Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP IBD SERTA


KONSEPSI SENI RUPA DAN SENI MUSIK

DISUSUN OLEH : 1. Yunia Eka Putri

2. May Yuni Saputri

3. Novi Henika

4. Ari Irawan

5. Ahmad Mutamakin

DOSEN PEMBIMBING : Joni Hariyanto,SP,M.Si

BOBOT : 2 SKS

MATA KULIAH : IAD, IBD, ISD

FAKULTAS : Tarbiyah

PRODI : PAI Khusus B

SEMESTER : 1

KODE MK : STAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BATURAJA


PROGRAM KHUSUS TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Baturaja, Oktober 2019

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang dan Ruang Lingkup IBD ............................................................. 5


B. Konsepsi Seni Rupa dan Seni Musik .................................................................. 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Budaya Dasar sebagai mata kuliah dasar umum diberikan kepada mahasiswa-
mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk mengembangkan
daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Hal ini penting
disebabkan

1. Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia
yang dialami dan dihadapi seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium
Antar-Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan,
pandangan hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2. Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuan sering
mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia.
Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak tabir aspek ontologis dan
epistemologis demi mencapai kelezatan hidup materialnya saja. Ilmuwan dalam
menerapkan ilmunya (segi aksiologisnya) sering mengabaikan unsur manusiawinya,
kurang berbudaya, dan tidak “halus”. Padahal, pembangunan nasional itu pada
hakikatnya adalah pembangunan manusia.

Konsepsi IBD dalam seni rupa dan seni musik dapat diartikan sebagai teori tentang
keindahan dan seni. Arti keindahan sudah diurakan dimuka, sedangkan arti seni adalah
keindahan yang diciptakan manusia pemandangan alam yang paling indah adalah ciptaan
tuhan. Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena kesemuanya
merupakan ciptaan tuhan. Pada hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa
segalanya yang indah adalah seni Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk
daya inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai
ikatan The liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah
satu jenis nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu sendiri ,ada berbagai pembedaan , yaitu :

1. Nilai subjektif
2. Nilai objeltif
3. Nilai perseorangan
4. Nilai kemasyarakatan
5. Nilai intrinsi
6. Nilai ektrinsik

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Ilmu budaya dasar ?
2. Apa latar belakang adanya ilmu budaya dasar?
3. Apa saja ruang lingkup ilmu budaya dasar?
4. Apa hubungan ilmu budaya daerah dengan ilmu eksak?
5. Apa konsepsi ilmu budaya dasar dalam seni rupa?
6. Apa konsepsi ilmu budaya dasar dalam seni musik?

3
C. TUJUAN PENULISAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran,
dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Dan juga untuk mejelaskan pentingnya Ilmu
Budaya Dasar sebagai fondasi membangun moral mahasiswa agar tercipta manusia dengan
kepedulian tinggi terhadap sesamanya. Dan mengenalkan latar belakang dan ruang lingkung
IBD, serta konsepsi seni rupa dan seni musik.

4
BAB II PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP IBD

A. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR


“Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah
kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan
telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam
pengetahuan budaya.

Definisi tentang pengetahuan budaya : “Pengetahuan Budaya (the humanities) adalah


pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini dapat dibagi
lagi dalam keahlian-keahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni music, seni rupa dan lain-
lain. Dengan demikian disini jelas dapat dibandingkan antara pengertian the humanities (Ilmu
Budaya Dasar) dengan Culture (Kebudayaan). The Humanities atau Humaniora itu menurut
L.Wilardjo adalah : sikap dan perilaku masal moral manusia terhadap sesamanya. Jadi
Humaniora ini dilihat dari definisi L.Wilarjo sebagai seperangkat sikap dan perilaku manusia.

Sedangkan kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah


(bahasa Arab), berasal dari perkataan Latin: “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam”. Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
“buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Pendapat lain mengatakan bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara
budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Menurut Dawson dalam bukunya
“Age Of The Gods”, kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is a common way of
life). Sedangkan menurut E.B Taylor dalam bukunya : “Primitive Culture” kebudayaan
adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh
seseorang sebagai anggota masyarakat. Dan Dr.Moh.Hatta mengatakan kebudayaan adalah
ciptaan hidup dari suatu bangsa.

Sepintas definisi-difinisi tersebut kelihatan berbeda-beda, namun sebenarnya prinsipnya


sama, yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia. Dapat kita tarik kesimpulan
bahwa : Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Dan budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

5
B. LATAR BELAKANG ILMU BUDAYA DASAR
Latar belakang ilmu budaya dasar bermula dari kritik yang diberikan oleh sejumlah
cendikiawan mengenai system pendidikan kita yang dinilai sebagai warisan system
pendidikan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. System pendidikan tersebut
merupakan kelanjutan dari politik balas budi yang diajukan oleh Conrad Theodore Van
Deventer. Adapun tujuannya adalah menghasilkan tenaga terampil dalam bidang
administrasi, perdagangan, teknik,dan keahlian lain demi kelancaran usaha mereka dalam
mengeksploitasi kekayaan Negara kita.

Sampai sekarang, system pendidikan yang terkotak-kotak telah menghasilkan banyak tenaga
ahli yang berpengalaman dalam disiplin ilmu tertentu. Padahal pendidikan itu seharusnya
lebih ditujukan untuk menciptakan kaum cendikiawan daripada mencetak tenaga yang
terampil. Para lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat berperan sebagai sumber utama bagi
pembangunan Negara secara menyeluruh. Dari mereka diharapkan adanya sumbangan ide
bagi pemecahan masalah social masyarakat yang sangat kompleks dan berkaitan satu dan
lain, dan juga dalam masalah budaya. Sehingga perguruan tinggi Indonesia mampu
menghasilkan sarjana yang tidak asing dengan kehidupan masyarakat serta gejolak
perkembangan dan kebutuhannya, dan juga mengenali dimensi lain di luar disiplin ilmunya.
Sebagai ikhtisar untuk tujuan itu, Ilmu Budaya Dasar diberikan sebagai pelengkap
pembentukan sarjana, yang mampu memecahkan permasalahan yang timbul dalam
lingkungan masyarakat.[2]

Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai
dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan
pembentukan sarjana. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang
mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :

a. Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara


ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir
logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan
alternatife pemecahannya.
b. Kemampuan profesional yang merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga
ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
c. Kemampuan personal yang merupakan kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan
ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan
sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia,
memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan,
serta memiliki pandangan yang luas dan peka terhadap berbagai masalah yang
dihadapi oleh masyarkat Indonesia.

Adapun latar belakang diberikannya mata kuliah IBD dalam konteks budaya, Negara dan
masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahannya sebgai berikut :

6
a. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
b. Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat yang menimbulkan
pergeseran system nilai budaya dan sikap yang mengubah anggota masyarakat
terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas social, yang
diikuti oleh hubungan interaksi yang bergeser dalam kelompok masyarakat.
Sementara ini, terjadi juga penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat.
Dengan demikian, dapat dipahamai bila penggeseran nilai itu membawa akibat jauh
dalam kehidupan berbangsa.
c. Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, membawa
pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antarsuku maupun dengan kebudayaan
dari luar. Terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing bukan hanya
menyebabkan intensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya
berlangsung dengan cepat dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi
budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat,
yang sedang menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.

C. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR


Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan di atas, ada dua masalah yang
bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah tersebut ialah :

a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah


kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan
budaya (The Humanitie), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antara bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
b. Hakikat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat. Dalam melihat
dan menghadapi lingkungan alam, social dan budaya, manusia tidak hanya
mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi ketidak seragaman yang diungkapkan
secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk
dan corak ungkapan, pikiran dan persamaan, tingkah laku, dan kelakuan mereka.

Menilik masalah pokok yang biasa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di
atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak saja sebagai subjek akan tetapi sekaligus objek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan
bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

7
Tim IBD dari Konsorsium sudah berusaha mengadakan pembagian masalah-masalah tersebut
secara fleksibel. Pada tahun 1972 misalnya, masalah-masalah tersebut dibagi menjadi 10
tema atau 10 topik :

1. Manusia dan pandangan hidup


2. Manusia dan asuhan
3. Manusia dan tanggung jawab
4. Manusia dan cinta kasih
5. Manusia dan kegelisahan
6. Manusia dan derita (penderitaan)
7. Manusia dan harapan
8. Manusia dan ketulusan
9. Manusia dan pengabdian
10. Manusia dan keadilan

Pada tahun 1973 Tim IBD membagi masalah-masalah tersebut menjadi 15 tema atau topic,
yang disusun sesuai dengan “lingkungan hidup manusia”.

1. Kelahiran
2. Kebahagiaan dan humor
3. Cinta kasih dan keterbukaan
4. Kedirian manusia dan perkelaminan
5. Pengeluaran, pemanfaatan, dan penaklukan ala
6. Keindahan dan khayal
7. Kekuatan dan kehormatan
8. Kedakuan, pemberontakan, dan perbudakan
9. Penderitaan
10. Keadilan dan hak
11. Kebebasan
12. Kebijakan dan pandangan hidup
13. Kerinduan Ilah
14. Iman dan kesucian
15. Kematian

Kemudian pada tahun 1978, Tim IBD menyusun kembali masalah-masalah tersebut menjadi
7 topik yaitu :

1. Keadilan
2. Tanggung jawab
3. Cinta kasih
4. Pengabdian
5. Harapan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan

Dan pada tahun 1980 Tim IBD merumuskan menjadi 8 topik :

8
1. Pandangan hidup
2. Keindahan
3. Cinta kasih
4. Tanggung jawab dan pengabdian
5. Keadilan
6. Kegelisahan
7. Penderitaan
8. Harapan

Akhirnya pada tahun 1982 Konsorsium menurunkan rumusan terbaru sebagai berikut:

Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah budaya.

Kedua maslah pokok tersebut di atas, sudah barang tentu masih memerlukan
penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan. Rumusan masalah-masalah yang akan
dikaji dalam Ilmu Budaya Dasar diformulasikan ke dalam satu tema, yaitu menusia sebagai
makhluk Budaya. Tema ini akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam delapan pokok
bahasan, dan sub pokok bahasan, yaitu :

1. Manusia dan cinta kasih

 Cinta antara pria dan wanita


 Kekeluargaan
 Persaudaraan

2. Manusia dan keindahan

 Kontemplasi
 Ekstasi

3. Manusia dan penderitaan

 Nasib buruk
 Penyesalan
 Kehilangan yang dicintai

4. Manusia dan keadilan

 Rasa keadilan
 Perlakuan yang adil

5. Manusia dan pandangan hidup

 Cita-cita
 Kebajikan

9
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian

 Kesadaran
 Kewajiban
 Pengorbanan

7. Manusia dan kegelisahan

 Keterasingan
 Kesepian
 Ketidakpastian

8. Manusia dan harapan

 Kepercayaan diri
 Gairah mengatasi kesulitan

Dari pengembangan masalah-masalah tersebut di atas nempak sekali bahwa orientasi dalam
Ilmu Budaya Dasar memang tidak terlepas dari masalah-masalah manusia dan kebudayannya.

Kedelapan pokok bahasan (beserta sub pokok bahasan) tersebut di atas pada dasarnya
termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya (the humanities).

Dan sebagaimana dikemukakan, untuk mendekati masalah yang akan dikaji dengan Ilmu
Budaya Dasar, bisa digunakan cabang-cabang pengetahuan budaya, baik secara sendiri-
sendiri maupun gabungan antara berbagai bidang. Perwujudan mengenai cinta kasih,
misalnya terdapat dalam karya-karya sastra, tarian, music, filsafat, lukisan, patung dan lain
sebagainya yang semuanya merupakan benda-benda budaya. Untuk itu poko bahasan
mengenai manusia dan cinta kasih dapat didekati dengan menggunakan karya-karya tersebut.

Dengan penyusunan tema-tema semacam itu, dimaksudkan agar mahasiswa lebih mudah
mengidentifikasikan dengan masalah yang dibahas dan untuk menunjukkan bahwa hal-hal
yang didiskusikan sesuai dengan pengalaman hidup manusia.

Di samping itu agar mahasiswa juga dapat memperhatikan norma-norma yang membantu
pendidikan. Walaupun penyusunan semacam itu diharapkan untuk mendekatkan dengan
pengalaman mahasiswa, masih terbuka kemungkinan untuk menyesuaikan dengan kondisi
tempat belajar daerah setempat.

10
C. HUBUNGAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN ILMU-ILMU EKSAK
1. Hubungan IBD dengan Ilmu Teknik

Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya, maka tidak mengherankan jika
pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan ilmu-ilmu teknik, justru ilmu
teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu tidak mengherankan, jika
karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan, dan sebagainya.

Hal itu dapat kita perhatikan pada hasil yang berbentuk bangunan-bangunan, seperti
rumah, bangunan jembatan, motor, robot dan lain sebagainya.

2. Hubungan IBD dengan Ilmu Pertanian

Sesuai dengan pendapat dalam uraian di atas, yaitu hubungan IBD dengan ilmu-ilmu
teknologi, maka hubungan IBD dengan ilmu-ilmu pertanian sama juga.

Hasil kesadaran budi manusia berkaitan erat dengan ilmu-ilmu pertanian. Hal itu
terjadi sejak masyarakat kita bersifat agraris.

Sekarang, dalam masa modern ini hasil budi kita juga mengacu arah kemajuan.
Karena itulah, maka IBD berusaha mengikuti perkembangan dan mengaitkan dengan
ilmu-ilmu pertanian modern, antara lain: berperhatian pada tanah sebagai fokusnya,
pada tanam-tanamannya, pada hama dan penyakitnya dan berperhatian kepada
perekonomiannya dan seterusnya.

a. Hubungan IBD dengan tanah sebagai fokusnya

Konsep IBD merupakan pengejawantahan manusia yang berbudi, sadar untuk


berperhatian langsung kepada tanah sebagai focus sasarannya. Manusia itu bergabung
dengan manusia lain dan akhirnya akan berkelompok. Mereka mempunyai tujuan
yang sama untuk mencapai cita-citanya dan mereka itulah yang kita sebut masyarakat.
Dalam masyarakat itulah biasanya mereka membuat peraturan-peraturan bersama dan
peraturan itu ditiadakan, kemudian peraturan itu diturunkan kepada anak
keturunannya.

Mengenai hubungan manusia dengan tanah dalam alam modern ini sering timbul
pertentangan karena adat masyarakat itu. Masyarakat mempertahankan berlakunya
adat yang dipatuhi, sedang masyarakat modern menginginkan ketidak patuhannya
demi ide yang diliputi akal budi yang sadar. Untuk kepentingan itu akal budi manusia
selalu berusaha agar dapat memperbolehkan tanahnya diolah dan diubah untuk
meningkatkan produksi, serta mengubah tanahnya yang kurang subur itu menjadi
tanah yang subur serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Begitu pula
mengenai penggunaan alat-alat modern dalam pertanian, waktu pengolahan dan waktu
bertanam. Biasanya usaha itu oleh adat dianngap tabu.

Disinilah peranan ilmu budaya untuk mengatasi kesulitan sampai mencapai tujuan.

11
b. Hubungan IBD dengan anam-tanaman ebagai fokusnya

Sesuai dengann sub pokok bahasan mengenai tanam-tanaman pun sering menjadi
masalah yang rumit untuk di atasi. Hal itu terasa sekali ketika kita akan mengubah
tanaman pada jenis wulu dengan tanaman padi jenis PB. Begitu pula bagaimana cara
kita menjelaskan kepada masyarakat untuk dapat izin menanam jenis tanaman tertentu
dicampur dengan tanaman yang lain yang berguna, tetapi tidak merugikan tanaman
yang pokok. Jelas tidak benar, jika para budayawan akan mencapai tujuannya itu
dengan cara melawan adat.

Di sinilah para budayawan pertanian berperan sekali untuk mengajak masyarakat


berpartisipasi dalam pengembangan di sector pertanian. Untuk meningkatkan
pengembangan itu para ahli yang berbudaya yang cocok dengan tanah kita.

c. Hubungan IBD dengan hama dan penyakit sebagai fokusnya

Sering masyarakat menuduh dengan mudah atau melemparakan kesalahan kepada


para ahli berkenaan dengan munculnya hama penyakit tanam-tanaman yang
melandanya. Pendapatnya, datangnya hama penyakit disebabkan dewa/roh yang
berkuasa menghukunya. Orang harus sadar, bahwa roh yang marah itu harus segera
diberi upeti dan segera sang dewa itu mau menghilangkan penyakit yang
menimpanya. Jika para ahli menjelaskan adanya penyakit itu maka mereka
menolaknya. Dalam hal ini masyarakat kurang mudah memahami apa yang dimaksud
pembaharuan dan pembangunan berdasarkan penalaran yang sakit untuk
memberantasnya.

Di sini pula para ahli yang berbudaya dituntut untuk segera bisa mengatasi kesukaran-
kesukaran yang berhubungan dengan pembangunan di sector pertanian dengan
perwujudan dapat memberantas hama tikus, wereng, dan sebagainya. Anggapannya,
perwujudan yang nyata itu akan dengan segera diterima oleh masyarakat. Karena itu
obat hasil penelitiannya yang manjur dan ampuh tersebut yang diharapkan oleh
mereka. Masalah ini justru yang menjadi tantangan bagi para masyarakat ilmiah.

d. Hubugan IBD dengan perekonomian sebagai fokusnya

Memperhatikan masalah ekonomi, mengolah orang cenderung berfikir tentang usaha,


mengolah dan memasarkannya. Dengan ekonomi itu orang akan dengan mudah
memperhatikan gerak masyarakat dalam pembangunan ini. Dengan melalui
perekonomian manusia budaya akan selalu berusaha, bagaimana hasil sector pertanian
itu dapat dikembangkan dengan leluasa, baik versifat nasional maupun bersifat
internasional.

e. Hubungan IBD dengan ilmu kedokteran

Sejak dengan ilmu-ilmu kedokteran yang sifatnya lebih kearah manusia, maka sudah
jelas kiranya, bahwa pengetahuan budaya yang berkaitan dengan hasil kesadaran
manusia akan parallel dengan ilmu-ilmu kedokteran.

12
Segala penalaran dokter sebagai manusia akan sama dengan penalaran budi manusia.
Ilmu kedokteran yang selalu memikirkan jasmani dan rohani manusia akan selalu
dituntut oleh keadaan lingkungan masyarakat. Salah piker dari seorang dokter berarti
akan bertentangan dengan hati nurani manusia yang melekat dalam pribadi sang
dokter. Sebaliknya kesuksesan dokter akan selalu menjunjung tinggi dan mengangkat
nama harumnya, karena segala kesuksesan itu tentu dilandasi oleh budi/ pikiran
manusia secara sadar. Justru karena itulah, Fakultas kedokteran akan selalu parallel
dan tidak akan sumbang dengan penalaran manusia yang kreatif dan bermoral tinggi.

Hal itu dapat diperhatikan dari contoh-contoh kehidupan sang dokter. Mereka tidak
akan pilih kasih menghadapi pasiennya, apakah si pasien itu kaya atau miskin. Bagi
dokter yang penuh dedikasi baik ia akan menghadapi pasiennya sama saja. Sang
dokter akan puas sekali, jika ia mampu menyembuhkan paisennya yang mungkin
sekali ia sudah tak akan tertolong, menurut perhitungan ilmiah.

Dalam kehidupan sehari-hari sang dokter akan merasa diuji oleh janji dokternya, Ia
diuji agar sang dokter mau memberi suntikan yang mematikan terhadap seseorang.
Disini sang dokter dengan kebudayaan yang tinggi dan perasaaan yang penuh cinta
kasih harus memberi jawaban/ tindakan yang sesuai dengan penalaran yang baik.

Dengan demikian hubungan IBD dengan dokter sebagai pribadi akan mampu
memberi jawaban dengan menyadarkan ketidak puasannyadalam kehidupan
bermasyrakat.

Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi mahasiswa yang untuk
dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di samping ilmu-ilmu lain yang
menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.

Gerak manusia budaya dalam masyarakat selalu menarik hubungan penalaran manusia
terhadap ilmu-ilmu tertentu. Inilah sebabnya IBD sebagai ilmu akan selalu berkaitan dengan
ilmu-ilmu yang lain, baik antar ilmu-ilmu humaniora dengan ilmu-ilmu social atau ilmu-ilmu
eksak. Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu teknik dapat dilihat pada karya
manusia yang berbudi sadar seperti : bangunan-bangunan, baik bangunan yang sederhana
maupun bangunan raksasa, misalnya jembatan yang sederhana yang biasa orang menyebut
titian sampai dengan jembatan panjang sekali: bangunan rumah dapat kita perhatikan
bangunan rumah sederhana sampai dengan bentuk ukiran bangunan yang berujud alat-alat
elektronik yang sangat sederhana sampai alat-alat elektronik yang maju sekali.

Hubungan il;mu budaya dasar dengan ilmu-ilmu pertanian dalam hal ini hubungan IBD
dengan ilmu-ilmu pertanian dapat terlihat pada penalaran manusia terhadap tanah, terhadap
tanam-tanaman, terhadap hama penyakit, terhadap bio kimia untuk mengatasi hambatan-
hambatan yang berhubungan demngan sector pertanian. Selanjutnya penalaran manusia
terhadap perekonomian pertanian pun menjadi masalah yang tak luput dari pemikiran ilmu
budaya dasar.

13
Hubungan ilmu budaya dasar dengan ilmu-ilmu kedokteran tampak jelas, sebab ilmu
kedokteran itu sendiri berada atau merupakan ilmu-ilmu yang secara langsung berkaitan
dengan manusia sebagai sasarannya. Di sinilah ilmu kedokteran itu berperan sekali dalam
kehidupan manusia. Jadi, budi manusia yang luhur harus dapat menguasai atau menyelubungi
segala tindak tanduk sang dokter.

KONSEPSI SENI RUPA DAN SENI MUSIK

A. KONSEPSI IBD DALAM SENI RUPA

1. Arti dan Tujuan Seni Rupa


Menurut Upjohn tujuan seni rupa adalah sebagai berikut :
Seni adalah jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan. Tujuan utamanya ialah
menambah interprestasi dan melengkapi hidupnya. Adakalanya suatu waktu, seni
dijadikan pembantu untuk tujuan lainnya seperti pengagungan agama.
2. Beberapa Gaya dan Corak Seni Rupa
Karena adanya perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing zaman, maka setiap
zaman melahirkan kesenian dengan ciri-ciri yang khusus. Ada bermacam-macam
gaya mempunyai corak pesona tersendiri dan khas. Di samping itu, tiap-tiap aliran
corak mempunyai tujuan tertentu atau fungsi sendiri-sendiri. Aliran mempunyai cita-
cita seni sendiri sesuai dengan pikiran zamannya.

Corak dan gaya seni modern eksposionis tidak terbatas oleh objek-objek tertentu,
melainkan ditentukan oleh sikap batin si penciptanya dengan melampaui batas dan
ruang waktu.

Dalam tahun 1970-an seni rupa baru yang didasari oleh semangat pembaruan. Dalam
gerakan ini, suatu hal karya dapat lahir dari imajinasi yang bebas. Ada beberapa
langkah yang merupakan gerakan yang baru dalam aliran ini :
 Membuang sejauh mungkin tentang adanya element-element khusus dalam seni
rupa,seperti element lukis dan element gambar.
 Membuang sejauh mungkin sikap spelialis dalam seni rupa yang cenderung
membangun bahasa alistis dan menjadikan maksud si seniman tidak dapat dipahami
oleh masyarakat yang lebih menilainya sebagai bagian yang mengandung misteri.
 Mendambakan kemungkinan berkarya dalam arti mengharapkan keragaman gaya
dalam seni rupa Indonesia.
 Menciptakan perkembangan seni rupa Indonesia dengan jalan mengutamakan
pengetahuan yang didasari oleh tulisan dan teori orang Indonesia yang menentang
habis-habisan pendapat yang mengatakan bahwa seni rupa Indonesia adalah bagin
dari sejarah seni rupa dunia,seni adalah universal.

14
 Mencita-citakan seni rupa yang lebih hidup,dalam arti kehadirannya tidak
diragukan,wajar,berguna dan hidup meluas dikalangan masyarakat.

3. KONSEPSI IBD DALAM SENI MUSIK

Telah kita ketahui bahwa musik ada dua jenis:


 Music daerah, seperti : seni karawitan, degung sunda, music kolintang,dan geding
sriwijaya.
 Music nasional, seperti : padamu Negari, hallo-hallo bandung, Gugur bunga, dan
Syukur.

Konsep yang terdapat dalam musik berhubungan dengan perasaan cinta kasih, pengorbanan,
kesejahteraan, penderitaan dan harapan. Karya musik klasik yang sangat terkenal adalah
simponi kelima, sangat terkenal karena menggunakan semangat pantang menyerah untuk
melawan sang nasib. Penyebabnya sangat terkenal karena menggambarkan penderitaan
manusia dengan latar belakang sejarah serangan tentara. Kegelisahann, penderitaan, dan
harapan, putus asa serta keberanian melebur menjadi gubahan musik yang indah.

15
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

 Ilmu Budaya Dasar” adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah
kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari
dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong
dalam Pengetahuan Budaya.

 Hubungan IBD dengan ilmu eksak. Sesuai dengan pengertian dan sasaran ilmu budaya,
maka tidak mengherankan jika pengetahuan budaya dasar itu berkaitan sekali dengan
ilmu-ilmu teknik, justru ilmu teknologi itu adalah hasil dari budaya manusia. Karena itu
tidak mengherankan, jika karya budaya itu menuntut kekuatan, keindahan, kepraktisan,
dan sebagainya. Jadi IBD merupakan ilmu yang bertugas mendasari mental pribadi
mahasiswa yang untuk dapat menerima, meresapi dan menghayati ilmu-ilmu budaya di
samping ilmu-ilmu lain yang menjadi ilmu disiplinnya masing-masing.

 Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam seni rupa dan seni musik sangat berkaitan
erat,karena budaya-budaya dasar di Indonesia sangat beranekan ragam seperti
seni,bahasa/sastra yang beraneka ragam. Maka dari itu untuk melestarikan itu semua kita
wajib memperdalam pembelajaran dalam ilmusosial budaya dasar kita.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://sm4rtsblog.blogspot.com/2012/03/latar-belakang-dan-ruang-lingkup-ilmu.html

http://d-scene.blogspot.com/2011/06/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html

https://makalah-xyz.blogspot.com/2016/10/konsepsi-ibd-dalam-kesuastraan-seni.html

http://bapakdodo.blogspot.com/2013/01/konsepsi-ibd-dalam-kesusastraan-seni.html

17

Anda mungkin juga menyukai