggunya keharmonisan rumah tangga dan dapat
berakhir dengan perceraian. Gaya hidup hedonis cenderung memiliki nilai kenikmatan,
hartabenda, dan hiburan. Konsisten dengan nilai-nilai, individu cenderung terlibat dalam
kegiatan sehari-hari yang menekankan konsumsi dan kenikmatan.
10
keuntungan yang didapat sangat besar dibandingkan dengan bekerja secara wajar. Hal
seperti ini yang terkadang dijadikan seseorang sebagai alasan mengapa ia
menyalahgunakan narkoba.
Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, menjadikan pelabuhan laut sebagai
pintu gerbang keluar masuk barang dari negara atau daerah lain, tidak terkecuali narkoba.
Sekitar 80 persen peredaran narkoba terjadi di perairan Indonesia. Pelabuhan rakyat yang
berada di pulau terluar maupun daerah perbatasan menjadi incaran para pengedar jaringan
internasional. Biasanya mereka melalui kapal besar dan kecil atau perahu kecil yang
mendatangi perahu besar di tengah laut. Penyalahgunaan narkoba semakin merajalela
terutama di kota-kota besar yang merupakan tempat terjangkitnya wabah narkoba yang
seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Akhir- akhir ini penyalahgunakan tidak saja
menjadi kendala di kota-kota besar tetapi meramba ke desa- desa.
11
individu dan juga makhluk sosial. Seseorang anak yang menginjak usia remaja mudah
sekali dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Disamping itu juga lingkungan yang
individualistik dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain,
sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa perduli dengan orang
sekitar. Akibatnya banyak individu dalam masyarakat kurang peduli dengan
penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas. Pengaruh teman atau kelompok juga
berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena
menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau
Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila
kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi
narkoba.
Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih
rumit. Biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau
membutuhkan waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang
dapat memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang dapat memberikan
rasa euphoria secara berlebihan. Selain itu biasanya penyalahgunaan narkoba juga dapat
terjadi dalam 1 keluarga, yang artinya sudah menjadi hal yang biasa dalam 1 keluarga itu
menyalahgunakan narkoba, bisa jadi faktor ekonomi atau faktor ingin tahu yang kuat yang
terjadi dalam 1 keluarga itu. Sehingga memungkinkan untuk merambat ke keluarga yang
lainnya.
Keadaan ekonomi yang tinggi maupun yang rendah dapat menyebabkan remaja menjadi
nakal, pada keluarga yang berekonomi tinggi mungkin karena orang tua selalu sibuk
dengan kegiatan-kegiatan luarnya bahkan terlalu asik mengejar materi sedangkan di
kalangan ekonomi rendah bisa terjadi akibat terlalu sibuk mencari nafkah tambahan
sehingga lupa menyediakan waktu untuk keperluan pendidikan anaknya.
12
2. Generalisasi Masalah Sosial Minum- Minuman Berakhohol Berdasarkan Cabang Gografi.
Faktor Internal adalah Satu hal yang menyebabkan remaja bertingkah tertentu yang datang
dari dirinya sendiri. kenakalan remaja( minum-minuman berakhohol juga datang dari
dalam diri, mereka mempraktekan konflik batinnya untuk mengurangi beban-beban yang
mereka rasakan dari dalam jiwa lewat tingkah laku yang agresif, implusif dan primitive.
Karena itu kejahatan mereka berkaitan dengan temperamen, konstitusi, jiwa, yang
semrawut,konflik batin dan frutasi yang akhirnya di tampilkan secara spontan( minum-
minuman berakhohol). Dari pendapat Kartini Kartono menjelaskann keadaan psikologis
remaja yang mengalami kegoncangan di bawah usia 21 tahun yang banyak melakukan
kenakalan remaja. Faktor yang sering membuat seseorang minum-minuman berakhohol
adalag Frustasi, Gangguan berfikir, kecewa dan masih banyak lagi.
Kartini Kartono berpendapat bahwa faktor eksternal adanya tindak kenakalan remaja
adalah semua perangsang dan pengaruh dari luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu
pada anak-anak remaja (Kartono,2011:111). Faktor ini disebut pula faktor sosial yang
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Rendah diri, rendah diri dalam pergaulan masyarakat, karena tidak dapat mengatasi
perasaan tersebut maka untuk menutupi kekurangan dan agar dapat menunjukan eksistensi
dirinya. Maka menyalah gunakan minuman keras sehingga dapat merasa mendapatkan apa
yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dan sebagainya. Emosional,
13
emosi remaja pada umunnya masih labil apabila pada masa puberitas, pada masa tersebut
biasanya ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang diberlakukan oleh orang tua untuk
memenuhi kehidupan peribadinya, sehingga hal tersebut menimbulakn konflik pribadi.
Dalam upaya untuk melaksanakan konflik pribadi tersebut ia mencan pelarian dengan
minum-minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi ketagihan dan aturan yang
diberikan oleh orang. Selain itu juga Lingkungan Sosial Masyarakat Dalam pengertian ini
dibatasi pada lingkungan dimana kalangan remaja tinggal, dalam pergaulan masyarakat
terjadi interaksi beranekaragam kepribadian dan pandangan hidup, hal ini sangat
mempengaruhi sikap dan tingkah laku remaja. Apabila pergaulannya buruk, maka mudah
sekali remaja tersebut untuk meminum-minuman berakhohol,sebab dari pergaulan itulah
seseorang akan ikut-ikutan.
Di perdesaan sudah merupakan suatu hal yang biasa dan turun temurun mengonsumsi
minuman beralkohol, suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa memang masyarakat di
perdesaan mayoritas mengonsumsi minuman- minuman beralkohol dan yang
mengonsumsi ini bukan hanya para orang tua atau orang dewasa tetapi kebiasaan buruk ini
juga telah dilakukan oleh anak-anak muda, remaja-remaja yang masih duduk dibangku
SMA dan yang menyebabkan adalah karena banyaknya minuman- minuman beralkohol
yang dijual bebas seperti bir, jenefer, bir bintang, arak, kameko dan inilah yang menjadi
faktor pendukung kenapa masyarakatnya mengonsumsi minuman keras ini.
1. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Ekonomi.
Nilai-nilai dan norma kehidupan masyarakat sekarang ini mulai luntur. Apalagi nilai-nilai
kesederhanaan semacam ini sudah jarang ditemui. Masyarakat cenderung memiliki sifat
sombong atas gaya hidup yang mereka jalani, karena gaya hidup mewah maka masyarakat
akan mencoba untuk memamerkan apa yang mereka miliki kepada orang lain disekitarnya.
Sehingga orang lain akan tergerak hatinya untuk memiliki barang-barang tersebut tanpa
melihat kondisi ekonominya yang paling penting bagi mereka adalah dapat memiliki
14
barang-barang tersebut seperti yang dimiliki oleh teman-temannya atau tetangganya yang
bergaya hidup barat.
Kebanyaan dari masyarakat yang bergaya hidup barat adalah masyarakat yang memiliki
perekonomian sangat baik. Mereka sangat mampu untuk mengikuti trend kebaratan, oleh
karena itu tidak ada halangan bagi mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Masyarakat dengan perekonomian baik menghabiskan waktu mereka dengan
mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Jadi bisa dikatakan bahwa kelompok masyarakat
pemboros ini menjadikan gaya hidup sebagai bagian dari diri mereka dengan maksud
untuk meningkatkan status sosial, entah itu mereka lakukan dengan sadar atau tidak sadar
dan mereka berlomba-lomba untuk memanfaatkan barang yang dinilai bernilai tinggi saat
ini.
2. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Geografi.
Letak geografis Indonesia yang strategis selalu menjadi persimpangan lalu lintas dunia,
baik lalu lintas udara maupun laut. Selain itu, Indonesia juga menjadi titik persilangan
kegiatan perekonomian dunia, terutama perdagangan antara negara-negara industri dan
negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya, Indonesia menjadi titik persilangan
perdagangan antara Jepang, Korea, RRC dengan negara-negara di Afrika, Australia dan
Eropa. Oleh karena itu sangat mudah bagi bangsa luar untuk memasukan barang ke
indonesia.
3. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Psikologi.
Setiap orang mempunyai kepribadian dan konsep diri yang berbeda yang akan
mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian adalah ciri –ciri psikologis yang
membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif dan
bertahan lama terhadap lingkungannya. Sedangkan konsep diri merupakan pandangan
seseorang tentang dirinya sendiri atau bagaimana seseorang ingin memposisikan dirinya
sendiri. Konsumen memandang dirinya sebagai manusia yang berkepribadian tinggi tentu
menginginkan produk yang sesuai tentu menginginkan produk yang sesuai dengan
15
kepribadian itu sendiri. Apabila seseorang berkepribadian yang suka akan kemewahan
maka ia akan bergaya hidup barat dengan produk-produk luar.
4. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Sosiologi.
gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa
diseleksi terlebih dahulu, seperti menirumodel pakain yang biasa dipakai orang-orang
barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku,
misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-anting dan sebagainya. Dalam
pergaulan seseorang dengan kelompok bisa menjadi faktor pendorong seseorang tersebut
mengikuti gaya hidup barat. Kelompok orang ini konsumtif dalam bergaya hidup barat
sehingga akan membuat orang yang bergaul dengan mereka akan mengikutinya, bisa juga
karena terpengaruh oleh pemikirannya.
5. Generalisasi Masalah Sosial Gaya Hidup Adab Barat Berdasarkan Cabang Sejarah.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat. Teknologi yang lebih maju membuat
masyarakat mudah untuk mengakses berbagai kebudayaan barat tanpa adanya filter sama
sekali. Oleh karena itu, kebanyakan orang terobsesi bergaya hidup barat hingga
melunturkan gaya hidup lokal. Akibatknya semua bisa mengikuti gaya hidup barat dan
semakin menyebarkan pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal. Faktor lain
yaitu karena sudah menjadi kebiasaan warga hidup dengan kebarat- baratan, sehingga
sampai detik ini hal itu akan selalu terjadi dan tidak akan pernah hilang dari Indonesia.
Karena sudah pasti terjadi.
Pengangguran atau kemiskinan dapat menyebabkan tingkat stres dan penyakit mental yang
tinggi yang pada akhirnya menyebabkan individu untuk mengadopsi perilaku kriminal. Ini
juga menyebabkan orang miskin merasa lebih layak untuk melakukan kejahatan. Tidak
hanya adanya perekonomian yang rendah saja, melainkan ketika perekonomian meningkat
dan semakin banyak penghasilan maka ada peluang manfaat yang lebih besar bagi para
16
pelaku kriminal (penjahat) seperti tindak pencurian dan perampokan. Ini juga berarti
bahwa daerah yang lebih kaya lebih menarik bagi pelaku kriminal. Peningkatan
pendapatan inilah memberikan lebih banyak peluang bagi tindak pidana karena besarnya
jumlah barang curian, yang dikenal sebagai efek peluang .
Operasi kejahatan dilakukan bervariasi dari berbagai jenis kejahatan. Pada kejahatan
pencopetan misalnya, tempat-tempat keramaian atau fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan,
Transportasi). Sedangkan pencurian kecil sering terjadi pada permukiman kelas menengah
dan bawah karena sistem keamanannya yang relatif kurang. Sehingga memungkinkan
tindakan kriminalitas terjadi di daerah-daerah tersebut karena secara
geografis/lingkungannya teridentifikasi berpeluang besar.
17
Sebagai makhluk sosial, amat sangat penting bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar
kita. Namun pergaulan yang terlalu bebas bisa menimbulkan tindakan kejahatan. Kita
seharusnya dapat memilah mana teman yang akan berdampak baik bagi kita dan mana
teman yang akan berdampak buruk bagi kita. Hingga saat ini kasus-kasus kejahatan seperti
pelecehan, perampokan, narkoba, mabuk-mabukan adalah berasal dari sini.
Perilaku jahat dibentuk oleh lingkungan yang buruk dan jahat, kondisi sekolah yang
kurang menarik dan pergaulan yang tidak terarahkan oleh nilai-nilai kesusilaan dan
agama. Penyebab kejahatan inilah dikarenakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan
sekitarnya, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan serta
penemuan teknologi. Secara sosiologis mengarahkan kita bahwa orang memiliki
kecenderungan bisa melakukan kejahatan karena proses meniru keadaan sekelilingnya
atau yang lebih dikenal dengan proses imitation.
Kejahatan dilakukan tidak hanya berasal dari pengangguran, dropout atau putus sekolah,
dan broken home, akan tetapi kejahatan karena profesi seringkali dilakukan oleh pejabat-
pejabat negara, dimana dewasa ini pejabat pemerintah yang sering dan banyak melakukan
tindakan kejahatan korupsi, baik korupsi tingkat rendah atau korupsi besar-besaran.
Dengan demikian, kasus kriminalitas bisa saja karena pengaruh orang-orang yang
bertindak kejahatan tetapi merasa aman dari ancaman.
Sindikat kejahatan dunia maya (cyber crimes) bernama Saracen beberapa hari ini
memperoleh perhatian publik karena memanfaakan media sosial (medsos) berbasis
internet sebagai ladang bisnis untuk mengeruk uang. Modus operandinya menyebarkan
berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech) berupa penghinaan, pencemaran
nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, memprovokasi, dan menghasut.
18
Tujuannya untuk menciptakan permusuhan dan konflik sosial berbasis suku, ras, agama,
dan antargolongan (SARA). Sindikat memanfaatkan momen politik dengan menyusun
proposal agar didanai para sponsor gelap. Nilainya ratusan juta rupiah hanya dalam
beberapa bulan. Mungkin golongan orang-orang yang menyebarkan uang ingin
mendapatkan uang karena faktor perekonomian yang menurutnya kurang.
Letak Indonesia secara geografis yang strategis sehingga menimbulkan pengaruh bagi
Indonesia, secara ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu menjadi jalur penyiaran dan
perdagangan yang memungkinkan apabila bangsa asing datang ke Indonesia menyebarkan
berita hoax hingga berita tersebut akan tersebar di seluruh Indonesia. Penyebaran berita
hoax ini akan menjadi pemberitaan yang akan dibicarakan oleh orang ke orang ataupun
kelompok. Sehingga penyebaran berita hoax akibat masuknya bangsa asing yang
menyebarkan, membuat Indonesia kemakan berita hoax tersebut.
Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang
cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya
pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Orang lebih cenderung percaya hoax jika
informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang
sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada
informasi yang dapat mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya.
Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang
mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu
seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.
Media sosial kemudian menjadi ruang baru bagi masyarakat dalam menjalin interaksi dan
relasi sosial. Melalui media sosial, jarak menjadi tiada arti. Individu dapat menjalin
interaksi dengan individu lain kapanpun dan dimanapun mereka berada, tanpa harus
memikirkan jarak dan waktu. Media sosial dijadikan individu sebagai ajang untuk
mengekspresikan diri mereka sekaligus arena untuk mengemukakan pendapat mereka.
19
Namun interaksi itu terkadang menimbulkan maalah negatif dengan mnyebarkan berita
bohong atau hoax.
Berita-berita hoax yang viral dan menyebar di masyarakat justru semakin menjadi budaya
konsumsi masyarakat virtual. Dalam penyebaran informasi, masyarakat tidak lagi
mengecek sumber kebenaran dari informasi tersebut. Namun lebih berupaya untuk
langsung menyebarkannya kepada masyarakat umum. Sehingga, dalam hitungan detik
informasi yang belum jelas kebenarannya telah tersebar kejutaan umat manusia.
Perkembangan teknologi
yang tidak diimbangi dengan sifat kritis dari masyarakat membawa mereka terjerumus
kedalam provokasi dan ujaran yang disampaikan oleh pembuat berita hoax. Dengan
lemahnya sifat kritis masyarakat dalam menyikapi informasi yang menyebar melalui
media sosial turut membawa mereka pada jalur untuk terus mengkonsumsi berita tersebut
sebagai konsekuensi negatif dari teknologi digital akibat globalisasi. Berdasarkan paparan
diatas, tulisan ini mengkaji mengenai berita hoax sebagai budaya konsumsi baru
masyarakat virtual yang semakin mengalami kekaburan antara yang nyata dan maya.
Hoax kerap diperbincangkan di media massa maupun media sosial, karena dianggap
meresahkan publik, dengan informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Hoax
selalu tesebar karena ketidakmampuan publik mengidentifikasi informasi faktual dengan
hoax. Hal tersebut didasarkan pada keterlalu-percayaan publik terhadap sumber informasi
atau informasi itu sendiri, kecenderungan politik juga berkontribusi terhadap kepercayaan
publik terhadap suatu isu yang belum diidentifikasi kebenarannya. Dari berbagai temuan
penelitian yang menjadi sumber studi ini dapat digarisbawahi bahwa jalan utama untuk
mengantisipasi hoax adalah membangun kompetensi publik dalam menghadapi luapan
banjir informasi
20
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh
sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman
terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan memerlukan tindakan kelompok untuk
menyelesaikannya. Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul
akibat proses proses perubahan sosial (social change) dan perunahan kebudayaan (culture
change). Perubahan sosial dan kebudayaan ini adalah proses-proses yang secara tetap dan
terus menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung
dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan. Jadi pada dasarnya, masalah sosial
menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
B. Saran
Saya berharap dengan membaca makalah ini seseorang dapat mengetahui Generalisasi
Masalah- masalah sosial melalui 5 cabang ilmu sosial. Mungkin makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon saran dari dosen pengampu dan teman- teman,
supaya kedepannya saya bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-bentuk-ketimpangan-sosial
https://sportinggoodmedia.wordpress.com/2018/10/12/faktor-faktor-penyebab-kemiskinan/
https://wartaeq.com/ranah-kemiskinan-dalam-balutan-psikologis/
http://bengkelmakalah.blogspot.com/2016/10/makalah-tentang-kebodohan.html
https://ejournal.ps.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2019/12/01_format_artikel_ejournal_mulai_hlm_Ganjil%20(12-17-19-09-
48-55).pdf
http://repository.unair.ac.id/68116/1/Fis.S.08.17%20.%20Pra.p%20-%20JURNAL.pdf
http://lib.unnes.ac.id/628/1/1224.pdf
http://digilib.uinsgd.ac.id/3943/4/4_bab1.pdf
22