Anda di halaman 1dari 188

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

SCRAMBLE UNTUK PENINGKATAN


MOTIVASI BELAJAR IPA (FISIKA)
PADA SISWA SMP NEGERI 16 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Tri Rakhmawati
NIM 082150044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012

i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Tri Rakhmawati

NIM : 082150044

Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul : Penggunaan Model Pembelajaran Scramble untuk

Peningkatkan Motivasi Belajar IPA (Fisika) Pada Siswa

SMP Negeri 16 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain

kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau kutipan

dengan mengikuti tata penulisan skripsi yang telah lazim dan berdasarkan kode

etik ilmiah.

Purworejo, Agustus 2012


Yang menyatakan,

Tri Rakhmawati
NIM. 082150044

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Kesuksesan adalah milik orang yang bersemangat dan optimis.


Orang yang berhasil adalah yang mempunyai harapan, dan berusaha meraih
harapan tersebut menjadi nyata.

Persembahan

Karya sederhana ini aku peruntukkan kepada:


Ayah dan Bunda, yang telah membesarkan dan
mendidik dengan penuh cinta & kasih sayang,
terima kasih untuk semua doa & dukungannya;
Kakak-kakakku yang telah membimbingku,
memberi nasehat dan dengan kesabarannya telah
mengerti segala kekuranganku serta memberi
bantuan yang tiada terhingga;
Keponakanku (Radixa Mifta) yang senantiasa
mengurangi segala beban serta membuat hati ku
bahagia;
Dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
Sahabat-sahabatku yang telah memberikan
semangat serta doa.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, hidayah, inayah, berkah dan nikmat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Scramble

untuk Peningkatkan Motivasi Belajar IPA (Fisika) Pada Siswa SMP Negeri 16

Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, dan kerjasama berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat.

1. Drs. H. Hartono, M.M., selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Purworejo beserta staf yang telah memberikan izin penelitian,

2. Eko Setyadi Kurniwan, M.Pd.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika beserta staf yang telah memberikan izin penelitian,

3. Ibu Siska Desy Fatmaryanti, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan,

4. Bapak Drs. Wakhid Akhdinirwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing yang

banyak memberikan banyak bimbingan dan pengarahan,

vi
5. Saridin, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 16 Purworejo atas izin dan fasilitas

selama proses penelitian,

6. Istiyani, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 16 Purworejo

yang telah memberikan bimbingan selama proses penelitian,

7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2008 yang telah

mendorong saya untuk menyelesaikan skripsi ini,

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan

mendapatkan balasan dari Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kesalahan. Mengingat

keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, maka dari itu penulis mengharapkan

saran serta kritik yang sifatnya membangun demi sempurnanya hasil karya-karya

dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan.

Purworejo, Agustus 2012


Penulis

Tri Rakhmawati

vii
ABSTRAK

Tri Rakhmawati. 082150044. Penggunaan Model Pembelajaran Scramble untuk


Peningkatkan Motivasi Belajar IPA (Fisika) Pada Siswa SMP Negeri 16
Purworejo tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2012.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa
SMP Negeri 16 Purworejo. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan
bertanya, ketelitian dalam mengerjakan soal, masih mencontek, keinginan mencari
sumber belajar dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
penggunaan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan motivasi belajar
IPA (Fisika ) pada siswa SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII A SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 31
orang yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, metode tes, metode
angket dan metode dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan skala persentase.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan model
pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPA (Fisika) dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa SMP Negeri 16 Purworejo. Hal tersebut terlihat dari data
hasil observasi motivasi belajar siswa meningkat dari 46,94% pada pra siklus
menjadi 60,81% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 73,39% pada siklus II.
Persentase angket motivasi belajar siswa meningkat 58,06% pada pra siklus
menjadi 72,90% pada siklus I dan menjadi 81,29% pada siklus II. Peningkatan
motivasi belajar ini berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai siswa
meningkat dari 59,98 dengan ketuntasan 38,71% pada pra siklus menjadi 77,66
dengan ketuntasan 80,69% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85,97
dengan ketuntasan 93,97% pada siklus II. Sehingga saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian adalah model pembelajaran scramble dapat
digunakan sebagai alternatif pembelajaran dengan menyesuaikan materi pelajaran
untuk mengupayakan peningkatan motivasi belajar.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Scramble, Motivasi Belajar

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4
C. Batasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian.................................................................. 6

BAB II. KAJIAN TEORI, RUMUSAN HIPOTESIS, DAN KERANGKA


BERPIKIR
A. Kajian Teori............................................................................ 7
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 18
C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 20
B. Desain Penelitian……………………………………….... .... 20
C. Subyek dan Obyek Penelitian................................................ 20
D. Kehadiran Peneliti .................................................................. 21
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 21
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 23
G. Teknik Analisis Data .............................................................. 27
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 28
I. Indikator Keberhasilan…………………………………… ... 37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian........................................................................ 38
B. Analisis Data .......................................................................... 65
C. Pembahasan ............................................................................ 72
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………. 84

ix
B. Saran ....................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 87

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa ............................... 23
Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I……………………......................... 25
Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II ....................................................... 25
Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa .................................... 26
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pembelajaran Scramble ........................................... 27
Tabel 4.1 Kegiatan Observasi Pra Siklus .................................................... 39
Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus.................... 41
Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ........................ 42
Tabel 4.4 Hasil Tes Pra Siklus .................................................................... 44
Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I........................ 49
Tabel 4.6 Hasil Angket Motivasi Belajar siswa Siklus I............................. 50
Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir Siklus I .............................................................. 52
Tabel 4.8 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran
scramble Siklus I ........................................................................ 53
Tabel 4.9 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II....................... 59
Tabel 4.10 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II........................... 61
Tabel 4.11 Hasil Tes Akhir Siklus II............................................................. 62
Tabel 4.12 Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pembelajaran scramble Siklus II .................................... 63
Tabel 4.13 Persentase Observasi Motivasi Belajar Siswa............................. 65
Tabel 4.13 Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa................................. 67
Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .................................................. 69
Tabel 4.16 Persentase Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pebelajaran Scramble....................................................... 71

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 29
Gambar 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa tiap Siklus................ 66
Gambar 4.2 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa tiap Siklus.................... 68
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa tiap Siklus................................................ 70
Gambar 4.4 Hasil Angket Tanggapan Siswa tiap Siklus............................. 72

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran............................................................ 89


a. Silabus.................................................................................. 90
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............ 94
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II........... 99

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ................................................................. 104


a. Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa ....................... 105
b. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa.......................... 106
c. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa............................ 108
d. Angket Motivasi Belajar Siswa ........................................... 109
e. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pembelajaran Scramble ............................................ 111
f. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model
Pembelajaran Scramble ....................................................... 112
g. Ringkasan Materi................................................................. 113
h. Susunan Kartu Soal dan Kartu Jawaban Siklus I................. 121
i. Susunan Kartu Soal dan Kartu Jawaban Siklus II ............... 124
j. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II ............................. 127
k. Soal Tes Siklus I .................................................................. 129
l. Soal Tes Siklus II................................................................. 132
m. Kunci Jawaban dan Cara Penskoran Tes Akhir Siklus I ..... 135
n. Kunci Jawaban dan Cara Penskoran Tes Akhir Siklus II .... 137

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian ................................................................ 139


a. Daftar Nama Siswa Kelas VII A ......................................... 140
b. Daftar Anggota Kelompok Siklus I dan Siklus II................ 141
c. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Pra Siklus ............................................................................ 143
d. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
............................................................................................. 145
e. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
............................................................................................. 147
f. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ............ 149
g. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I ................ 155
h. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II............... 157
i. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Pra Siklus ............................................................................. 161

xiii
j. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I
............................................................................................. 162
k. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II
............................................................................................. 163
l. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pembelajaran Scramble Siklus I............................... 164
m. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap
Model Pembelajaran Scramble Siklus II ............................. 166
n. Nilai Kinerja Kelompok Siklus I ......................................... 168
o. Nilai Kinerja Kelompok Siklus II........................................ 169
p. Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .................. 170
q. Rekapitulasi Hasil Nilai Tes Akhir Siklus I ........................ 171
r. Rekapitulasi Hasil Nilai Tes Akhir Siklus II ....................... 173
s. Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I.......................... 175
t. Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II ........................ 177

Lampiran 4. Berkas Administrasi.................................................................. 179


a. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing................. 180
b. Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................ 181
c. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................... 182
d. Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................... 183

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .

Mata pelajaran IPA (Fisika) bagi sebagian siswa dikenal sebagai

mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini

biasanya berawal dari pengalaman belajar meraka yang memberikan kesan

bahwa pelajaran IPA (Fisika) adalah pelajaran berat dan serius tidak jauh

dari persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal yang rumit

melalui pendekatan matematis sampai kegiatan praktikum yang menuntut

mereka melakukan segala sesuatunya dengan sangat teliti dan cenderung

membosankan. Akibatnya, tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi

sulit

Sebelum melakukan penelitian peneliti mengadakan wawancara

dengan Ibu Istiyani selaku guru IPA (Fisika) SMP Negeri 16 Purworejo

untuk memperoleh informasi tentang siswa dalam proses pembelajaran

sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Ibu Istiyani, pembelajaran IPA (Fisika) di SMP Negeri 16

Purworejo menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

pembelajaran berlangsung menggunakan metode diskusi, ceramah, dan

praktek, namun dalam pelaksanaannya masih teacher-centered. Ini dapat

dilihat dari setiap kali guru menerangkan selama pembelajaran berlangsung

hanya beberapa siswa yang aktif. Sedangkan siswa lainnya hanya diam

1
2

sebagai pendengar dan mencatat. Pelajaran IPA di SMP merupakan

pembelajaran terpadu artinya bahwa pembelajaran IPA (Fisika) dan IPA

(Biologi) masih dalam satu kesatuan tidak seperti pada mata pelajaran IPA

di SMA yang sudah berdiri sendiri.

Berdasarkan pengalaman guru kelas VII SMP N 16 Purworejo siswa

kurang termotivasi akan pelajaran IPA (Fisika) dibandingkan dengan

pelajaran IPA (Biologi). Hal ini diperkuat dengan kebijakan guru IPA kelas

VII SMP N 16 Purworejo yang pada semester 1 mengajar IPA (Fisika)

terlebih dahulu sampai materi akhir semester 1 selesai dan selanjutnya

mengajar materi IPA (Biologi) sampai selesai. Berdasarkan dari pengamatan

guru siswa merasa bosan terhadap pelajaran IPA (Fisika) terbukti dari setiap

guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa yang menjawab

pertanyaan. Setelah diselidiki ternyata asumsi siswa adalah IPA (Fisika)

merupakan pelajaran sulit. Berbeda dengan pembelajaran IPA (Biologi)

siswa menunjukkan aktivitas belajar yang lebih dari pada Pembelajaran IPA

(Fisika).

Pembelajaran di semester genap ini guru mengungkapkan mengubah

agenda pembelajaran IPA, yaitu dengan mengajar IPA (Biologi) terlebih

dahulu sampai materi akhir semester 2 selesai dan selanjutnya mengajar

materi IPA (Fisika) sampai selesai. Guru berpendapat dengan pemberian

materi IPA (Biologi) terlebih dahulu dapat menggugah motivasi belajar IPA

(Fisika).
3

Hasil observasi awal pada motivasi belajar siswa kelas VII A SMP

Negeri 16 Purworejo yang dilakukan pada tanggal 10 April 2012 dan 13

April hanya diperoleh 46,94%, sedangkan berdasarkan hasil ulangan harian

terakhir kelas VII A diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 59,98 jauh dari

KKM yaitu 64. Jika ditinjau dari batas tuntas belajar kelas, ketuntasan

belajar kelas VII A diperoleh 38,71%. Ini menunjukkan ketuntasan belajar

kelas VII A masih rendah. Pemilihan kelas VII A sebagai subyek penelitian

karena motivasi belajar dikelas ini paling rendah dibandingkan kelas

lainnya. Rendahnya motivasi belajar terlihat dari kemampuan bertanya,

ketelitian dalam mengerjakan soal, masih mencontek, keinginan mencari

sumber belajar dan sebagainya.

Keberhasilan dari suatu proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang ada, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan

untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara dan gaya belajar mereka

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan cara optimal. Salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa adalah model pembelajaran scramble. Model ini dirasa cocok

untuk siswa kelas VII SMP karena menekankan kerja sama, dan tidak

membuat tegang sehingga menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan dari uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan motivasi belajar IPA

(Fisika). Oleh itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul


4

“Penggunaan Model Pembelajaran Scramble Untuk Peningkatkan Motivasi

Belajar IPA (Fisika) Pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo Tahun

Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat

diidentifikasi masalah yang ditemukan di SMP Negeri 16 Purworejo adalah

sebagai berikut.

1. Pembelajaran masih bersifat theacher-centered, sehingga menyebabkan

siswa cenderung pasif dan bosan.

2. Hasil belajar siswa yang masih banyak belum mencapai nilai diatas

KKM.

3. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran dikarenakan

siswa kurang termotivasi untuk belajar IPA (Fisika). Siswa masih

menganggap bahwa pelajaran IPA (Fisika) adalah pelajaran sulit.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, agar permasalahan yang dikaji

terarah, maka peneliti berusaha membatasi masalah pada “Peningkatan

motivasi melalui model pembelajaran scramble pada materi Sifat Fisika dan

Sifat Kimia, dan Pemisahan Campuran”.


5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah, maka rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana penggunaan model pembelajaran scramble untuk

peningkatan motivasi belajar IPA (Fisika) pada siswa SMP Negeri 16

Purworejo tahun pelajaran 2011/2012 ?”

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPA (Fisika)

menggunakan model pembelajaran scramble pada siswa SMP Negeri 16

Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

1. Bagi Guru

a. Menambah masukan tentang alternatif pembelajaran yang sesuai dalam

kegiatan belajar.

b. Menambah kreativitas guru dalam dalam memilih dan menggunakan

model pembelajaran.
6

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam upaya peningkatan layanan dan mutu pendidikan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pedoman sekaligus menambah pengetahuan, wawasan tentang

strategi mengajar mata pelajaran Fisika dalam mempersiapkan diri menjadi

seorang pendidik profesional.

4. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, yang

terlihat dari aktivitas belajar siswa sehingga diharapkan juga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Mill dalam Suprijono (2012:45) berpendapat bahwa

model adalah representasi akurat sebagai aktual yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak. Model pembelajaran

ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas (Suprijono, 2012:46). Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Model pembelajaran dapat dikatakan memiliki arti yang sama

dengan pendekatan atau strategi pembelajaran. Saat ini telah banyak

dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana

sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak

alat bantu dalam penerapannya.

b. Model pembelajaran efektif dan kooperatif

Menurut Daniel dan David (2008:42) menyebutkan bahwa peneliti

guru di AS sedikit demi sedikit mulai menemukan pola-pola yang

menunjukkan bahwa guru-guru yang lebih efektif (artinya, guru-guru yang

7
8

siswa-siswanya meraih skor lebih tinggi pada tes-tes prestasi terstandar)

cenderung mengajar seluruh kelas secara aktif, menghabiskan waktu yang

secara signifikan lebih banyak dibandingkan dengan guru-guru yang

kurang efektif untuk menguliahi, mendemonstrasikan sesuatu, atau

berinteraksi secara eksplisit dengan kelasnya. Belajar dan mengajar akan

efektif jika siswa aktif dan semua aktivitas pembelajaran berpusat pada

siswa. Hal ini karena pembelajaran yang berpusat pada siswa akan mampu

menimbulkan minatnya dan secara tidak langsung mereka memahami

konsep dan kaitannya dengan aspek-aspek kehidupan.

Pembelajaran efektif yang dikemukakan oleh Daniel dan David

tidak terlepas dari pembelajaran kooperatif, karena pada pembelajaran

kooperatif siswa dituntut untuk aktif dan semua aktivitas pembelajaran

berpusat pada siswa. Pembelajaran efektif akan tercapai dengan baik

apabila terjalin kerjasama yang baik antara siswa.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar

akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model

pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif

yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu

yang bermanfaat seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana

hidup serasi dalam sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui

oleh mereka yang berkompeten menilai (Suprijono, 2012:58).

Menurut Slavin dalam Tukiran, dkk (2011:55) pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran


9

dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang

siswa lebih bergairah dalam belajar. Menurut Roger dalam Miftahul (2011:

29) model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model penbelajaran

yang mencakup aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh

satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan

informasi secara sosial diantara kelompok pembelajar yang didalamnya

setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan

didorong untuk meningkatnya pembelajaran anggota lain.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang sistematis dengan

mengelompokkan siswa untuk melakukan pembelajaran yang efektif

dalam mencapai tujuan bersama. Siswa dapat memaksimalkan kegiatan

belajarnya. Siswa bekerja sama dan belajar dalam sebuah kelompok serta

bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar teman yang lain dalam

kelompoknya. Dalam hal ini belajar kooperatif menyertakan partisipasi

setiap siswa dalam aktivitas belajar kelompok kecil yang mengembangkan

interaksi positif.

Pembelajaran kooperatif meletakkan tanggung jawab individu

serta kelompok. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar,

bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Slavin dalam Tukiran, dkk

(2011:57) ada enam Tipologi pembelajaran kooperatif sebagai berikut.


10

1) Tujuan kelompok, bahwa kebanyakan metode pembelajaran

kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok.

2) Tanggung jawab individu, yang dilaksanakan dalam dua cara. Pertama

dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata individu atau

penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua,

merupakan spesialisasi tugas. Cara kedua ini siswa diberi tanggung

jawab khusus untuk sebagaian tugas kelompok.

3) Kesempatan sukses yang sama, yang merupakan karakteristik unik

metode pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor yang

memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk

berkontribusi dalam timnya.

4) Kompetisi tim, sebagai sarana untuk motivasi siswa untuk bekerja

sama dengan anggota timnya.

5) Spesialisasi tugas, tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap

masing-masing anggota kelompok.

6) Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok, metode ini akan

mempercepat langkah kelompok.

Menurut Sthal dalam Tukiran, dkk (2011:59) ciri-ciri model

pembelajaran kooperatif adalah: (1) belajar bersama dengan teman; (2)

selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman; (3) saling

mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok; (4) belajar dari

teman sendiri dalam kelompok; (5) belajar kelompok; (6) produktif

berbicara atau mengemukakan pendapat; (7) keputusan tergantung pada


11

mahasiswa sendiri; (8) mahasiswa aktif. Dalam pembelajaran kooperatif

peran guru adalah melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa,

mengarahkan keterampilan kerja sama dan memberikan bantuan pada saat

diperlukan. Sehingga dalam pembelajaran ini diharapkan masing-masing

siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya.

2. Model Pembelajaran Scramble

Istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia berarti perebutan, pertarungan, dan perjuangan.

Menurut widodo dalam Nur (2011:21) model pembelajaran scramble

adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan kartu

jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun

dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengoreksi jawaban

tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat.

Berdasarkan Depdiknas dalam Tukiran, dkk (2011:99),

menyebutkan 35 model-model pembelajaran yang efektif yaitu, Examples

Non Examples,Pincture And Pincture, Numbered Head Together,

Cooperative Script, Kepala Bernomor Struktur, Student Teams-

Achievemnt Divisions (STAD), Jigsaw, Problem Based Introdunction

(PBI), Artikulasi, Mind Mapping, Make-A Match, Think Pair And Share,

Debate, Role Playing, Group Investigation, Talking Stick, Bertukar

Pasangan, Snowball Throwing, Students Facilitator And Explaining,

Course Review Horay, Demonstration, Explicit Intruction, Cooperative

Integrated Reading And Composition (CIRC), Inside-Outside-Circle,


12

Tebak Kata, Word Square, Scramble, Take And Give,Consept Sentence,

Complette Sentence, Keliling Kelompok, Tari Bambu, Two Stay Two

Stray. Menurut Hanafiah dan Suhana dalam Nur (2011:18) model

pembelajaran scramble bersifat aktif, siswa dituntut aktif bekerja sama

serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan

kartu soal guna memperoleh poin dan diharapkan dapat meningkatkan

kebersamaan siswa. Dalam pembelajaran scramble, guru hendaknya

sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar. Menurut

Suyatno dalam Iis (2011:13), scramble merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran scramble termasuk pembelajaran yang efektif mencakup

kooperatif dan aktif. Sebagaimana pembelajaran dikatakan efektif jika

siswa aktif dan semua aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa.

Menurut Suyatno dalam Iis (2011:13) menyebutkan tahapan

pembelajaran scramble adalah sebagai berikut.

a) Membuat kartu soal sesuai materi ajar.

Guru membuat soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada

siswa.

b) Membuat kartu jawaban dengan diacak.

Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban

soal-soal pada kartu soal.


13

c) Sajikan materi.

Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.

d) Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok.

Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai

pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal.

e) Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal.

Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang

ada pada kartu soal.

f) Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.

Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka

kerjakan dan memasangkannya pada kartu soal.

Sedangkan Menurut Hanafiah dan suhana dalam Nur (2011:21) langkah-

langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran scramble

sebagai berikut.

a) Guru menyampaikan materi pelajaran.

b) Guru menyiapkan kartu soal yang telah dibuat untuk proses

pembelajaran.

c) Guru menyiapkan kartu jawaban dengan diacak nomornya sehingga

siswa dapat mencari jawaban yang tepat.

d) Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang

tersedia.

e) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-

masing kelompok.
14

f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal

dan mencari jawaban yang sesuai.

g) Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa.

Menurut Suyatno dalam Iis (2011:13) mengemukakan

kelebihannya model pembelajaran scramble antara lain: (a) memudahkan

siswa untuk menemukan jawaban; (b) mendorong siswa untuk

mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah tersedia; (c) semua siswa

terlibat; (d) kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap

materi.

Model pembelajaran scramble tidak telepas dari pertanyaan dan

jawaban. Tanya jawab adalah bagian yang efektif dan penting dari

pembelajaran karena beberapa alasan yaitu: (a) memungkinkan guru untuk

memeriksa pemahaman siswa tentang pelajarannya; (b) memungkinkan

siswa untuk memperaktikkan dan menguasai topik yang diajarkan sebelum

mereka harus pindah ke topik berikutnya; (c) memungkinkan siswa untuk

mengklarifikasikan pemikiran dan pemahaman mereka tentang konsep

yang diajarkan (Daniel dan David, 2008:67).

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan

seseorang bertingkah laku (Hamzah, 2007:1). Belajar adalah perubahan

tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai
15

hasil dari praktik penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan

tertentu (Hamzah, 2007:23).

Menurut Thomas M. Risk dalam Ahmad (2004:11) motivasi

belajar adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan

motif pada siswa/pelajar yang menunjang kearah tujuan belajar. Dengan

demikian motivasi belajar mempunyai peranan sangat penting dalam

memberikan semangat untuk belajar dan memberikan arahan yang jelas

dalam belajar.

Motivasi belajar dapat timbul karena dua faktor yaitu: faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan

belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah

adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, serta kegiatan

belajar yang menarik (Hamzah, 2007:23). Kedua faktor tersebut

disebabkan oleh rangsangan tertentu sehingga seseorang berkeinginan

untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan lebih semangat.

Sehingga indikator motivasi belajar baik intrisik maupun ekstrinsik dapat

di klasifikasikan sebagai berikut.

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

4) Adanya penghargan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.


16

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

siswa dapat belajar dengan baik. (Hamzah, 2007: 23).

Menurut Tuckman dalam Haris (2009:158) Model Tripartite

pengembangan motivasi belajar dikemukakan 3 faktor penting pembentuk

motivasi belajar yaitu.

1) Sikap, atau kepercayaan diri untuk dapat berhasil mencapai hasil.

2) Drive, atau semangat untuk mencapai hasil.

3) Strategi, atau teknik untuk mencapai hasil.

b. Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi yaitu: (1) mendorong manusia untuk berbuat; (2)

menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai; (3)

menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut

(Sardiman, 2011:85).

Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong, pengaruh, dan

sekaligus sebagai penggerak didalam diri sisa untuk melakukan aktivitas

belajar. Fungsi motivasi belajar yaitu: (1) mendorong timbulnya kelakuan

atau sesuatu perbuatan tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu

perbuatan belajar seperti belajar; (2) motivasi berfungsi sebagai pengaruh,

Artinya menggerakan perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang di

inginkan; (3) Motivasi berfungsi penggerak, motivasi ini berfungsi sebagai

mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya


17

suatu pekerjaan atau perbuatan (Oemar, 2007:161). Jadi fungsi motivasi

secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran yaitu:

(1) pernyataan penghargaan secara verbal; (2) menggunakan nilai ulangan

sebagai pemacu keberhasilan; (3) menimbulkan rasa ingin tahu; (4)

memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa; (5) menjadikan tahap

dini dalam belajar mudah bagi siswa; (6) menggunakan materi yang

dikenal siswa sebagai contoh dalam belaja; (7) gunakan kaitan yang unik

dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah

dipahami; (8) menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah

dipelajari sebelumnya; (9) menggunakan simulasi dan permainan; (10)

memberikan kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di

depan umum; (11) mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan

keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar; (12) memahami iklim sosial

dalam sekolah; (13) memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat; (14)

memperpadukan motif-motif yang kuat; (15) memperjelas tujuan belajar

yang hendak dicapai; (16) merumuskan tujuan-tujuan sementara; (17)

memberitahukan hasil belajar yang telah dicapai; (18) membuat suasana

persaingan yang sehat diantara para siswa; (19) mengembangkan

persaingan dengan diri sendiri; (20) memberikan contoh yang positif

(Hamzah, 2007:34). Mengingat demikian pentingnya motivasi bagi siswa


18

dalam belajar, maka guru IPA (Fisika) diharapkan dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa-siswanya. Banyak cara yang dapat dilakukan,

diantaranya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang dapat

membangkitkan motivasi. Menciptakan kondisi tertentu dapat dilakukan

dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, misalnya memilih

model yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

B. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru. Guru masih

menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru menerangkan,

siswa mendengarkan dan mencatat. Pembelajaran yang seperti ini

menyebabkan siswa pasif serta bosan, sehingga berdampak pada rendahnya

motivasi belajar.

Seorang guru harus dapat menciptakan kegiatan belajar yang efektif

dan efisien pada setiap materi atau secara khusus pokok bahasan dalam

pelajaran IPA (Fisika). Oleh karena itu, diperlukan strategi dalam memilih

model dan media pendidikan yang tepat untuk tercapainya tujuan

pembelajaran.

Model pembelajaran scramble termasuk model pembelajaran yang

efektif mencakup kooperatif dan aktif. Pembelajaran dikatakan efektif

sebagaimana pembelajaran bersifat aktif dan berpusat pada siswa. Model

pembelajaran scramble dilaksanakan dengan membagikan kartu soal dan

kartu jawaban pada setiap kelompok, siswa dalam kelompok aktif


19

mencocokkan kartu jawaban dengan bantuan sumber belajar manapun.

Model pembelajaran ini menekankan siswa untuk belajar bekerja sama

dalam melaksanakan tugas kelompoknya untuk menemukan jawaban dari

acuan berbagai sumber belajar. Penjelasan guru hanya mengenai soal-soal

dalam kartu soal dan penambahan wawasan jika diperlukan. Pelaksanaan

model pembelajaran scramble dapat dimodifikasi dengan pemberian lembar

tempel dan menempelkannya pada papan tempel, hal ini dilakukan agar

siswa tetap ceria dan senang dalam pembelajaran.

Diharapkan penggunaan model pembelajaran scramble mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa. Apabila motivasi belajar meningkat

maka akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang baik bagi

siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah, “Dengan penggunaan

model pembelajaran scramble dapat meningkatkan motivasi belajar IPA

(Fisika) pada siswa SMP Negeri 16 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012.”


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 16 Purworejo yang beralamat

di Jalan Wismo Aji No 7 Kecamatan Kutoarjo. Waktu penelitian berlangsung

dari bulan April sampai Mei 2012.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam

sebuah kelas (Suharsimi, 2010:130). Menurut Tim PGSM dalam Masnur

(2011:9) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi

dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Secara keseluruhan siswa kelas VII SMP Negeri 16 Purworejo berjumlah

159 siswa. Kelas yang akan diteliti adalah siswa kelas VII A yang berjumlah 31

20
21

siswa terdiri dari 16 perempuan dan 15 laki-laki. Pengambilan subyek

penelitian ini dipilih karena aktivitas kaitannya dengan motivasi belajar kelas

VII A paling rendah dibandingkan dengan kelas VII lainnya, hal ini didapat

berdasarkan pengamatan dari guru. Obyek dari penelitian ini yaitu model

pembelajaran scramble dan materi Sifat Fisika dan Sifat Kimia, serta

Pemisahan Campuran.

D. Kehadiran Penelitian

Peneliti bertugas sebagai guru kelas dalam proses pembelajaran.

Sedangkan dalam pengumpulan data peneliti dibantu oleh Tantri Arum Sari

dan guru mata pelajaran sebagai kolaborator yang bertugas mengamati

kejadian-kejadian pada saat proses belajar mengajar (PBM).

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat metode sebagai berikut.

1. Metode Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik. Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi

buatan (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2010:109). Observasi dilaksanakan

dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa


22

kaitannya dengan motivasi siswa yang ditunjukkan selama proses

pembelajaran dengan cara mencantumkan jumlah siswa yang teramati pada

lembar observasi.

2. Metode Tes

Metode tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes adalah alat ukur

yang diberikan individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan (Nana

Sudjana dan Ibrahim, 2010: 100). Metode tes digunakan untuk memperoleh

gambaran hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus. Soal tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pilihan ganda dan Uraian.

3. Metode Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Metode angket dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap

pembelajaran IPA (Fisika) dengan menggunakan model pembelajaran

scramble yang telah diikuti. Angket yang digunakan telah dikembangkan

terlebih dahulu oleh peneliti.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam pengumpulan data ini digunakan untuk

mengetahui dan mencatat data-data awal penelitian. Data awal dalam


23

penelitian motivasi belajar siswa ini meliputi daftar nama siswa, nilai siswa

jumlah siswa, dan data yang diperlukan dalam penelitian.

F. Instumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dilakukan untuk melihat motivasi belajar siswa.

Lembar observasi diisi oleh observator dan kisi-kisi dikembangkan

berdasarkan indikator-indikator dari motivasi belajar. Data yang diperoleh

dari observasi dihitung kemudian disajikan dalam skala persentase, untuk

mengetahui motivasi belajar siswa yang di capai dalam pembelajaran. Kisi-

kisi observasi motivasi tertera pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa
No Jumlah
No. Aspek yang diukur Indikator
Item Item
Motivasi Intrinsik
 Selalu mempersiapkan diri
1 Keinginan berhasil. 2 4
untuk mengikuti pelajaran.
 Bertanggung jawab terhadap
8
tugas.
 Percaya pada kemampuan
sendiri 4,7

2 Kebutuhan belajar  Selalu memperhatikan guru saat 1 3


pelajaran.
 Bertanya pada guru/ teman 10
apabila belum paham. 9
 Mencari literatur materi
3 Harapan masa depan.  Harapan untuk materi 3 1
berikutnya atau nilai tes.
24

No. Aspek yang diukur Indikator No Jumlah


Item Item
Motivasi Ekstrinsik
4 Penghargaan dalam  Kepuasan terhadap penilaian 6 1
belajar.

5 Kegiatan menarik  Ketertarikan akan model 5 1


pembelajaran
Jumlah Pernyataan 10

2. Tes Akhir Siklus

Langkah-langkah dalam pengumpulan data melalui tes adalah sebagai

berikut.

a. Menyusun tes yang akan dikerjakan siswa setelah pembelajaran.

Soal tes berupa soal pilihan ganda dan soal uraian. Soal bentuk pilihan

ganda berjumlah 10 butir soal dan terdiri dari 4 pilihan jawaban. Soal

bentuk uraian terdiri dari 4 soal, sehingga jumlah soal seluruhnya adalah

14 soal.

b. Jawaban siswa kemudian dikoreksi dan dianalisis berdasarkan penskoran

yang telah ditetapkan.

Kisi-kisi soal tes akhir siklus I disajikan pada tabel 3.2 dan tes akhir

siklus II disajikan dalam tabel 3.3.


25

Tabel 3.2
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I

Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor Jumlah


Dasar Soal Soal Soal
SIKLUS I
Membandingkan Sifat Fisika  Pengertian sifat PG 1,5 3
sifat fisika dan dan sifat fisika dan sifat
sifat kimia. Kimia kimia uraian 1
 Pemahaman PG 2,6,10 5
tentang
perbedaan sifat uraian 2,3
fisika dan sifat
kimia
 Mengetahui PG 3,4,7,8,9 7
pengaruh atau
pemanfaatan uraian 4
sifat fisika dan
sifat kimia
Jumlah soal PG 10
Jumlsh soal uraian 4
Jumlah soal seluruhnya 14

Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes akhir Siklus II

Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor Jumlah


Dasar Soal Soal Soal
SIKLUS II
Melakukan Pemisahan  Pemahaman PG 1,2,3,4,9, 7
pemisahan Campuran pemisahan
campuran dengan campuran.
berbagi cara uraian 1,3
berdasarkan sifat
fisika dan sifat
kimia.
 Pemahaman PG 5,6,8 4
penggunaan
pemisahan uraian 2
campuran.
 Pengetahuan PG 7,10 3
mengenai
fungsi bahan- uraian 4
bahan dalam
penjernihan air
secara
sederhana
Jumlah soal PG 10
Jumlsh soal uraian 4
Jumlah soal seluruhnya 14
26

3. Angket Motivasi Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap

pembelajaran IPA (Fisika) dengan menggunakan model pembelajaran

scramble. Data dari angket ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

terhadap kesimpulan yang akan diambil. Adapun kisi-kisi angket motivasi

dan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran scramble disajikan

pada tabel 3.4 dan tabel 3.5.

Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

No Jumlah
No. Aspek yang diukur Indikator
Item Item
Motivasi Intrinsik
1,2
 Selalu mempersiapkan diri untuk
1. Keinginan berhasil.
mengikuti pelajaran.
8
 Bertanggung jawab terhadap 5
tugas.
12, 15
 Percaya pada kemampuan
sendiri
2 Kebutuhan belajar  Selalu memperhatikan guru saat 3,4
pelajaran.
 Bertanya pada guru/ teman 6 4
apabila belum paham.
 Mencari literatur materi 5
3 Harapan masa depan.  Harapan untuk materi berikutnya 7,9
2
atau nilai tes.
Motivasi Ekstrinsik
4 Penghargaan dalam  Kepuasan terhadap penilaian 13,14
2
belajar.
5 Kegiatan menarik  Ketertarikan akan model 10
1
pembelajaran
6 Lingkungan belajar 11
 Kenyamanan dalam belajar 1
yang kondusif
Jumlah Pernyataan 15
27

Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Scramble

Variabel yang Nomor Jumlah


Indikator Sikap Pembelajaran
Diukur item item
1. Ketertarikan a. Rasa tertarik terhadap pembelajaran 1 1
scramble

b. Rasa suka terhadap model 10 1


pembelajaran scramble

2. Keyakinan a. Perasaan yakin dengan pembelajaran 3 1


scramble dapat mengatasi kesulitan
dalam memahami IPA

a. Perasaan yakin dengan pembelajaran


scramble yang dapat membantu 4 1
mengerjakan latihan soal.

3. Motivasi Lebih termotivasi dengan pembelajaran 2, 5,6, 7,


6
scramble 8, 9
Jumlah 10

4. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data sebagai data awal penelitian, antara lain

yaitu mengetahui daftar nama dan jumlah siswa yang akan menjadi subyek

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bertujuan untuk

mengetahui penggunaan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan cara

membandingkan data yang diperoleh dari kejadian-kejadian sebelum

dengan kejadian-kejadian berikutnya. Data-data yang diperoleh dari lembar


28

observasi, lembar angket, dan tes akhir siklus dihitung dan disajikan dalam

bentuk persentase. Persentase dihitung menggunakan rumus skala

persentase. (Trianto, 2009:243).

= 100%

Keterangan:

A = Porposi siswa yang memilih.

B = Jumlah siswa responden.

P = Respons siswa.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus. Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan kelas,

yaitu.

1. Perencanaan (Planning).

2. Pelaksanaan (Acting).

3. Pengamatan (Observing).

4. Refleksi (Reflecting).

Keempat tahap tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus,

yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Secara

skematis, prosedur PTK dapat dilihat pada Gambar 3.1. (Suharsimi, 2010:137).
29

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis


dan Mc Taggrat

Prosedur PTK dalam penelitian ini dapat dilihat pada langkah-langkah

penelitian sebagai berikut.

1. Persiapan

a. Melakukan observasi awal melalui wawancara dengan guru kelas VII

A.

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan bahan

yang digunakan dalam pembelajaran).


30

2. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

dua siklus. Tiap siklus yang direncanakan mempunyai langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Siklus 1

1) Rencana Tindakan

a) Menyusun silabus.

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu Sifat

Fisika dan Sifat Kimia.

c) Menyusun ringkasan materi Bab Sifat Fisika dan Sifat Kimia.

d) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan angket.

e) Menyusun kartu soal, kartu jawaban, dan lembar tempel sebagai

sarana model pembelajaran scramble untuk pertemuan pertama

dalam siklus I.

f) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

g) Menyusun kisi-kisi dan soal tes akhir siklus I yang akan

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes berbentuk

pilihan ganda dan uraian.

h) Melaksanakan tes akhir siklus I.


31

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti sebagai guru mengajar sesuai RPP yang telah dibuat,

namun pelaksanaannya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-

perubahan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

1. Siswa diberi pertanyaan motivasi di awal pembelajaran oleh

guru.

2. Guru memberikan ringkasan materi sifat Fisika dan sifat Kimia

kepada siswa dan memberikan lembar demonstrasi.

3. Guru melakukan demonstrasi membakar kertas dan lidi, guru

memberikan tugas rumah tentang demonstrasi.

4. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok

ada yang terdiri dari 4 siswa.

5. Guru memberikan penjelasan dalam pelaksanaan model

pembelajaran scramble.

6. Guru membagikan kartu soal, kartu jawaban dan lembar

tempel pada tiap-tiap kelompok.

7. Siswa diberi waktu mencocokkan kartu soal dengan kartu

jawaban, kemudian menempelkannya pada lembar tempel.

8. Guru memerintahkan kepada siswa untuk mempresentasikan

jawaban kelompoknya.

9. Guru mengoreksi jawaban bersama-sama siswa serta

memberikan penjelasan.
32

10. Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok

dalam penyusunan kartu.

11. Guru memberikan kesimpulan.

12. Guru mempersilahkan siswa untuk menempelkan hasil

kerjanya pada papan tempel.

b. Pertemuan Kedua

1. Guru memberikan pertanyaan motivasi.

2. Guru membahas tugas rumah.

3. Guru mengulas materi pada pertemuan lalu.

4. Guru membagikan tes akhir siklus I.

5. Guru mengawasi jalannya tes akhir siklus I.

6. Guru bersama siswa membahas soal dan mengoreksi tes akhir

siklus I.

7. Guru memberikan angket motivasi dan angket tanggapan

kepada siswa.

8. Siswa mengisi angket motivasi dan angket tanggapan.

3) Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Observasi pada siklus I dilakukan oleh guru kelas dan

observator Tantri Arum Sari. Dalam penelitian ini menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat untuk mengamati kegiatan siswa kaitannya

dengan motivasi ditunjukkan selama proses pembelajaran dengan cara

mencantumkan jumlah siswa yang teramati pada lembar observasi.


33

Angket siswa digunakan untuk mengukur motivasi siswa terhadap

proses pembelajaran IPA (Fisika) dengan menggunakan model

pembelajaran scramble. Sedangkan tes akhir siklus digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa secara individu setelah diberi tindakan

siklus I.

4) Refleksi

Data yang diperoleh dari angket dan observasi kemudian

dilakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu

dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah

yang muncul, mencatat dan mencarikan solusinya. Setelah itu

mengadakan refleksi untuk meneliti tindakan yang telah dilakukan

sebagai dasar untuk menentukan rencana yang akan dilakukan pada

siklus II.

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II memperhatikan

refleksi pada siklus I. Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai

berikut.

a) Menyusun Silabus

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu materi

tentang Pemisahan Campuran.

c) Menyusun ringkasan materi Bab Pemisahan Campuran.


34

d) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan angket.

Lembar angket dan lembar observasi tersebut disusun oleh

peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

e) Menyusun kartu soal, kartu jawaban, dan lembar tempel sebagai

sarana model pembelajaran scramble untuk pertemuan pertama

dalam siklus II.

f) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

g) Menyusun soal tes akhir siklus II yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Tes berbentuk pilihan ganda dan

Uraian.

h) Melaksanakan tes akhir siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan

Peneliti sebagai guru mengajar sesuai RPP yang telah dibuat,

namun pelaksanaannya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-

perubahan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut.

a. Pertemuan Pertama

1. Siswa diberi pertanyaan motivasi di awal pembelajaran oleh

guru.

2. Guru memberikan ringkasan materi Pemisahan Campuran

kepada siswa.

3. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok

ada yang terdiri dari 4 siswa.


35

4. Membagikan kartu soal, kartu jawaban, kartu rekapan jawaban

dan lembar tempel pada tiap-tiap kelompok.

5. Guru memberikan penjelasan dalam pelaksanaan model

pembelajaran scramble.

6. Siswa diberi waktu mencocokkan kartu soal dengan kartu

jawaban kemudian menempelkannya pada lembar tempel serta

merekap jawaban pada kartu rekapan.

7. Guru memerintahkan kepada siswa untuk mempresentasikan

jawaban kelompoknya.

8. Guru mengoreksi jawaban bersama-sama siswa serta

memberikan penjelasan.

9. Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok

dalam penyusunan kartu.

10. Guru memberikan kesimpulan mengenai Pemisahan

Campuran.

11. Guru mempersilahkan siswa untuk menempelkan hasil

kerjanya pada papan tempel.

12. Guru memberikan tugas kelompok membuat alat

penyaringan air sederhana dengan kelompok yang berbeda

pada pertemuan kedua.


36

b. Pertemuan Kedua

1. Guru memberikan pertanyaan motivasi.

2. Guru membahas tugas kelopmpok mengenai alat penyaringan

sederhana.

3. Guru mengulas materi pada pertemuan lalu.

4. Guru membagikan tes akhir siklus II.

5. Guru mengawasi jalannya tes akhir siklus II.

6. Guru bersama siswa membahas soal dan mengoreksi tes akhir

siklus II

7. Guru memberikan angket motivasi dan angket tanggapan

kepada siswa.

8. Siswa mengisi angket motivasi dan angket tanggapan.

3) Observasi

Pengamatan dilakukan oleh guru dan Tantri Arum Sari dengan

menggunakan lembar observasi dan angket yang di bagikan kepada

siswa. Lembar observasi dan angket motivasi siswa yang digunakan

sama seperti lembar observasi dan angket motivasi siswa pada siklus I.

4) Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan dengan membandingkan hasil

siklus I dan siklus II, terlihat dari motivasi siswa maupun hasil belajar

siswa. Hasil refleksi siklus II menunjukkan bahwa motivasi dan hasil

belajar siswa mendekati optimal sesuai dengan target awal penelitian.


37

I. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini berakhir jika penggunaan model pembelajaran scramble dapat

meningkatkan motivasi belajar IPA (Fisika) pada siswa SMP Negeri 16 Purworejo

minimal menjadi 70%.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Situasi dan Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 16

Purworejo. SMP Negeri 16 Purworejo terletak di Jalan Wismo Aji No 7

Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Penelitian dilaksanakan dengan

mengambil subyek siswa kelas VII A SMP Negeri 16 Purworejo. Di sekolah

tersebut, untuk kelas VII terdapat 5 kelas dan didukung oleh 3 (tiga) orang

guru IPA yang mengajar sesuai dengan mata pelajarannya. Adapun jumlah

siswa di kelas VII A adalah 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan

16 siswa perempuan.

2. Pra Siklus

Peneliti melakukan kegiatan observasi pra siklus sebelum melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui gambaran yang terjadi

di dalam kelas selama proses kegiatan pembelajaran IPA (Fisika). Saat

observasi pra siklus peneliti bertindak sebagai observator I dikarenakan guru

terkait tidak berkenan menjadi observator, sedangkan observator II adalah

Tantri Arum Sari. Pelaksanaan kegiatan observasi pra siklus tertera pada

tabel 4.1 berikut.

38
39

Tabel 4.1
Kegiatan Observasi Pra Siklus

No. Waktu Kegiatan


1 Selasa, 10 April Melakukan observasi langsung terhadap
2012 pembelajaran IPA (Fisika) di kelas VII A
Pukul 10.35-11.55 dan melakukan pengisian angket motivasi.
2 Kamis, 13 April Melakukan observasi lanjutan mengenai
2012 jalannya ulangan harian Bab Kalor di kelas
Pukul 08.20-09.40 VII A.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 10

April 2012 diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah

menggunakan metode diskusi namun dalam pelaksanaannya masih bersifat

teacher centered. Pelaksanaan diskusi kelompok mengenai sub materi

penyelesaian soal Asas Black, dan Perpindahan Kalor. Diskusi kelompok

belum maksimal serta dalam presentasi siswa masih bingung akhirnya

presentasi hanya dilakukan oleh satu kelompok sedangkan kelompok lain

tidak berkesempatan untuk presentasi. Guru akhirnya tidak melanjutkan

pelaksanaan diskusi dan beralih menggunakan ceramah. Saat guru beralih

menggunakan ceramah siswa kurang termotivasi. Motivasi yang kurang

terlihat dari aktivitas siswa yang menjadi malas, kepala diletakan dimeja,

mengantuk, berbisik-bisik dengan teman dan siswa menjadi pasif. Aktivitas

siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menulis. Siswa tidak berani

bertanya mengenai kesulitan belajar serta tidak mau membuka buku

paketnya jika tidak diperintah oleh guru. Selain itu ketika guru memberikan

pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan siswa hanya diam saja,

akhirnya guru menjawab pertanyaannya sendiri.


40

Observasi dilanjutkan pada hari kamis tanggal 13 April 2012

observasi dilakukan untuk mengamati jalannya ulangan harian mengenai

Bab Kalor. Sebelum dilaksanakan ulangan harian siswa diminta

mengumpulkan LKS dan ternyata masih dijumpai siswa yang belum

mengerjakan LKS. Ulangan harian berjalan dengan lancar namun masih

dijumpai siswa yang mencontek dan tidak mau berusaha untuk mengulangi

kembali soal-soal yang telah dikerjakan.

a. Observasi Motivasi Belajar Siswa

Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui tingkat

motivasi belajar terdiri dari 10 butir pernyataan. Observasi dilakukan

dengan cara mencantumkan jumlah siswa yang teramati dalam setiap

pernyataan pada lembar observasi saat siswa mengikuti proses

pembelajaran. Skor dihitung dari jumlah siswa yang teramati dalam

keseluruhan butir pernyataan pada lembar observasi yang telah

disediakan. Data hasil observasi motivasi belajar siswa IPA (Fisika) pra

siklus disajikan pada tabel 4.2.


41

Tabel 4.2
Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

jumlah yang teramati


No. Pernyataan Observator Persentase Observator Persentase
I (%) II (%)
1 Dalam pembelajaran siswa
21 67,74 23 74,19
selalu memperhatikan guru.
2 Siswa berusaha
mempersiapkan diri untuk 18 58,06 20 64,52
mengikuti pelajaran.
3 Siswa mengulang kembali
soal-soal yang telah
9 29,03 8 25,81
dikerjakan, dengan harapan
mendapatkan nilai baik.
4 Siswa mengerjakan soal-soal
dengan percaya diri dan 10 32,26 9 29,03
sungguh-sungguh.
5 Siswa mempelajari sesuatu
yang menarik dan terlihat 16 51,61 14 45,16
senang.
6 Siswa puas terhadap
penilaian kelompok maupun 15 48,39 18 58,06
tes individu.
7 Siswa mengerjakan soal-soal
sendiri tanpa menunggu 10 32,26 11 35,48
jawaban dari teman.
8 Siswa mengumpulkan tugas
20 64,52 20 64,52
tepat waktu.
9 Siswa mencoba mencari di
buku pelajaran saat menemui 10 32,26 14 45,16
materi yang belum dipahami.
10 Siswa bertanya kepada teman
atau guru ketika menemui 13 41,94 12 38,71
hal yang belum dipahami.
Jumlah 142 458,06 149 480,65
Rata-rata 14,2 45,81 14,9 48,06
Jumlah Total Observator I dan
291
II
Rata-rata Total Observator I dan
14,55
II
Rata-rata Persentase Observator
46, 94
I dan II (%)

Hasil observasi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa

persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada pra siklus adalah

46,94%.
42

b. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar

sebelum menggunakan model pembelajaran sramble, terdiri dari 15 butir

pernyataan dengan 2 pilihan jawaban, yaitu “ya” dan “tidak”. Angket ini

dikembangkan menurut kisi-kisi sesuai pada lampiran 2. Angket motivasi

ini diambil untuk mengetahui dari motivasi dalam diri siswa, karena

tidak cukup data hanya dilihat dari observasi pengamat saja.

Angket diisi sesuai dengan pendapat siswa. Meskipun dalam

pelaksanaanya terjasi perbedaan yang signifikan antara data angket

dengan data observasi. Hasil angket motivasi belajar siswa disajikan pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

Persentase
Jumlah Siswa
NO Pernyataan (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Saya berusaha mempersiapkan diri untuk
27 4 87,10 12,90
mengikuti pelajaran.
2. Setiap ganti materi pelajaran, saya
mempersiapkan materi selanjutnya. 20 11 64,52 35,48
3. Saya selalu memperhatikan guru saat
23 8 74,19 25,81
pelajaran berlangsung.
4. Saya selalu mencatat hal-hal yang penting dari
15 16 48,39 51,61
penjelasan guru.
5. Saya selalu mencoba mencari di buku
pelajaran saat menemui materi yang belum 16 15 51,61 48,39
dipahami saat pelajaran berlangsung.
6. Jika materi belum saya pahami, saya
terdorong untuk bertanya kepada teman 22 9 70,97 29,03
ataupun guru.
7. Saya percaya bisa memahami materi pelajaran
21 10 67,74 32,26
ini dan berharap untuk materi berikutnya.
8. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu. 15 16 48,39 51,61
9. Setelah belajar dengan menggunakan model
pembelajaran ini, saya percaya akan 17 11 54,84 45,16
menyelesaikan tes evaluasi dengan berhasil
43

10. Saya tertarik dengan model pembelajaran ini,


51,61
sehingga saya semakin termotivasi dalam 16 10 48,39
belajar.
11. Saya merasa nyaman dengan situasi belajar
58,06
yang diterapkan dalam model pembelajaran 18 13 41,94
ini.
12. Apabila ada soal-soal yang sulit, saya
12,90
berusaha untuk memecahkan sendiri tanpa 4 27 87,10
meminta bantuan orang lain.
13. Saya senang terhadap penilaian kelompok
23 8 74,19 25,81
dalam pembelajaran ini.
14. Saya senang terhadap soal tes yang diberikan 67,74
dan yakin mendapatkan nilai baik. 21 10 32,26
15. Saya mengerjakan soal-soal sendiri tanpa 38,71
18 13 61,29
menunggu jawaban dari teman.
Jumlah 870,97 629,04
Rata-rata 58,06 41,94

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase rata-rata motivasi

belajar siswa yang menjawab “ya” pada pra siklus adalah 58,06%.

Sedangkan persentase motivasi belajar siswa yang menjawab ”tidak”

adalah 41,94%.

c. Hasil Tes Pra Siklus

Hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh dari tes terakhir

sebelum menggunakan model pembelajaran scramble dilaksanakan di

kelas VII A, tes ini diadakan pada tanggal 13 April 2012. Tes tersebut

adalah tes ulangan harian dengan materi Bab Kalor di mana jumlah siswa

yang tuntas belajar atau yang memperoleh nilai di atas 64 yaitu 12 siswa.

Secara lengkap hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.4.
44

Tabel 4.4
Hasil Tes Pra Siklus
Keterangan Pra Siklus
Jumlah nilai keseluruhan 1859,50
Rata-rata 59,98
Banyaknya siswa yang tuntas 12
Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 38,71

Rata-rata hasil belajar siswa sebelum menggunakan model

pembelajaran scramble adalah 59,98 dengan persentase ketuntasan kelas

38,71%.

3. Siklus I

a. Perencanaan

1) Permasalahan diidentifikasi mengenai pelaksanaan pembelajaran

IPA (Fisika) dan hasil belajar siswa secara umum melalui

wawancara dengan guru IPA (Fisika) kelas VII SMP Negeri 16

Purworejo.

2) Menggunakan model pembelajaran scramble untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, sehingga diharapkan dengan meningkatnya

motivasi belajar akan meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Menyusun silabus,

4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu Sifat

Fisika dan Sifat Kimia.

5) Menyusun ringkasan materi Bab Sifat Fisika dan Sifat Kimia.

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan angket.


45

7) Menyusun kartu soal, kartu jawaban, dan lembar tempel sebagai

sarana model pembelajaran scramble untuk pertemuan pertama

dalam siklus I.

8) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

9) Menyusun kisi-kisi dan soal tes akhir siklus I yang akan digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes berbentuk pilihan ganda

dan uraian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Jadwal pelajaran IPA (Fisika) untuk kelas VII A jatuh pada hari

selasa dan hari kamis. Pertemuan pertama untuk siklus I dimulai pada

jam ke 6 sampai jam ke 7 (Pukul 10.35-11.55) pada tanggal 1 Mei 2012.

Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyiapkan sarana model

pembelajaran scramble dan media belajar lainnya yang akan digunakan

untuk menyampaikan materi, sedangkan Ibu Istiyani selaku guru mata

pelajaran mengarahkan siswa agar mengikuti semua proses pembelajaran

bersama peneliti hingga penelitian selesai, semua penilaian yang diambil

oleh peneliti nantinya juga akan diserahkan kepada guru mata pelajaran

sebagai nilai ulangan harian. Setelah siap, guru mempersilahkan peneliti

untuk memulai pembelajaran dan menyerahkan sepenuhnya proses

pembelajaran hingga waktu penelitian selesai. Disini peneliti bertindak

sebagai guru.
46

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

mengecek kehadiran siswa. Kemudian menyampaikan tujuan yang

dicapai dalam pembelajaran, guru memberikan pertanyaan motivasi

kepada siswa yaitu, apa yang terjadi ketika kertas dibakar, siswa

memberikan tanggapannya. Setelah itu, guru memberikan ringkasan

materi Sifat Fisika dan sifat Kimia kepada siswa dan memerintah siswa

untuk membuka halaman empat. Ringkasan materi halaman 4 berisikan

demonstrasi, guru memerintah siswa untuk mengamati demonstrasi yang

di lakukan oleh guru dan guru memberikan pertanyaan mengenai

demonstrasi kepada siswa.

Guru memberikan tugas rumah untuk menjawab pertanyaan yang

telah ada pada ringkasan mengenai demonstrasi tersebut. Kemudian, guru

membagi siswa menjadi 8 kelompok yang tiap kelompok beranggotakan

3 atau 4 anak sesuai dengan daftar kelompok yang telah dibuat

sebelumnya. Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran dengan model scramble yang akan dilaksanakan pada

siklus I dan siklus II.

Penjelasan mengenai langkah-langkah model pembelajaran

scramble selesai, guru membagikan kartu soal, kartu jawaban, dan

lembar tempel pada tiap kelompok. Siswa mulai menyusun kartu soal dan

kartu jawaban, mereka terlihat senang serta mencari jawaban melalui

sumber manapun dan saling bertukar informasi dalam kelompoknya.

Waktu untuk mencocokkan jawaban telah selesai, setiap kelompok


47

diminta untuk presentasi jawaban. Setelah itu meminta dua perwakilan

dari tiap kelompok untuk bertindak sebagai pendikte dan yang lain

menuliskan jawabannya di papan tulis. Ternyata dari hasil tersebut

banyak yang tidak sama jawabannya. Kemudian guru menjelaskan materi

sesuai dengan kartu soal dan kartu jawaban serta menembahkan materi

jika diperlukan. Siswa akhirnya mulai sedikit termotivasi bertanya

mengenai materi. Ada dua pertanyaan yang muncul dari siswa yaitu, “Bu

mengapa bisa terjadi pembusukan?”, ”Bu kenapa zat dapat bersifat

asam?”, dan beberapa siswa mau bertanya kepada temannya. Siswa mulai

berinisiatif untuk mencatat penjelasan guru yang dirasa perlu.

Guru menyampaikan kesimpulan dari materi Sifat Fisika dan Sifat

Kimia. Waktu masih tersisa sekitar 10 menit, siswa diperintah untuk

menempelkan lembar tempel pada papan tempel. Guru kembali

mengingatkan siswa untuk mengerjakan soal demonstrasi yang akan

dibahas pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya guru memerintah ketua

kelas untuk memimpin berdoa dan memberikan salam penutup.

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan di hari kamis jam ke 3 dan

4 (Pukul 08.20-09.40) pada tanggal 3 Mei. Seperti biasa untuk kegiatan

awal guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan

memberikan pertanyaan motivasi. Guru menanyakan tugas rumah

tentang demonstrasi, dan membahas tugas rumah bersama-sama siswa

dari tugas ini ternyata ada 9 anak yang tidak mengerjakan tugas. Guru

memberikan sanksi kepada 9 siswa tersebut untuk melapor pada Bu


48

Istiyani. Kemudian memberikan penjelasan tentang akan diadakannya

tes, tes dilakukan dalam waktu 50 menit untuk 10 soal pilihan ganda dan

4 soal uraian. Namun ternyata dalam waktu 45 menit siswa sudah selesai

mengerjakan sehingga kelas menjadi sedikit gaduh. Akhirnya mengambil

tindakan untuk mencocokkannya bersama-sama siswa sekitar 10 menit.

Sepuluh menit selanjutnya digunakan untuk mengisi angket, dan

menutup pelajaran.

c. Observasi

Observasi belajar siswa dilaksanakan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

scramble untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Observator I dan II

mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Peneliti

tidak bertindak sebagai observator I sebagaimana pada pra siklus namun

observator I untuk siklus I dan Siklus II diserahkan kepada guru IPA

(Fisika) karena beliau tidak sebagai pengajar dalam penelitian ini. Hasil

observasi motivasi belajar dan angket motivasi belajar siswa seperti

tertera dibawah ini.

1) Hasil Observasi Motivasi belajar Siswa

Observasi motivasi belajar siswa dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

yang telah disediakan oleh peneliti. Lembar observasi terdiri dari 10

butir pernyataan yang harus diisi oleh observator I dan II. Observasi

dilakukan dengan mencantumkan jumlah siswa yang teramati untuk


49

setiap pernyataan dalam lembar observasi. Ringkasan hasil observasi

motivasi belajar siswa siklus I disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5
Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Jumlah Yang Teramati


No. Pernyataan Observator Persentase Observator Persentase
I (%) II (%)
Dalam pembelajaran siswa
1 selalu memperhatikan guru. 31 100,00 26 83,87
Siswa berusaha mempersiapkan
2 diri untuk mengikuti pelajaran. 20 64,52 18 58,06
Siswa mengulang kembali soal-
soal yang telah dikerjakan,
dengan harapan mendapatkan
3 nilai baik. 13 41,94 15 48,39
Siswa mengerjakan soal-soal
dengan percaya diri dan
4 sungguh-sungguh. 16 51,61 15 48,39
Siswa mempelajari sesuatu
yang menarik dan terlihat
5 senang. 22 70,97 19 61,29
Siswa puas terhadap penilaian
6 kelompok maupun tes individu. 23 74,19 20 64,52
Siswa mengerjakan soal-soal
sendiri tanpa menunggu
7 jawaban dari teman. 18 58,06 15 48,39
Siswa mengumpulkan tugas
8 tepat waktu. 23 74,19 21 67,74
Siswa mencoba mencari di
buku pelajaran saat menemui
9 materi yang belum dipahami. 15 48,39 13 41,94
Siswa bertanya kepada teman
atau guru ketika menemui hal
10 yang belum dipahami. 18 58,06 16 51,61

Jumlah 199 641,94 178 574,19

Rata-rata 19,9 64,19 17,8 57,42


Jumlah Total Observator I dan II 377
Rata-rata Total Observator I dan
II 18,85
Rata-rata Prosentase Observator I
60,81
dan II (%)
50

Hasil observasi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa

persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I adalah

60,81%.

2) Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui motivasi belajar

setelah menggunakan model pembelajaran sramble untuk siklus II,

terdiri dari 15 butir pernyataan dengan 2 pilihan jawaban, yaitu “ya”

dan “tidak”. Angket ini diisi sesuai dengan pendapat siswa. Hasil

tanggapan siswa disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Persentase
Jumlah Siswa
NO Pernyataan (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Saya berusaha mempersiapkan diri
31 0 100 0
untuk mengikuti pelajaran.
2. Setiap ganti materi pelajaran, saya 80,65
mempersiapkan materi selanjutnya. 25 6 19,35
3. Saya selalu memperhatikan guru 77,42
saat pelajaran berlangsung. 24 7 22,58
4. Saya selalu mencatat hal-hal yang 51,61
16 15 48,39
penting dari penjelasan guru.
5. Saya selalu mencoba mencari di
buku pelajaran saat menemui materi 61,29
19 12 38,71
yang belum dipahami saat pelajaran
berlangsung.
6. Jika materi belum saya pahami,
83,87
saya terdorong untuk bertanya 26 5 16,13
kepada teman ataupun guru.
7. Saya percaya bisa memahami
80,65
materi pelajaran ini dan berharap 25 6 19,35
untuk materi berikutnya.
8. Saya mengumpulkan tugas tepat 51,61
waktu. 16 15 48,39
9. Setelah belajar dengan
menggunakan model pembelajaran
ini, saya percaya akan 28 3 90,32 9,68
menyelesaikan tes evaluasi dengan
berhasil.
51

10. Saya tertarik dengan model


pembelajaran ini, sehingga saya 25 6 80,65 19,35
semakin termotivasi dalam belajar.
11. Saya merasa nyaman dengan situasi
belajar yang diterapkan dalam 28 3 90,32 9,68
model pembelajaran ini.
12. Apabila ada soal-soal yang sulit,
saya berusaha untuk memecahkan 12,90
4 27 87,10
sendiri tanpa meminta bantuan
orang lain.
13. Saya senang terhadap penilaian 90,32
28 3 9,68
kelompok dalam pembelajaran ini.
14. Saya senang terhadap soal tes yang
87,10
diberikan dan yakin mendapatkan 27 4 12,90
nilai baik.
15. Saya mengerjakan soal-soal sendiri
54,84
tanpa menunggu jawaban dari 17 14 45,16
teman.
Jumlah 1093,5 406,45
Rata-rata 72,90 27,10

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase rata-rata motivasi

belajar siswa yang menjawab “ya” pada pra siklus adalah 72,90%.

Sedangkan persentase motivasi belajar siswa yang menjawab ”tidak”

adalah 27,10%.

3) Hasil Tes Akhir Siklus I

Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I

dievaluasi dari hasil tes yang diberikan pada akhir pembelajaran siklus

I dengan menggunakan model pembelajaran scramble. Soal tes pada

siklus I berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 butir soal

dengan empat pilihan jawaban dan 4 soal uraian. Hasil belajar siswa

pada siklus I disajikan pada tabel 4.7.


52

Tabel 4.7
Hasil Tes Akhir Siklus I

Keterangan Siklus I

Jumlah nilai keseluruhan 2407,50


Rata-rata 77,66
Banyaknya siswa yang tuntas 25
Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 80,65

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa

sebelum menggunakan model pembelajaran scramble adalah 77,66

dan banyaknya siswa yang tuntas ada 25 siswa dengan persentase

ketuntasan kelas 80,65%. Persentase ketuntasan telah melebihi batas

minimal indikator keberhasilan, ini dimungkinkan siswa termotivasi

belajar setelah menggunakan model pembelajaran scramble.

4) Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Scramble

Angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap model pembelajaran scramble terdiri dari 10 butir pernyataan

dengan 2 pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Angket ini diisi sesuai

dengan pendapat siswa terhadap model pembelajaran scramble dalam

pelajaran IPA (Fisika) yang telah mereka ikuti selama siklus I

berlangsung. Hasil tanggapan siswa disajikan pada tabel 4.8.


53

Tabel 4.8
Hasil Angket Tanggapan Siswa
Terhadap Model Pembelajara Scramble Siklus I

Persentase
Jumlah Siswa
NO Pernyataan (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Pembelajaran scramble
merupakan model pembelajaran 31 0 100 0
yang menarik bagi saya.
2. Pembelajaran scramble
merupakan model pembelajaran
11 20 35,48 64,52
yang menantang kemampuan
saya.
3. Model pembelajaran scramble
dapat mengatasi kesulitan saya 25 6 80,65 19,35
dalam memahami fisika.
4. Model pembelajaran
scrambledapat membantu saya
27 4 87,10 12,9
dalam memecahkan latihan-
latihan soal.
5. Model pembelajaran scramble
dapat membantu saya dalam 19 12 61,29 38,71
meningkatkan gairah bersaing.
6. Model pembelajaran scramble
dapat meningkatkan motivasi 27 4 87,10 12,9
belajar saya.
7. Dengan pembelajaran scramble,
lebih memandang nilai sebagai
23 8 74,19 25,81
penghargaan dalam belajar
sehingga termotivasi.
8. Dengan pembelajaran scramble,
saya lebih mandiri dalam 11 20 35,48 64,52
mengerjakan soal.
9. Dengan pembelajaran scramble,
aktivitas belajar saya meningkat. 25 6 80,65 19,35
10. Saya suka dengan model
pembelajaran scramble. 31 0 100 0
Jumlah 741,9 258,06
Rata-rata 74,19 25,81

Hasil angket tanggapan siswa pada siklus I terhadap model

pembelajaran scramble menunjukkan bahwa persentase rata-rata

tanggapan siswa adalah 74,19%.


54

d. Refleksi

Data yang telah terkumpul dianalisis terhadap hasil tindakan yang

telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses

yang terjadi, masalah yang muncul, mencatat dan mencarikan solusi. Hal

ini dilakukan setelah siklus I selesai. Berdasarkan pengamatan pada

siklus I siswa terlihat canggung dan bingung selama pembelajaran

menggunakan scramble. Sehingga masih ada siswa yang harus di

perintah terlebih dahulu serta di bimbing selama melakukan

pembelajaran. Masih ada anak yang bercerita sendiri dan hanya

mengandalkan temannya dalam pelaksanaan tugas kelompok. Serta siswa

yang masih menunggu jawaban dari teman saat ulangan dan hanya

beberapa siswa yang mempunyai kemauan untuk mengulang kembali

dalam mengerjakan soal. Selain itu hanya beberapa yang mau bertanya

kepada guru dan beberapa yang bertanya kepada teman sedangkan

lainnya hanya mendengarkan.

Permasalahan yang timbul tersebut didiskusikan oleh guru dan

peneliti guna perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu selalu memantau

jalannya pembelajaran agar lebih bisa mengetahui bagian mana yang

siswa bingungkan, serta senantiasa memotivasi siswa dalam belajar.

Sedangkan untuk mengatasi siswa yang masih menunggu jawaban dan

kurang memiliki kemauan untuk mengerjakan kembali soal-soal, guru

senantiasa memberikan peringatan dan konsekuensi mencontek serta

senantiasa memberikan nasihat untuk meneliti kembali soal yang telah


55

dikerjakan. Guna meningkatkan motivasi bertanya siswa kepada guru

maupun temannya dalam pencocokan jawaban guru memberikan

pernjelasan serta diselingi dengan pertanyaan kepada siswa.

4. Siklus II

a. Perencanaan

Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II memeperhatikan

refleksi pada siklus I. Langkah-langkah perencanaan pada siklus II

mempunyai kesamaan seperti pada siklus I, langkah tersebut sebagai

berikut.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu

Pemisahan Campuran.

2) Menyusun ringkasan materi Bab Pemisahan Campuran.

3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dan angket.

4) Menyusun dan mempersiapkan kartu soal, kartu jawaban, dan

lembar tempel sebagai sarana model pembelajaran scramble untuk

pertemuan pertama dalam siklus II.

5) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

6) Menyusun dan mempersiapkan kisi-kisi dan soal tes akhir siklus II

yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes

berbentuk pilihan ganda dan uraian.


56

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama untuk siklus II dimulai pada jam ke 6 sampai

jam ke 7 (Pukul 10.35-11.55) pada tanggal 8 Mei 2012. Guru membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran

siswa. Selanjutnya memberikan pertanyaan motivasi kepada siswa

mengenai cara pembuatan garam, terjadi interaksi yang membangun,

siswa mengemukakan pendapatnya. Kebanyakan dari mereka

memperoleh pengetahuan tersebut dari televisi, internet, koran, dan

sebagainya. Setelah itu, guru memberikan ringkasan materi Pemisahan

Campuran kepada siswa, memerintahkan kepada siswa untuk membaca

tujuan dari pembelajaran yang telah tertera pada ringkasan materi.

Kemudian membagi siswa menjadi 8 kelompok yang tiap kelompok

beranggotakan 3 atau 4 anak sesuai dengan daftar kelompok yang telah

dibuat sebelumnya. Selanjutnya menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran dengan model pembelajaran scramble secara jelas dan

terperinci untuk mengurangi kecanggungan siswa dalam pembelajaran

yang diperoleh dari refleksi pada siklus I.

Penjelasan mengenai langkah-langkah model pembelajaran

scramble selesai, guru membagikan kartu soal, kartu jawaban, dan

lembar tempel pada tiap kelompok. Perbedaan tindakan pada siklus II

yaitu selalu memantau kegiatan belajar siswa dari satu kelompok ke

kelompok lainnya dan setiap kelompok diberi kartu untuk merekap


57

jawabannya. Rekapan kartu berfungsi untuk membantu siswa dalam

presentasi dan penilaian kinerja kelompok.

Siswa mulai menyusun kartu soal dan kartu jawaban, mereka

terlihat senang serta mencari jawaban melalui sumber manapun dan

saling bertukar informasi dalam kelompoknya. Waktu untuk

mencocokkan jawaban telah selesai, setiap kelompok diminta untuk

presentasi jawaban. Guru meminta dua perwakilan dari tiap kelompok

untuk bertindak sebagai pendikte dan yang lain menuliskan jawabannya

di papan tulis. Ternyata dari hasil tersebut semua kelompok sama

jawabannya. Kemudian menjelaskan materi sesuai dengan kartu soal dan

kartu jawaban serta menembahkan materi jika diperlukan. Siswa

akhirnya mulai sedikit termotivasi bertanya mengenai materi. Ada 8

pertanyaan yang muncul dari siswa diantaranya adalah “Bu kalau buat

ekstrak mawar pakai metode penyubliman bisa tidak?”, “Bu saya kurang

jelas dengan metode destilasi?”, “Bu kalau pembuatan minyak kayu putih

pakai metode destilasi atau bukan?”. Pertanyaan tersebut mendorong

siswa untuk mencatat penjelasan guru yang dirasa perlu.

Guru menyampaikan kesimpulan dari materi Pemisahan

Campuran. Waktu masih tersisa sekitar 10 menit, guru meminta siswa

untuk menempelkan lembar tempel pada papan tempel. Setelah itu

memberikan tugas kelompok untuk membuat alat pengolahan air secara

sederhana. Selanjutnya guru memberikan salam penutup.


58

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan di hari kamis jam ke 3

dan 4 (Pukul 08.20-09.40) pada tanggal 10 Mei 2012. Seperti biasa untuk

kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan

memberikan pertanyaan motivasi. Guru menanyakan tugas rumah

tentang pengolahan air, guru meminta siswa untuk mempresentasikan

hasil tugas proyek kelompoknya. Siswa mempresentasikan tugasnya

tampak percaya dan sangat berani, sehingga dalam waktu 12 menit

presentasi selesai. Tiga menit kemudian digunakan untuk menyimpulkan

bersama-sama siswa dari hasil tugas tersebut siswa telah berhasil dalam

pelaksanaan dan pengamatan. Namun disayangkan ada satu kelompok

yang tidak membawa bukti tugasnya, dalam hal ini guru bertindak tegas

dengan memberikan sanksi untuk membuat ringkasan materi mengenai

pemisahan campuran dari sumber internet. Kemudian membagikan

lembar soal tes, tes dilakukan dalam waktu 50 menit untuk 10 soal

pilihan ganda dan 4 soal uraian. Sepuluh menit selanjutnya digunakan

untuk mengisi angket, dan menutup pelajaran.

c. Observasi Motivasi Belajar Siswa

Observasi belajar siswa dilaksanakan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran

scramble untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Observator I dan II

mengisi lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti. Peneliti

tidak bertindak sebagai observator I sebagaimana pada pra siklus namun

observator I untuk siklus I dan Siklus II diserahkan kepada guru IPA


59

(Fisika) karena beliau tidak sebagai pengajar dalam penelitian ini. Hasil

observasi motivasi belajar dan angket motivasi belajar siswa seperti

tertera dibawah ini.

1) Hasil Observasi Motivasi belajar Siswa

Observasi motivasi belajar siswa pada siklus II dilaksanakan

selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan. Lembar observasi terdiri dari

10 pernyataan yang harus diisi oleh guru (Bu Istiyani) sebagai

observator I dan Tantri arum Sari sebagai observator II. Observator

mengisi lembar observasi sesuai dengan kenyataan yang teramati saat

proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi motivasi belajar

siswa yang dilaksanakan pada siklus II ini disajikan pada tabel 4.9

sebagai berikut.

Tabel 4.9
Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Jumlah Yang Teramati


No. Pernyataan observator Persentase Observator Persentase
I (%) II (%)
Dalam pembelajaran
1 siswa selalu 31 100,00 28 90,32
memperhatikan guru.
Siswa berusaha
2 mempersiapkan diri untuk 23 74,19 22 70,97
mengikuti pelajaran.
Siswa mengulang
kembali soal-soal yang
3 telah dikerjakan, dengan 20 64,52 16 51,61
harapan mendapatkan
nilai baik.
Siswa mengerjakan soal-
4 soal dengan percaya diri 19 61,29 16 51,61
dan sungguh-sungguh.
Siswa mempelajari
5 sesuatu yang menarik dan 25 80,65 27 87,10
terlihat senang.
60

Siswa puas terhadap


6 penilaian kelompok 26 83,87 28 90,32
maupun tes individu.
Siswa mengerjakan soal-
soal sendiri tanpa
7 19 61,29 17 54,84
menunggu jawaban dari
teman.
Siswa mengumpulkan
8 27 87,10 27 87,10
tugas tepat waktu.
Siswa mencoba mencari
di buku pelajaran saat
9 20 64,52 23 74,19
menemui materi yang
belum dipahami.
Siswa bertanya kepada
teman atau guru ketika
10 21 67,74 20 64,52
menemui hal yang belum
dipahami.
Jumlah 231 745,16 224 722,58
Rata-rata 23,1 74,52 22,4 72,26
Jumlah Total Observator I
dan II 455
Rata-rata Total Observator I
dan II 22,75
Rata-rata Prosentase
Observator I dan II 73,39

Hasil observasi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa

persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus II adalah

73,39%.

2) Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar setelah

menggunakan model pembelajaran sramble untuk siklus II, terdiri dari

15 butir pernyataan dengan 2 pilihan jawaban, yaitu “ya” dan “tidak”.

Angket ini diisi sesuai dengan pendapat siswa. Hasil tanggapan siswa

disajikan pada tabel 4.10.


61

Tabel 4.10
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Persentase
Jumlah Siswa
No. Pernyataan (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Saya berusaha mempersiapkan diri
31 0 100 0
untuk mengikuti pelajaran.
2. Setiap ganti materi pelajaran, saya
mempersiapkan materi selanjutnya. 27 4 87,10 12,90
3. Saya selalu memperhatikan guru saat
pelajaran berlangsung. 26 5 83,87 16,33
4. Saya selalu mencatat hal-hal yang
19 12 61,29 38,71
penting dari penjelasan guru.
5. Saya selalu mencoba mencari di buku
pelajaran saat menemui materi yang
24 7 77,42 22,58
belum dipahami saat pelajaran
berlangsung.
6. Jika materi belum saya pahami, saya
terdorong untuk bertanya kepada teman 28 3 90,32 9,68
ataupun guru.
7. Saya percaya bisa memahami materi
pelajaran ini dan berharap untuk materi 28 3 90,32 9,68
berikutnya.
8. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu. 20 11 64,52 35,48
9. Setelah belajar dengan menggunakan
model pembelajaran ini, saya percaya
30 1 96,77 3,23
akan menyelesaikan tes evaluasi
dengan berhasil.
10. Saya tertarik dengan model
pembelajaran ini, sehingga saya 25 6 80,65 19,35
semakin termotivasi dalam belajar.
11. Saya merasa nyaman dengan situasi
belajar yang diterapkan dalam model 29 2 93,55 6,45
pembelajaran ini.
12. Apabila ada soal-soal yang sulit, saya
berusaha untuk memecahkan sendiri 9 22 29,03 70,97
tanpa meminta bantuan orang lain.
13. Saya senang terhadap penilaian
29 2 93,54 6,46
kelompok dalam pembelajaran ini.
14. Saya senang terhadap soal tes yang
diberikan dan yakin mendapatkan nilai 29 2 93,54 6,46
baik.
15. Saya mengerjakan soal-soal sendiri
24 7 77,42 22,58
tanpa menunggu jawaban dari teman.
Jumlah 1219,3 280,86
Rata-rata 81,29 18,72
62

Hasil angket motivasi belajar siswa pada pra siklus

menunjukkan bahwa persentase rata-rata motivasi belajar siswa yang

menjawab “ya” pada pra siklus adalah 81,29%.

3) Hasil Tes Akhir Siklus II

Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus II

dievaluasi dari hasil tes yang diberikan pada akhir pembelajaran siklus

II, melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

scramble. Soal tes pada siklus II berupa soal pilihan ganda yang terdiri

dari 10 butir soal dengan empat pilihan jawaban dan 4 soal uraian. Tes

diadakan pada tanggal 10 Mei 2011. Hasil belajar siswa pada siklus I

disajikan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Tes Akhir Siklus II

Keterangan Siklus II
Jumlah nilai keseluruhan 2665
Rata-rata 85,97
Banyaknya siswa yang tuntas 29
Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 93,55

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa

sebelum menggunakan model pembelajaran scramble adalah 85,97

dan banyaknya siswa yang tuntas ada 29 siswa dengan persentase

ketuntasan kelas 93,55%.


63

4) Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Scramble

Angket yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap model pembelajaran scramble terdiri dari 10 butir pernyataan

dengan 2 pilihan jawaban. Angket ini diisi sesuai dengan pendapat

siswa terhadap model pembelajaran scramble dalam pelajaran IPA

(Fisika) yang telah mereka ikuti selama siklus II berlangsung.

Tanggapan siswa ini sebagai bukti nyata apakah model pembelajaran

scramble menarik atau sebaliknya. Hasil tanggapan siswa disajikan

pada tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Angket Tanggapan Siswa
Terhadap Model Pembelajara Scramble Siklus II
Persentase
Jumlah Siswa
No. Pernyataan (%)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Pembelajaran scramble merupakan
model pembelajaran yang menarik 31 0 100 0
bagi saya.
2. Pembelajaran scramble
merupakan model pembelajaran 19 12 61,29 30,29
yang menantang kemampuan saya.
3. Model pembelajaran scramble
dapat mengatasi kesulitan saya 30 1 96,77 3,23
dalam memahami fisika.
4. Model pembelajaran scramble
dapat membantu saya dalam 30 1 96,77 3,23
memecahkan latihan-latihan soal.
5. Model pembelajaran scramble
dapat membantu saya dalam 28 3 90,32 9,68
meningkatkan gairah bersaing.
6. Model pembelajaran scramble
dapat meningkatkan motivasi 28 3 90,32 9,68
belajar saya.
7. Dengan pembelajaran
scramble,lebih memandang nilai
27 4 87,10 12,50
sebagai penghargaan dalam belajar
sehingga termotivasi.
64

8. Dengan pembelajaran scramble,


saya lebih mandiri dalam 20 11 64,52 35,48
mengerjakan soal.
9. Dengan pembelajaran scramble,
aktivitas belajar saya meningkat. 25 6 80,65 19,35
10. Saya suka dengan model
pembelajaran scramble. 31 0 100 0
Jumlah 867,7 132,26
Rata-rata 86,77 13,23

Table 4.12 menunjukkan bahwa rata-rata persentase hasil

angket tanggapan siswa sebesar 86,77%.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II dapat disimpulkan

bahwa melalui model pembelajaran scramble, motivasi belajar IPA

(Fisika) siswa kelas VII A lebih meningkat. Persentase observasi

motivasi belajar siswa meningkat dari 46,94% pada pra siklus menjadi

60,81% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 73,39% pada siklus

II. Dengan demikian, berdasarkan indikator dalam penelitian ini, maka

model pembelajaran scramble untuk meningkatkan motivasi belajar

IPA (Fisika) minimal menjadi 70% sudah tuntas dan penelitian

dinyatakan selesai.
65

B. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa selama proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran scramble. Berikut

disajikan analisis data dari masing-masing instrumen yang telah digunakan.

1. Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

Pengukuran motivasi belajar siswa dilakukan pada pra siklus, siklus

I, dan siklus II. Observasi dilakukan dengan dua observator serta dengan

cara menuliskan jumlah anak yang dapat teramati pada instrumen yang telah

disediakan. Kemudian dianalisis menggunakan skala persentase, diperoleh

skor peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran scramble. Perbandingan Persentase peningkatan observasi

motivasi belajar tertera pada tabel 4.13.

Tabel 4.13
Persentase Observasi Motivasi Belajar Siswa

Persentase (%)
No. Pernyataan Pra
Siklus I Siklus II
Siklus
1 Dalam pembelajaran siswa selalu
70,97 91,94 95,16
memperhatikan guru.
2 Siswa berusaha mempersiapkan diri untuk
61,29 61,29 72,58
mengikuti pelajaran.
3 Siswa mengulang kembali soal-soal yang telah
dikerjakan, dengan harapan mendapatkan nilai 27,42 45,16 58,06
baik.
4 Siswa mengerjakan soal-soal dengan percaya
diri dan sungguh-sungguh. 30,65 50,00 56,45

5 Siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan


48,39 66,13 83,87
terlihat senang.
6 Siswa puas terhadap penilaian kelompok
53,23 69,35 87,10
maupun tes individu.
7 Siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa
33,87 53,23 58,06
menunggu jawaban dari teman.
66

8 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. 64,52 70,97 87,10


9 Siswa mencoba mencari di buku pelajaran saat
menemui materi yang belum dipahami. 38,71 45,16 69,35
10 Siswa bertanya kepada teman atau guru ketika
menemui hal yang belum dipahami. 40,32 54,84 66,13

Jumlah 469,35 608,06 733,87


Rata-rata 46,94 60,81 73,39

Tabel 4.13 menunjukkan persentase rata-rata pembelajaran pada pra

siklus sebelum menggunakan model pembelajaran scramble yaitu 46,94%.

Selanjutnya persentase rata-rata pada siklus I meningkat menjadi 60,81%.

Hasil data pada siklus II dengan model pembelajaran ini persentase rata-rata

semakin meningkat yaitu menjadi 73.39%. Sedangkan peningkatan motivasi

belajar siswa secara jelas dapat dilihat pada gambar 4.1.

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa tiap


Siklus

100 73,39
Persentase (%)

80 60,81
46,94
60

40

20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.1. Hasil observasi motivasi belajar siswa tiap siklus

Hasil dari tabel 4.13 dan gambar 4.1, terlihat bahwa pelaksanaan

tindakan kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini


67

menjadi tolak ukur bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan

menggunakan model pembelajaran scramble.

2. Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa

Pengukuran motivasi belajar siswa dilakukan pada pra siklus, siklus

I, dan siklus II. Hasil dari angket motivasi belajar siswa yang dilakukan

pada pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh persentase rata-rata skor

pada setiap siklusnya. Persentase angket motivasi belajar pada tiap

siklusnya dapat disajikan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14
Persentase Angket Motivasi Belajar Siswa

Persentase (%)
No. Pernyataan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Saya berusaha mempersiapkan diri
87,10 100 100
untuk mengikuti pelajaran.
2. Setiap ganti materi pelajaran, saya 64,52 80,65
mempersiapkan materi selanjutnya. 87,10
3. Saya selalu memperhatikan guru saat 74,19 77,42
pelajaran berlangsung. 83,87
4. Saya selalu mencatat hal-hal yang 48,39 51,61
61,29
penting dari penjelasan guru.
5. Saya selalu mencoba mencari di buku
pelajaran saat menemui materi yang 51,61 61,29
77,42
belum dipahami saat pelajaran
berlangsung.
6. Jika materi belum saya pahami, saya
70,97 83,87
terdorong untuk bertanya kepada teman 90,32
ataupun guru.
7. Saya percaya bisa memahami materi
80,65
pelajaran ini dan berharap untuk materi 67,74 90,32
berikutnya.
8. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu. 48,39 51,61
64,52
9. Setelah belajar dengan menggunakan
model pembelajaran ini, saya percaya 54,84 90,32
96,77
akan menyelesaikan tes evaluasi
dengan berhasil
10. Saya tertarik dengan model
51,61 80,65
pembelajaran ini, sehingga saya 80,65
semakin termotivasi dalam belajar.
68

11. Saya merasa nyaman dengan situasi


58,06 90,32
belajar yang diterapkan dalam model 93,55
pembelajaran ini.
12. Apabila ada soal-soal yang sulit, saya
12,90 12,90
berusaha untuk memecahkan sendiri 29,03
tanpa meminta bantuan orang lain.
13. Saya senang terhadap penilaian 74,19 90,32
93,54
kelompok dalam pembelajaran ini.
14. Saya senang terhadap soal tes yang
67,74 87,10
diberikan dan yakin mendapatkan nilai 93,54
baik.
15. Saya mengerjakan soal-soal sendiri 38,71 54,84
77,42
tanpa menunggu jawaban dari teman.
Jumlah 870,97 1093,5 1219,3
Rata-rata 58,06 72,90 81,29

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa persentase rata-rata pra siklus

sebelum menggunakan model pembelajaran scramble yaitu 58,06%.

Selanjutnya persentase rata-rata dari penggunaan model pembelajaran

scramble pada siklus I meningkat menjadi 72,90%. Persentase rata-rata pada

siklus II dengan menggunakan model pembelajaran tersebut semakin

meningkat menjadi 81,29%. Peningkatan angket motivasi belajar siswa juga

disajikan pada gambar 4.2.

Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa


tiap Siklus

100 81,29
72,90
Persentase (%)

80 58,06
60
40
20
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.2. Hasil angket motivasi belajar siswa tiap siklus


69

Hasil dari tabel 4.14 dan gambar 4.2, terlihat bahwa pelaksanaan

tindakan kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini

menjadi tolak ukur bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan

menggunakan model pembelajaran scramble.

3. Analisis Hasil Tes

Pengukuran hasil belajar siswa dilakukan pada pra siklus, akhir

siklus I dan akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar tersaji pada tabel 4.15

Tabel 4.15
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II


Banyak siswa yang tuntas 12 25 29
Rata-rata kelas 59,98 77,66 85,97
Persentase siswa yang tuntas (%) 38,71 80,69 93,97

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data dari pra siklus rata-rata hasil

belajar siswa yaitu 59,98 dimana siswa yang tuntas adalah 12 dengan

persentase ketuntasan kelas 38,71%. Pada siklus I diperoleh hasil yang

meningkat dengan rata-rata 77,66 dengan persentase ketuntasan kelas

80,69% di mana siswa yang tuntas adalah 25 siswa. Pada siklus II hasil

persentase ketuntasan semakin meningkat menjadi 93,97% dengan rata-rata

kelas 85,97 di mana siswa yang tuntas adalah 29 siswa. Sedangkan

peningkatan rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan disajikan pada

gambar 4.3 sebagai berikut.


70

Hasil Belajar Siswa tiap Siklus

100
85,97 93,55
77,66 80,65
80
59,98
60 Rata-rata Nilai Siswa
38,71
40
Presentase
20 Ketuntasan(%)

0
Pra siklus I Siklus II
siklus

Gambar 4.3. Hasil belajar siswa tiap siklus

Hasil dari tabel 4.15 dan gambar 4.3, terlihat bahwa pelaksanaan

tindakan kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar.

Peningkatan ini membuktikan bahwa dengan meningkatnya motivasi belajar

siswa maka hasil belajar siswa juga meningkat.

4. Analisis Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Scramble

Model pembelajaran scramble juga mendapat tanggapan yang

sangat baik dari siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil angket tanggapan

siswa terhadap model pembelajaran mengalami peningkatan. Persentase

peningkatan angket tanggapan terhadap model pembelajaran ini ditunjukkan

pada tabel 4.16.


71

Tabel 4.16
Persentase Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model
Pebelajaran Scramble
Persentase
NO. Pernyataan (%)
Siklus I Siklus II
1. Pembelajaran scramble merupakan model
100 100
pembelajaran yang menarik bagi saya.
2. Pembelajaran scramble
merupakan model pembelajaran yang 35,48 61,29
menantang kemampuan saya.
3. Model pembelajaran scramble dapat
mengatasi kesulitan saya dalam memahami 80,65 96,77
fisika.
4. Model pembelajaran scramble dapat
membantu saya dalam memecahkan latihan- 87,10 96,77
latihan soal.
5. Model pembelajaran scramble dapat
membantu saya dalam meningkatkan gairah 61,29 90,32
bersaing.
6. Model pembelajaran scramble dapat
meningkatkan motivasi belajar saya. 87,10 90,32
7. Dengan pembelajaran scramble, lebih
memandang nilai sebagai penghargaan 74,19 87,10
dalam belajar sehingga termotivasi.
8. Dengan pembelajaran scramble, saya lebih
mandiri dalam mengerjakan soal. 35,48 64,52
9. Dengan pembelajaran scramble, aktivitas
belajar saya meningkat. 80,65 80,65
10. Saya suka dengan model pembelajaran
scramble. 100 100
Jumlah
741,9 867,7
Rata-rata
74,19 86,77

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data persentase tanggapan siswa

meningkat dari 74,19% pada siklus I menjadi 86,77% pada siklus II.

Peningkatan hasil angket tanggapan siswa tiap siklus juga disajikan pada

gambar 4.4.
72

Hasil Angket Tanggapan Siswa tiap Siklus

100 86,77
74,19
80
Persentase (%)
60

40

20

0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.4. Hasil angket tanggapan tiap siklus

Tabel 4.16 dan gambar 4.4 menunjukkan peningkatan tanggapan

siswa terhadap model pembelajaran scramble. Hal ini menjadikan

penguatan bahwa model pembelajaran scramble merupakan pembelajaran

yang menarik dan dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa.

C. Pembahasan

Pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dengan

siswa, antara siswa dengan siswa, maupun antara siswa dengan

lingkungannya. Pembelajaran yang efektif mempersyaratkan terdapat

interaksi yang baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan

siswa sehingga perilaku dan kemampuan siswa dapat berkembang. Belajar

merupakan proses, dimana belajar didorong oleh kebutuhan dan tujuan yang
73

ingin dicapai. Sehingga motivasi dalam belajar dapat ditingkatkan dengan

pembelajaran efektif karena pembelajaran efektif sudah pasti aktif dan

suasana belajar semakin menyenangkan.

Motivasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak

yang dilatarbelakangi oleh suatu hal. Dalam belajar siswa masih

memerlukan adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar

akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain intensitas motivasi

seorang siswa akan menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya.

Penelitian ini berdasarkan tujuannya yaitu untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar IPA (Fisika) menggunakan model

pembelajaran scramble. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi motivasi belajar siswa, angket motivasi belajar

siswa dan soal tes akhir siklus. Penelitian dimulai dengan wawancara dan

observasi awal. Dari hasil wawancara dan observasi awal diperoleh

permasalahan yaitu rendahnya motivasi belajar siswa yang berpengaruh

terhadap hasil belajar. Selain itu, peneliti juga melakukan studi dokumentasi

untuk mengetahui daftar nama siswa, jumlah siswa dan daftar nilai akhir

siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas ini diawali

dengan melakukan persiapan-persiapan antara lain menyusun sebuah

perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

menyusun kisi-kisi observasi, kisi-kisi angket dan kisi-kisi soal.

Guru IPA (Fisika) di SMP Negeri 16 Purworejo telah menerapkan

metode diskusi namun dalam pelaksanaannya masih berpusat pada guru.


74

Berdasarkan hasil observasi awal, motivasi belajar siswa kelas VII A masih

rendah. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar. Solusi yang diambil yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran scramble.

Peneliti melaksanakan tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun. Pertemuan pertama untuk siklus I dimulai pada jam ke 6

sampai jam ke 7 (pukul 10.35-11.55) pada tanggal 1 Mei 2012. Pertemuan

pertama diawali dengan penjelasan guru mata pelajaran terkait tentang

peneliti yang akan mengambil alih peran guru. Setelah dipersilahkan peneliti

mulai memberikan salam mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan pertanyaan motivasi

mengenai kertas yang dibakar.

Guru mendemonstrasikan kertas dan lidi yang dibakar sedangkan

siswa memperhatikan. Pembagian kelompok dilakukan setelah selesai

melakukan demonstrasi dan pemberian tugas. Kemudian dilanjutkan untuk

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran scramble yang akan dilaksanakan pada siklus I dan Siklus II.

Siklus pembelajaran berlangsung sebagaimana yang telah dijelaskan pada

pelaksanaan tindakan Siklus I.

Pertemuan kedua siklus I berlangsung selama dua jam pelajaran (80

menit). Kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran

siswa, dan memberikan pertanyaan motivasi tentang pengertian sifat fisika.

Guru bersama siswa membahas tugas tentang demonstrasi yang tertera pada
75

lembar demonstrasi dari tugas ini ternyata ada 9 anak yang tidak

mengerjakan tugas. Guru membagikan soal tes akhir siklus I. Guru

mengawasi jalannya tes akhir siklus I hingga waktu yang telah ditentukan.

Namun sebelum waktu habis siswa sudah selesai mengerjakan tes siklus I,

guru bersama siswa membahas soal tes dan mengoreksi jawaban siswa.

Sepuluh menit selanjutnya digunakan untuk mengisi angket, dan menutup

pelajaran.

Hasil yang diperoleh dari pembelajaran siklus I memperlihatkan

adanya peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar bila

dibandingkan sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas. Peningkatan

tersebut ditunjukkan oleh hasil observasi motivasi belajar siswa dan angket

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Berdasarkan hasil

observasi motivasi belajar siswa, terjadi peningkatan motivasi belajar siswa

dari persentase rata-rata 46,94% pada pra siklus menjadi 60,81% pada siklus

I.

Peningkatan yang terjadi dalam hasil observasi motivasi belajar

siswa tidaklah mudah. Pencapaian hasil observasi yang meningkat ini

memerlukan tindakan yang tepat terhadap aspek-aspek pernyataan yang

masih rendah pada pra siklus. Hasil observasi dalam pra siklus ternyata ada

tujuh pernyataan yang masih rendah. Tujuh pernyataan tersebut adalah

siswa mengulang kembali soal-soal yang telah dikerjakan dengan harapan

mendapatkan nilai baik, siswa mengerjakan soal-soal dengan percaya diri

dan sungguh-sungguh, siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan terlihat


76

senang, siswa puas terhadap penilaian kelompok maupun tes individu, siswa

mengerjakan soal-soal tanpa menunggu jawaban dari teman, siswa mencoba

mencari di buku pelajaran saat menemui materi yang belum dipahami, dan

yang terakhir siswa bertanya kepada teman atau guru ketika menemui hal

yang belum dipahami.

Mengenai pernyataan nomor 3 yaitu siswa mengulang kembali soal-

soal yang telah dikerjakan dengan harapan mendapatkan nilai baik

mendapatkan persentase 27,42% pada pra siklus dan meningkat menjadi

45,17% pada siklus I. Sedangkan pernyataan nomor 4 yaitu siswa

mengerjakan soal-soal dengan percaya diri dan sungguh-sungguh

mengalami peningkatan dari 30,65% pada pra siklus menjadi 50% pada

siklus I. Pernyataan nomor 5 yaitu siswa mempelajari sesuatu yang menarik

dan terlihat senang mengalami peningkatan dari 48,39% menjadi 66,13%

pada siklus I. Pernyataan ini mengalami peningkatan yang pesat

dikarenakan peneliti (guru) senantiasa mengupayakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan model

pembelajaran scramble yang menekankan pada kerja sama, diskusi, dan

tidak membuat siswa tegang.

Pernyataan nomor 6 mengenai siswa puas terhadap penilaian

kelompok maupun tes individu meningkat dari 53,23% pada pra siklus

menjadi 69,36% pada siklus I. Tindakan guru dalam meningkatkan

pernyataan ini dilakukan dengan keterbukaan akan nilai kinerja kelompok

dan nilai ulangan. Pengamatan siklus I terdapat 3 kelompok yang tidak


77

mendapatkan nilai 100 dalam kinerja kelompoknya. Pernyataan nomor 9

yang menyatakan siswa mencoba mencari di buku pelajaran saat menemui

materi yang belum dipahami mengalami peningkatan dari 38,71% pada pra

siklus menjadi 45,17% pada siklus I. Walaupun besarnya peningkatan hanya

6,36% namun guru sudah berusaha dengan senantiasa memberikan

keleluasaan kepada siswa untuk mencari referensi lain dalam menjawab

pertanyaan dalam kartu soal.

Pernyataan nomor 10 dalam hal siswa bertanya kepada teman atau

guru ketika menemui hal yang belum dipahami juga mencapai peningkatan

dari 40,33% menjadi 54,84% pada siklus I. Upaya guru dalam peningkatan

ini adalah dengan memberikan pertanyaan selingan ketika menjawab dan

menjelaskan sesuai kartu soal. Sedangkan untuk pernyataan nomor 3,4, dan

7 ditingkatkan dengan memberikan motivasi-motivasi siswa untuk belajar

mandiri, serta senantiasa mengingatkan siswa agar teliti dalam mengerjakan

soal.

Berdasarkan data dari angket motivasi belajar siswa, diperoleh

peningkatan dari persentase rata-rata 58,06% pada pra siklus menjadi

72,90% pada siklus I. Peningkatan ini juga terjadi pada hasil belajar siswa

dimana nilai rata-rata ulangan harian 59,98 dengan ketuntasan 38,71% pada

pra siklus menjadi 77,66 dengan ketuntasan 80,69% pada siklus I. Jika

diperhatikan hasil angket motivasi belajar pada siklus I mencapai 72,90%

telah melebihi batas minimal indikator penelitian. Hasil angket yang sangat
78

tinggi ini dimungkinkan terjadi karena siswa dalam mengisi angket melihat

jawaban dari teman, serta mungkin masih bingung dalam mengisi angket.

Data-data persentase rata-rata tersebut nampak bahwa hasil observasi

motivasi belajar pada siklus I sebesar 60,81% belum mencapai indikator

keberhasilan minimal yaitu 70%. Sedangkan pada siklus I untuk hasil

angket motivasi belajar siswa telah melebihi batas minimal indikator

keberhasilan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti memakai data hasil

observasi untuk menghentikan siklus dalam penelitian. Karena hasil

observasi siklus I belum mencapai indikator keberhasilan minimal maka

peneliti memutuskan untuk melanjutkan siklus selanjutnya.

Pertemuan pertama pada siklus II berlangsung selama dua jam

pelajaran (80 menit). Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan pertanyaan

motivasi kepada siswa mengenai cara pembuatan garam, terjadi interaksi

yang membangun sehingga siswa mengemukakan pendapatnya.

Kebanyakan dari mereka memperoleh pengetahuan pembuatan garam dari

televisi, internet, koran dan sebagainya.

Guru memberikan ringkasan materi Pemisahan Campuran kepada

siswa, guru memerintahkan kepada siswa untuk membaca tujuan dari

pembelajaran yang telah tertera pada ringkasan materi. Kemudian, guru

membagi siswa menjadi 8 kelompok yang tiap kelompok beranggotakan 3

atau 4 anak sesuai dengan daftar kelompok yang telah dibuat sebelumnya.

Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan


79

model pembelajaran scramble secara jelas dan terperinci untuk mengurangi

kecanggungan siswa dalam pembelajaran yang diperoleh dari refleksi pada

siklus I. Setelah selesai penjelasan mengenai langkah-langkah model

pembelajaran scramble ada satu siswa yang belum jelas (Bangun) sehingga

guru menjelaskan kembali.

Guru membagikan kartu soal, kartu jawaban, dan lembar tempel

pada tiap kelompok. Perbedaan tindakan pada siklus II yaitu guru selalu

memantau kegiatan belajar siswa dari satu kelompok ke kelompok lainnya

dan setiap kelompok diberi kartu untuk merekap jawabannya. Rekapan kartu

berfungsi untuk membantu siswa dalam presentasi dan penilaian kinerja

kelompok.

Siswa mulai menyusun kartu soal dan kartu jawaban, mereka terlihat

senang serta mencari jawaban melalui sumber manapun dan saling bertukar

informasi dalam kelompoknya. Hal ini juga dibuktikan dengan

meningkatnya hasil observasi pada pernyataan nomor 5 yang berisi

pernyataan siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan terlihat senang

dengan persentase 66,13% pada siklus I menjadi 83,88% pada siklus II.

Sedangkan pernyataan nomor 9 tentang siswa mencoba mencari di buku

pelajaran saat menemui materi yang belum dipahami juga meningkat dari

45,17% pada siklus I menjadi 69,36% pada siklus II. Peningkatan ini terjadi

karena siswa dituntut untuk bekerja sama untuk mencocokkan jawaban

dengan tepat.
80

Waktu untuk mencocokkan jawaban habis, setiap kelompok diminta

untuk mempresentasikan jawabannya. Guru meminta dua perwakilan dari

tiap kelompok untuk bertindak sebagai pendikte dan yang lain menuliskan

jawabannya di papan tulis. Ternyata dari hasil tersebut semua kelompok

sama jawabannya. Kemudian guru menjelaskan materi sesuai dengan kartu

soal dan kartu jawaban serta menembahkan materi jika diperlukan. Siswa

akhirnya mulai sedikit termotivasi bertanya mengenai materi. Ada 8

pertanyaan yang muncul dari siswa diantaranya adalah Bu kalau buat

ekstrak mawar pakai metode penyubliman bisa tidak, Bu saya kurang jelas

dengan metode destilasi, Bu kalau pembuatan minyak kayu putih pakai

metode destilasi atau bukan. Pertanyaan tersebut mendorong siswa untuk

mencatat penjelasan guru yang dirasa perlu.

Pertanyaan yang muncul juga menjadikan peningkatan pernyataan

observasi nomor 10 tentang siswa bertanya kepada teman atau guru ketika

menemui hal yang belum dipahami meningkat dari 54,84% pada siklus I

menjadi 66,13%. Hal tersebut tidak terlepas dari usaha guru dalam

memberikan penjelasan materi dan motivasi agar siswa bertanya.

Kegiatan meneliti jawaban bersama-sama dan memberikan

penjelasan materi selesai ternyata semua kelompok telah benar menjawab

sehingga guru memberikan poin 100 untuk tiap kelompok. Hal ini

menunjukkan peningkatan kinerja kelompok yang pada siklus I terdapat tiga

kelompok yang menjawab tidak sempurna, peningkatan kinerja ini juga

mengartikan adanya motivasi belajar siswa yang meningkat. Pernyataan


81

nomor 6 mengenai siswa puas terhadap penilaian kelompok maupun tes

individu mengalami peningkatan dari 69,36% pada siklus I menjadi 87,10%

di siklus II karena jelas mereka merasa puas dengan nilai 100 dari hasil

kinerjanya pada siklus II.

Guru menyampaikan kesimpulan dari materi Pemisahan Campuran.

Waktu masih tersisa sekitar 10 menit, guru meminta siswa untuk

menempelkan lembar tempel pada papan tempel. Guru memberikan tugas

kelompok untuk membuat alat pengolahan air secara sederhana. Selanjutnya

guru memberikan salam penutup.

Pertemuan kedua siklus II dimulai dari jam ke 3 dan 4 (Pukul 08.20-

09.40) pada tanggal 10 Mei 2012. Seperti biasa untuk kegiatan awal guru

mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan memberikan

pertanyaan motivasi cara-cara pemisahan campuran. Guru menanyakan

tugas rumah tentang pengolahan air, guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil tugas kelompoknya. Siswa mempresentasikan

tugasnya tampak percaya dan sangat berani, sehingga dalam waktu 12 menit

presentasi selesai. Tiga menit selanjutnya digunakan guru untuk

menyimpulkan bersama-sama siswa dari hasil tugas tersebut siswa telah

berhasil dalam pelaksanaan dan pengamatan. Namun disayangkan ada satu

kelompok yang tidak membawa bukti tugasnya, dalam hal ini guru

bertindak tegas dengan memberikan sanksi untuk membuat ringkasan materi

mengenai pemisahan campuran dari sumber internet.


82

Guru membagikan lembar soal tes, tes dilakukan dalam waktu 50

menit untuk 10 soal pilihan ganda dan 4 soal uraian. Dari hasil observasi

mengenai pernyataan nomor 3 tentang siswa mengulang kembali soal-soal

yang telah dikerjakan dengan harapan mendapatkan nilai baik mengalami

peningkatan persentase dari 45,17% menjadi 58,07% pada siklus II.

Menanggapi agar terjadi peningkatan dari 45,17% menjadi 58,07% guru

sering memperingatkan siswa untuk teliti dalam mengerjakan soal. Siswa

juga nampak mengerjakan soal dengan percaya diri dan sungguh-sungguh

terbukti dari hasil observasi pada pernyataan nomor 4 diperoleh peningkatan

dari persentase 50% pada siklus I menjadi 56,45% pada siklus II. Sedangkan

pernyataan nomor 7 dari hasil observasi tentang siswa mengerjakan soal-

soal sendiri tanpa menunggu jawaban dari teman mengalami peningkatan

dari persentase 53,23% pada siklus I menjadi 58,07% pada siklus II.

Peningkatan pernyataan nomor 4 dan 7 dilakukan dengan usaha guru yang

senantiasa memberikan motivasi dalam belajar dan memberikan sanksi

apabila ketahuan mencontek.

Selesai mengerjakan soal peneliti membagikan angket dan meminta

siswa untuk mengisi angket. Sebelum menutup proses pembelajaran guru

berpamitan kepada siswa. Setelah itu, guru mengucapkan salam serta terima

kasih atas partisipasi siswa selama proses penelitian berlangsung serta tidak

lupa untuk selalu meningkatkan motivasi belajar terutama IPA (Fisika).

Berdasarkan penelitian maka diperoleh rata-rata persentase pada tiap

siklusnya. Data hasil observasi, terjadi peningkatan belajar siswa yaitu dari
83

persentase rata-rata 46,94% pada pra siklus menjadi 60,81% pada siklus I

dan meningkat lagi menjadi 73,39% pada siklus II. Sedangkan dari hasil

angket dapat dilihat peningkatan motivasi belajar siswa. Pada pra siklus,

diperoleh persentase angket rata-rata sebesar 58,06% pada pra siklus

menjadi 72,90% pada siklus I dan menjadi 81,29% pada siklus II.

Berdasarkan tes akhir siklus menggunakan model pembelajaran scramble

dari nilai rata-rata 59,98 dengan ketuntasan 38,71% pada pra siklus menjadi

77,66 dengan ketuntasan 80,69% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi

85,97 dengan ketuntasan 93,97% pada siklus II. Adanya peningkatan

motivasi maupun hasil belajar siswa baik terhadap pembelajaran IPA

(Fisika), maupun pembelajaran oleh guru diduga karena siswa memperoleh

hal-hal baru yang menarik dan tidak menjenuhkan bagi siswa. Praduga

tersebut diperkuat dengan hasil angket tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran scramble mengalami peningkatan 74,19% pada siklus I

menjadi 86,77% pada siklus II.

Tercapainya peningkatan motivasi belajar siswa seperti yang sudah

dijelaskan di atas, maka pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dalam

siklus I dan siklus II pada siswa kelas VII A SMP Negeri 16 Purworejo

meningkat minimal menjadi 70%. Dengan ketercapaian ini, tindakan

penelitian dipandang sudah mencapai target sehingga peneliti memutuskan

untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.


85

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa melalui

penggunaan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran IPA (Fisika)

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri 16 Purworejo. Data

hasil observasi, diperoleh motivasi belajar siswa meningkat dari 46,94% pada

pra siklus menjadi 60,81% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 73,39%

pada siklus II. Persentase angket motivasi belajar siswa meningkat 58,06%

pada pra siklus menjadi 72,90% pada siklus I dan menjadi 81,29% pada

siklus II. Peningkatan motivasi belajar ini berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa.

Rata-rata nilai siswa meningkat dari 59,98 dengan ketuntasan 38,71% pada

pra siklus menjadi 77,66 dengan ketuntasan 80,69% pada siklus I dan

meningkat lagi menjadi 85,97 dengan ketuntasan 93,97% pada siklus II.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

saran sebagai berikut.

1. Model pembelajaran scramble dapat digunakan sebagai alternatif

pembelajaran dengan menyesuaikan materi pelajaran untuk mengupayakan

peningkatan motivasi belajar.

84
85

2. Melakukan penelitian sejenis dengan alokasi waktu yang lebih banyak

sehingga akan memperoleh hasil akhir yang lebih maksimal yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber referensi.

3. Guru hendaknya melakukan perbaikan dan peningkatan proses

pembelajaran menggunakan berbagai model pembelajaran kooperatif

dengan menyesuaikan materi pelajaran agar tercapai hasil belajar yang

maksimal.

84
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Adi Mahasatya

Daniel Muijs dan David Reynolds. 2008. Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Hamzah B.Uno. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Haris Mujiman. 2009. Manajemen Pelatihan Berbasis Mandiri. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Iis Widayanti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi
Informasi Dan Komunikasi. Diakses dari
http://repository.upi.edu/operator/upload/pdf pada tanggal 14 Maret 2012.

Masnur Muslich. 2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.

Nur Malechah. 2010. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) Dan Model
Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun
Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun
Pelajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas PGRI Semarang.

Oemar Hamalik. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

86
87

Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Tukiran Tanirejo,dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inofatif. Bandung:


Alfabeta.
89

Lampiran 1

Perangkat Pembelajaran

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II


90

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 16 Purworejo


Kelas / Semester : VII / 2
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Standar Kompetensi : 4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

Penilaian
Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Pokok pembelajaran Kompetensi Waktu Belajar
Dasar Instrumen Instrumen
4.1 Sifat fisika -Mendefinisikan sifat - Menyebutkan ciri-ciri Penugasan uraian model pembelajaran 4x40’ Buku penerbit
Membanding- dan sifat fisika dan sifat perubahan fisika dan ( tugas scramble : depdiknas
kan sifat fisika kimia kimia serta ciri-ciri kimia. penulis wasis,
kelompok) Apa yang dimaksud
sifat fisika dan sifat
dan sifat kimia sifat fisika? LKS
kimia. Serta
zat Penggunaan kartu
soal dan kartu
jawaban.
- Demonstrasi - Membandingkan hasil Tes tertulis PG dan  Sifat suatu zat yang
mengenai pengamatan perubahan Uraian berhubungan
perubahan fisika fisika dan perubahan dengan
dan perubahan kimia pembentukan zat
kimia - Mengklasifikasi baru disebut ....
perubahan fisika dan a. sifat fisika
perubahan kimia dalam b. sifat kimia
kehidupan sehari-hari
c. sifat mekanik
91

Penilaian
Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Pokok pembelajaran Kompetensi Waktu Belajar
Dasar Instrumen Instrumen
dan d. sifat khas
mengkomunikasikannya  wujud zat pada
sifat fisika
dipengaruhi oleh
....
a. gaya
b. suhu dan tekanan
c. arus
d. asam asetat
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tanggung jawab ( responsibility )

Ketelitian ( carefulness)
103

Penilaian
Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Pokok pembelajaran Kompetensi Waktu Belajar
Dasar Instrumen Instrumen
4.2 Melakukan Pemisahan - Mencari informasi - Menjelaskan dasar Penugasan Uraian  model 4x40’ Buku siswa
pemisahan Campuran tentang pemisahan pemisahan campuran ( tugas pembelajaran penerbit
campuran campuran berdasarkan ukuran scramble : depdiknas
kelompok)
partikel dan titik didih
dengan berbagi Sebutkan metode- penulis wasis,
cara metode pemisahan LKS,
berdasarkan campuran?
sifat fisika dan
sifat kimia
 Pemisahan
Tes tertulis PG dan campuran padatan
Uraian dan cairan
didasarkan atas
perbedaan ukuran
partikel adalah...
a.destilasi
b.penyaringan
c.kromotografi
d.evaporasi

- Mengamati
- Melakukan percobaan  Lakukan tugas
percobaan tentang
penjernihan air dengan
penjernihan air rumah untuk
91

Penilaian
Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Pokok pembelajaran Kompetensi Waktu Belajar
Dasar Instrumen Instrumen
teknik sederhana membuat alat
Mengidentifikasi - Melakukan percobaan Penugasan penjernihan air
dari hasil percobaan untuk memisahkan Tugas secara sederhana
tentang pemisahan campuran yang sesuai
dengan metode yang Rumah
campuran
dipilih ( penyaringan,
destilasi,
penguapan,sublimasi)

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Ketelitian ( carefulness)


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tanggung jawab ( responsibility )

Kutoarjo, Mei 2012


Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Istiyani, S.Pd. Tri Rakhmawati


NIP. 19700616199802 2 004 NIM. 082150044
91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS 1
Sekolah : SMP Negeri 16 Purworejo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2 pertemuan)

A. Standar Kompetensi
4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

B. Kompetensi Dasar
4.1 Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia.

C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri perubahan fisika dan perubahan kimia.
2. Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisika dan perubahan kimia.
3. Mengklasifikasikan sifat kimia dan sifat kimia dalam kehidupan sehari-
hari dan mengkomunikasikan.
4.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian sifat fisika dan sifat kimia zat.
2. Menyebutkan beberapa sifat fisika zat.
3. Menyebutkan beberapa sifat kimia.
4. Membedakan sifat fisika dan sifat kimia zat.

E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Rasa hormat


,perhatian (respect), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian ( carefulness)
103

F. Materi Pembelajaran
Sifat fisika dan kimia zat

G. Metode Pembelajaran
1. Model : - Scramble
2. Metode : - Diskusi Kelompok, Demonstrasi

H. Langkah-langkah
Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru memberikan pertanyaan motivasi
- Apa yang terjadi ketika kita membakar kertas?
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
 melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 guru memberikan ringkasan materi kepada siswa.
 guru mendemonstrasikan kertas dan lidi yang dibakar untuk
memberikan pengetahuan tentang perubahan fisika dan perubahan
kimia.
 guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok.
 Guru memberikan penjelasan dalam pelaksanaan model
pembelajaran scramble.
91

 guru memberikan kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi sifat
fisika dan sifat kimia.
 siswa berdiskusi untuk mencocokkan kartu soal dengan kartu
jawaban.
 Guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusinya.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 guru membahas soal- soal pada kartu soal serta memberikan
penilaian kelompok berdasarkan jumlah jawaban yang benar.
 guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
 guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 siswa dipersilahkan untuk menempelkan kartu soal dan kartu
jawaban yang telah tersusun pada papan tempel
 siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal demonstrasi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya.
 berdoa dan menutup pelajaran.

Pertemuan kedua (2 x 40 menit)


a. Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam
 Guru memberikan pertanyaan motivasi
- Apa itu sifat fisika zat?
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 guru membahas tugas rumah.
103

 guru mengulas materi pada pertemuan lalu.


 guru membagikan soal tes akhir siklus I,
 guru mengawasi jalannya tes akhir siklus I.
 Elaborasi
 siswa mulai mengerjakan tes akhir siklus hingga waktu yang telah
ditentukan.
 guru bersama siswa membahas soal dan mengoreksi tes akhir siklus I
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 guru memberikan angket motivasi dan angket tanggapan kepada
siswa.
 siswa mengisi angket motivasi dan angket tanggapan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 berdoa dan menutup pelajaran.
I. Sumber, Bahan dan Alat Belajar
Sumber: Buku siswa untuk SMP kelas VII penerbit Depdiknas penulis Wasis,
LKS Fisika MGMP Purworejo, Ringkasan materi.
Bahan: lidi, korek, kertas
J. Penilaian
No. Jenis Penilaian Teknik Penilaian Bentuk
Insrumen
1. Penilaian aktivitas Observasi aktivitas belajar Terlampir
siswa kaitannya IPA ( Fisika)
dengan motivasi.
2. Penilaian motivasi Angket motivasi belajar Terlampir
siswa. siswa.
3. Penilaian kelompok Penugasan Tugas
Kelompok
4. Penilaian tes akhir Tes tertulis Pilihan ganda
siklus I. dan uraian
(terlampir)
91

 Siswa tuntas jika tingkat pencapaian sama atau lebih dari KKM
( N ≥ 64)
Analisis Penilaian
= 100%, (Sugiyono, 2010: 95).

Keterangan:
A = Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian.
B = Jumlah skor untuk seluruh item.
P = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

Kutoarjo, .......Mei 2012


Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Istiyani, S.Pd. Tri Rakhmawati


NIP. 19700616199802 2 004 NIM. 082150044
103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 16 Purworejo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 pertemuan)

A. Standar Kompetensi
4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

B. Kompetensi Dasar
4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagi cara berdasarkan sifat
fisika dan sifat kimia.

C. Indikator
1. Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dan
titik didih
2. Melakukan percobaan penjernihan air dengan teknik sederhana
3. Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesuai dengan
metode yang dipilih ( penyaringan, destilasi, penguapan,sublimasi).

D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dan
titik didih.
2. Melakukan penjernihan air dengan teknik sederhana.

E. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Rasa hormat


,perhatian (respect), Tanggung jawab (responsibility), Ketelitian ( carefulness)
91

F. Materi Pembelajaran
Pemisahan campuran.

G. Metode Pembelajaran
2 Model : - Scramble
3 Metode : - Diskusi Kelompok

H. Langkah-langkah
Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam
 Guru memberikan pertanyaan motivasi
- Bagaimana cara memisahkan garam dari air laut?
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 guru memberikan ringkasan materi kepada siswa.
 guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok.
 guru memberikan penjelasan dalam pelaksanaan model pembelajaran
scramble.
 guru memberikan kartu soal dan kartu jawaban mengenai materi
pemisahan campuran.
 siswa berdiskusi untuk mencocokkan kartu soal dengan kartu
jawaban.
 guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
103

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 guru membahas soal- soal pada kartu soal serta memberikan
penilaian kelompok berdasarkan jumlah jawaban yang benar.
 guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
 guru memberikan kesimpulan mengenai materi pemisahan
campuran.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 siswa dipersilahkan untuk menempelkan kartu soal dan kartu
jawaban yang telah tersusun pada papan tempel.
 guru memberikan tugas kelompok membuat alat penyaringan air
sederhana dengan kelompok yang berbeda pada pertemuan pertama.
 guru memberikan intruksi bahwa pertemuan besok akan diadakan
ulangan.
 berdoa dan menutup pelajaran.
Pertemuan kedua (2 x 40 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam
 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas kelompoknya.
 Guru memberikan pertanyaan motivasi
- Apa saja cara pemisahan campuran?
b. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 guru membahas tugas rumah mengenai alat penyaringan air
sederhana.
 guru mengulas materi pada pertemuan lalu.
91

 guru membagikan soal tes akhir siklus II.


 guru mengawasi jalannya tes akhir siklus II.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 siswa mulai mengerjakan tes akhir siklus II hingga waktu yang telah
ditentukan.
 guru bersama siswa membahas soal dan mengoreksi tes akhir siklus II.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 guru memberikan angket motivasi dan angket tanggapan kepada
siswa.
 siswa mengisi angket motivasi dan angket tanggapan.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 berdoa dan menutup pelajaran.

I. Sumber, Bahan dan Alat Belajar


Sumber: Buku siswa untuk SMP kelas VII, LKS, Ringkasan materi.

J. Penilaian
No. Jenis Penilaian Teknik Penilaian Bentuk
Insrumen
1. Penilaian aktivitas Observasi aktivitas belajar Terlampir
siswa kaitannya IPA ( Fisika)
dengan motivasi.
2. Penilaian motivasi Angket motivasi belajar Terlampir
siswa. siswa.
3. Penilaian tes akhir Tes tertulis Pilihan ganda
siklus II. dan Uraian
(terlampir)
103

 Siswa tuntas jika tingkat pencapaian sama atau lebih dari KKM
( N ≥ 64)
Analisis Penilaian
= 100%, (Sugiyono, 2010: 95).

Keterangan:
A = Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian.
B = Jumlah skor untuk seluruh item.
P = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

Kutoarjo, .......Mei 2012


Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti

Istiyani, S.Pd. Tri Rakhmawati


NIP. 19700616199802 2 004 NIM. 082150044
91
104

Lampiran 2

Instrumen Penelitian

a. Kisi-Kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa

b. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

c. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

d. Angket Motivasi Belajar Siswa

e. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Scramble

f. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Scramble

g. Ringkasan Materi

h. Susunan Kartu Soal Dan Kartu Jawaban Siklus I

i. Susunan Kartu Soal Dan Kartu Jawaban Siklus II

j. Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II

k. Soal Tes Siklus I

l. Soal Tes Siklus II

m. Kunci Jawaban dan Cara Penskoran Tes Akhir Siklus I

n. Kunci Jawaban dan Cara Penskoran Tes Akhir Siklus II


105

KISI-KISI OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA


(PRA SIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II)

No Item Jumlah
No. Aspek yang diukur Indikator
Item
Motivasi Intrinsik
1 Keinginan berhasil. 2 4
 Selalu mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran.
 Bertanggung jawab terhadap 8
tugas.
 Percaya pada kemampuan 4,7
sendiri

2 Kebutuhan belajar  Selalu memperhatikan guru 1 3


saat pelajaran.
 Bertanya pada guru/ teman 10
apabila belum paham.
 Mencari literatur materi 9
3 Harapan masa depan.  Harapan untuk materi 3 1
berikutnya atau nilai tes.
Motivasi Ekstrinsik
4 Penghargaan dalam 6 1
belajar.  Kepuasan terhadap penilaian

5 Kegiatan menarik  Ketertarikan akan model 5 1


pembelajaran
6 Lingkungan belajar - -
 Kenyamanan dalam belajar
yang kondusif
Jumlah Pernyataan 10
106

LEMBAR OBSERVASI
MOTIVASI BELAJAR SISWA

Petunjuk mengerjakan !

1. Observator dimohon untuk menulis secara lengkap data pelaksanaan observasi


dan data dari pada tempat yang telah disediakan dalam lembar observasi!
2. Sebelum memberikan tanggapan, observator dimohon untuk membaca dan
memahami terlebih dahulu setiap item pernyataan dalam lembar observasi!
3. Lembar observasi terdiri atas 10 Item pernyataan.
4. Tulislah jumlah aktivitas anak yang teramati pada kolom yang sesuai dengan
pengamatan !
5. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh untuk semua siswa!

Data Pelaksanaan Observasi :

Hari : …………………………….

Tanggal : …………………………….

Siklus ke : …………………………….

Pertemuan ke : …………………………….

Kolom Identitas Diri Observator :

Nama : ……………………………

NIP/NIM* : ……………………………

Status : Guru kelas/Observator/Partisipan*

Tanda Tangan :

*)Coret yang tidak perlu


107

Lembar Pernyataan:

Jumlah anak yang


No Pernyataan
teramati
1 Dalam pembelajaran siswa selalu memperhatikan guru.

2 Siswa berusaha mempersiapkan diri untuk mengikuti


pelajaran.
3 Siswa mengulang kembali soal-soal yang telah dikerjakan,
dengan harapan mendapatkan nilai baik.
4 Siswa mengerjakan soal-soal dengan percaya diri dan
sungguh-sungguh.
5 Siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan terlihat
senang.
6 Siswa puas terhadap penilaian kelompok maupun tes
individu.
7 Siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa menunggu
jawaban dari teman.
8 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu.
9 Siswa mencoba mencari di buku pelajaran saat menemui
materi yang belum dipahami.
10 Siswa bertanya kepada teman atau guru ketika menemui
hal yang belum dipahami.
108

KISI-KISI ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA


(PRA SIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II)

No Item Jumlah
No. Aspek yang diukur Indikator
Item
Motivasi Intrinsik
1 Keinginan berhasil. 1,2 5
 Selalu mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran.
 Bertanggung jawab terhadap 8
tugas.
 Percaya pada kemampuan 12, 15
sendiri

2 Kebutuhan belajar  Selalu memperhatikan guru 3,4 4


saat pelajaran.
 Bertanya pada guru/ teman 6
apabila belum paham.
 Mencari literatur materi 5
3 Harapan masa depan.  Harapan untuk materi 7,9 2
berikutnya atau nilai tes.
Motivasi Ekstrinsik
4 Penghargaan dalam 13,14 2
belajar.  Kepuasan terhadap penilaian

5 Kegiatan menarik  Ketertarikan akan model 10 1


pembelajaran
6 Lingkungan belajar 11 1
 Kenyamanan dalam belajar
yang kondusif
Jumlah Pernyataan 15

PEDOMAN PENSKORAN

Alternatif Jawaban Skor


Ya 1
Tidak 0
(Sugiyono, 2010:139)
109

ANGKET
MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nama Siswa :

Kelas :

Nomor Absen :

Petunjuk mengerjakan !

1. Tulislah data diri anda pada kolom yang telah tersedia.


2. Bacalah setiap pertanyaan yang ada dengan baik !
3. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang
sesuai pilihan anda!
4. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang anda rasakan.
5. Jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai dan dijamin kerahasiannya.
6. Selamat mengerjakan.

Penilaian
NO Pernyataan
Ya Tidak

1. Saya berusaha mempersiapkan diri untuk mengikuti


pelajaran.

2. Setiap ganti materi pelajaran, saya mempersiapkan


materi selanjutnya.

3. Saya selalu memperhatikan guru saat pelajaran


berlangsung.

4. Saya selalu mencatat hal-hal yang penting dari


penjelasan guru.

5. Saya selalu mencoba mencari di buku pelajaran saat


menemui materi yang belum dipahami saat pelajaran
berlangsung.
110

6. Jika materi belum saya pahami, saya terdorong untuk


bertanya kepada teman ataupun guru.

7. Saya percaya bisa memahami materi pelajaran ini


dan berharap untuk materi berikutnya.

8. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu.

9. Setelah belajar dengan menggunakan model


pembelajaran ini, saya percaya akan menyelesaikan
tes evaluasi dengan berhasil

10. Saya tertarik dengan model pembelajaran ini,


sehingga saya semakin termotivasi dalam belajar.

11. Saya merasa nyaman dengan situasi belajar yang


diterapkan dalam model pembelajaran ini.

12. Apabila ada soal-soal yang sulit, saya berusaha untuk


memecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang
lain.

13. Saya senang terhadap penilaian kelompok dalam


pembelajaran ini.

14. Saya senang terhadap soal tes yang diberikan dan


yakin mendapatkan nilai baik.

15. Saya mengerjakan soal-soal sendiri tanpa menunggu


jawaban dari teman.
111

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP


PEMBELAJARAN SCRAMBLE

(PRA SIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II)

Variabel yang Nomor Jumlah


Indikator Sikap Pembelajaran
Diukur item item
1. Ketertarikan a. Rasa tertarik terhadap
pembelajaran scramble 1 1

b. Rasa suka terhadap model


pembelajaran scramble 10 1

2. Keyakinan a. Perasaan yakin dengan


pembelajaran scramble dapat
mengatasi kesulitan dalam 3 1
memahami IPA

a. Perasaan yakin dengan


pembelajaran scramble yang 4 1
dapat membantu
mengerjakan latihan soal
3. Motivasi Lebih termotivasi dengan 2, 5,6,
6
pembelajaran scramble 7, 8, 9
Jumlah 10

PEDOMAN PENSKORAN

Alternatif Skor
Jawaban
Ya 1
Tidak 0
(Sugiyono, 2010:139)
112

ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP


PEMBELAJARAN SCRAMBLE

Nama :

Kelas

No. Absen :

Petunjuk mengerjakan !

1. Tulislah data diri anda pada kolom yang telah tersedia.


2. Bacalah setiap pertanyaan yang ada dengan baik !
3. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai
pilihan anda!
4. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang anda rasakan.
5. Jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai dan dijamin kerahasiannya.
6. Selamat mengerjakan.

No Pernyataan Ya Tidak

Pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang menarik bagi


1
saya.

Pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang menantang


2
kemampuan saya.

Model pembelajaran scramble dapat mengatasi kesulitan saya dalam


3
memahami fisika.

Model pembelajaran scramble dapat membantu saya dalam memecahkan


4
latihan-latihan soal.

Model pembelajaran scramble dapat membantu saya dalam meningkatkan


5
gairah bersaing.

6 Model pembelajaran scramble dapat meningkatkan motivasi belajar saya.

Dengan pembelajaran scramble, lebih memandang nilai sebagai penghargaan


7
dalam belajar sehingga termotivasi.

8 Dengan pembelajaran scramble, saya lebih mandiri dalam mengerjakan soal.

9 Dengan pembelajaran scramble, aktivitas belajar saya meningkat.

10 Saya suka dengan model pembelajaran scramble.


113

BAB
4
RINGKASAN MATERI
SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA
ZAT

STANDAR KOMPETENSI:

Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.


TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Menjelaskan pengertian sifat fisika dan sifat kimia zat.


2. Menyebutkan beberapa sifat fisika zat.
3. Menyebutkan beberapa sifat kimia.
4. Membedakan sifat fisika dan sifat kimia zat.

A. Sifat Fisika Zat


Sifat suatu zat menggambarkan karakteristik zat tersebut. Sifat zat dibedakan
menjadi sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika adalah sifat yang dapat diamati
secara langsung dan tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru. Berikut
akan dibahas secara singkat mengenai beberapa sifat fisika zat.
1. Wujud zat
Secara umum, zat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat padat, zat cair,
dan zat gas. Wujud zat merupakan sifat fisika yang dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan.
2. Warna
Warna merupakan salah satu sifat fisika dan bergantung pada cahaya yang
dipantulkan. Setiap zat memiliki warna tertentu yang membedakan dengan
zat lain. Misalkan daun berwarna hijau, karbon berwarna hitam dan lain-lain.
3. Kelarutan
Kelarutan adalah ukuran kemampuan suatu zat untuk melarut dalam
sejumlah zat lain pada suhu dan tekanan standar. Tidak semua zat dapat larut
dalam pelarut tertentu, bahkan ada yang tidak dapat larut dalam pelarut
apapun. Contohnya, gula dapat larut dalam air, sedangkan pasir tidak larut
dalam air. Air sebagai pelarut disebut solvent dan gula sebagai zat terlarut
disebut solute.
114

4. Titik lebur (titik leleh)


Zat dapat mengalami perubahan wujud dari padat menjadi cair dengan
dipanaskan. Suhu ketika zat melebur dinamakan titik lebur.

5. Titik didih
Zat dapat mengalami perubahan wujud dari cair ke gas. Pemanasan dapat
menyebabkan zat cair menguap. Bila pemanasan teru-menerus maka zat cair
kan mendidih. Suhu saat zat cair mendidih disebut titik didih.
6. Daya hantar Listrik ( Konduktivitas)
Konduktivitas adalah sifat yang dimiliki oleh benda berdasarkan daya hantar
listriknya. Berdasarkan sifat ini, benda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
kelompok konduktor dan kelompok isolator. Konduktor adalah benda yang
dapat menghantarkan listrik, contohnya besi, tembaga, perak. Sedangkan
isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan listrik, contohnya
plastik, kertas, dan kayu
7. Daya hantar listrik
8. Massa jenis
Massa jenis adalah perbandingan massa dan volume benda. Massa jenis
dinyatakan dalam kg/m3.
9. Kekerasan
Kekerasan merupakan sifat fisika yang dimiliki oleh benda-benda berwujud
padat. Tingkat kekerasan suatu zat berbeda-beda. Kekerasan zat
berhubungan dengan ikatan antar partikel. Benda keras memiliki ikatan yang
kuat, sedangkan benda lunak memiliki ikatan yang kurang kuat.
10. Kemagnetan
Sifat benda terhadap pengaruh gaya magnet dinamakan kemagnetan. Sifat
kemagnetan biasanya dimiliki oleh benda padat yang terbuat dari logam.
Contohnya paku, jarum, dan peniti. Sedangkan benda yang tidak memiliki
sifat kemagnetan contohnya karet, plastik, dan kertas.
11. Rasa
Setiap benda memiliki rasa tersendiri. Misalnya gula teras manis sedangkan
garam terasa asin.

B. Sifat Kimia Zat


Sifat kimia adalah sifat-sifat yang dimiliki suatu zat dan berhubungan dengan
pembentukan zat baru. Sifat ini berhubungan erat dengan reaksi kimia yang
dialami zat tersebut apabila berinteraksi dengan zat lain. Diantara sifat-sifat
kimia adalah sebagai berikut.
115

1. Mudah terbakar
Sifat mudah terbakar merupakan sifat kimia suatu zat yang berhubungan
dengan kemampuan menghasilkan api (terbakar). Contohnya bensin, spirtus,
alkohol dan lain-lain.
2. Mudah berkarat
Sifat ini biasanya dimiliki oleh logam, misalnya besi. Karat terjadi karena
benda teroksidasi oleh oksigen (udara). Oleh karena itu karat merupakan zat
baru yang terbentuk karena reaksi kimia, maka sifat ini tergolong sifat kimia.
Karat dapat dicegah melalui beberapa cara, misalnya memberi lapisan
pelindung pada logam seperti cat dan sebagainya.
3. Mudah membusuk
Benda-benda dari jenis makanan, biasanya mudah membusuk dan berubaah
rasa menjadi asam, hal itu karena adanya reaksi kimia dalam zat tersebut.
4. Korosif
Sifat korosif adalah sifat yang dapat merusak benda lain, termasuk logam.
Pada umumnya bahan kimia yang bersifat korosif adalah bahan-bahan yang
mengandung asam kuat, misalnya asam sulfat.
5. Mudah meledak (Explosive)
Benda-benda dialam ini ada juga yang mempunyai sifat mudah meledak
karena adanya interaksi dengan udara (oksigen) atau zat lain. Sebagai
contoh: uranium, magnesium, natrium, TNT (trinitro toluena) dan amonium
nitrat.
6. Beracun
Sifat beracun suatu benda berkaitan dengan bahan kimia dalam suatu benda.
Sebagai contoh rodentisida, insektisida, pestisida dan lain-lain.
7. Sifat asam dan basa
Tingkat keasaman suatu zat bergantung dengan pH. Nilai pH berkisar 1- 14.
 Nilai pH<7 zat bersifat asam
 Nilai pH = 7 zat bersifat netral
 Nilai pH > 7 zat bersifat basa
116

Lembar Demonstrasi
Judul : sifat fisika dan sifat kimia pada perubahan fisika dan perubahan kimia.

Tujuan : membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia

Alat dan bahan:

1. Lidi
2. Kertas
3. Cawan petri/ asbak
4. Korek api

Cara kerja:

1. Guru meletakkan kertas dan lidi pada asbak


2. Guru menyalakan korek api dan membakar kertas serta lidi.
3. Guru menyuruh siswa mengamati.
4. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa.
5. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan.

Pertanyaan:

1. Apa yang terjadi setelah kertas dan lidi dibakar?


Jawab:
2. Disebut dengan perubahan apa kertas dan lidi setelah dibakar tersebut?
Jawab:
3. Bagaimana jika besi yang dibakar apa yang terjadi?
Jawab:
4. Disebut dengan perubahan apa besi yang dibakar?
Jawab:

Kesimpulan: .................................................................................................................
117

BAB
RINGKASAN MATERI
5
PEMISAHAN CAMPURAN

STANDAR KOMPETENSI:

Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.


TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel


dan titik didih.
2. Melakukan penjernihan air dengan teknik sederhana..

 METODE PEMISAHAN CAMPURAN:


1. Pengayaan
Pengayaan dilakukan untuk memisahkan campuran padatan yang berbeda
atau yang memiliki ukuran partikel berbeda-beda. Misalnya mengayak pasir
yang akan digunakan untuk campuran semen.
2. Penyaringan (Filtrasi)
Pemisahan campuran padatan dan cairan didasarkan atas perbedaan ukuran
partikel. Penyaringan dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas
saring daro sebuah corong gelas. Kertas saring akan menahan padataan yang
lebih besar dari pada ukuran lubang saring. Padatan yang tertinggal pada
kertas disebut residu. Sedangkan zat yang dapat melewati kertas saring atau
cairan hasil penyaringan disebut filtrat. Contohnya memisahkan campuran
air dengan pasir, memisahkan gula yang bercampur air dan pasir.
campuran air
dengan pasir
kertas saring

residu

filtrat
118

3. Evaporasi
Metode evaporasi digunakan untuk memisahkan campuran yang zat
penyusunnya padatan dan cairan, dimana padatan larut dalam air. Metode
ini dilakukan dengan cara memanaskan larutan. Pemanasan mengakibatkan
pelarut akan menguap, sedangkan padatan yang terlarut akan tertinggal di
dalam wadah. Contoh penggunaan evaporasi adalah proses pengolahan
garam dari air laut.
4. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan campuran dengan cara mendinginkan
campuran, sehingga komponen zat padat dalam campuran akan mengkristal.
Contohnya dalam pemisahan gula pasir, pemisahan belerang dengan tanah.
5. Pelarutan
Metode pelarutan digunakan untuk memisahkan campuran padatan
berdasarkan perbedaan kelarutannya dalam pelarut. Metode pemisahan
dengan cara pelarutan biasanya digabung dengan metode pemisahan
campuran lainnya, misalnya penyaringan atau penguapan.
6. Pemisahan campuran dengan menggunakan magnet
Metode ini digunakan untuk memisahkan bahan magnetik dan non
magnetik. Bahan magnetik adalah bahan yang dapat ditarik oleh magnet
sedangkan bahan non magnetik artinya tidaka dapat ditarik oleh magnet.
7. Sublimasi
Metode sublimasi digunakan untuk memisahkan zat yang
menyublim ketika dipanaskan. Caranya dengan memanaskan campuran
dalam sebuah cawan. Dibagian atas cawan dipasang corongt gelas untuk
menampung uap yang terbentuk. Uap yang mengenai corong gelas akan
menyublim (menjadi padatan) sehingga dapat dipisahkan dari komponen
campuran lainnya. Contoh: campuran yang mengandung ammonium
klorida dan natrium klorida dan memisahkan kapur barus dengan pasir.

es batu
kapur barus
mengkristal campuran kapur barus dan pasir

busen
119

8. Destilasi/penyulingan
Metode destilasi digunakan untuk memisahkan zat-zat penyusun
dalam campuran yang berupa larutan berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
Caranya campuran dipanaskan sampai suhu sedikit diatas titik didih zat
penyusun yang akan dipisahkan. Pada saat pemanasan berlangsung, zat
penyusun dengan titik diudih lebih rendah akan menguap dan mendidih
lebih dahulu. Sementara zat dengan titik didih lebih tinggi tidak sampai
menguap.
Uap yang dihasilkan terus naik, kemudian melewati pendingin air.
Uap melewati pendingin akan mengalami kondensasi atau berubah
menjadi tetes-tetes cairan. Cairan ini selanjutnya dikumpulkan dalam
sebuah wadah. Metode destilasi biasa digunakan untuk mendapatkan air
tawar dari laut dan dalam pengolahan minyak bumi.

termometer
air keluar
pendingin/ kondensor
larutan garam dapur

air masuk
distilat

9. Corong pisah
Metode ini digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua
cairan yang tidak saling bercampur. Campuran dimasukkan dalam corong,
kemudian didiamkan sebentar. Campuran akan membentuk dua lapisan.
Cairan yang berada dilapisan bawah dapat diambil dengan cara membuka
keran corong pisah. Dengan demikian, cairan pada lapisan bawah menjadi
terpisah dari lapisan diatasnya.
10. Kromatografi ( pemisahan zat-zat berwarna)
Kromotografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan adsorbsi (daya
serap) zat penyusun campuran. Cara ini digunakan untuk pemisahan zat-zat
berwarna. Misalnya: pemisahan penyusun tinta
120

Tugas rumah sesuai dengan kelompok yang telah terbentuk


Lakukan tugas kelompok ini dirumah, jawaban pertanyaan diketik atau tulis
tangan serta dilampirkan foto alat yang telah dibuat beserta air hasil
saringannya!

Lembar kerja siswa


PENJERNIHAN AIR

Judul: membuat alat penjernihan air sederhana


Tujuan: siswa dapat memahami prinsip filtrasi dan menggunakannya dalam
pembuatan alat penjernih air sederhana.
Alat dan bahan:
1. Pasir
sabut kelapa
2. Botol minum mineral (1,5 L)
3. Kerikil berukuran kecil krikil
pasir halus
4. Ember
5. Sabut kelapa
6. Kerikil berukuran sedang sabut kelapa pasir kasar
7. Air keruh pasir halus

pasir kasar
krikil

wadah
penampungan
Langkah kerja:
1. Potong bagian atas botol; dan lubangi tutupnya jangan (terlalu besar).
2. Posisikan botol dalam keadaan terbalik.
3. Masukkan berturut-turut krikil berukuran sedang, pasir kasar, pasir halus
dan sabut kelapa/wol kedalam botol.
4. Uji coba alat buatan kalian dengan cara menuangkan air keruh ke
dalamnya. Tampung air yang keluar, kemudian simpan sebagai
pembanding untuk air sebelum disaring.
Pertanyaan:
1. Apa yang dapat kalian amati pada air keruh yang keluar dari saringan?
2. Apa fungsi pasir halus, pasir kasar, kerikil, dan sabut kelapa dalam
eksperimenmu?
3. Sebutkan 3 contoh penggunaan filtrasi dalam kehidupan sehari-hari?
121

Susunan Kartu Soal dan Kartu Jawaban pada Siklus I

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 1 No.5
Apa yang dimaksud sifat fisika zat  sifat fisika adalah sifat yang dapat
dan sifat kimia zat ? diamati secara langsung dan tidak
berhubungan dengan pembentukan
zat baru.
 Siftat kimia adalah sifat-sifat yang
dimiliki suatu zat dan berhubungan
dengan pembentukan zat baru.
KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.2 No.4
Apa saja yang termasuk sifat fisika
zat ? Wujud zat, warna, kelarutan, titik
lebur(titik leleh), titik didih, daya
hantar panas (konduktivitas), daya
hantar listrik, massa jenis,
kekerasan, kemagnetan, dan rasa.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.3 No.2
Apa saja yang termasuk sifat kimia
zat ? Mudah terbakar, mudah berkarat,
mudah membusuk, korosif, mudah
meledak (explosive), beracun, sifat
asam dan basa.
122

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.4 No.3
Suhu dan tekanan
Wujud zat dipengaruhi oleh ....

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 5 No.8
Jelaskan tentang kelarutan? Ukuran kemampuan suatu zat
untuk melarut dalam sejumlah zat
lain pada suhu dan tekanan
standar.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.6 No.1
Sebutkan 2 penggolongan benda  konduktor : benda yang dapat
berdasarkan sifat konduktivitas (daya menghantarkan listrik.
listrik) ?  isolator : benda yang tidak dapat
menghantarkan listrik.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.7 No.6

Mengapa tingkat kekerasan suatu zat Karena kekerasan zat berhubungan


berbeda-beda ? dengan ikatan antar partikel.
123

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.8 No.7

Mengapa besi dapat berkarat ?


Karena teroksidasi oleh
oksigen (udara)

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 9 No.10
Apa yang dimaksud dengan sifat  sifat yang dapat merusak benda
korosif dan sebutkan contoh bahan lain termasuk logam.
kimia yang bersifat korosif ?  contoh: asam sulfat

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.10 No.9
Mengapa benda dapat meledak dan  karena ada interaksi dengan udara
sebutkan contoh bahan kimia yang (oksigen atau zat lain)
dapat meledak?  contoh: uranium, magnesium,
natrium, TNT, dan amonium nitrat.
124

Kartu Soal dan Kartu Jawaban pada Siklus II

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 1 No.4
Sebutkan metode-metode pemisahan  pengayaan, penyaringan(filtrasi),
campuran ? evaporasi, kristalisasi, pelarutan,
penggunaan magnet, sublimasi,
destilasi/penyulingan, corong pisah,
kromatografi.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.2 No.6
Jelaskan tentang pengayaan dan  Pengayaan dilakukan untuk
contohnya ? memisahkan campuran padatan
yang berbeda atau memiliki ukuran
partikel berbeda-beda.
 Contohnya: mengayak pasir

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.3 No.2
 penyaringan (filtrasi)
 Gambar disamping
merupakan cara  yaitu pemisahan campuran
pemisahan campuran padatan dan cairan didasarkan
yaitu....
atas perbedaan ukuran partikel.
 contohnya: memisahkan campuran
 Jelaskan mengenai pemisahan air dan pasir.
campuran diatas?
125

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.4 No.3

Sebutkan contoh penggunaan Proses pengolahan garam dari air


evaporasi (memanaskan larutan)? laut.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 5 No.1
Jelaskan tentang kristalisasi dan  proses pemisahan campuran
contohnya? dengan cara mendinginkan
campuran, sehingga komponen zat
dalam campuran akan mengkristal.
 contohnya: pemisahan gula pasir,
pemisahan belerang dengan tanah.
KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.6 No.5

Magnet dapat digunakan untuk Serbuk besi dari campuran pasir


memisahkan... besi.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.7 No.10
 metode pemisahan campuaran yang

Apa yang dimaksud dengan metode digunakan untuk memisahkan zat yang

sublimasi dan berikan contoh menyublim ketika dipanaskan.

penggunaannya?  contoh ; campuran yang mengandung


amonium klorida dan natrium klorida.
126

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.8 No.8
Apa yang dimaksud dengan metode  metode yang digunakan untuk

destilasi/penyulingan, dan berikan memisahkan zat-zat penyusun

contohnya? campuran yang berupa larutan


berdasarkan titik didihnya.
 contoh: pemisahan air tawar dari air
laut, pengolahan minyak bumi menjadi
kerosin solar dan bensin.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No. 9 No.7

Apa kegunaan metode corong pisah Untuk memisahkan campuran yang


? terdiri dari dua cairan yang tidak
saling bercampur.

KARTU SOAL KARTU JAWABAN

No.10 No.9
Jelaskan tentang kromatografi (  cara pemisahan berdasarkan
pemisahan zat-zat berwarna dan perbedaan adsorbsi zat penyusun
berikan contoh penggunaanya? campuran.
 contoh: pemisahan penyusun tinta.
127

KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS I DAN SIKLUS II

Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor Jumlah


Dasar Soal Soal Soal
SIKLUS I
Membandingkan Sifat Fisika  Pengertian sifat PG 1,5 3
sifat fisika dan dan sifat fisika dan sifat
sifat kimia. Kimia kimia uraian 1
 Pemahaman PG 2,6,10 5
tentang
perbedaan sifat uraian 2,3
fisika dan sifat
kimia
 Mengetahui PG 3,4,7,8, 7
pengaruh atau 9
pemanfaatan uraian
sifat fisika dan 4
sifat kimia
Jumlah soal PG 10
Jumlsh soal uraian 4
Jumlah soal seluruhnya 14
SIKLUS II
Melakukan Pemisahan  Pemahaman PG 1,2,3,4, 7
pemisahan Campuran pemisahan 9,
campuran campuran.
dengan berbagi uraian
cara berdasarkan 1,3
sifat fisika dan
sifat kimia.
 Pemahaman PG 5,6,8 4
penggunaan
pemisahan uraian 2
campuran.
 Pengetahuan PG 7,10 3
mengenai
fungsi bahan- uraian 4
bahan dalam
penjernihan air
secara
sederhana
Jumlah soal PG 10
Jumlsh soal uraian 4
Jumlah soal seluruhnya 14
128

PEDOMAN PENSKROAN

Teknik Penskoran Soal Pilihan Ganda

Alternatif Jawaban Skor


Benar 1
Salah 0

(Suharsimi, 2005:76)
129

SMP NEGERI 16 PURWOREJO

Jalan Wismo Aji No 7 Kecamatan Kutoarjo

SOAL TES AKHIR SIKLUS I

Hari/tanggal :

Nama :

Mapel/ Matri : IPA Fisika/ Sifat Fisika dan sifat Kimia

Kelas/No. Absen :

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling benar.

4. jika terjadi kesalahan memilih jawaban, coretlah dengan dua garis mendatar

pada jawaban yang salah itu, kemudian silanglah (X) jawaban yang anda

anggap betul.

B. Soal

1. Sifat yang dapat diamati secara langsung dan tidak berhubungan dengan
pembentukan zat baru adalah....
a. Sifat Biologi c. Sifat Fisika
b. Sifat Kimia d. Sifat komulatif
2. Berikut ini yang merupakan sifat fisika suatu zat adalah .....
a. Berkarat c. Korosif
b. Iritan d. Warna
130

3. Wujud zat pada sifat fisika dipengaruhi oleh.....


a. gaya c. arus
b. suhu dan tekanan d. asam asetat
4. Kekerasan suatu benda bergantung pada....
a. massa benda c. ikatan antar partikelnya
b. volume benda d. unsur penyusunnya
5. Sifat suatu zat yang berhubungan dengan pembentukan zat baru disebut....
a. sifat fisika c. sifat khas
b. sifat mekanik d. sifat kimia
6. Pernyataan yang benar dibawah ini adalah....
a. bau merupakan sifat kimia zat
b. mudah meledak merupakan sifat fisika zat
c. karatan merupakan sifat fisika zat
d. mudah berkarat merupakan sifat kimia zat
7. Bahan-bahan yang mudah meledak tidak boleh berinteraksi dengan.....
a. oksigen c. plastik
b. kaca d. kayu
8. Tembaga dimanfaatkan sebagai kabel listrik karena mempunyai sifat
fisika .....
a. mudah menghantarkan listrik
b. tidak dapat menghantarkan panas
c. sangat mudah berinteraksi dengan zat lain
d. mempunyai titik leleh rendah
9. Dibawah ini adalah contoh bahan kimia yang bersifat korosif adalah....
a. air c. asam sulfat pekat
b. alkohol d. air kelapa
10. Berikut ini adalah contoh sifat kimia zat, kecuali....
a. dapat berkarat c. kelarutan
b. korosif d. racun
131

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan

tepat!

1. Apa yang dimaksud dengan sifat fisika zat?

jawab:
1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.

2. Sebutkan empat sifat fisika suatu benda!

jawab:
8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.

3. Sebutkan empat contoh sifat kimia yang dimiliki suatu benda!

jawab:
15.
16. 17.
18. 19.
20. 21.

4. Mengapa tingkat kekerasan suatu zat berbeda-beda?

jawab:
22.
23. 24.
25. 26.
27. 28.
132

SMP NEGERI 16 PURWOREJO

Jalan Wismo Aji No 7 Kecamatan Kutoarjo

SOAL TES AKHIR SIKLUS II

Hari/tanggal :

Nama :

Mapel/ Materi : IPA Fisika/ Pemisahan Campuran

Kelas/No. Absen :

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang anda anggap paling benar.

4. jika terjadi kesalahan memilih jawaban, coretlah dengan dua garis mendatar

pada jawaban yang salah itu, kemudian silanglah (X) jawaban yang anda

anggap betul.

B. Soal

1. Berikut ini yang bukan merupakan metode pemisahan campuran


adalah....
a. filtrasi c. identifikasi
b. kristalisasi d. distilasi
2. Proses filtrasi alami dapat terjadi pada.....
a. Pemerahan susu sapi c. Pengolahan minyak bumi
b. Penyerapan air hujan oleh d. Pembuatan garam
tanah
133

3. Proses pemisahan campuran untuk memisahkan zat yang menyublim


ketika dipanaskan adalah....
a. sublimasi c. destilasi
b. kristalisasi d. filtrasi
4. Pemisahan campuran padatan dan cairan didasarkan atas perbedaan
ukuran partikel adalah....
a. destilasi c. kromatografi
b. penyaringan/filtrasi d. evaporasi
5. Dibawah ini yang termasuk penggunaan evaporasi adalah....
a. Proses pemisahan garam dari air laut
b. Pemisahan belerang dengan air tanah
c. Pemisahan gula pasir
d. Pengolahan solar
6. Avtur, kerosin, solar dapat diperoleh dari minyak bumi melalui proses....
a. penyaringan c. destilasi bertingkat
b. kromatografi d. sublimasi
7. Dalam proses penyaringan, dilakukan untuk mendapatkan air bersih dan
air kotor. Air bersih hasil penyaringan disebut sebagai.....
a. sari pati c. destilat
b. ekstrak d. filtrat
8. Destilasi dapat digunakan untuk pemisahan campuran berikut ini,
kecuali....
a. bensin dan solar dari minyak bumi
b. campuran alkohol dan air
c. campuran minyak tanah dan kerosin dari minyak bumi
d. campuran air dan pasir
9. Cara pemisahan campuran untuk memisahkan zat berwarna disebut....
a. destilasi c. adsorbsi
b. kromatografi d. ekstraksi
10. Fungsi karbon yang digunakan dalam proses pengolahan air bersih dalam
PDAM adalah....
a. untuk menjernihkan air c. untuk mengkristalkan kotoran
b. untuk membunuh kuman d. untuk menyerap air
134

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan

tepat!

1. Sebutkan 4 metode pemisahan campuran?

jawab:
29.
30. 31.
32. 33.
34. 35.

2. Apa yang dimaksud metode destilasi beserta contohnya!

jawab:
36.
37. 38.
39. 40.
41. 42.

3. Jelaskan tentang metode kromatografi?

jawab:
43.
44. 45.
46. 47.
48. 49.

4. Apa fungsi sabut kelapa dan arang pada alat penjernihan air sederhana?

jawab:
50.
51. 52.
53. 54.
55. 56.
135

KUNCI JAWABAN DAN CARA PENSKORAN

TES AKHIR SIKLUS I

A. Soal Pilihan Ganda

1. C
2. D
3. B
4. C
5. D
6. D
7. A
8. A
9. C
10. C

PEDOMAN PENSKORAN

TEKNIK PENSKORAN PILIHAN GANDA TANPA HUKUMAN

Alternatif Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

(Suharsimi, 2005: 76)


136

B. Soal Uraian

No Jawaban Skor
1. Sifat fisika adalah sifat yang dapat diamati  Jawaban sesuai/
secara langsung dan tidak berhubungan dengan dengan kalimat lain
pembentukan zat baru. yang intinya sama
diberi skor 2.
 Jika terdapat kata
kalimat diamati secara
langsung atau tidak
berhubungan dengan
pembentukan zat baru
diberi skor 1.
 jika salah skor nol.
2. Wujud zat, warna, kelarutan, titik lebur(titik Jika menyebutkan 4
leleh), titik didih, daya hantar panas diantara kunci jawaban
(konduktivitas), daya hantar listrik, massa jenis, Skor total adalah 3.
kekerasan, kemagnetan, dan rasa. ketentuan lainnya:
 Benar 1 skor 0,5
 Benar 2 skor 1,5
 Benar 3 skor 2,5
 Jika salah skor nol.
3. Mudah terbakar, mudah berkarat, mudah Jika menyebutkan 4
membusuk, korosif, mudah meledak diantara kunci jawaban
(explosive), beracun, sifat asam dan basa. Skor total adalah 3.
ketentuan lainnya:
 Benar 1 skor 0,5
 Benar 2 skor 1,5
 Benar 3 skor 2,5
 Jika salah skor nol.
4. Karena kekerasan suatu benda berhubungan  Jawaban sesuai/
pada ikatan antar partikelnya dengan kalimat lain
yang intinya sama
diberi skor 2.
Ketentuan lainnya:
 Jika jawaban
menyrempet skor 1.
 Jika salah skor nol.

TOTAL SKOR 10
C. Pedoman Pensekoran Seluruhnya

+
= ×
137

KUNCI JAWABAN DAN CARA PENSKORAN

TES AKHIR SIKLUS II

A. Soal Pilihan Ganda

1. C
2. B
3. A
4. B
5. A
6. C
7. D
8. D
9. B
10. D

PEDOMAN PENSKORAN

TEKNIK PENSKORAN PILIHAN GANDA TANPA HUKUMAN

Alternatif Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

(Suharsimi, 2005: 76)


138

B. Soal Uraian

No Jawaban Skor
1. pengayaan, penyaringan(filtrasi), evaporasi, Jika menyebutkan 4
kristalisasi, pelarutan, penggunaan magnet, diantara kunci jawaban
sublimasi, destilasi/penyulingan, corong pisah, Skor total adalah 3.
kromatografi. ketentuan lainnya:
 Benar 1 skor 0,5
 Benar 2 skor 1,5
 Benar 3 skor 2,5
 Jika salah skor nol.

2. Destilasi adalah metode yang digunakan untuk Jawaban sesuai/


dengan kalimat lain
memisahkan zat-zat penyusun campuran yang
yang intinya sama dan
berupa larutan berdasarkan titik didihnya. salah satu contoh benar
diberi skor 3.
contoh: pemisahan air tawar dari air laut,
Ketentuan lainnya:
pengolahan minyak bumi menjadi kerosin solar
dan bensin.  Jika hanya benar salah
satu skor 1,5.
 Jika salah skor nol.
3. cara pemisahan berdasarkan perbedaan adsorbsi  Jawaban sesuai/
dengan kalimat lain
zat penyusun campuran. atau proses pemisahan
yang intinya sama
campuran yang didasarkan pada kecepatan diberi skor 2.
Ketentuan lainnya:
merambat antar partikel-partikel zat yang
 Jika jawaban
dicampur. menyrempet skor 1.
 Jika salah skor nol.

4.  fungsi sabut kelapa adalah untuk menyaring air. Jawaban sesuai/ dengan
 fungsi arang adalah untuk menyerap kalimat lain yang
air/menyaring air dan menghilangkan bau tidak intinya sama diberi skor
enak air. 2.
ketentuan lainnya:
 Jika benar salah satu
atau hanya dijawab
salah satu skor 1
 Jika salah skor nol.
TOTAL SKOR 10
C. Pedoman Pensekoran Seluruhnya

+
= ×
139
139

Lampiran 3

Data Hasil Penelitian

a. Daftar Nama Siswa Kelas VII A

b. Daftar Anggota Kelompok Siklus I dan Siklus II

c. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

d. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I

e. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II

f. Hasil observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

g. Hasil observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I

h. Hasil observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II

i. Rekapitulasi hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus

j. Rekapitulasi hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I

k. Rekapitulasi hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II


l. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Scramble Siklus I
m. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran

Scramble Siklus II

n. Nilai Kinerja Kelompok Siklus I

o. Nilai Kinerja Kelompok Siklus II

p. Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

q. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siklus I

r. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siklus II

s. Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I

t. Foto Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus II


140

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII A


SMP NEGERI 16 PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NO. NAMA SISWA L/P


1 Asyiah Widayati P
2 Ayu Lestari P
3 Cintya Setyoningrum P
4 Dyah Putri Ardiyana P
5 Erna Susanti P
6 Fajar Indah Gustati P
7 Merthifah Setyowati P
8 Nani Agustin P
9 Putri Anggraini P
10 Ragil Saputri P
11 Ratry Aprilliana Wulan Sari P
12 Riski Ayuningtyas P
13 Sekar Setyoningsih P
14 Tiwi Novitasari P
15 Ulfah Nurul Azizah P
16 Widanti P
17 Achmad Nurudin L
18 Achmad Syarifudin L
19 Aditya Hery Sutanto L
20 Aditya Yulianto Nugroho L
21 Asktin Muhcdiyyan L
22 Ambar Wahyu Adi Prabowo L
23 Bangun Nuryanto L
24 Bayu Romadhon L
25 Danang Muhammad Fauzy L
26 Ibnu Jafar Prabowo L
27 Imam Suronto L
28 Muhammad Khoirul Anwar L
29 Muhammad Khoyinatul Asror L
30 Muslimin L
31 Wahid Ramdhani L
141

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK SIKLUS I

 KELOMPOK I  KELOMPOK V
1. Asyiah Widayati 1. Ragil Saputri
2. Cintya Setyoningrum 2. Ratry Aprilliana Wulan Sari
3. Achmad Nurudin 3. Danang Muhammad Fauzy
4. Achmad Syarifudin 4. Ibnu Jafar Prabowo

 KELOMPOK II  KELOMPOK VI
1. Dyah Putri Ardiyana 1. Riski Ayuningtyas
2. Ayu Lestari 2. Sekar Setyoningsih
3. Aditya Hery Sutanto 3. Imam Suroto
4. Aditya Yulianto Nugroho 4. Muhammad Khoirul Anwar

 KELOMPOK III  KELOMPOK VII


1. Erna Susanti 1. Muhammad Khozinatul Asror
2. Nani Agustin 2. Muslimin
3. Akstin Muchdiyyan 3. Wahid Ramdhani
4. Ambar Wahyu Adhi Prabowo

 KELOMPOK IV  KELOMPOK VIII


1. Marthifah Setyowati 1. Tiwi Novitasari
2. Putri Anggraini 2. Ulfah Nurul Azizah
3. Bangun Nuryanto 3. Widanti
4. Bayu Romadhon 4. Fajar Indah Gustanti
142

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK SIKLUS II

 KELOMPOK I  KELOMPOK V
1. Asyiah Widayati 1. Muhammad Khoirul Anwar
2. Ayu Lestari 2. Bayu Romadhon
3. Cintya Setyoningrum 3. Wahid Ramdhani
4. Riski Ayuningtyas 4. Danang Muhammad Fauzy
 KELOMPOK II  KELOMPOK VI
1. Muslimin 1. Dyah Putri Ardiyana
2. Imam Suroto 2. Marthifah Setyowati
3. Akstin Muchdiyyan 3. Putri Anggraini
4. Bangun Nuryanto 4. Ratry Aprilliana Wulan Sari

 KELOMPOK III  KELOMPOK VII


1. Achmad Nurudin 1. Fajar Indah Gustanti
2. Aditya Hery Sutanto 2. Sekar Setyoningsih
3. Ambar Wahyu Adhi Prabowo 3. Tiwi Novitasari
4. Widanti
 KELOMPOK IV  KELOMPOK VIII
1. Erna Susanti 1. Achmad Syarifudin
2. Nani Agustin 2. Aditya Yulianto Nugroho
3. Ragil Saputri 3. Ibnu Jafar Prabowo
4. Ulfah Nurul Azizah 4. Muhammad Khozinatul Asror
143

Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Pra Siklus

No. Nama No Butir soal Pernyataan Skor


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
2 Ayu Lestari 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 11
3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11
4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 9
5 Erna Susanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
6 Fajar Indah Gustati 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
7 Merthifah Setyowati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 8
8 Nani Agustin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 11
10 Ragil Saputri 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10
11 Ratry Aprilliana W.S. 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 7
12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11
13 Sekar Setyoningsih 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8
14 Tiwi Novitasari 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 8
15 Ulfah Nurul Azizah 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 10
16 Widanti 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
17 Achmad Nurudin 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 10
18 Achmad Syarifudin 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 7
19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6
20 Aditya Yulianto N. 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 7
21 Asktin Muhcdiyyan 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7
22 Ambar Wahyu Adi P. 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
23 Bangun Nuryanto 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 9
24 Bayu Romadhon 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 7
25 Danang Muhammad F. 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 8
26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 7
144

27 Imam Suronto 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 6
28 Muhammad Khoirul A. 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 8
29 Muhammad Khoyinatul A. 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4
30 Muslimin 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 6
31 Wahid Ramdhani 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 7
Jumlah 27 20 23 15 16 22 21 15 17 16 18 4 23 21 12 270
Persentase (%) 87, 64, 74, 48, 51, 70, 67, 48, 54, 51, 58, 12, 74, 67, 38, 58,06
10 52 19 39 61 97 74 39 84 61 06 90 19 74 71
145

Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Siklus I

No. Nama No Butir soal Pernyataan Skor


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 11
2 Ayu Lestari 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12
5 Erna Susanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
6 Fajar Indah Gustati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
7 Merthifah Setyowati 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
8 Nani Agustin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13
10 Ragil Saputri 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
11 Ratry Aprilliana W.S. 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 10
12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12
13 Sekar Setyoningsih 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 10
14 Tiwi Novitasari 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9
15 Ulfah Nurul Azizah 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10
16 Widanti 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
17 Achmad Nurudin 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11
18 Achmad Syarifudin 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 10
19 Aditya Hery Sutanto 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 8
20 Aditya Yulianto N. 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 8
21 Asktin Muhcdiyyan 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 12
22 Ambar Wahyu Adi P. 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 9
23 Bangun Nuryanto 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 11
24 Bayu Romadhon 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 9
25 Danang Muhammad F. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
26 Ibnu Jafar Prabowo 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13
27 Imam Suronto 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 10
146

28 Muhammad Khoirul A. 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12
29 Muhammad Khoyinatul A. 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11
30 Muslimin 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 7
31 Wahid Ramdhani 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7
Jumlah 31 25 24 16 19 26 25 16 28 25 28 4 28 27 17 339
Persentase (%) 10 80, 77, 51, 61, 83, 80, 51, 90, 80, 90, 12, 90, 87, 54, 72,90
0 65 42 61 29 87 65 61 32 65 32 90 32 10 84
147

Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Siklus II

No. Nama No Butir soal Pernyataan Skor


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
2 Ayu Lestari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
5 Erna Susanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
6 Fajar Indah Gustati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
7 Merthifah Setyowati 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
8 Nani Agustin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
9 Putri Anggraini 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12
10 Ragil Saputri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
11 Ratry Aprilliana W.S. 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10
12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
13 Sekar Setyoningsih 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 8
14 Tiwi Novitasari 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 11
15 Ulfah Nurul Azizah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13
16 Widanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
17 Achmad Nurudin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
18 Achmad Syarifudin 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12
19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
20 Aditya Yulianto N. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11
21 Asktin Muhcdiyyan 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 12
22 Ambar Wahyu Adi P. 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 8
23 Bangun Nuryanto 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
24 Bayu Romadhon 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 9
25 Danang Muhammad F. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13
27 Imam Suronto 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 10
148

28 Muhammad Khoirul A. 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12
29 Muhammad Khoyinatul A. 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12
30 Muslimin 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 9
31 Wahid Ramdhani 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12
Jumlah 31 27 26 19 24 28 28 20 30 25 29 9 29 29 24 378
Persentase (%) 10 87, 83, 61, 77, 90, 90, 64, 96, 80, 93, 29, 93, 93, 77, 81,29
0 10 87 29 42 32 32 52 77 65 55 03 55 55 42
149

Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Pra Siklus

Jumlah yang teramati

Persentase
Observator Persentase Observator
No Pernyataan 1 (%) 2 (%)

1 Dalam pembelajaran siswa selalu 21 67.74 23 74.19


memperhatikan guru.

2 Siswa berusaha mempersiapkan diri untuk 18 58.06 20 64.52


mengikuti pelajaran.

3 Siswa mengulang kembali soal-soal yang


telah dikerjakan, dengan harapan 9 29.03 8 25.81
mendapatkan nilai baik.

4 Siswa mengerjakan soal-soal dengan 10 32.26 9 29.03


percaya diri dan sungguh-sungguh.

5 Siswa mempelajari sesuatu yang menarik 16 51.61 14 45.16


dan terlihat senang.

6 Siswa puas terhadap penilaian kelompok 15 48.39 18 58.06


maupun tes individu.

7 Siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa 10 32.26 11 35.48


menunggu jawaban dari teman.

8 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. 20 64.52 20 64.52

9 Siswa mencoba mencaridi buku pelajaran


saat menemui materi yang belum dipahami. 10 32.26 14 45.16

10 Siswa bertanya kepada teman atau guru


ketika menemui hal yang belum dipahami. 13 41.94 12 38.71

Jumlah 142 458.06 149 480.65

Rerata 14.2 45.81 14.9 48.06

Jumlah Total Observator I dan II 291

Rerata Total Observator I dan II 14.55

Rata-rata ProsentaseObservator I dan II


(%) 46.94
150

Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Siklus I

Jumlah yang teramati

Persentase
Observator Persentase Observator
No Pernyataan 1 (%) 2 (%)

1 Dalam pembelajaran siswa selalu memperhatikan


guru. 31 100.00 26 83.87

2 Siswa berusaha mempersiapkan diri untuk


mengikuti pelajaran. 20 64.52 18 58.06

3 Siswa mengulang kembali soal-soal yang telah


dikerjakan, dengan harapan mendapatkan nilai 13 41.94 15 48.39
baik.

4 Siswa mengerjakan soal-soal dengan percaya diri


dan sungguh-sungguh. 16 51.61 15 48.39

5 Siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan


terlihat senang. 22 70.97 19 61.29

6 Siswa puas terhadap penilaian kelompok maupun


tes individu. 23 74.19 20 64.52

7 Siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa


menunggu jawaban dari teman. 18 58.06 15 48.39

8 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. 23 74.19 21 67.74

9 Siswa mencoba mencaridi buku pelajaran saat


menemui materi yang belum dipahami. 15 48.39 13 41.94

10 Siswa bertanya kepada teman atau guru ketika


18 58.06 16 51.61
menemui hal yang belum dipahami.

Jumlah 199 641.94 178 574.19

Rerata 19.9 64.19 17.8 57.42

Jumlah Total Observator I dan II 377

Rerata Total Observator I dan II 18.85

Rata-rata ProsentaseObservator I dan II (%) 60.81


151

Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika) Siklus II

Jumlah yang teramati

Persentase
Observator Persentase Observator
No Pernyataan 1 (%) 2 (%)

1 Dalam pembelajaran siswa selalu memperhatikan


guru. 31 100,00 28 90,32

2 Siswa berusaha mempersiapkan diri untuk


mengikuti pelajaran. 23 74,19 22 70,97

3 Siswa mengulang kembali soal-soal yang telah


dikerjakan, dengan harapan mendapatkan nilai 20 64,52 16 51,61
baik.

4 Siswa mengerjakan soal-soal dengan percaya diri


dan sungguh-sungguh. 19 61,29 16 51,61

5 Siswa mempelajari sesuatu yang menarik dan


terlihat senang. 25 80,65 27 87,10

6 Siswa puas terhadap penilaian kelompok maupun


tes individu. 26 83,87 28 90,32

7 Siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa


menunggu jawaban dari teman. 19 61,29 17 54,84

8 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. 27 87,10 27 87,10

9 Siswa mencoba mencaridi buku pelajaran saat


menemui materi yang belum dipahami. 20 64,52 23 74,19

10 Siswa bertanya kepada teman atau guru ketika


21 67,74 20 64,52
menemui hal yang belum dipahami.

Jumlah 231 745,16 224 722,58

Rerata 23,1 74,52 22,4 72,26

Jumlah Total Observator I dan II 455

Rerata Total Observator I dan II 22,75

Rata-rata ProsentaseObservator I dan II (%) 73,39


152

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model


Pembelajara Scramble Siklus I

No. No.Butir Soal Pernyataan


Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Asyiah Widayati 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

2 Ayu Lestari 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

3 Cintya Setyoningrum 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8

5 Erna Susanti 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

6 Fajar Indah Gustati 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

7 Merthifah Setyowati 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6

8 Nani Agustin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

10 Ragil Saputri 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7

11 Ratry Aprilliana Wulan


Sari 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6

12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

13 Sekar Setyoningsih 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

14 Tiwi Novitasari 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7

15 Ulfah Nurul Azizah 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7

16 Widanti 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8

17 Achmad Nurudin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

18 Achmad Syarifudin 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4

19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

20 Aditya Yulianto Nugroho 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6

21 Asktin Muhcdiyyan 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6
153

22 Ambar Wahyu Adi


Prabowo 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6

23 Bangun Nuryanto 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

24 Bayu Romadhon 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7

25 Danang Muhammad
Fauzy 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9

26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8

27 Imam Suronto 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5

28 Muhammad Khoirul
Anwar 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7

29 Muhammad Khoyinatul
Asror 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8

30 Muslimin 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7

31 Wahid Ramdhani 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6

Jumlah 31 11 25 27 19 27 23 11 25 31 230

Persentase(%) 100 35,48 80,60 87,10 61,29 87,10 74,19 35,48 80,65 100 74,19
154

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model


Pembelajara Scramble Siklus II

No. No.Butir Soal


Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8

2 Ayu Lestari 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8

3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8

4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

5 Erna Susanti 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8

6 Fajar Indah Gustati 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7

7 Merthifah Setyowati 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6

8 Nani Agustin 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8

9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

10 Ragil Saputri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

11 Ratry Aprilliana
Wulan Sari 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6

12 Riski Ayuningtyas 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8

13 Sekar Setyoningsih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

14 Tiwi Novitasari 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7

15 Ulfah Nurul Azizah 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8

16 Widanti 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8

17 Achmad Nurudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

18 Achmad Syarifudin 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5

19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8

20 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 6
Aditya Yulianto
155

Nugroho

21 Asktin Muhcdiyyan 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7

22 Ambar Wahyu Adi


Prabowo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

23 Bangun Nuryanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

24 Bayu Romadhon 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7

25 Danang Muhammad
Fauzy 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

27 Imam Suronto 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6

28 Muhammad Khoirul
Anwar 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7

29 Muhammad
Khoyinatul A. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7

30 Muslimin 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8

31 Wahid Ramdhani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7

Jumlah 31 19 30 30 28 28 27 20 25 31 238

Persentase (%) 100 61,29 96,77 96,77 90,32 90,32 87,10 64,52 80,65 100 86,77
156

NILAI KINERJA KELOMPOK SIKLUS I

ANGGOTA KELOMPOK NILAI ANGGOTA KELOMPOK NILAI


 KELOMPOK I 100  KELOMPOK V 80
1. Asyiah Widayati 1. Ragil Saputri
2. Cintya Setyoningrum
2. Ratry Aprilliana Wulan Sari ( Salah
3. Achmad Nurudin
4. Achmad Syarifudin 3. Danang Muhammad Fauzy Nomor
4. Ibnu Jafar Prabowo 4 dan 8)
 KELOMPOK II 80  KELOMPOK VI 80
1. Dyah Putri Ardiyana 5. Riski Ayuningtyas
2. Ayu Lestari ( Salah 6. Sekar Setyoningsih (Salah
3. Aditya Hery Sutanto Nomor 4 7. Imam Suroto Nomor
4. Aditya Yulianto Nugroho dan 8) 1. Muhammad Khoirul Anwar 2 dan 3)

 KELOMPOK III 100  KELOMPOK VII 100


1. Erna Susanti 1. Muhammad Khozinatul Asror
2. Nani Agustin 2. Muslimin
3. Akstin Muchdiyyan 3. Wahid Ramdhani
4. Ambar Wahyu Adhi
Prabowo

 KELOMPOK IV 100  KELOMPOK VIII 100


1. Marthifah Setyowati 1. Tiwi Novitasari
2. Putri Anggraini 2. Ulfah Nurul Azizah
3. Bangun Nuryanto 3. Widanti
4. Bayu Romadhon 4. Fajar Indah Gustanti
157

ANGGOTA NILAI ANGGOTA NILAI


KELOMPOK KELOMPOK
 KELOMPOK I 100  KELOMPOK V 100
5. Asyiah Widayati 5. Muhammad Khoirul
6. Ayu Lestari Anwar
7. Cintya 6. Bayu Romadhon
Setyoningrum 7. Wahid Ramdhani
8. Riski Ayuningtyas 8. Danang Muhammad
Fauzy
 KELOMPOK II 100  KELOMPOK VI 100
5. Muslimin 5. Dyah Putri Ardiyana
6. Imam Suroto 6. Marthifah Setyowati
7. Akstin Muchdiyyan 7. Putri Anggraini
8. Bangun Nuryanto 8. Ratry Aprilliana
Wulan Sari
 KELOMPOK III 100  KELOMPOK VII 100
4. Achmad Nurudin 5. Fajar Indah Gustanti
5. Aditya Hery Sutanto 6. Sekar Setyoningsih
6. Ambar Wahyu Adhi 7. Tiwi Novitasari
Prabowo 8. Widanti
 KELOMPOK IV 100  KELOMPOK VIII 100
5. Erna Susanti 5. Achmad Syarifudin
6. Nani Agustin 6. Aditya Yulianto
Nugroho
7. Ragil Saputri
7. Ibnu Jafar Prabowo
8. Ulfah Nurul Azizah 8. Muhammad
Khozinatul Asror
158

HASIL BELAJAR PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II

No. Nama Siswa L/P Nilai Tes

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Asyiah Widayati P 72,00 95,00 90,00

2 Ayu Lestari P 65,00 75,00 100,00

3 Cintya Setyoningrum P 75,00 90,00 97,50

4 Dyah Putri Ardiyana P 42,50 35,00 75,00

5 Erna Susanti P 75,00 85,00 87,50

6 Fajar Indah Gustati P 80,00 85,00 90,00

7 Merthifah Setyowati P 80,00 90,00 100,00

8 Nani Agustin P 75,00 85,00 80,00

9 Putri Anggraini P 75,00 95,00 70,00

10 Ragil Saputri P 65,00 80,00 90,00

11 Ratry Aprilliana Wulan Sari P 62,50 85,00 90,00

12 Riski Ayuningtyas P 77,50 100,00 100,00

13 Sekar Setyoningsih P 52,50 85,00 70,00

14 Tiwi Novitasari P 62,50 100,00 90,00

15 Ulfah Nurul Azizah P 47,50 80,00 87,50

16 Widanti P 90,00 100,00 100,00

17 Achmad Nurudin L 62,50 80,00 82,50

18 Achmad Syarifudin L 50,00 75,00 87,50

19 Aditya Hery Sutanto L 42,50 52,50 77,50

20 Aditya Yulianto Nugroho L 22,50 42,50 95,00

21 Asktin Muhcdiyyan L 57,50 45,00 62,50

22 Ambar Wahyu Adi Prabowo L 22,50 22,50 87,50

23 Bangun Nuryanto L 37,50 45,00 95,00

24 Bayu Romadhon L 52,50 95,00 87,50

25 Danang Muhammad Fauzy L 62,50 80,00 87,50

26 Ibnu Jafar Prabowo L 50,00 70,00 87,50

Jumlah 1859,5 2407,50 2665,00

Rata-rata 59,98 77,66 85,97


159

Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siklus I Siswa dalam Pembelajaran


IPA (Fisika)

No. Nama No Butir soal Pernyataan Skor Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total

1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 3 3 2 19 95,00

2 Ayu Lestari 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 2 3 3 2 15 75,00

3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 18 90,00

4 Dyah Putri Ardiyana 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 7 35,00

5 Erna Susanti 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 2 3 3 2 17 85,00

6 Fajar Indah Gustati 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 2 3 3 2 17 85,00

7 Merthifah Setyowati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 0 18 90,00

8 Nani Agustin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 3 3 0 17 85,00

9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 3 3 2 19 95,00

10 Ragil Saputri 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 2 3 3 2 16 80,00

11 Ratry Aprilliana W.S. 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 3 3 2 17 85,00

12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 20 100,00

13 Sekar Setyoningsih 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 3 3 2 17 85,00

14 Tiwi Novitasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 20 100,00

15 Ulfah Nurul Azizah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 2 3 3 0 16 80,00

16 Widanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 20 100,00

17 Achmad Nurudin 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 2 3 3 2 16 80,00

18 Achmad Syarifudin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 0 0 15 75,00

19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 2,5 0 10,5 52,50

20 Aditya Yulianto N. 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1,5 0 8,5 42,50

21 Asktin Muhcdiyyan 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 2 2 0 0 9 45,00

22 Ambar Wahyu Adi P. 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1,5 0 4,5 22,50


160

23 Bangun Nuryanto 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 2 9 45,00

24 Bayu Romadhon 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 3 3 2 19 95,00

25 Danang Muhammad F. 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 2 3 3 2 16 80,00

26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 3 0 0 14 70,00

27 Imam Suronto 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 2 3 3 2 16 80,00

28 Muhammad Khoirul A. 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2 3 3 2 18 90,00

29 Muhammad Khoyinatul

A. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 3 3 2 18 90,00

30 Muslimin 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 2 3 3 2 15 75,00

31 Wahid Ramdhani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 20 100,00

Jumlah 30 25 26 17 28 18 23 26 21 18 52 80 75,5 42 481,5 2407,50

Rata-rata 77,66
161

Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siklus II Siswa dalam


Pembelajaran IPA (Fisika)

No. Nama No Butir soal Pernyataan Skor Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total

1 Asyiah Widayati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 1 18 90,00

2 Ayu Lestari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 20 100,00

3 Cintya Setyoningrum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2,5 3 2 2 19,5 97,50

4 Dyah Putri Ardiyana 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 3 0 2 2 15 75,00

5 Erna Susanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1,5 2 1 17,5 87,50

6 Fajar Indah Gustati 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 3 2 1 18 90,00

7 Merthifah Setyowati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 20 100,00

8 Nani Agustin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 2 1 16 80,00

9 Putri Anggraini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0 0 1 14 70,00

10 Ragil Saputri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 1 18 90,00

11 Ratry Aprilliana W.S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 1 18 90,00

12 Riski Ayuningtyas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 20 100,00

13 Sekar Setyoningsih 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 0 2 1 14 70,00

14 Tiwi Novitasari 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 3 2 1 18 90,00

15 Ulfah Nurul Azizah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50

16 Widanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 20 100,00

17 Achmad Nurudin 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 1,5 2 1 16,5 82,50

18 Achmad Syarifudin 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50

19 Aditya Hery Sutanto 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 3 1,5 2 1 15,5 77,50

20 Aditya Yulianto N. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 19 95,00

21 Asktin Muhcdiyyan 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 3 1,5 2 1 12,5 62,50

22 Ambar Wahyu Adi P. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50


162

23 Bangun Nuryanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 19 95,00

24 Bayu Romadhon 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50

25 Danang Muhammad F. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50

26 Ibnu Jafar Prabowo 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 1,5 2 2 17,5 87,50

27 Imam Suronto 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 2 1 14 70,00

28 Muhammad Khoirul A. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1,5 2 2 18,5 92,50

29 Muhammad Khoyinatul

A. 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 3 0 2 1 12 60,00

30 Muslimin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 17 85,00

31 Wahid Ramdhani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 2 1 18 90,00

Jumlah 30 29 31 27 27 25 28 28 29 26 91,5 57,5 60 44 533 2665,00

Rata-rata 85,97
163

FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA SIKLUS I

Gambar 1. Foto saat siswa mengisi Gambar 2. Foto ketika siswa sedang
lembar demonstrasi melakukan pencocokan kartu jawaban.

Gambar 3. Foto ketika siswa mulai Gambar 4. Foto saat presentasi


berdiskusi dalam pencocokan jawaban.
jawaban.
164

Gambar 5. Siswa Menyimak koreksi Gambar 6. Siswa menempelkan hasil


dan penjelasan guru. kinerja kelompoknya pada papan
tempel.

Gambar 7. Lembar tempel yang Gambar 8. Suasana siswa mengerjakan


telah ditempelkan pada papan tempel. tes akhir siklus I.
165

FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA SIKLUS II

Gambar 1. Foto saat guru Gambar 2. Foto guru senantiasa


menjelaskan langkah-langkah dalam mendampingi siswa sewaktu
pembelajaran menggunakan model pelaksanaan dengan model
pembelajaran scramble. pembelajaran scramble.

Gambar 3. Foto saat presentasi Gambar 4. Guru mencocokan jawaban


jawaban. dan memancing siswa untuk bertanya.
166

Gambar 5. Siswa termotivasi untuk Gambar 6. Siswa menempelkan hasil


bertanya. kinerja kelompoknya pada papan
tempel.

Gambar 7. Lembar tempel yang telah Gambar 8. Suasana siswa


ditempelkan pada papan tempel mengerjakan tes akhir siklus II.
179

Lampiran 4.

Berkas Administrasi

a. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing

b. Surat Permohonan Ijin Penelitian

c. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

d. Kartu Bimbingan Skripsi


180
181
182
183
184

Anda mungkin juga menyukai