Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Saljuk

Disusun untuk memenuhi tugas mandiri sebagai


materi presentasi pada Mata Kuliah
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :
Dr. A.HERIS HERMAWAN, M.Ag

Disusun oleh:
DADANG SARIF
(2220040052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji hanya layak kita panjatkan
kehadirat Allah Swt. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ” Pendidikan Islam pada masa dinasti
Saljuk”
Penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak atas penyusunan
makalah ini, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam, Bapak
Dr.A.Heris Hermawan, M.Ag. yang telah memberikan dukungan, dan
kepercayaan yang begitu besar.
Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun
pada langkah yang lebih baik lagi kedepannya. Meskipun penulis berharap isi dari
makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan namun tak ada gading yang tak
retak, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.

Bandung, 12 Desember 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI….....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

BAB III PENUTUP…..........................................................................................14

A. Kesimpulan...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA….......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa bani Saljuk berkuasa, Dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan kembali setelah
sekian lama mengalami kemunduruan. Kemunduran yang dialami oleh Abbasiyah
dikarenakan pemerintah yang lemah dalam mengikat dan menyatukan wilayahnya.
Sehingga wilayah yang mereka ekspansi dulu mulai melepaskan diri satu demi satu
membentuk dinasti-dinasti kecil. Bahkan sampai merebut kota Baghdad yang merupakan
pusat pemerintahan Abbasiyah.

Demi merebut kembali kota Baghdad, Khalifah Al-Qaim meminta bantuan bani Saljuk.
Dibawah pempinan Thughrul Bek kota Baghdad berhasil direbut, dan sebagai gantinya bani
Saljuk berhak atas kekuasaan dinasti Abbasiyah. Mereka mulai membangun kembali dinasti
Abbasiyah menjadi dinasti yang tangguh dan mulai berekspansi lagi setelah telah lama
tidak melakukan ekspansi, yang pada akhirnya dinasti Abbasiyah mengalami kemajuan
kembali dan salah satu kunci kesuksesan bani Saljuk dalam membangun kembali dinasti
Abbasiyah adalah pendidikan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan


yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Dinasti Saljuk?
2. Bagaimana lembaga pendidikan pada dinasti Saljuk?
3. Bagaimana kurikulum dan materi di madrasah Nizhamiyah?
4. Siapa guru-guru yang mengajar di madrasah Nizhamiyah?
5. Apakah ide-ide dari tokoh pendidikan Nizhamiyah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

I. Fase Perkembangan
A. Sejarah Dinasti Saljuk
Orang-orang Seljuk adalah keluarga besar al-Ghiz yang besar di Turki. Mereka menisbahkan
dirinya kepada nenek moyang mereka yang bernama Seljuk bin Taqaq. Dia hidup di negeri
Turkistan di bawah pemerintahan orang-orang Turki yang menyembah berhala.[1]
Sepeninggal Saljuk bin Taqaq, estafet kepemimpinan Bani Saljuk digantikan oleh anaknya
yang bernama Israil.
Melihat kekuatan yang semakin hari semakin kuat, maka pemimpin kaum
Ghaznawy, Sultan Mahmud, mulai waspada dengan kekuatan ini. Karena itu, Sultan Mahmud
mengundang Israil untuk berunding. Ketika itulah, Sultan Mahmud menangkap dan
memenjarakan Israil. Tampaklah perundingan itu hanya sebagai tipu muslihat saja dalam
menangkap Israil. Orang-orang Saljuk kemudian mengangkat Mikail untuk memimpin
mereka. Menyadari kekuatan bani Saljuk tidak seimbang dengan kekuatan Sultan Mahmud,
Mikail memilih berdamai. Perdamaian itu terwujud dalam waktu yang tidak lama, karena
Sultan Mahmud menyerang Bani Saljuk, yang menyebabkan meninggalnya Mikail.
Setelah Mikail meninggal dunia kaum Saljuk selanjutnya dipimpin oleh Thughrul
Bek. Di masa Thughrul Bek ini, khalifah Abbasiyah yang waktu itu dipegang oleh Al-Qaim
meminta bantuan kepadanya untuk menumpas pemberontakan Al-Basasiry. Permintaan itu
tentu disambut dengan baik oleh Thughrul Bek. Sehingga kaum Saljuk segera memasuki kota
Baghdad di bawah pimpinan Thughrul Bek pada tahun 447 H/ 1055 M dan kemudian
menjadi sultan atau penguasa di Abbasiyah. Dengan demikian Thughrul Bek masuk dan
dapat merebut ibukota Baghdad dari Al-Basasiry yang ingin menegakkan kekuasaan daulat
Fathimiah di Baghdad. Karena kesuksesan itulah kemudian Khalifah Al-Qaim memberi gelar
al-Mulk kepada Thughrul Bek.[2]
Meskipun Bani Saljuk mampu menguasai Baghdad, namun kaum Saljuk tidak menjadikan
Baghdad sebagai pusat kegiatan politiknya. Kaum Saljuk menjadikan pusat kegiatan
politiknya dikota Naisbur. Hal ini dilakukan untuk membedakannya dengan Baghdad yang
tetap dipertahankan sebagai kota penting, dimana khalifah melakukan fungsinya sebagai
pemimpin spiritual. Kaum Saljuk menganut aliran Sunni, berarti sama dengan madzhab

2
keluarga Abbasiyah, karena itu kondisi khalifah lebih baik dibanding sebelumnya, dinasti
Buwaihi yang menganut paham Syiah. Bani Saljuk tidak berbuat sewenang-wenang terhadap
keluarga khalifah.
Wilayah-wilayah yang dikuasai Bani Saljuk diperintah oleh seorang pemimpin yang bergelar
Sultan, dibantu oleh wazir. Wilayah Bani Saljuk yang luas dibagi kepada beberapa wilayah
yang kecil yang dipimpin oleh seorang syah, yang diangkat oleh keluarga Saljuk. Semua syah
itu harus tunduk dan patuh kepada Sultan setiap syah diberi otonom untuk mengurus
wilayahnya, bahkan untuk memperluas wilayahnya.[3]
Thughrul Bek dianggap berhasil mengantarkan bani Saljuk sebagai pengauasa di Baghdad
memulihkan keamanan diyakini oleh Thurhrul Bek sebagai kewajiban pertama yang mesti
dilakukannya. Hal ini terlaksana karena dukungan pasukannya yang setia. Sejarah mencatat
bahwa pada tahun 455 H/ 1063 M, keamanan di kota Baghdad dan wilayah sekitarnya telah
pulih kembali sepenuhnya, hingga setiap lapisan masyarakat amat merasa lega. Di zaman ini
hampir tidak ada serangan dari luar bani Saljuk.
Penguasa lain yang dianggap sukses adalah Alp Arselan, seorang panglima yang perkasa,
dimasanya ia berhasil melakukan ekspansi pada tahun 455 H/1063 M merebut wilayah
Aremenia dan Georgia dari tangan Bizantium, dan pada tahun berikutnya dilanjutkan ke
wilayah Asia kecil bagian timur, memasuki wilayah Galatia dan merebut kota Manzikart. Ini
merupakan ekspansi yang cukup terkenal di zaman dinasti Abbasiyah, yang sekian lama tidak
melakukan kebijakan ekspansi seperti yang dilakukan dinasti sebelumnya, bani Umayah.
Nama seorang wazir yang membantu Alp Arselan dalam menjalankan dan memajukan diansti
Saljuk adalah seorang wazir yang bernama Nizham al-Mulk, seorang tokoh yang telah
memperhatikan dedikasi yang penuh bagi pemulihan kebesaran dan keagungan daulat
Abbasiyah dalam bidang kemakmuran dan pengetahuan. Dijelaskan pula bahwa wazir
Nizham al-Mulk memberi perhatian yang sungguh-sungguh tentang administrasi Negara.
Dia, melakukan analisa pendapatan Negara setiap akhir tahun, untuk mengetahui
perimbangan antara pendapatan dan belanja negara. Di zaman wazir inilah lahir sebuah
perguruan tinggi terkemuka di Baghdad yaitu Madrasah Nizhamiyah pada tahun 1065 M.[4]
Pengabdian wazir Nizham al-Mulk bukan saja di masa Sultan Alp Arselan tetapi juga
membantu masa Sultan Maliksyah. Selama pemerintahan Maliksyah kekuasaan Bani Saljuk
terbentang dari Asia tengah dan perbatasan India sampai laut Tengah, dan dari Kaukasus dan
Laut Aral sampai teluk Persia. Menjelang akhir masa pemerintahannya Maliksyah sudah
dapat menguasai daerah Transoxania. Sebuah capaian dari dinasi kecil yang cukup luas. Di
tangan ketiga sultan di ataslah memang dinasti Saljuk terlihat cermelang.[5]
3
B. Lembaga Pendidikan Dinasti Saljuk

Salah satu jenis lembaga pendidikan tinggi yang muncul pada akhir abad IV Hijriyah adalah
madrasah. Sedangkan Nizhamiyah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan tahun
457 - 459 H oleh Nizham al-Muluk dari dinasti Saljuk. Madrasah Nizhamiyah adalah
madrasah yang pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah. Nizham al-Mulk
mendirikan gedung-gedung ilmiah untuk ahli fikih, membangun madrasah-madrasah untuk
para ulama dan asrama untuk orang beribadah serta fakir miskin. Madrasah Nizham al-Mulk
bernama Nizhamiyah dan termasyhur di seluruh dunia. Di antara madrasah yang terkenal dan
terpenting adalah Nizhamiyah di Baghdad. Tujuan Nizham al-Mulk mendirikan madrasah-
madrasah untuk memperkuat pemerintah Bani Saljuk dan untuk menyiarkan mazhab
kegamaan pemerintahan.
Selain madrasah, Nizham al-Mulk juga memprakarsai berdirinya Perguruan Tinggi
Nizhamiyah (1065 M) di kota Baghdad dan kota Naisabur. Dan hampir di setiap kota di Irak
dan Khurasan didirikan cabang Nizhamiyah. Diantara intelektual Islam yang terkenal yang
pernah mengajar di Nizhamiyah adalah Imam al-Ghazali.
Tampaknya dalam perjalanan sejarah Islam, Universitas Nizhamiyah inilah yang menjadi
model bagi perguruan tinggi di kemudian hari. Perguruan tinggi Nizhamiyah ini merupakan
perguruan yang telah teratur mengenai kurikulum dan silabusnya. Tenaga pengajarnya
mendapat gaji yang cukup. Semua mahasiswa belajar dengan gratis bagi yang miskin
mendapat tunjangan tertentu yang diambilkan dari dana khusus untuk keperluan tersebut.
Pemerintah waktu itu memang sudah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk semua
kebutuhan perguruan tinggi ini, pendanaannya banyak diambilkan dari pajak dan dana wakaf.
[6]

4
C. Kurikulum dan Materi Madrasah Nizhamiyah

Madrasah Nizhamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu mengajarkan fikih yang
sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab ahlisunah dan juga menjadi tempat-tempat
menarik pelajar untuk menggunakan waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Melalui
Madrasah Nizhamiyah ini, penamaan ideologi Sunni yang dilakukan Dinasti Saljuk
berlangsung secara efektif, terutama untuk mempertahankan stabilitas pemerintahan dari
bahaya pemberontakan yang kerap muncul atas nama aliran Islam tertentu yang berideologi
berbeda dari dinasti Saljuk.
Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah diketahui bahwa Madrasah Nizhamiyah tidak
mengajarkan ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi, tetapi lebih terfokus pada pelajaran
ilmu agama terutama ilmu fikih. Madzhab fikih yang menonjol adalah fikih Syafi’i dan
teologi Asy’ariy keduanya secara aktif dipelajari dan dialami. Walaupun yang menonjol
adalah mazhab Syafi’i khusus untuk masing-masing madzhab dan khalifah membentuk kadi
yang ahli untuk masing-masing mazhab.
Selanjutnya dapat dipahami bahwa materi pelajaran di Madrasah Nizhamiyah hanya
mempelajari ilmu agama, tidak ada mengenai ilmu umum, seperti ilmu filsafat, ilmu mantik,
dan ilmu keterampilan lainnya. karena terlihat madrasah ini khusus didirikan untuk
menyebarkan mazhab Sunni atau kepentingan pilitik, sebab dari latar belakang diadakannya
Madrasah Nizhamiyah untuk pengaruh mu’tazilah dan syi’ah yang sangat kuat sebelumnya di
lingkungan masyarakat pada masa itu.
Beranjak dari hal di atas, yang terpenting bahwa di Madrasah Nizhamiyah telah melahirkan
ahli dan sarjana-sarjana yang terkenal dengan sistem modernnya. Bila dibandingkan dengan
sistem pendidikan sebelumnya, tidak ada satu pun madrasah yang dapat menandingi
Madrasah Nizhamiyah, ini terbukti tidak ada madrasah lain dalam sejarahnya yang dapat
bertahan lama.
Guna terlaksananya rencana pengajaran (kurikulum) di Madrasah Nizhamiyah, madrasah ini
ditunjang dengan sarana dan prasana yang lengkap, gedung-gedung yang megah,
perpustakaan dengan jumlah buku lebih kurang 6000 jilid yang merupakan buku-buku wakaf
untuk sekolah itu. pendanaan juga dibantu sepenuhnya baik bagi guru maupun bagi
mahasiswa, mereka bebas dari biaya pendidikan dan disediakan asrama.[7]

5
D. Tokoh-tokoh Madrasah Nizhamiyah

Masyhurnya madrasah Nizhamiyah tidak terlepas dari peran guru yang mengajar, mendidik
dan membimbing para mahasiwa, yang akhirnya menghasilkan sarjana-sarjana yang
berkedudukan di pemerintahan sebagai karyawan dan pegawai negara. Guru-guru yang
memberikan pelajaran di madrasah Nizhamiyah antara lain yaitu:
1. Abu Ishak al-Syirazi (w. 476 H = 1083 M)
2. Abu Nashr al-Shabbagh (w. 477 H = 1084 M)
3. Abu Qosim al-A’lawi (w. 482 H = 1089 M)
4. Abu Abdullah al-Thabari (w. 495 H = 1101 M)
5. Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H = 1111 M)
6. Radliyud Din al-Qazwaini (w. 575 H = 1179 M)
7. Al- Firuzabadi (w. 817 H = 1414 M).

E. Ide-ide Tokoh Pendidikan Nizhamiyah

Di sini yang dicantumkan hanya ide-ide al-Ghazali yakni tentang metode asas mengajar:[8]
1. Memperhatikan tingkat daya pikir anak
2. Menerangkan pelajaran dengan jelas
3. Mengajarkan ilmu pengetahuan dari yang kongkrit kepada yang abstrak
4. Mengajarkan ilmu pengetahuan dengan cara berangsur-angsur

6
II. Kemajuan Peradaban di Era Kekuasaan Dinasti Saljuk
1. Sistem politik dan pemerintahan
a. Saljuq merupakan sebuah kerajaan yang mengamalkan sistem hiererki.Kuasa tertinggi
ialah sultan. Sultan dibantu oleh kelompok birokrasi Parsidan tentara yang berasal
dari berbagai bangsa dan keturunan yangdipimpin oleh panglima-panglima Turki dari
keturunan budak.
b. Pada masa dinasti saljuk berkuasa, posisi dan kedudukan khalifah menjadilebih baik;
paling tidak kewibawaannya dalam bidang agamadikembalikan setelah beberapa lama
dirampas oleh orang-orang syi‟ah
(dinasti Buwaih). Meskipun Baghdad dapat dikuasai, Thogril Beg
memilih Naisabur dan kemudian Ray sebagai pusat pemerintahannya. Dinasti-dinasti
kecil yang sebelumnya telah memisahkan diri, setelah ditaklukanoleh dinasti saljuk,
kembali mengakui kedudukan Baghdad. Bahkanmereka terus menjaga keutuhan dan
keamanan Abassiyah untuk
membendung Syi‟ah dan mengembangkan madzhab sunni yang merekanut.
Dinasti Saljuk Inilah kekaisaran Islam pertama Turki yangmemerintah dunia Islam.
Kekuasaan yang digenggamnya begitu luasmeliputi Asia Tengah dan Timur Tengah
terbentang dari Anatoliahingga ke Punjab di belahan selatan Asia. Kekaisaran Saljuk
Agung yangmulai menancapkan kekuasaan pada abad ke-11 M hingga 14 M
itudidirikan suku Oghuz Turki yang memeluk Islam mulai abad ke-10M.Sejatinya,
Kekaisaran Saljuk dirintis oleh Saljuk Bek. Namun, KerajaanSaljuk yang berdiri pada
1037 M itu baru terwujud pada erakepemimpinan Thugril Bek yang berkuasa hingga
1063 M. Sejarahmencatat Dinasti Saljuk sebagai kerajaan yang mampu
menghidupkankembali kekhalifahan Islam yang ketika itu nyaris tenggelam.
c. Perhatiaan dalam bidag pembangunan sarana dan prasarana. Maliksyahdengan giat
melakukan pembangunan untuk sarana perekonomian,
seperti pembangunan jembatan-jembatann, terusan-terusan dan perbaikan pelabuhan

2. Kemajuan ilmu pengetahuana.


a. Maliksyah atas saran Nizham al-Mulk
pada tahun 1074-1075menyelenggarakan konferensi para astronom dan menugaskan
merekauntuk memperbaharui kalender Persia. Acara ini digelar di observatoriumyang

7
baru didirikannya. Hasilnya adalah kalender Jala>li
nama ygdiambil dari nama lengkap Maliksyah yaitu Jala>l al-Din Abu> al-Fath}
yang sangat akurat sampai di era modern.
b. Maliksyah mengadakan kompentisi ilmiah. Sultan meminta para pejabatnegara yang
memberikan pendapat tertulis tentang ciri-ciri pemerintahanyang baik. Kompilasi dari
kompetisi tersebut menghasilkan karyaintelektual tentang seni pemerintahan,.
c. Proyek pendirian sejumlah akademi yang untuk pertama kalinyadikoordinasikan
dengan baik untuk menciptakan sistem pendidikan tinggidalam Islam. Akademi yang
termasyhur adalah Nizha>miyah, didirikan pada 1065-1067 di Baghdad. Imam al-
Ghazaly pernah menjadi dekan diakademi ini. (Hitti, 608). Madrasah-madrasah ini
selain mengajarkan bidang ilmu keagaaman Islam pada umumnya, juga berperan
besar dalammenyebarkan dan memperkokoh mazhab sunni. Dalam fiqih, madrasah-
madrasah yang didirikan di Baghdad, Naisabur, dan ibukota-ibukota
provinsi timur ini diajarkan mazhab Syafi‟i, sedangkan dalam bidangteologi diajarkan
mazhabAsy‟ary. Imam al-Haramain al-Juwani, guru al-Ghazali, adalah kepala
madrasah Nizhamiyyah di Naisabur.

d. Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan banyak


ilmuwanmuslimpadamasanya.Diantaramerekaadalah AzZamakhsyari dalam bidang ta
fsir, bahasa, dan teologi; Al-Qusyairy dalam bidang tafsir; Abu Hamid al-Ghazali
Rahimahullah dalam bidang teologi; Farid al-Din al-'Aththar; Umar Khayam
dalam bidang sastra
3. Kemajuan di bidang Seni Arsiteka.
a. Caravanserai Saljuk (Khan)Penguasa Dinasti Saljuk begitu banyak membangun
caravanserai atautempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. caravanserai
dibangun untukmenopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan
pedagang
dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-
cumaalias gratis.Di caravanserai itulah, para pendatang akan dijamu dengan makanan
sertahiburan. Secara fisik, bangunan caravanserai terdiri dari halaman,
gedungnyadipercantik dengan lengkungan iwan. Dalam caravanserai terdapat
kamarmenginap, depo, kamar pengawal serta tersedia juga kandang untuk
alattransportasi seperti kuda. Caravanserai dikelola oleh sebuah lembaga
donor.Organisasi itu pertama kali didirikan di Rabat-i-Malik. Caravanserai di
8
wilayahIran itu menjadi cikal bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti
Saljuk.Caravanserai pertama itu dibangun pada tahun 1078 M oleh Sultan Nasr di
antararute Bukhara-Samarkand. Struktur bangunan caravanserai Saljuk meniru
istana padang pasir Dinasti Abbasiyah. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan
dinding yang kuat.
b. Madrasah Saljuk
Madrasah SaljukMenurut Van Berchem, para arsitektur di era Dinasti Saljuk
mulaimengembangkan bentuk, fungsi dan karakter masjid. Bangunan masjid
diperluasmenjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama muncul di Khurasan pada
awalabad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk
menerimamurid.Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi
oleh penguasa Saljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan publik. Sang emirterisp
irasi oleh penguasa Ghaznawiyyah dari Persia. Di Persia, madrasahdijadikan tempat
pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun NizhamAl-Mulk terdapat di
Baghdad pada tahun 1067 M.Fakta menunjukkan, madrasah yang dibangun antara
tahun 1080 M hingga1092 M di Kharghird, Khurasan sudah menggunakan empat iwan.
Secara fisik
a. Menara Saljuk
Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibanguan Dinasti Saljuksecara subtansial
berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjidSaljuk mengadopsi
menara silinder seagai ganti menara berbentuk segi empat.d.
b. Makam Saljuk
Pada era kejayaan Dinasti Saljuk pembangunan makam mulaidikembangkan. Model
bangunan makam Saljuk merupakan pengembangan daritugu yang dibangun untuk
menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M.
Namun, bangunan makam yang dikembangkan para arsitek Saljuk mengambildimensi
baru. Bangunan makam yang megah dibangun pada era Saljuk tak hayaditujukan untuk
menghormati para penguasa yang sudah meninggal. Namun, paraulama dan sarjana
atau ilmuwan terkemuka pun mendapatkan tempat yang sama.Tak heran, bila makam
penguasa dan ilmwuwan terkemuka di era Saljuk hinggakini masih berdiri
kokoh.Bangunan makam Saljuk menampilkan beragam bentuk termasukoktagonal
(persegi delapan), berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empatditutupi dengan
kubah (terutama di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut (terutama
di Anatolia). Bangunan makam biasanya dibangun disekitar tempat tinggal tokoh atau
9
bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah.

c. Masjid SaljukInovasi para arsitektur Dinasti Saljuk yang lainnya tampak pada
bangunanmasjidnya. Masjid Saljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan masjid
ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah kubah, berdiri melengkung dengan tiga
sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Saljukini
seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperticaravanserai dan
madrasah.

III. Fase Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk


Sesudah era Maliksyah (465-485/1072-1092 M), Bani Saljuq mengalamikemunduran
sebelum kekuasaan mereka di Baghdad pudar sama sekali pada tahun552/1157.
Setelah kematian Maliksyah, sejumlah perang sipil antara
putra- putrinya, ditambah lagi dengan berbagai kerusuhan di berbagai wilyaha telahmelem
ahkan otoritas Saljuk dan mengakibatkan hancurnya pemerintahan. SetelahSultan
Maliksyah dan Perdana Mentri Nizam al-Mulk wafat, Saljuk besar mulaimengalami masa
kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan di antaraanggota keluarga timbul.
Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat pemerintahan. Konflik-konflik antar
anggota keluarga melemahkan dinasti Saljukitu sendiri, seperti Syahat Khawarizm, Ghuz,
dan Al-Ghuriyah. Pada sisi lain,sedikit demi sedikit kekuasaan politik khalifah juga
kembali, terutama untuk negriIrak. Kekuasaan dinasti Saljuk di Irak berakhir di tangan
Khawarizm Syah padatahun 590 H/1199 M.
Negara-negara yang terpisah itu mencapai kemerdekaan yangsesungguhnya di berbagai
wilayah kekaisaran yang sangat luas, sementara penguasa utamanya, Dinasti Saljuk
agung dari Persia, mempertahanka kekuasaanformalnya sampai tahun 1175. Salah satu
pecahan utama dari rumpun ini adalahnegara Irak Persia (1117-1194). Sementara Dinasti
Saljuk Romawi di Iconiumdigantikan setelah 1300 oleh Tukri Utsmani. Kekuasaan bani
Saljuq di Asia
kecil di beberapa tempat masih ada yang berlangsung sampai abad ke-14 (di AsiaKecil
dan Kirman), bahkan aad ke-15 (Luristan dan Mardin).
Dengandemikiankekuataandinastiitutidakadalagi,makan
sewaktu bangsa Mongol menyerang Baghdad, mereka tidak dapat lagi mempertahankanko
ta itu. Hingga pada tahun 656 H jatuhlah Baghdad ke tangan Hulagu Khan pemimpin

10
pasukan bangsa Mongol.

Penyebab Kemunduran & Kehancuran Dinasti Saljuk


Terdapat sebab-sebab internal dan eksternal bagi kejatuhan kekuasaan dinasti Saljuk.
1. Terjadinya disintegrasi wilayah kekuasaan dinasti karena sistem otonomisemi-
independen yang memberi peluang bagi gubernur wilayah untukmemisahkan diri dari
kekuasaan pusat menjadi negara-negara kecil.Wilayah-wilayah kekuasaan dibagi-bagi
kepada anggota keluarga dariTurki dan memerintah dengan otonomi yang luas. Di sisi lain
pengawasandan koordinasi pemerintah pusat cukup lemah. Apabila pusat
melakukantekanan atas wilayah-wilayah tersebut, penguasa-penguasa wilayah tidakmau
tunduk bahkan memberontak sebagaimana yang terjadi di wilayahKhurasan dan Ghur.
2. Persaingan antara pemimpin-pemimpin Seljuq di Iraq, syiria dan Parsisetelah
kematianMaliksyah.Konflikperebutanekuasaandipicuoleh persaingan antaradua orang putr
a Maliksah, Ghiyath al-Din Muhammad I dan Mu‟izz al Din Sanjar
Sejumlah perang sipil antara kedua putra Maliksyah dan ditambah berbagai kerusuhan
telah melemahkan otoritasSaljuk dan mengakibatkan hancurnya pemerintahan.
3. Tidaknya sosok pemimpin yang kuat dan memiliki kapasitaskepemimpinan seperti
ketiga sultan sebelumnya dan tidak adanya wazir ahli tata negara yang cerdas dan handal
yang setara dengan Nizham al-Mulk. Menurut Hitti, Imperium Saljuk yang dibangun atas
dasar kesukuanoleh sekelompok orang yang bentuk organisasinya bersandar
padakebiasaan mengembara, hanya bisa disatukan oleh pribadi yang memiliki pengaruh
dominan.
4. Intervensi dan perebutan dominasi pengaruh para Atabeg (Panglima, waliasuh para
pangeran dan putra mahkota Saljuq). Pengaruh mereka yangsemakin besar dalam
percaturan politik pemerintahan menyebabkansemakin melemahnya otoritas dan pengaruh
sultan.
5. Terlaksananya sistem iqta’.
Menurut sistem ini, para panglima tentaradiberikan tanah-tanah di wilayah yang dikuasai
mereka. Akhirnya lahirlah golongan iqta’ (golongan feodal dan tuan tanah). Golongan ini
memeraskaum tani dengan mengenakan cukai pertanian untuk menapatkan hasilyang
banyak dan mengupah buruh tani dengan upah yang sangat rendah.Hal ini menyebabkan
rasa tidak puas dan sakit hati yang menyebar luas dikalangan kaum tani dan memicu
terjadinya pemberontakan.
11
6. Penentangan kaum
Syi‟ah Isma‟iliyah yang digelar al
-hasyasyun(Assasins) pimpinan al-hasan bin al-Sabah. Gerakan batiniyah inimerektrut
pengikutnya dan melatih menjadi tentara pemberontak. Padatahun 483 H/1092 M, al-
Hasan dan tentaranya berhasil menguasai benteng pertahanan Saljuq di kawasan
pengunungan di dekat laut Kaspia. Bahkan, pada tahun 485 H/1092 M komplotan mereka
membunuh Nizam al-Mulk.7.

7. Ancaman dan serangan dari tentara Byzantium yang beragama kristen.Adanya


ancaman dari luar ini telah memaksa pemerintah kerajaan untukmeningkatkan anggaran
belanja negara di bidang militer. Peralatan senjata, tentara dan biaya ekspedisi perang
telah menyedot anggaran yang besarsehingga mengurangi anggaran di bidang
pembangunan sektor lain.
8. Pengaruh Serangan tentara Mongol.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Kehadiran Dinasti Saljuk di atas panggung sejarah peradaban Islam ibarat
“mentari baru” yang terbit kembali di tengah suasana kekuasaan politik di duniaIslam yang
sedang dalam kondisi krisis dan terpuruk pada paruh pertama abad kesebelas. Dalam kondisi
kosongnya kekuasaan dominan akibat lemahnyakekhalifan Abbasiyah, maka tampillah kaum
Turki Saljuk menguasai keadaan.Kedatangan kaum Turki Saljuk mengantarkan sebuah era
baru dan penting dalamsejarah Islam dan kekhalifahan. Sejarah mencatat Dinasti Saljuk
sebagai kerajaanyang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan Islam Sunni yang ketika
itunyaris tenggelam.Kekuasaan yang digenggam Saljuk begitu luas meliputi Asia Tengah
danTimur Tengah  terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatanAsia. Pada
masa pemerintahan dinasti Saljuk inilah umat Islam mendapatkan berbagai bentuk
kemakmuran dan kemajuan yng meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan ilmu
pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

bin Abdurrahman Ar-Rumi, Fahd, ‘Ulumul Qur’an, Studi Kompleksitas Al-Qur’an’,


Yogyakarta: Titian Ilahi Press. Hlm, 1996, 82–84
Abubakar, Achmad, La Ode Ismail Ahmad, and Yusuf Assagaf, ‘Ulumul Qur’an :
Pisau Analisis Dalam Menafsirkan Al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin
Makassar’, Semesta Aksara, 2019
Ahmad Abubakar, ‘Modul I Pembelajaran Ulumul Qur’an’, UIN Alauddin
Makassar, 2018 <http://www.ulumulquranab.com/2018/11/modul-ulumul-
quran.html>
Khalid, Rusydi, Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Makassar: Alauddin University
Press, 2011)
Lal, Anshori, ‘Ulumul Qur’an “Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan”’,
Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an, Cet. I (Jakarta:
Mapan, 2009)
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’i, Cet. VIII
(Bandung: Mizan, 1998)
Ramli, Abdul Wahid, ‘Ulumul Qur‟ An’ (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002)
Republik Indonesia, Departemen Agama, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahnya
Dilengkapi Dengan Ashabul Nuzul Dan Hadits Sahih (Bandung: Syaamil
Quran, 2010)
Republik Indonesia, Kementerian Agama, Bukhara: Al-Qur’an Tajwid Dan
Terjemah (Bandung: Syamil Quran, 2004)
Salim, Abd, Mardan Mardan, and Achmad Abu Bakar, ‘Metodologi Penelitian
Tafsir Maudu’i’ (Pustaka Arif Jakarta, 2012)

13

Anda mungkin juga menyukai