Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERSEBARAN GEJALA ALAM


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Tempat Ruang dan Sistem Sosial
Dosen Pengampu: Nunu Nurfirdaus, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Diana Septiani (NIM. 166223009)


2. Diki Suhayat (NIM. 166223010)
PGSD 7A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2019
KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah swt. yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat  menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam senantiasa kita
panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan
syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Tempat
Ruang dan Sistem Sosial. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, kepada
Bapak Nunu Nurfirdaus, M.Pd. yang telah membimbing dan mendukung dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari penyusunan makalah belum
sempuna. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran
guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis
sendiri secara khusus.

Kuningan, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A..Latar Belakang......................................................................................
B..Rumusan Masalah.................................................................................
C..Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pengertian Gejala Alam........................................................................
B..Macam Bentuk Gejala Alam.................................................................
C. Lingkungan dan Gejala Alam...............................................................
D.....Dampak Gejala Alam..............................................................................
E.....Solusi Gejala Alam..................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................
A. Simpulan...............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya sumberdaya alam. Posisi geografis
dan geodinamik Indonesia telah menempatkan tanah air kita sebagai salah satu
wilayah yang rawan terhadap bahaya alam maupun bencana alam. Bahaya
alam merupakan fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau
mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta benda, kehilangan mata
pencaharian, dan kerusakan lingkungan, misalnya: tanah longsor, banjir,
kekeringan, kebakaran, dan lain-lain.
Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu
organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic factor) atau
variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor). 10 Dari hal inilah kemudian
terdapat dua komponen utama lingkungan, yaitu: a) Biotik: Makhluk
(organisme) hidup; dan b) Abiotik: Energi, bahan kimia dan lain-lain. Pada
hakikatnya keseimbangan alam (balance of nature) menyatakan bahwa bukan
berarti ekosistem tidak berubah. Ekosistem itu sangat dinamis dan tidak statis.
Komunitas tumbuhan dan hewan yang terdapat dalam beberapa ekosistem
secara gradual selalu berubah karena adanya perubahan komponen lingkungan
atau fisiknya.
Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa Bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Oleh karena itu
pada pada bagian metodologi ini akan difokuskan pada bagaimana cara
mengidentifikasi bencana alam yang mungkin terjadi di suatu daerah yang
dalam penelitian ini adalah Pulau Sulawesi. Bencana alam pada dasarnya
adalah gejala atau proses alam yang terjadi akibat upaya alam mengembalikan
keseimbangan ekosistem yang terganggu baik oleh proses alam itu sendiri
ataupun akibat ulah manusia dala memanfaatkan sumber daya alam.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan
makalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan gejala alam?
2. Apa saja macam bentuk gejala alam?
3. Bagaimana lingkungan dan gejala alam?
4. Apa dampak gejala alam?
5. Bagaimana solusi gejala alam?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
gejala alam.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui macam bentuk gejala alam.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai lingkungan dan
gejala alam.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak gejala alam.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan solusi gejala alam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gejala Alam


Teori pengertian gejala alam. Gejala alam adalah peristiwa yang
disebabkan oleh alam. Sajimin, dkk (Estu royani, dkk, 2013: 3). Peristiwa-
peristiwa tersebut dapat berupa bencana maupun bukan bencana. Pengertian
bencana alam dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor. (Estu royani, dkk, 2013: 3)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala
alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam.

B. Macam bentuk Gejala Alam


1. Gempa Bumi
Gempa bumi disebabkan oleh pergerakan tanah secara drastis pada
kerak bumi. Kerak bumi adalah lapisan berbatu dipermukaan bumi,
sementara lapiran yang lebih keras berada di dalam. Kerak bumi terpecah
menjadi bagian raksasa yang disebut pelat bumi. Lapisan pelat bumi
berada di bawah permukaan bumi dan bergerak perlahan. Disekitar
pelatini terdapat batu-batu panas yang meleleh.
Terkadang pelat bumi bertubrukan kadang juga pelat-pelat ini saling
tindih. Pelat yang saling bertubrukan ini menyebabkan gempa
dipermukaan bumi. Fokusnya adalah dititik pelat tersebut kemudian
menyebar, menggelombang ke daerah sekitar titik pusat. Gempa bumi
yang disebabkan oleh bergersernya pelat disebut juga gempa bumi

3
tektonik. Ada juga gempa bumi yang disebabkan oleh gunung berapa yang
disebut gempa bumi vulkanik. (Nuha Hanifah, 2009: 67)
2. Gunung Meletus
Gunung api yang masih aktif bisa meletus sewaktu-waktu. Ketika
meletus, gunung api mengeluarkan magma, batu-batuan, kerikil, abu, dan
gas. Magma adalah cairan sangat panas yang terdapat diperut bumi.
Magma yang keluar dari perut bumi disebut lava yaitu batu-batu besar
yang dimuntahkan gunung berapi berbentuk dari lava yang membeku.
Kerikil yang dimuntahkan ketika gunung meletus disebut lapili muntahan
api yang paling kecil adalah abu halus. Debu ini melayang-layang di udara
membentuk awan panas dan bisa memusnahkan semua mahkluk hidup
yang dilewatinya. (Hisnu P. Winardi. 2008: 30)
3. Tsunami
Tsunami adalah bencana alam berupa perpindahan badan air yang
disebabkan oleh permukaan laut secara vertical dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat dari bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah
laut, atau hantaman meteor dilaut.
4. Banjir
Banjir adalah bencana alam meluapnya air yang terjadi akibat curah hujan
tinggi.
5. Kekeringan
Kekeringan adalah bencana alam yang disebabkan oleh pengaruh musim
kemaarau yang panjang.
6. Angin Topan
Angina Topan adalah bencana alam berupa pusaran angin kencang dengan
kecepatan angina 120 km/jam atau lebih yang terjadi di katulistiwa.
Angina topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu system
cuaca.

4
7. Tanah longsor
Suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau
tanah dengan berbagai tife dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau
gumpalan besar tanah. (Suprapto, 2019: 21)
Persebaran gejala alam terbagi menjadi tiga yaitu persebaran
Atmosfer, persebaran Hidrosfer, dan persebaran Litosfer:
a. Persebaran Atmosfer
Atmosfer bumi berada disekeliling kita. Saat kita bernafas kita
menghirupnya. Atmosfer tidak bisa dilihat, dicium, atau dipegang,
tetapi ia berada disekitar kita antara lain:
1) Udara
Udara adalah atmosfer bumi. Atromsfer bumi terdiri atas
campuran gas-gas yang disebut udara. Kandungan gas yang terdapat
didalam udara adalah nitrogen sebesar 78%. Yang membuat
atmosfer tetap pada tempatnya adalah daya tarik gravitasi.
2) Berat Udara
Tekanan Atmosferis ditentukan banyaknya gas dalam
atmosfer. Semakin ke atas, semakin sedikit udara dan tekanan
atmosfer pun berkurang. Semakin dekat dengan bumi, tekanan udara
terhadap bumi pun semakin kuat. Udara yang hangat akan terasa
ringan dan menekan ke atas, sehingga tekannanya pun rendah. Udara
yang dingin sangatlah berat dan membuat kita susah bernafas, hal ini
menjadikannya daerah dengan tekanan tinggi.
3) Suhu dan Atmosfer
Udara dan atmosfer selalu bergerak itu dinamakan angin.
Angin dapat bergerak bila atmosfer yang bertekanan tinggi dan yang
bertekanan rendah bertemu maka dapat menimbulkan petir. Apabila
sejumlah besar tekanan atmosfer tinggi dan rendah bertemu
seringkali menyebabkan adanya petir yang sangat besar dan
membahayakan manusia. Biasanya akan membentuk awan hitam
yang besar dan menimbulkan hujan yang disertai petir. Uap air di
atmosfer membentuk awan-awan. Uap air merupakan gas, saat gas

5
mendingin akan berubah menjadi cairan. Kemudian cairan itu jatuh
ke tanah sebagai hujan atau salju. (Nuha Hanifah, 2009: 27)
b. Persebaran Hidrosfer
Hidrosfer merupakan salah satu dari fenomena geosfer.
Pemahaman materi hidrosfer berkait dengan siklus hidrologi, bentuk-
bentuk tubuh air, dan zona laut menurut kedalaman sebagai objek
material. Fenomena hidrosfer terlalu sulit dipahami bila hanya
mengandalkan transfer ilmu dari guru kepada peserta didik yang
bersifat verbalistis semata. Lebih baik peserta didik dapat melihat
secara langsung yang kemudian ditulis dan dipresentasikan berdasarkan
pengalaman belajarnya sendiri. (Jusita, 2017: 38)
c. Persebaran Litosfer
Litosfer dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) struktur
lapisan bumi, (2) batuan, (3) tenaga endogen, dan (4) tenaga eksogen.
Masing-masing topik termasuk jenis materi yang melibatkan proses
seperti pembentukan batuan beku, pergerakan lempeng tektonik,
pergerakan magma, dan pelapukan batuan.(Utomo, dkk, 2015: 3)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa macam
bentuk gejala alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor, kemudian persebaran gejala alam
terbagi menjadi tiga yaitu persebaran Atmosfer, persebaran Hidrosfer, dan
persebaran Litosfer.

C. Lingkungan dan Gejala Alam


Pengertian lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan
daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-perbuatannya,
yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup
lainnya. Munadjat Danusaputro (Haryanto, 2018: 26)
Beberapa ahli pengetahuan alam menyatakan bahwa teknik-teknik baru
yang digunakan oleh manusia akan mengontrol alam serta meningkatkan
kesejahteraan manusia di masa mendatang. Dalam memahami tempat ahli
geografi harus menetengahkan isu hubungan timbal balik manusia dengan

6
lingkungannya, menurut pemikiran geografi bahwa manusia secara aktif
merupakan factor dominan yang mampu menanifulasi dan memodifikasi
lingkungan sekitarnya, hal ini menunjukan bahwa manusia tidak menyadari
fungsinya akan lingkungan.
Manusia hidup tidak pernah bisa lepas dari alam. Dari kekayaan alam,
kebutuhan manusia semua terpenuhi. Akan tetapi, melalui alam juga manusia
disadarkan bahwa bencana bisa terjadi kapan saja. Sebut saja gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, dan sebagainya. (Winataputra, dkk, 2011: 2.3)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manusia
terhadap lingkungan harus menetengahkan hubungan timbal balik manusia
dengan lingkungannya, dan memahami fungsi dari lingkungan, untuk
kelangsungan hidup yang sejahtera.

D. Dampak Gejala Alam


1. Dampak gempa Bumi
Manusia sering lupa atau melupakan bahwa bumi juga menyimpan
potensi bencana. Kejadian tersebut pada dasarnya merupakan hal yang
“wajar”, karena merupakan suatu proses keseimbangan alam. Kejadian
tersebut dikategorikan bencana apabila merusak, beberapa dampaknya
antara lain:
a. Kerusakan Bangunan
Gempa berkekuatan tinggi bisa menyebabkan runtuhnya bangunan
secara total. Puing-puing dari bangunan yang runtuh merupakan bahaya
utama dalam gempa karena efek turunnya benda-benda berat dan besar
bisa mematikan bagi manusia. Gempa berkekuatan tinggi
mengakibatkan pecahan cermin dan jendela, yang juga membawa
bahaya bagi manusia..
b. Kerusakan Infrastruktur
Gempa bumi bisa menyebabkan saluran listrik tumbang. Ini
berbahaya karena kabel hidup yang terbuka bisa menyetrum manusia
atau menyalakan api. Gempa besar dapat menyebabkan pecahnya jalan,
jalur gas, dan jaringan pipa air. Saluran gas yang rusak bisa

7
menyebabkan gas lepas yang dapat mengakibatkan ledakan dan
kebakaran, yang mungkin sulit ditangani.
c. Tanah Longsor dan batuan beku
Saat gempa terjadi, bebatuan besar dan bagian tanah yang terdapat
di atas dapat tergelincir, akibatnya, longsor terjadi dengan cepat turun
ke lembah. Tanah longsor dan batuan beku bisa menyebabkan
kerusakan dan kematian bagi masyarakat yang tinggal di daerah
peggunungan. (Mustofa Nur, 2010: 66)
2. Dampak gunung Meletus
a. Ekonomi
Kehilangan mata pencaharian karena rusaknya ladang akibat erupsi
atau kurangnya penghasilan karena tanaman yang rusak akibat terkena
debu vulkanik.
b. Kesehatan
Gangguan dalam beraktivitas dan gangguan kesehatan pernafasan
akibat hujan debu vulkanik yg sering turun.
c. Lingkungan
Lingkungan terutama pemukiman dan ladang yang rusak terkena
aliran lahar dingin atau material lain yang keluar pada waktu erupsi.
Material vulkanik berupa batu-batu besar dan pasir menimbun areal
terdampak.
d. Kesejahteraan mental
Kondisi ekonomi yang sulit menimbulkan stres sehingga orang
labil emosinya, kehidupan rumah tangga dan interaksi sosial terganggu
e. Pendidikan
Aktivitas bersekolah tidak berjalan dengan optimal karena anak-
anak belajar di siang hari dengan menumpang di sekolah lain. Jarak dari
sekolah ke tempat tinggal anak yang jauh membawa problem
transportasi.
f. Sosial budaya
Acara pesta adat atau kegiatan sosial lain tidak dapat terselenggara
dengan baik karena sulit untuk dapat mengumpulkan semua sanak

8
famili. Tempat tinggal yang berjauhan dan tercerai berai serta biaya
transportasi yang sulit dijangkau membuat mereka jadi jarang bisa
berkumpul. (Purwo Nurgoho, 2010: 125)
3. Dampak Banjir dan tsunami
Beberapa contoh dampak atau kerugian banjir, antara lain sebagai
berikut:
a. Hilangnya nyawa atau terluka
b. Hilangnya harta benda
c. Kerusakan permukiman,
d. Kerusakan wilayah perdagangan
e. Kerusakan wilayah industry
f. Kerusakan areal pertanian
g. Kerusakan irigasi
h. Kerusakan jalan dan rel kereta api
i. Kerusakan jalan raya
j. Kerusakan system telekomunikasi. Kodoatie dan Syarief (Rosyidie,
2013: 246)
4. Dampak Tanah longsor
Banyak dampak yang ditimbulkan terjadinya tanah longsor baik dampak
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan maupun dampaknya terhadap
keseimbangan lingkungan.
a. Dampak terhadap kehidupan
Terjadinya bencana longsor memiliki dampak yang sangat
terhadap kehidupan, khususnya manusia. Bila tanah longsor terjadi
pada wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, maka
korban jiwa yang ditimbulkannya sangat besar, terutama bencana tanah
longsor yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diawali adanya tanda-tanda
akan terjadinya tanah longsor.
Adapun dampak yang ditimbulkan dengan terjadinya tanah longsor
terhadap kehidupan adalah sebagai berikut:
1) Bencana longsor banyak menelan korban jiwa

9
2) Terjadinya kerusakan infrastruktur public seperti jalan, jembatan
dan sebagainya.
3) Kerusakan bangunan-bangunan seperti gedung perkotaan dan
perumahan penduduk serta sarana peribadatan
4) Menghambat proses aktivitas manusia dan merugikan baik
masyarakat yang terdapat disekitar bencana maupun pemerintah.
b. Dampak terhadap lingkungan
Adapun dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan akibat
terjadinya tanah longsor adalah sebagai berikut:
1) Terjadinya kerusakan lahan
2) Hilangnya vegetasi penutup lahan
3) Terganggunya keeimbangan ekosistem
4) Lahan menjadi kritis sehingga cadangan air bawah tanah menipis
5) Terjadinya tanah longsor dapat menutup lahan yang lain seperti
sawah, kebun dan lahan produktif lainnya. (Nandi, 2007: 18)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bencana alam merupakan suatu proses keseimbangan alam. Kejadian-
kejadian tersebut dikategorikan bencana apabila merusak yang banyak
merugikan manusia dan lingkungan, kemudian kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana
dan daya tahan mereka.

E. Solusi Gejala Alam


a) Pengertian Penanggulangan Bencana
Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Tujuan
dari penanggulangan bencana adalah:
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
b. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada
c. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh

10
d. Menghargai budaya lokal
e. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta
f. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan
kedermawanan
g. Meciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. (Suprapto, 2019: 23)
b) Tahapan Penanggulangan Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas tiga tahap meliputi:
a. Prabencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana
meliputi:
1) Dalam situasi tidak terjadi bencana, meliputi:
a) Perencanaan penanggulangan bencana, yang terdiri atas:
1. Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana
2. Pemahaman tentang kerentanan masyarakat
3. Analisis kemungkinan dampak bencana
4. Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana
5. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan
dampak bencana
6. Alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang
tersedia.
b) Pengurangan resiko bencana, yang terdiri atas:
1. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana
2. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
3. Pengembangan budaya sadar bencana
4. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan
bencana
5. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan
penanggulangan bencana.
c) Pencegahan yang terdiri atas:
1. Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber
bahaya atau ancaman bencana

11
2. Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya
alam yang secara merata tiba-tiba dan/atau berangsur
berpotensi menjadi sumber bahaya bencana
3. Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba
dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman
atau bahaya bencana
4. Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup
d) Penguatan ketahanan sosial masyarakat:
1. Pemanduan dalam perencanaan pembangunan yang
dilakukan dengan cara mencantumkan unsur-unsur
rnecana penanggulangan bencana ke dalam rencana
pembangunan pusat dan daerah, dilakukan secara berkala
dikoordinasikan oleh suatu Badan.
2. Analisis resiko bencana
3. Pelaksanaan dan penegakan rnecana tata ruang dilakukan
untuk mengurangi resiko bencana yang mencakup
pemberlakuan peraturan tentang penataan ruang, standar
keselamatan dan penerapan saksi terhadap pelanggaran
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana dalam
situasi terdapat potensi terjadinya bencana meliputi:
kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana.
(Suprapto, 2019: 25)
b. Tanggap Darurat
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat
meliputi:
1) Pengkajian secara cepat dna tepat terhadap lokasi, kerusakan dan
sumber daya untuk mengidentifikasi, cakupan lokasi bencana,
jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana, gangguan terhadap
kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
2) Penentuan status keadaan darurat bencana

12
3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui
upaya pencarian dan penyelamatan korban, petolongan darurat, dan
evakuasi korban
4) Pemenuhan kebutihan dasar yang meliputi kebutuhan air bersih dan
sanitasi, pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan
psikososial, dan penampungan/ tempat hunian.
5) Perlindungan terhadap kelompok rnetan yaitu dengan memberikan
prioritas kepada kelompok rentan (bayi,balita, anak-anak, ibu yang
sednag menyusui/ mengandung, penyandang cacat dan orang
lansia) berupa penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan
kesehatan dan psikososial.
6) Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana visual, dilakukan
dengan memperbaiki dan mengganti kerusakan akibat bencana.
c. Pascabencana
Penyelenggaraan penaggulangan bencana pada tahap pascabencana
meliputi:
1) Rehabilitasi melalui kegiatan:
a) Perbaikan lingkungan daerah bencana
b) Perbaikan prasarana dan sarana umum
c) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
d) Pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan
e) Rekonsiliasi dan resolusi konflik
f) Pemulihan keamanan dan ketertiban
g) Pemulihan fungsi pemerintahan
h) Pemulihan fungsi pelayanan publik
2) Rekontruksi dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih
baik, meliputi:
a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b) Pembangunan kembali sarana sosial budaya masyarakat
c) Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
d) Penerapan rancang yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik dan tahan bencana

13
e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, dunia usaha dan masyarakat, peningkatan
kondisi sosial, ekonomi dan budaya
f) Peningkatan fungsi pelayanan publik dan peningkatan
pelayanan utama dalam masyarakat. (Suprapto, 2019: 28)
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manusia perlu melestarikan lingkungan dengan penggunangan SDA dan
SDM dengan tepat guna.dengan melestarikan lingkungan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi dalam makalah di atas maka pemateri dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Gejala alam adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam. Bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
2. Macam bentuk gejala alam antara lain:
a. Gempa Bumi
b. Gunung Meletus
c. Tsunami
d. Banjir
e. Kekeringan
f. Angin Topan
g. Tanah Longsor
3. Lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta
kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-perbuatannya, yang
terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup.
Manusia hidup tidak pernah bisa lepas dari alam. Dari kekayaan alam,
kebutuhan manusia semua terpenuhi. Manusia terhadap lingkungan harus
menetengahkan hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya,
dan memahami fungsi dari lingkungan, untuk kelangsungan hidup yang
sejahtera.
4. Dampak gejala alam diantaranya; a) Rusaknya pembangunan/pemukiman,
b) Kerusakan insfrastruktur, c) Gangguan kesehatan terganggu, d)
Aktivitas sekolah tidak berjalan dengan optimal, e) Hilangnya nyawa atau
terluka, f) Hilangnya harta benda. Kejadian-kejadian tersebut
dikategorikan bencana apabila merusak yang banyak merugikan manusia

15
dan lingkungan, kemudian kerugian yang dihasilkan tergantung pada
kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan
mereka.
5. Solusi gejala alam bahwa manusia perlu melestarikan lingkungan dengan
penggunaan SDA dan SDM dengan tepat guna dengan melestarikan
lingkungan.

B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan khususnya kepada kami dan
umumnya kepada pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Estu Royani, Ayom. 2013. Peningkatan Pengenalan Konsep Gejala Alam melalui
Metode Eksperimen pada Anak Kelompok BTK Aisyiyah Kadipiro 1
Surakarta. Jurnal of Science Education 22 (3), 265-283.

Haryanto. 2018. Lingkungan Hidup. Bandung: repository.unpas.ac.id.

Hisnu P. Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Jusita, M.L. 2017. Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar IPS Siswa dengan
Menggunakan Media Pembelajaran “Jendela Hidrosfer”. Jurnal Teori dan
Praksis Pembelajaran IPS, Vol (2), No (1): 38.

Mustofa Nur, Arief. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya. UNNES
Journal Vol (7), No (1): 66.

Nandi, 2010. Longsor. Bandung: FPIPS - UPI

Nuha Hanifah, Abu. 2009 Ensiklopedi Sains. Yogyakarta: Familia Pustaka


Keluarga.

Rosyidie, Arief. 2013. Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari Perubahan
Guna Lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. (24) No. 3: 246.

Sulistiyaningsih, dkk. 2018. Erupsi Tiada Henti Gunung Sinabung. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana Vol (9), No (2): 125.

Suprapto, dkk. 2109. Pendidikan Kebencanaan. Semarang: CV Sanggar Krida


Aditama.

Utomo, d. s., Sumarmi, & Susilo, s. 2015. Pengembangan Bahan Ajar E-


Learning Berbasis Edmodo Pada Materi Litosfer Kelas X SMA. jurnal
pendidikan geografi, Vol (20), No (2): 3.

Winataputra, dkk, 2011. Materi Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

17

Anda mungkin juga menyukai