Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STUDI AL-QURAN

“Uslub AL-Quran”

Dosen Pembimbing :

Dr. Alwizar, M.A

Disusun Oleh :

Nur Izzati (12010225233)

Restu Marsyta (12010225655)

Wilsa Martiana (12010221388)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

1442 H/2021 M
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpah atas nabi kita Muhammad SAW, yang atas
kehadirannya yang telah membawakan cahaya islami.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Studi Al Quran dengan judul
“Uslub Al Quran (amtsal dan aqsam al quran)” di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, jurusan
Pendidikan Bahasa Arab.

Terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Alwizar ,M.A selaku dosen mata kuliah Studi Al
Quran yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan
umumnya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menjadi lebih baik.

Pekanbaru,Maret 2021

Penyusun

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang................................................................................................1

B.Rumusan Masalah...........................................................................................1

C.Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.AMTSALUL QUR’AN

A.Pengertian Amtsalul Qur’an...........................................................................3

B.Macam-Macam Amtsalul Qur’an...................................................................4

C.Faedah Amtsalul Qur’an.................................................................................6

D.Hukum Membuat Amtsalul Qur’an................................................................8

2.AQSAMUL QUR’AN

A.Pengertian Aqsamul Qur’an...........................................................................9

B.Macam-Macam Aqsamul Qur’an.................................................................12

C.Faedah Qasam Dalam Qur’an.......................................................................12

D.Hikmah Sumpah Dalam Al-Qur’an..............................................................13

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan...................................................................................................15

B.Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

AL-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa arab.sebab masyarakat yang dihadapi


pada masa itu adalah masyarakat arab.ketika mereka menerima pemberitaan ini
,tentunya ada yang percaya dan mengimani sepenuh hatinya ,tetapi tidak menutup
kemungkinan juga ada yang mengingkari dan tidak mau mempercayai kebenaran AL-
Quran.Kesiapan jiwa individu sangat menentukan bagaimana reaksinya terhadap
penerimaan kebenaran AL-Quran sebagai wahyu illahi .bermacam-macam uslub
dalam AL-Quran ditujukan untuk memikat hati mereka untuk tertarik untuk menerima
kebenaran wahyu. Disamping gaya bahasa dan sastra yang bernilai tinggi , Al-Qur’an juga
menawarkan ungkapan dengan menggunakan perumpamaan-perumpamaan (amtsal) yang
sangat indah dan logis,sehingga perumpamaan - perumpamaan mengandung ajaran itu bisa
diterima masyarakat pada masa itu.Di antara uslub yang dipergunakan adalah amtsal dan
aqsam,untuk memperkuat kebenaran berita yang akan disampaikan kepada
manusia.Tidak sedikit perumpaman dan sumpah yang di pergunakan Allah Subhanu
wata’ala dalam AL-Quran ,agar manusia menjadi terbuka hatinya,menerima suatu
kebenaran.

Oleh karena itu,sangatlah penting bagi kita untuk mendalami materi tersebut ,untuk
menambah kita terhadap kebenaran AL-Quran dan khazanah keilmuan yang ada didalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari amtsal dan aqsam ?
2. Jelaskan macam-macam amtsal dan aqsam dalam AL-Quran!
3. Apa saja faedah-faedah amtsal dan aqsam dalam AL-Quran?
4. Bagaimana membuat amtsal dalam AL-Quran?
5. Jelaskan keadaan muqsam alaih dalam AL-Quran!
6. Apa saja tujuan dan hikmah aqsam didalamAL-Quran?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari amtsal dan aqsam dalam AL-Quran
2. Untuk mengetahui macam-macam amtsal dan aqsam dalam AL-Quran
3. Untuk mengetahui faedah-faedah amtsal dan aqsam dalam AL-Quran
4. Untuk mengetahui cara membuat amtsal dalam AL-Quran
5. Mahasiswa dapat menjelaskan keadaan muqsam alaih dalam AL-Quran
6. Mahasiswa dapat menetahui tujuan dan hikmah aqsam didalam AL-Quran

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. AMTSALUL QUR’AN
A. PENGERTIAN AMTSALUL QUR’AN
Secara bahasa (etimologi) kata Amtsal adalah bentuk jamak dari matsal, mitsul dan
matsil. Kata ini memiliki makna kata syabah, syibah dan syabih baik secara lafal maupun
maknanya.Pengertian Amtsal secara bahasa ada tiga macam yaitu:

1. Perumpamaan, gambaran atau perserupaan

2. Cerita atau kisah, jika keadaannya sangat menakjubkan

3. Sifat, keadaan atau tingkah laku.

Sedangkan menurut istilah (terminologi) Amtsal mempunyai beberapa definisi


diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut imam as-Suyuti


Mathal adalah mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi dengan yang nyata dengan
yang ghaib dengan yang tampak
2. Menurut Ibnu al-Qayyim
Amthal Quran adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal
hukumnya dan mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang indrawi atau
mendekatkan salah satu dari dua indra dengan yang lain karena adanya kemiripan.
3. Menururut manna al-Qathan mendefinisikan mathal didalam alquran ialah
mengungkapkan sesuatu makna dalambentuk kalimat indah ,singkat,padat dan akurat
serta terasa meresap kedalam jiwa baik kalimat itu dalam bentuk tasbih ataupun
ungkapan bebas.
Definisi yang diungkapkan oleh imam as-Suyuti lebih menunjukkan prinsip-
prinsip dasar dari mathal,sedangkan definisi al-Qatan lebih rinci dengan menjelaskan
prinsip-prinsip dasarnya dan bentuk kalimat yang digunakan.

3
B. MACAM –MACAM AMTSALUL QUR’AN
Manna Al-Qattan membagi Amtsal dalam al qur’an ada tiga macam yaitu:

1. Amtsal Musharrahah yaitu amtsal yang tegas dan jelas menggunakan kata-kata
perumpamaan.Didalamnya ada lafadz matsal atau yang menunjuk kepada tasybih
(penyerupaan). Contohnya: Firman Allah tentang orang-orang munafik (QS.Al
Baqarah 17-20).

17) Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu
menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

18) Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

19) atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh
dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara)
petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

20) Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari
mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan
mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Dalam ayat ini Allah SWT membuat dua perumpamaan bagi orang munafik yaitu matsal
yang berkenaan dengan api. Allah SWT menyebut orang munafik “….adalah seperti orang
yang menyalakan api….”

Untuk penerangan dan manfaat, mengingat mereka memperoleh manfaat materi dengan
sebab masuk islam. Namun disisi lain, Islam tidak memberikan pengaruh cahayanya kepada
hati mereka. Kenapa? karena Allah SWT menghilangkan cahaya dalam api itu”. Allah
hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka…” dan perumpamaan yang kedua yaitu matsal
yang berkenaan dengan air…” atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit…” Allah SWT menyerupakan orang munafik dengan keadaan orang yang ditimpa
hujan lebat yang disertai gelap gulita, gemuruh dan kilat. Sehingga rusaklah segenap
kekuatan orang itu dan ia meletakkan jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan

4
mata karena takut petir menimpanya. Ini mengingat bahwa Al-Qur’an dengan segala
peringatan, perintah, larangan dan kitabnya bagi orang munafik tak ubahnya seperti petir
yang sambar-menyambar.

2. Amtsal Kaminah yaitu amtsal yang tersembunyi.

Maksudnya,lafadz tamsil (pemisalannya ) tidak ditegaskan tetapi menunjuk kepada makna-


makna yang indah ,menarik dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada
yang serupa dengannya. Contohnya sbb:

Ayat –ayat yang senada dengan perkataan:

(sebaik-baiknya urusan adalah pertengahanya) yaitu:

a. Firman AllahSWT mengenai sholat (QS.Al-Isra’110)Artinya: “…Katakanlah: “Dan


janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmudan janganlah pula merendahkannya
dan carilah jalan tengah di antara kedua itu…”

b. Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya: “…Bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda:pertengahan antara itu…”

c. Firman Allah SWT mengenai sapi betina (QS.Al Baqarah 68) Artinya: “…Bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda:pertengahan antara itu…”

d. Firman Allah SWT mengenai harta (QS.Al-Furqon 67) Artinya: “Dan orang-orang yang
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
pembelanjaan itu ditengah antara yang demikian”.

3. Amtsal Mursalah yaitu amtsal yang terlepas .

Maksudnya, kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Contoh:

a. “Sekarang jelaslah kebenaran ini’’ (QS.Yusuf 51)

b. “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah” (QS. Al- Hasyr 14)

c. “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya itu selain Allah” (QS. An-Najm 58)

Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai ayat-yat yang mereka namakan amtsal
mursallah ini apa atau bagaimana hukum menggunakanya sebagai matsal. Sebagian ahli ilmu
memandang hal demikian telah keluar dari adab Al-Qur’an, Ar-Razy berkata ketika
menafsirkan ayat

5
‫لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل َى دِين‬

“Untukmu agamamu dan untukku agamaku” (QS.Al- Kafirun 6).

Sebagian orang menjadikan ayat ini sebagai matsal (untuk membela, membenarkan
perbuatanya ketika meninggalkan agama/murtad) padahal hal demikian tidak dibenarkan.
Sebab Allah menurunkan Al-Qur’an bukan untuk dijadikan matsal,tetapi untuk di renungkan
dan kemudian di amalkan isi kandungannya.

C. FAEDAH AMTSALUL QUR’AN


Beberapa faedah dari adanya Amtsalul Al-Qur’an adalah: [5]

1. Memperjelas pengertian yang abstrak dengan menggunakan bentuk yang kongkrit,


akan mudah ditangkap oleh indera dan mendorong akal manusia untuk memahami ajaran Al-
Quran. Seperti gambaran Al-Qur’an dalam surat Al Baqarah 264 yang menggambarkan
hilangnya pahala sedekah yang diserupakan dengan hilangnya debu diatas batu akibat
tersiram air hujan deras.

2. Dapat mengungkapkan realitas perkara dan mengkongkritkan hal yang abstrak.


Contoh surat Al Baqarah 275 Artinya: “Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila”. Ayat ini mengumpamakan orang yang makan riba adalah orang yang tertipu
oleh hawa nafsunya, diserupakan dengan orang yang sempoyongan karena kesurupan syaitan.

3. Dapat mengumpulkan makna yang indah ,menarik,dengan ungkapan yang singkat dan
padat. Contoh surat Al-Mu’minun 53. Artinya: “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)”.

4. Mendorong manusia giat beribadah, beramal dengan melakukan hal-hal yang


dijadikan perumpamaan yang sangat menarik dalam Al-Quran. Contoh: Surat Al-Baqarah
261, Artinya: “…Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.Allah melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang
Dia kehendaki”.

6
Perumpamaan diatas dapat mendorong orangn untuk lebih banyak beramal sedekah
dikarenakan besarnya pahala bagi yang mengerjakanya karena terdorong oleh perumpamaan
tersebut.

5. Menghindarkan orang dari perbuatan tercela yang dijadikan perumpamaan dalam


alquran,setelah ia memahami kejelekan dari perbuatan tersebut. Contoh: Surat Al-Hujurat
ayat 12, Artinya: “… Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing sebagian yang lain.
Apakah senang jika salah seorang diantara kamu suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”.

Manusia akan merasa jijik dan tidak suka memakin bangkai, karena itu Allah SWT
menyamakan perbuatan menggunjing orang lain dengan tersebut agar manusia menjauhi
perbuatan tercela itu.

6. Untuk memuji sesuatu yang dicontohkan, seperti pujian Allah kepada sahabatnya
Rasulullah dalam Surat Al-Fath 29 Artinya: “…Demikianlah sifat-sifat mereka dalam taurat
dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pohonnya, tanamn itu menyenangkan hati penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kufur (dengan kekuatan mu’min)…’’

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa pada permulaan islam, kaum yang mau
beriman hanyalah sedikit, tidak lebih dari10. Namun dalam waktu yang terbilang singkat 23
tahun, para sahabat jumlahnya menjadi sangat banyak dan mampu menaklukkan kaum
musyrikin dalam peristiwa Fatkhul Makkah.

7. Digunakan untuk mencela ,ini terjadi apabila sesuatu yang menjadi perumpamaan
adalah hal yang di anggap buruk oleh manusia. Seperti dalam Surat Al-A’raf 176, Artinya:
“Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat
itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkanya lidahnya dan jika
kamu membiarkanya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-
orang yang mendustakan ayat-ayat Kami…”

Dalam mencela orang-orang yang berilmu namun mereka tetap cenderung pada
kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, Allah menyerupakan mereka dengan anjing
yang selalu menjulurkan lidahnya.

7
8. Pesan yang disampaikan melalui Amtsal lebih mengena dihati ,lebih mantap dalam
menyampaikan nasehat atau larangan serta lebih kuat pengaruhnya. Dalam kaitanya ini Allah
berfirman di surat Az-Zumar 27, Artinya: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia
dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”.

D. HUKUM MEMBUAT AMTSAL DENGAN AL-QUR’AN


Para sastrawan biasa menggunakan matsal di tempat-tempat yang kondisinya serupa atau
sesuai dengan isi matsal tersebut. Jika hal ini di benarkan dalam ungkapan manusia, maka
para ulama tidak menyukai penggunaan ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Sebab Allah
menurunkan Al-Qur’an bukan untuk dijadikan matsal, tetapi untuk direnungkan dan di
amalkan isi kandunganya,demikian menurut Ar-Razi. Mereka tidak memandang perlu bahwa
orang harus membacakan sesuatu ayat matsal dalam kitabullah ketika ia menghadapi urusan
duniawi.Ulama lain berpendapat, tak ada halangan bila seseorang mempergunakan Alqur’an
sebagai matsal dalam keadaan sungguh-sungguh.

Kata Abu Ubaid, “Demikianlah,seseorang yang ingin bertemu dengan sahabatnya atau
ada kepentingan denganya tiba-tiba sahabat itu datang tanpa di minta,maka ia berkata
kepadanya sambil bergurau:

Artinya’’ Kamu datang menurut waktu yang di tetapkan hai Musa.’’(QS.Toha ayat 40).
Berdosa besar bagi seseorang yang dengan sengaja berpura-pura pandai, lalu dia
menggunakan Alqur’an sebagai matsal sampai – sampai ia terlihat bagai sedang bersenda
gurau”.

Perbuatan demikian merupakan penghinaan terhadap Al-Qur’an. Ibnu Syihab Az-zuhri


berkata, “Janganlah kamu menyerupakan sesuatu dengan Kitabullah dan Sunnah Rasululloh”.
Maksudnya kata Abu Ubaid, “janganlah kamu menjadikan bagi keduanya sesuatu
perumpamaan, baik berupa ucapan dan perbuatan”.

8
2. AQSAMUL QUR’AN
A. .PENGERTIAN AQSAMUL QURAN
Menurut bahasa Aqsam adalah bentuk jamak dari Qasam yang artinya sumpah.
Adapun kata yang memiliki arti sama dengan kata aqsam adalah yamin dan al-half . tentang
yamin, Ibrahim mengatakan bahwa qasam sama dengan yamin bermakna sumpah. Qasam
didefinisikan sebagai “mengikat hati jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan
sesuatu, dengan suatu makna yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki maupun secara
i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah juga dinamakan yamin (tangan kanan)
karena orang arab ketika bersumpah memegang tangan kanan sahabatnya. Adapun menurut
terminologi yang dimaksud dengan aqsamul qur’an ialah yang membicarakan tentang
sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an.

Aqsam ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah satu upaya
yang dilakukan oleh manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas
kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak berbohong atau bergurau
atau sebagainya. Dengan ucapan kalimat oleh seseorang maka orang lain yang awalnya ragu
atau tidak percaya tentang informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini
berita yang dibawanya. Jika demikian halnya, maka sumpah boleh disebut suatu mekanisme
yang teramat penting dalam berkomunikasi antar sesama manusia sebab kepercayaan orang
lain sangat diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan keterbatasannya sulit sekali
membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan. Inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosa
darinya. Dalam upaya membela dirinya dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu
mekanisme yang harus ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah.

Ada 3 Unsur Aqsam dan Ungkapannya:

1. Fi’il (kata kerja) transitif dengan diawali huruf Ba’ sighat qasam baik bentuk “‫ ”اقسم‬atau ”
‫ ”حلف‬tidak berfungsi tanpa dita’diahkan dengan huruf ba.

2. Muqsam bih adalah lafazh yang terletak sesudah qasam yang dijadikan sebagai sandaran
sumpah yang disebut juga sebagai syarat. Tampak ada dua hal yang dijadikan Allah untuk
bersumpah, yaitu diri-Nya sendiri dan makhluk-Nya. Apabila Allah bersumpah dengan diri-
Nya, maka itu adalah untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya sementara jika
Allah bersumpah dengan sebagian makhluk-Nya, menurut Ibnu Qayyim, iu menunjukan
bahwa makhluk tersebut merupakan salah satu diantara ayat-ayat kebesaran-Nya.

9
Didalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri pada tujuh tempat, yaitu:

a. Surat As-sabba 3

ِ ْ‫ت َو ََل فِى ْٱَْر‬


ِ ِ ‫ع ْنهُ ِمثْقَا ُل ذَر ٍة ِفى ٱلس ٰ َم ٰ َو‬ َ ٰ ‫وا ََل تَأْتِينَا ٱلساعَةُ ۖ قُ ْل بَلَ ٰى َو َر ِبى لَتَأْتِيَن ُك ْم‬
ِ ‫ع ِل ِم ْٱل َغ ْي‬
َ ُ‫ب ۖ ََل يَع ُْزب‬ ۟ ‫َوقَا َل ٱل ِذينَ َكفَ ُر‬
ٰ
‫ين‬ ٍ َ‫صغَ ُر ِمن ذَ ِلكَ َو َ َٓل أ َ ْكبَ ُر إَِل فِى ِك ٰت‬
ٍ ِ‫ب ُّمب‬ ْ َ ‫َو َ َٓل أ‬

“Dan orang-orang kafir berkata, hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.
Katakanlah, pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat
itu pasti datang kepadamu”. (QS As-Sabba: 3)

b. Surah Yunus 53

ٌّ ‫ق ُه َو ۖ قُ ْل إِي َو َر ِبي إِنهُ لَ َح‬


َ‫ق ۖ َو َما أَ ْنت ُ ْم بِ ُمع ِْج ِزين‬ ٌّ ‫ست َ ْنبِئُونَكَ أ َ َح‬
ْ َ‫َوي‬

“Dan mereka akan menanyakan kepadamu, benarka (azab yan dijanjikan) itu? Katakanlah:
“Ya, demi tuhanku, sesungguhnya azab itu pasti benr dan kamu sekali kali tidak dapat
menghindar”. (QS: Yunus: 53)

c. Surah Ath-Thagabun 7

َ َ‫وا ۚ قُ ْل بَلَ ٰى َو َربِى لَت ُ ْبعَثُن ثُم لَتُنَب ُؤن بِ َما ع َِم ْلت ُ ْم ۚ َو ٰذَ ِلك‬
‫ع َلى ٱَّللِ يَسِير‬ ۟ ُ ‫ع َم ٱل ِذينَ َكفَ ُر ٓو ۟ا أَن لن يُ ْبعَث‬
َ ‫َز‬

“Orang-orang kafir mengira, bahwa nereka itu tidak akan dibangkitkan. Katakanlah
(Muhammad), “tidak demikian, demi tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian
diberitakan semua yang telah kamu kerjakan” demikian itu mudah bagi Allah” (QS: At-
Tagabun: 7)

d. Surah Maryam 68

‫ش َرن ُه ْم َوٱلش ٰيَ ِطينَ ثُم َلنُحْ ِض َرن ُه ْم حَوْ َل َجهَن َم ِجثِيًّا‬
ُ ْ‫فَ َو َربِكَ لَنَح‬

“Maka Demi Tuhanmu, sungguh pasti akan Kami kumpulkan mereka bersama setan,
kemudian pasti kami datangkan mereka keseliling jahannam yang berlutut”. (QS: Maryam:
68)

e. Surah al-Hijr 92

َ‫فَ َو َر ِبكَ لَنَسْـَٔلَن ُه ْم أَجْ َم ِعين‬

“Demi tuhanmu Kami pasti akan menanyai mereka semua”. (QS: al-Hijr: 92)

f. Surah an-Nisa 65

10
۟ ‫س ِلم‬
ْ َ‫ُوا ت‬
‫س ِليمًا‬ َ ُ‫ضيْتَ َوي‬ ۟ ُ‫شج ََر بَ ْينَ ُه ْم ثُم ََل يَ ِجد‬
َ َ‫وا ِف ٓى أَنفُس ِِه ْم ح ََرجًا ِمما ق‬ َ ‫فَ ََل َو َر ِبكَ ََل ي ُْؤ ِمنُونَ حَت ٰى يُح َِك ُموكَ فِي َما‬

“Maka Demi Tuhanku, maka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
Kami hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan”. (QS: An-Nisa:65)

g. Surah al-Ma’arij 40

َ‫ب إِنا لَ ٰقَد ُِرون‬


ِ ‫ش ِر ِ َو ْٱل َم ٰغَ ِر‬
َ ٰ ‫ب ْٱل َم‬ ِ ‫َل أ ُ ْق‬
ِ ‫س ُم ِب َر‬ ٓ َ َ‫ف‬

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, sungguh kami pasti
mampu.(QS: al-Ma’arij: 40)

Seluruh sumpah yang terdapat dalam al-qur’an, Allah bersumpah dengan makhluk-
makhluknya.

a. Surah Asy-syams 1-2

“Demi matahari dan cahaya dipagi hari. Dan bulan apabilamengirinya”. QS: Asy-Syams:1-2)

b. Surah al-Lail 1-3

“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang. Dan
diciptakan laki-laki dan perempuan”.(QS: al-Lail: 1-3)

c. Surah al-Fajr 1-2

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh”. (QS: Al-Fajr: 1-2)

d. Surah at-Takwir 15

ِ ‫َل أ ُ ْق‬
‫س ُم ِب ْٱل ُخن ِس‬ ٓ َ َ‫ف‬

“Sungguh aku bersumpah dengan bintang-bintang”. (QS: At-Takwir: 15)

e. Surah at-Tiin 1-2

“Demi buah tin dan buah zaitun dan Demi bukit Tursina” (QS: At-Tiin:1-2)

3. Muqsam ‘alaih (Jawab qasam)

Adapun menjadi muqsam alaih biasanya dipakai hal-hal yang patut untuk itu seperti
masalah yang gaib atau hal-hal yang abstrak. Adapun benda-benda seperti matahari, langit,
masa dan sebagainya digunakan muqsam bih tidak muqsam alaih sesuatu yang dilakukan
sumpah atau kata lain terhadapnya, sesuatu yang diperkuat dengan sumpah. Untuk itu, tidak
tepat difungsikan.

11
Sumpah didalam al-qur’an maka dijumpai muqsam alaih (jawab qasam) terdiri atas
beberapa macam, yaitu:

a. Ketauhidan (ash-Shaffat 1-4)

b. Kebenaran al-qur’an (al-Waqi’ah 75-77)

c. Kebenaran Rasulullah (Yasin 1-3)

d. Kebenaran adanya pembalasan, janji, ancaman (al-Mursalat 1-7)

e. Keadaan manusia (at-Tin 1-4)

4. Adat aqsam (alat untuk bersumpah), yaitu ba, ta,dan wa yaitu sighat yang digunakan untuk
menunjukkan qasam, baik dalam bentuk huruf maupun kata, seperti aqsama dan halafa
dengan idom ba.

B. MACAM-MACAM AQSAM
1. Qasam dzahir, yaitu qasam yang fiil qasam dan muqsam bihnya lebih jelas terlihat dan
disebutkan, atau qasam yang fiil qasamnya tidak disebutkan, tetapi diganti dengan huruf
qasam yaitu, ba, ta, dan wawu. Didalam beberapa tempat, terdapat fiil qasam yang didahului
dengan la nafiyah (‫ )ال‬.

“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang menyesali
(dirinya sendiri)”. (QS: Al-Qiyamah: 1-2)

2.Qasam Mudmar, yaitu qasam yang fiil qasam dan muqsam bihnya tidak jelas dan tidak
disebutkan, tetapi keberadaanya ditunjukkan oleh lam muakkidah (lam yang berfungsi untuk
isi pembicaraan) yang teletak pada jawab qasam.Al-Imran Ayat 86

“Kamu sungguh-sunguhakan diuji terhadap hartamu dan dirimu”. (QS: Al-Imran : 86)

C. FAEDAH QASAM DALAM AL-QUR’AN


Bahasa Arab mempunyai keistimewaan tersendiri berupa kelembutan ungkapan ]dan
beraneka ragam uslubnya sesuai dengan berbagai tujuan. Orang yang dihadapi pembicaraan
ada beberapa keadaan, yang dalam ilmu ma’ani dikatakan adlrubul khabar, yaitu: ibtidai,
thalabi dan ingkari.

Mukahatab terkadang seorang berhati kosong (kholiyuz zihni), sama sekali tidak mempunya
persepsi akan pernyataan yang diterangkan kepadanya, maka perkataan yang disampaikan

12
kepadanya tidak pwerlu memakai penguat (ta’kid), penggunaan perkataan yang demikian
dinamakan ibtidai.

Terkadang ia ragu-ragu tentang kebenaran yamg disampaikan kepadanya. Maka perkataan


untuk orang ini sebaiknya diperkuat dengan suatu penguat guna menghilangkan keraguannya.
Perkataan demikian dinamakan thalabi.

Dan terkadang ia ingkar atau menolak isi pernyataan. Maka pembicaraan untuknya harus
disertai penguat sesuai kadar keingkarannya, kuat atau lemah. Pembicaraan demikian
dikatakan inkari.

Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk memantapkan atau memperkuat
kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an al-karim diturunkan untuk seluruh manusia, dan
manusia mempunyai sikap yang bemacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada yang
meragukan, mengingkari dan ada pula yang memusuhi. Karena itu dipakailah aqsam dalam
Kalamulllah, guna menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalahpahaman, menegakkan
hujjah, menguatan khabar dan menetapkan hukum denga cara yang paling sempurna.

D. HIKMAH SUMPAH DALAM AL-QUR’AN


Sebelum menguraikan hikmah sumpah dalam al-qur’an perlu diketahui, bahwa Allah
dalam bersumpah tak pernah memakai lafal ‫ حلف‬melainkan senantiasa melafalkan atau kata
kerja ‫ أقسم‬atau cukup dengan huruf (adat) qasam tanpa menyebut lafal tersebut. Lafal
‫حلف‬berbeda konotasinya dari ‫ أقسم‬sebab lafal ‫ حلف‬tidak menjamin bahwa si pelaku sumpah
(muqsim) berada diatas kebenaran, boleh jadi ia berbohong seperti diisyaratkan Allah dalam
At-Taubah:56

َ‫و َما ُه ْم ِم ْن ُك ْم َولَ ِكن ُه ْم قَوْ م ي ْف َرقُوْ ن‬,


َ ‫َويَحْ ِلفُونَ ِباَّللِ إِن ُه ْم لَ ِمن ُكم‬

“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumah dengan nama Allah bahwa sesungguhnya
mereka termasuk golonganmu, padahal mereka buan golonganmu, akan tetapi mereka adalah
orang-orang yang sangat takut kepadamu”. (QS: At-Taubah, 56)

Dan juga surah al-Maidah 89

‫ذَ ِلكَ كَف َرةُ ا َ ْي َما نِ ُك ْم اِذَا َح َل ْفت ُ ْم‬

“Itulah kafarat (tebusan) sumpahmu apabila kamu bersumpah (kemudian kamu langgar)”
(QS: Al-Maidah, 89)

13
Tampak jelas dengan dua ayat tersebut lafal ‫ حلف‬dipaka untuk mengambarkan suatu
yang boleh jadi si pelakunya (muqsam) berbohong seperti ayat pertama atau sumpah tersebut
dilanggarnya seperti pada ayat kedua.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bersumpah dengan ‫ حلف‬belum tentu pelakunya
(muqsim) berada diatas kebenaran, tidak mustahil dia berpura-pura agar orang lain percaya
maka dia bersumpah. Disinilah terletak antara lain perbedaan konotasi dua lafal sumpah itu,
tidak salah bila dikatakan bahwa tidak dapat digunakannya lafal ‫ حلف‬itu untuk sumpah oleh
Allah dalam al-qur’an menjadi salah satu indikasi bahwa semua sumpah yang terdapat dalam
al-qur’an adalah benar, tidak pura-pura apalagi berbohong.

Penetapan ketentuan sumpah dari Allah sebenarnya untuk menghapus tradisi sumpah.
Dengan adanya sumpah dalam al-Qur’an, berarti ketentuan sumpah mengikat terutama orang-
orang Islam. Al-Bukhari, dalam bukuya Mahasin Al-Islam wa Syara’i Al-Islam, telah
menuturkan rahasia-rahasia dibalik penyebutan nama Allah dalam bersumpah, yaitu

1. Melalui sumpah seseorang mengekspresikan pemuliaan hatinya terhadap Allah dengan


menyebut nama-Nya.

2. Menghiasai pembicaraan dengan menyebut nama Allah, salah satunya bagi lisan adalah
memuji Allah.

3. Huruf yang diperkenankan untuk dipakai ketika bersumpah adalah ba, ta, dan wawu.

4. Terkadang Allah bersumpah dengan cara menggunakan huruf nafi (‫ال‬:

ِ ‫“ ََل ا ُ ْق‬Aku bersumpah dengan hari kiamat. (QS: Al-Qiyamah,1)


‫س ُم بِيَوْ ِم ْال ِقيَا َم ِة‬

4. Seandainya seseorang bersumpah untuk tidak mengerjakan shalat dan puasa


ramadhan, maka batallah sumpahnya.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang Amtsalul Al-Qur’an da Aqsamul Al-Quran maka dapat
disimpulkan bahwa:

1. Amtsal Al-Qur’an adalah perumpamaan dalam Al-Qur’an yang menampakkan


pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah dan singkat yang mengena dalam jiwa baik
dalam bentuk tasybih maupun majaz mursal ungkapan bebas.

2. Macam-macam amtsal al-quran adalah amtsal yang jelas dengan menggunakan lafazh
dan amtsal yang berupa ungkapan bebas tanpa adat tasybih.

3. Faedah mempelajari amtsal Al-Qur’an yang terpenting adalah untuk mendorong


manusia untuk melakukan amal ibadah dan mencegahnya melakukan hal-hal yang dibenci
oleh agama serta menggambarkan hal-hal yang nyata agar pemahamannya semakin mantap
dalam hati manusia. Tujuannya agar manusia mengambil pelajaran dari Al-Qur’an dengan
mengambil hal hal yang baik dan menjauhi hal hal yang buruk demi mendapatkan
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

4. Para ulama tidak menyukai ayat-ayat Al-Qur’an sebagai matsal. Mereka tidak
memandang perlu bahwa orang harus membacakan sesuatu matsal dalam kitabullah ketika ia
menghadapi urusan duniawi.Hal ini demi menjaga keagungan Al-Qur’an dan kedudukannya
dalam jiwa orang mukmin.Dasar pengembangan ilmu amtsalul qur an diriwayatkan oleh
Baihaqi: “Sesungguhnya Al-qur an diturunkan atas lima cara yaitu Halal ,Haram ,Muhkam
,Mutasyabih ,Amtsal.Oleh karena itu, pelajari yang halal dan hindari yang haram,ikuti yang
muhkam dan berimanlah dengan mutasyabih,dan ambil pelajaran dari amtsal” (HR.Baihaqi).

Sedangkan sumpah atau qasam adalah suatu mekanisme yang teramat penting dalam
berkomunikasi antar sesama manusia sebab kepercayaan orang lain sangat diperlukan.
Aqsamul qur’an ialah yang membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam ayat-
ayat al-qur’an.

15
Qasam merupakan salah satu penguat yang masyhur untuk memantapkan atau memperkuat
kebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an al-karim diturunkan untuk seluruh manusia dan
manusia mempunyai sikap yang bemacam-macam terhadapnya. Dengan adanya sumpah
dalam al-Qur’an, berarti ketentuan sumpah mengikat terutama orang-orang Islam.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan,baik dalam bahasanya,materi dan penyusunannya.Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik,saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah
ini.semoga dengan mempelajari amtsal dan qasam alquran ,penulis dan pembaca dapat
menambah khazanah pengetahuan tentang alquran sehingga menambah keimanan kepada
allah atas kebenaran alquran sebagai mukjizat nabi muhammad SAW.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya,Studi Al-Quran.2011

Syaikh Manna AL-Qathan.Pengantar Studi Ilmu AL-Quran:Pustaka Al-Kautsar.2006

Dr.Kadar M.Yusuf,M.Ag.Studi Al-Quran.Cetakan kedua.Jakarta:Pustaka nasional.2015

17

Anda mungkin juga menyukai